Ketua KPU: Banyak Negara Mau Belajar Situng di Indonesia (original) (raw)

Jakarta, Beritasatu.com - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman mengklaim banyak negara yang tertarik dan mau belajar Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) KPU. Dia mengaku bahwa negara-negara ini ingin menerapkan Situng di negaranya sebagai bagian dari transparansi proses pemilu.

"Pada saat saya mempresentasikan tentang hal ini di banyak pemilu di banyak negara, justru kemudian banyak negara itu mau belajar ke Indonesia tentang Situng ini," ujar Arief dalam persidangan sengketa Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pilpres yang diajukan Prabowo-Sandi di Mahkamah Konstitusi (MK), Kamis (20/6).

Bahkan situng merupakan aplikasi yang baru pertama kali dilakukan dalam praktik pemilu di dunia. Situng digunakan KPU sebagai bagian transparansi dan keterbukaan sehingga proses

"Praktek ini praktek yang pertama di dunia, menampilkan scanning berita acara dari TPS, dan hasil perhitungannya. Itu pertama yang dilakukan sepanjang saya tahu ya diseluruh dunia," jelas Arief.

Lebih lanjut, Arief mengungkapkan bahwa pihaknya menerapkan situng untuk memberikan informasi kepada masyarakat. Selain itu, kata dia, situng bisa membangun kredibilitas dan kepercayaan publik terhadap pemilu.

"Itulah mengapa kami merasa keberadaan Situng sangat penting bukan hanya dia penting secara teknis untuk memberikan informasti tetapi dia penting untuk membagun kredibilitas, integritas, dan kepercayaan publik terrhadap Pemilu itu sendiri," pungkas Arief.

KPUKomisi Pemilihan UmumArief BudimanMKMahkamah KonstitusiPHPUPerselisihan Hasil Pemilihan Umum