Redaksi Raheema | Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak (original) (raw)
Papers by Redaksi Raheema
Multicultural education is a false sosial device to boost the schools' participation in order to ... more Multicultural education is a false sosial device to boost the schools' participation in order to build the awareness of multicultural society. It will be useful to strengthen the tolerance to realize the ability of working together above the differences. Teachers are the important roles on spreading the multicultural values to create the harmonious community. Furthermore, teachers are expected to introduce the symbols of nationality insight through the education process in the class or in the vast society. Besides, teachers are supposed to actively participate on the development of multiculturalism in Indonesia. So that, the exclusivity which triggers the interpersona or group conflict could be decreased. Teachers, particularly the religion teacher should teach not only the values in the religion's rituals, but also the universal values, such as justice, equality, humanity, kindness, honesty, and so on. Therefore, the religion teacher should thoughtfully profound the universal concepts believed by their own religion.
Islam is the graceful religion that gives the rules towards women about how they act to their hus... more Islam is the graceful religion that gives the rules towards women about how they act to their husband in domestic environment in order to build the togetherness fairly. Not to mention in the marriage life, the roles of wives are very important. They should behave politely, sweetly, kindly, and full of love and trust to their husband. Besides, a wife also should try to possess the adorable acts towards the husband. Moreover, as a mother for her children, a woman should also able to afford the rights and obligations to the children based on their physical dan psychological development, so that the children could contribute to the religion, country, and their nation. PENDAHULUAN Hak-hak asasi wanita telah mencapai tingkat signifikansi yang tinggi di era modern pada umumnya dan di dunia Islam pada khususnya. Secara historis, perempuan selalu berada di bawah laki-laki. Kaum wanita sering dianggap sebagai makhluk the second sex sebagaimana yang dijelaskan oleh Simon de Beauvoir. Namun demikian, semua kesan tersebut telah mengalami perubahan yang sangat cepat. Proses liberalisasi perempuan telah mencapai signifikan baru, khususnya setelah Perang Dunia Kedua (PD II) (Asghar Ali Engineer, 2003: 12). Kris Budiman (1999: 122) mengutip alKitab mengatakan bahwa Tuhan menciptakan wanita (Hawa) dari tulang rusuk lelaki (Adam) sebagai afterthought, untuk menjadi penolong atau supelmen pria (periksa Kitab Kejadian, 2: 21-23). Tetapi, peranan yang rendah ini kini ditolak oleh semakin banyak wanita. Status wanita berbeda-beda sepanjang zaman. Bila diukur dengan kekuatan dan partisipasinya dalam kehidupan sosial dan intelektual masyarakat, status mereka agak tinggi pada akhir kekaisaran Romawi, kemudian sangat menurun dengan penyebaran agama kristen " , begitu kata Horton dan Leslie, mengawali tulisannya tentang diskriminasi seks sebagai masalah sosial. Orang boleh setuju atau tidak dengan pendapatnya. Tetapi yang jelas, pandangan bahwa wanita adalah makhluk rendah bukan milik orang Yahudi saja. Kongfucu (Confucius) menyatakan bahwa ada dua jenis manusia yang sukar diurus, yaitu turunan orang rendahan dan wanita. Aristoteles, tokoh logika terkenal itu, malah menyebut wanita sebagai manusia yang belum selesai, yang tertahan dalam perkembangan tingkat bawah (Jalaluddin Rahmat, 1986: 124). Bahkan dalam ideologi patriarki, secara tegas disebutkan bagaimana bentuk kekuasaan laki-laki terhadap perempuan, yang pada akhirnya juga memasuki ruang negara. Dengan demikian, tampaknya pihak negara dan semua kebijakannya masih menunjukkan upaya mengukuhkan ideologi patriarki dalam berbagai kebijakannya. Selain dalam konsep perkawinan, juga dalam bidang organisasi dan pemerintahan (Zohra Andi Baso, 2000: 8). Pada zaman jahiliah, wanita juga menempati posisi yang sangat terhina, dia tidak memiliki hak untuk memperoleh warisan bahkan dapat diwariskan oleh suaminya kepada anak
Based on the facts and society complaints on National Child Protection Commission along 2010-2014... more Based on the facts and society complaints on National Child Protection Commission along 2010-2014, the commission concludes that nowadays Indonesia is in the state of " emergency " especially for child violences. Furthermore, the numerous cases of student abuse in madrasah highly rise. This writing elaborates how to manage the leadership and non-violence study towards student in madrasah. Moreover, the action is implemented without violence acts and languages. PENDAHULUAN Manusia adalah sebaik-baiknya ciptaan Allah SWT (QS 95: 4). Kesempurnaan penciptaan manusia ini tentu saja bukan karena semata-mata mempunyai fisik yang baik, tapi juga karena dibekali oleh Allah SWT kemampuan berpikir, merasa, dan berbagai potensi lainnya. Dengan berbekal potensi inilah, manusia memainkan peranannya sebagai makhluk sosial, makhluk berbudaya, makhluk beragama, dan lain-lain. Berbekal potensi-potensi manusia ini jugalah, manusia berinteraksi dengan sesamanya serta dengan lingkungannya. Hal ini dikarenakan secara fitrah, manusia sulit untuk hidup sendiri tanpa berinteraksi dengan sesamanya serta lingkungannya. Manusia hidup secara berkelompok, dalam kelompok besar atau kelompok kecil. Hidup berkelompok senyatanya tidaklah mudah. Hidup berkelompok menghendaki harmonisasi, yaitu suatu keadaan saling menghormati dan menghargai. Harmonisasi ini perlu dijaga, dan menjadi bagian tugas yang dibebankan Tuhan kepada manusia, sebagai makhluk yang derajatnya lebih tinggi dibandingkan yang lain. Seperti dimafhumi, anugerah Tuhan pada manusia berupa kemampuan berpikir, memilah dan memilih mana yang baik dan buruk, harusnya dapat dimanfaatkan positif untuk mengelola harmonisasi di lingkungannya dan mendukung fitrahnya sebagai khalifah, seorang leader atau seorang pemimpin. Berdasarkan Hadits Rasulullah SAW: " Setiap dari kalian adalah pemimpin dan setiap dari kalian akan ditanya tentang kepemimpinannya " (HR Bukhari), maka setiap dari kita harus tahu konsep leadership sehingga dapat mempertanggungjawabkannya secara baik dan benar. Dalam ajaran agama Islam, setiap manusia adalah leader, apakah ia sebagai kepala keluarga, sebagai imam suatu umat, seorang wanita yang kedudukannya sebagai ibu rumah tangga dan bahkan seorang pembantu sekalipun ia adalah seorang leader. Namun yang terjadi manusia seringkali tidak menyadari eksistensinya ini. Manusia yang secara fitrahnya mewarisi potensi sebagai khalifah atau leader, yang harusnya mempunyai
The case of violences in education is often seen in Indonesia. The education institution should a... more The case of violences in education is often seen in Indonesia. The education institution should appropriately be the place to create the real mankind. Furthermore, it also prepares the smart generation, emotionally and spiritually. Despite it is not always a core of student development. Moreover, the abuse acts always happening are the indicator that the education process is still far from humanity values. Education, furthermore, is not only the obligation of spiritual dedication, especially for Moslem man and woman, but also as a place that should produce the scholars. Besides, they are prepared for accomplishing the humanity problems, for instance, poverty, idiocy, suppression, and terrorism. Therefore, education contributes to prevent and reduce conflict. Then, it is also designed specifically to counter violences. Overall, a concept of effective education of applying the study method absorbed by religious and cultural values. PENDAHULUAN Kekerasan dalam pendidikan bukanlah merupakan hal yang baru. Sebuah prakarsa yang mengedepankan pencapaian hasil maksimal melalui segala upaya atas nama kebenaran ilmu pengetahuan. Ini adalah suatu tujuan yang sangat mulia, tetapi disisi lain mengenyampingkan sisi kemanusian dan budaya ketimuran. Masih ingat dalam benak kita, peristiwa kekerasan di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) yang dilakukan senior tehadap junior di tahun 2003 yang menewasakan Wahyu Hidayat dan seorang praja lainnya yang bernama Cliff Muntu di tahun 2007. Tidak hanya IPDN, di tahun 2014 kasus kekerasan juga ikut merengut nyawa Dimas Dikita Handoko salah seorang siswa di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP). Disusul lagi dengan kasus seksual terhadap siswa Taman Kanak-Kanak di sekolah bertaraf internasional Jakarta International School (JIS) tahun 2014. Berbagai kasus-kasus tersebut semakin menambah panjang daftar jumlah korban yang yang berjatuhan dalam lembaga kependidikan, dan hal ini seakan mengindikasikan bahwa dunia pendidikan di tanah air telah menebar teror bagi anak didiknya sendiri. Memang, situasi di Indonesia saat ini belum separah seperti yang dialami negara-negara yang sedang menghadapi konflik di Timur Tengah, diantaranya Palestina, Suriah, dan Irak. Anak-anak di daerah tersebut seperti telah dilatih untuk mengenal senjata dan berhadapan dengan maut setiap harinya. Bahkan di wilayah tertentu pernah tercatat pada tahun 1991, pemberontakan Sierra Leone, Afrika telah memaksa anak-anak mereka menjadi tentara yang kejam terhadap warga sipil setelah terlebih dahulu mereka menyaksikan orangtuanya dibunuh.
Nowadays, television could not be separated from sophisticated people. Furthermore, for the most ... more Nowadays, television could not be separated from sophisticated people. Furthermore, for the most of people, television is an accompanying. Meanwhile, it is used as a source of information and entertainment for others. The modern people evenly depend on television. However, television does not merely afford the enjoyment and educative values, it also possesses the dark sides and negative effects. Based on Cultivation Theory, people who watch television intensely more than 4 hours tend to construct the aired program as a reality. It is similar to Indonesian television businesses, due to the number of advertisements, not all programs could be watched. For instance, Ganteng-ganteng Srigala, 7 Manusia Harimau, Naruto and so forth, contain the negative values, such as anarchism, vandalism, and sensuality. Eventually, if the adults do not undertake the strengthening effort to filter the negative programs, the audiences perhaps will fall to the negative values of television. Periode abad XX adalah babak baru revolusi pertelekomunikasian dunia. Pada periode ini ditandai dengan penemuan spektakuler dengan teknologi tinggi seperti komunikasi satelit, serat optik, internet, radar, telpon mobile dan lain-lain. Kecanggihan pertelekomunikasian bagi sebagian orang menyebutnya dengan globalisasi informasi. Globalisasi informasi meniscayakan dunia menjadi desa kecil yang mampat. Dengan teknologi jarak-ruang semakin diperkecil dan diperpendek. Konsep waktu juga dimampatkan pada wilayah ini. Dulu orang hanya mengerjakan satu pekerjaan dalam satu waktu. Dengan teknologi, orang dapat mengerjakan beberapa hal dalam waktu bersamaan. Memasak sambil menonton televisi, sambil menerima telpon, sambil mengirim email dan lain sebagainya. Menurut istilah Jhon Keane yang dikutip oleh Yasraf Amir Pilliang (2005,12), saat sekarang sedang terjadi " keberlimpahan komunikasi " atau " tumpah-ruah komunikasi ". Segala macam bentuk informasi, yang datang dari mana saja menjadi menu suguhan setiap saat, mulai dari informasi politik, ekonomi, sosial, budaya, kehidupan selebritis, olah raga, pesta dan lain-lainnya lagi. Ia dapat diakses oleh siapa saja tanpa pembatas usia, tua, dewasa, remaja bahkan anak-anak sekalipun. Ia juga dapat dinikmati baik dalam bentuk gambar visual, audio, ataupun teks. Semuanya sekarang ini telah diredusir dalam bentuk layar kaca baik televisi maupun komputer dan telah menjadi ruang private karena ia dapat diakses dalam sebuah bilik kamar tidur. Masyarakat sekarang ini telah betul-betul kebanjiran informasi. Fenomena kelimpah-ruahan informasi ini tentu saja juga menyertakan dampak negatif. Terkadang sajian informasi tanpa sungkan mempertontonkan wilayah yang dulu dianggap tabu dan sakral. Informasi menjadi senjata yang menelusuk ruang dan batas-batas moralitas. Dieter Lenze (dalam Pilliang, 2005) juga mengatakan bahwa televisi dan video juga telah menghilangkan batas sosiologis. Yang tadinya vandalisme, anarkisme, kriminalitas bahkan sexsualitas hanya untuk orang dewasa, karena televisi dapat ditonton anak-anak, maka batas antara dewasa dan anak menjadi tidak ada lagi. Dalam bahasa yang lebih sedikit filosofis, kita yang telah mengakses
Tumbuhkembang anak baik fisik maupun fsikis adalah yang utama. Bangunan kepercayaan anak dalam me... more Tumbuhkembang anak baik fisik maupun fsikis adalah yang utama. Bangunan kepercayaan anak dalam menerima kasih sayang orangtua sepanjang pengasuhan membutuhkan hubungan interaksi yang kontinyu. Sepanjang perjalanan anak menuju dewasa tak jarang menimbulkan problem tersendiri bagi anak. Hubungan yang tidak harmonis, pemaksaan kehendak dan orangtua berposisi sebagai pemilik anak, sejatinya telah menjerumuskan anak sebagai korban dari perilaku orangtua. Sehingga tak jarang menimbulkan kekerberasan pada anak dalam berbagai bentuk yang terus saja menjadi trending topik di masyarakat. Kekerasan pada anak telah berakibat fatal pada perkembangannya dalam keluarga maupun lingkungan hal ini ditunjukkan dengan semakin meningkatnya kasus kekerasan maupun kejahatan pada anak. Memupuk komunikasi sejak dini menjadi salah satu pra syarat yang dibutuhkan dalam membangun hubungan orangtua dan anak. Dalam Islam komunikasi ini dikenal mulai sejak dari dalam kandungan. Berbagai manfaat positif ditimbulkan dari hubungan komunikasi yang baik antara orangtua dan anak. Hal ini menjadi langkah terdekat bagi orangtua dan keluarga dalam mencegah meningkatnya kekerasan pada anak. PENDAHULUAN Anak adalah suatu proses tumbuh kembang suatu bangsa di masa depan yang memiliki sifat dan ciri khusus yang terletakpada sikap dan perilakunya dalam memahami dunia. Segala kejadian yang dialami di masa kecil adalah masa dimana anak perlu mengkompromikan segala sesuatu serta belajar untuk mengahadapi segala sesuatu baik kekalahan dan ketakutan yang tidak bisa dihadapi di masa kanaka-kanak akan terus dibawa sebagai pemicu kegagalan di masa dewasa. (Sumber Kementerian Pemberdayaan perempuan dan Anak, 2011). Sebagai makhluk yang lemah, yang butuh banyak perhatian dan kasih sayang, anak mempunyai hak untuk memperoleh kehidupan yang layak, dibina dan didik dalam keluarganya. Bukan sebaliknya, anak dieksploitasi, anak mendapat kekerasan fisik maupun psikis sebagaimana yang terjadi di Indonesia beberapa tahun terakhir. Sebagaimana kita ketahui, beberapa tahun terakhir, masyarakat Indonesia digemparkan oleh banyaknya kasus kekerasan terhadap anak. Parahnya, kekerasan yang terjadi pada anak dilakukan oleh orang-orang yang berada dekat dengan anak. Pelaku kekerasan itu berasal dari orangtua kandung, ayah atau ibu tiri atau orangtua angkat, paman, kakek, guru. Di Indonesia terjadi peningkatan kasus kekerasan dari tahun 2010 hingga 410 kasus meningkat jadi 480 pada tahun 2011 dan 673 kasus pada tahun 2012. Data BARESKRIM POLRI menyebutkan bahwa selama 2010 s.d 2013 terdapat 467 kasus trafficking yang sebagian besar korbannya adalah anak perempuan. Jenis pekerjaan yang mengekspolitasi anak terbesar adalah eksploitasi seks komersial anak (ESKA) sebanyak 205 kasus, ekspolitasi ekonomi (pekerja anak)
Domestic Violence can happen to anyone, even though the family is considered as the best place fo... more Domestic Violence can happen to anyone, even though the family is considered as the best place for children's development. Some reports indicate that children in the family, often the victims of violence perpetrated by family members either directly or indirectly. Whereas the effects of this violence have the possibility of the same in the form of psychological trauma for children and eventually lead them to have a false perception of the violence, and assume that violence is one right way to resolve the issue. The experience of watching, hearing, even experienced violence in the family will no doubt lead to negative effects on the psychological of children. There are among children who experienced violence as a child, suffered prolonged trauma and lead to behavioral depression. But there are also some cases that actually show that children who have experienced violence in the past would later become perpetrators of the same crime as the first ever experienced. Not only short-term treatment should be the primary focus of handling trauma cases occurring in children. But should also be pursued in the long-term handling of recovery of post-traumatic stress disorder on children who have been traumatized. So, while reviving confidence in children, the support of families and civils become very important in creating a healthy environment for the child that lives in the present and future. PENDAHULUAN Pada beberapa dekade terakhir, angka Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) mengalami kenaikan yang signifikan, seiring bertambahnya jumlah penduduk, kemajuan teknologi serta kehidupan masyarakat yang semakin kompleks. Kekerasan dalam rumah tangga menurut Inu Wicaksono (2008: 73) dapat diartikan sebagai; Perilaku menyakiti dan mencederai secara fisik maupun psikis emosional yang mengakibatkan kesakitan dan distress (penderitaan subyektif) yang tidak dikehendaki oleh pihak yang disakiti yang terjadi dalam lingkup keluarga (rumah tangga) antar pasangan suami isteri (intimate partners), atau terhadap anak-anak, atau anggota keluarga lain, atau terhadap orang yang tinggal serumah (misal, pembantu rumah tangga).
The violence behavior on children is often performed by the closest people of them, such as paren... more The violence behavior on children is often performed by the closest people of them, such as parents, family, and school environment. There are four categories of violence acts on children: negligence, physical assault, psychological and emotional harassment, and sexual harassment. This paper explores the counseling or the supporting towards the children experiencing the violence behaviors. Furthermore, those behaviors include the types of abuse acts, the causes of violence acts, and the counseling given to the children and family that encounter the violence behaviors. PENDAHULUAN Anak merupakan dambaan setiap pasangan yang telah menikah. Bagi pasangan yang tidak bisa atau belum dikarunia anak, pasti akan sangat berharap hadirnya seorang anak dalam kehidupan mereka. Melalui berbagai cara dan usaha dilakukan untuk memperoleh anak. Berbeda dengan pasangan yang telah memiliki anak, berbagai cara memperlakukan anak, ada yang otoriter dengan alasan sangat menyanyangi anak-anak mereka, ada yang tipe otoritatif anak diperlakukan bebas, terbatas dan bertanggungjawab, ada lagi tipe yang selain kedua di atas yaitu tipe permisif. Tipe ini biasanya membiarkan anak-anak mereka mengatur hidup mereka sendiri, mungkin karena kesibukan orangtua atau tidak mengetahui cara mengasuh anak. Anak adalah amanah atau titipan Allah SWT kepada kita. Untuk itu diperlukan ilmu dan kesabaran dalam mengasuh, mendidik dan merawat anak. Keluarga merupakan pendidikan pertama dan utama bagi anak (Mansur: 2005). Berawal dari keluarga, anak belajar berbagai hal. Namun, terkadang melalui keluarga dan orang-orang terdekat, anak memperoleh perilaku kekerasan. Kekerasan terhadap anak(menurut Wikipedia:2015) adalah tindak kekerasan secara fisik, seksual, penganiyaan emosional, atau pengabaian terhadap anak. Di Amerika Serikat, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mendefinisikan penganiayaan anak sebagai setiap tindakan atau serangkaian tindakan wali atau kelalaian oleh orang tua atau pengasuh lainnya yang dihasilkan dapat membahayakan, atau berpotensi bahaya, atau memberikan ancaman yang berbahaya kepada anak. Sebagian besar terjadi kekerasan terhadap anak di rumah anak itu sendiri dengan jumlah yang lebih kecil terjadi di sekolah, di lingkungan atau organisasi tempat anak berinteraksi. Ada empat kategori utama tindak kekerasan terhadap anak yaitu: pengabaian, kekerasan fisik, pelecehan emosional/psikologis, dan pelecehan seksual anak.Beberapa kasus yang memiliki kategori kekerasanpada anak antara lain: kasus yang dialami DA (10) anak yang disetrika oleh ibu tirinya berinisial S (33) hingga mengakibatkan luka melepuh di bagian pipi. (23 Maret 2015); Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menganggap kalau sekolah kini bukan tempat yang aman bagi anak. Sekolah yang seharusnya memberikan perlindungan dan pengetahuan berganti menjadi tempat yang menakutkan bagi anak."Fenomena punishment bermuatan kekerasan masih terjadi. Masa orientasi
There are many types and causes in a violence behavior. One of the action in the domestic field i... more There are many types and causes in a violence behavior. One of the action in the domestic field is the violence performed by parents, family, and the close neighborhood on children. Furthermore, the children abuse violates the human rights since as a humankind, children have the rights even from their birthday. The children assault will dangerously cause the fatal result, physically and psychologically on a child. The violences on children are the act against the laws, UN Declaration about Human Rights and UU RI No. 39 Tahun 1999 verse 53. Besides, Islam prohibits the violent acts on children as well. PENDAHULUAN Pelanggaran hak asasi manusia sering terjadi saat ini. Kemajuan ilmu dan teknologi, globalisasi, dan kemajuan industri telah melunturkan nilai-nilai kasih sayang dan penghormatan serta penghargaan seseorang terhadap nilai-nilai etis, etika, moral, dan agama, sehingga seseorang dengan mudah menyakiti orang lain dengan tujuan-tujuan tertentu. Oleh sebab itu, banyak pelanggaran hak asasi terjadi dalam berbagai bentuk, utamanya dalam bentuk kekerasan fisik maupun psikis. Kekerasan dapat terjadi pada siapa saja. Umumnya kekerasan terjadi pada orang-orang yang lemah, seperti anak, perempuan, dan orang tua (lansia).Kekerasan biasanya didominasi orang-orang yang kuat dan berkuasa. Kekerasan dikatakan melanggar hak-hak asasi karena kekerasan merampas hak-hak kebebasan, hak-hak untuk hidup dengan baik dan mendapatkan perlakuan yang baik pula. Penyebab terjadinya tindak kekerasan sangat bervariasi dan jenisnyapun bervariasi. Salah satu bentuk kekerasan dalam rumah tangga adalah kekerasan yang dilakukan oleh orang tua, keluarga, dan orang-orang di sekitarnya kepada anaknya. Kekerasan pada anak melanggar Hak Asasi Manusia, hal ini karena selaku manusia, anak adalah makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki hak asasi sejak dilahirkan, sehingga tidak ada manusia atau pihak lain yang boleh merampas hak tersebut. Hak asasi anak diakui secara universal sebagaimana tercantum dalam Piagam PBB dan Deklarasi PBB Tahun 1948 tentang Hak Asasi Manusia, Deklarasi
Diskursus perbedaan antara laki-laki dengan perempuan 34 selalu menjadi kajian yang menarik, baik... more Diskursus perbedaan antara laki-laki dengan perempuan 34 selalu menjadi kajian yang menarik, baik dari substansi kejadian maupun peran yang diemban dalam masyarakat. Perbedaan anatomi biologis antara keduanya cukup jelas, akan tetapi efek yang ditimbulkan akibat perbedaan tersebut menimbulkan kontroversial. Hal ini dikarenakan, perbedaan jenis kelamin secara biologis (seks) dapat melahirkan seperangkat konsep budaya. 35. Interprestasi budaya terhadap perbedaan jenis kelamin inilah yang menyebabkan adanya ketimpangan gender dalam distribusi peran antara laki-laki dan perempuan di masyarakat. Hukum perempuan menjadi hakim dalam sebuah lembaga peradilan adalah salah satu dampak dari interprestasi budaya tersebut. Ketentuan ini tidak terlepas dari pendapat mayoritas ulama dalam kitab-kitab fiqh mereka yang menyatakan bahwa salah satu syarat menjadi hakim adalah berjenis kelamin laki-laki (dzukurah). Hanya mazhab Hanafiyah yang memperbolehkan perempuan menjadi hakim, itupun hanya dibatasi pada bidang perdata (muamalah) saja. Ketentuan tersebut merupakan hasil interprestasi mereka terhada teks (Al-Qur'an dan Hadits) dan kondisi sosial-budaya pada waktu itu, sehingga berdampak pada beberapa Negara Muslim, termasuk di Indonesia. Doktrin mayoritas ulama klasik inilah yang menjadi latar belakang dan kegelisahan akademis Djazimah Muqoddas (selanjutnya ditulis Djazimah) 36 dalam menulis buku ini. Hal tersebut terlihat jelas dalam pendahuluan yang diungkapkannya dalam buku tersebut. 37 Pendekatan yang digunakan dalam kajian ini adalah pendekat sejarah hukum. Tujuannya adalah untuk melihat sejarah pemikiran hukum Islam dan perkembangan regulasi yang mengatur kedudukan hukum 34 Ada tiga istilah yang diperdebatkan dalam penggunaannya, yaitu betina, wanita dan perempuan. Betina ini lebih identik dengan hewan. Sedangkan kata wanita dan perempuan, pada prinsipnya tidak ada perbedaan, apalagi yang berpengaruh pada status dan harkat perempuan. Di sini Djazimah menggunakan kata perempaun, karena istilah ini sering digunakan oleh kalangan pejuan perempuan yang menghendaki kesetaraan.
There are two factors causing an anxiety to women, the internal and external factors. Furthermore... more There are two factors causing an anxiety to women, the internal and external factors. Furthermore, the internal factor includes women's role in a domestic matter. Linda Hager says the unfinished pressure for women isto manage their schedule towards the children, society, religious life, and work's responsibility. Those, according to Hager, lead to overload or hot reactor behavior(Hager & Hager, 1999:24). Moreover, the external factor is women's self-devotion towards their couple and children that cuts off their own time for themselves. As a result, the women will experience the loneliness, anger, and frustration because of their life choices (Hager & Hager, 1999:24). Therefore, the honeymoon effects will be terminated due to those situation and preferences. PENDAHULUAN Pasangan, baik yang menikah maupun tidak, hetero maupun homo, seringkali mengalami konflik yang membawa mereka keterapis.Seperti telah disebutkan depresi seringkali merupakan bagian gambaran klinis dari salah satu pasangan atau keduanya. Normalitas konflik, terdapat kesepakatan yang hampir universal dikalangan terapis pasangan dan peneliti, terlepas dari orientasi teoritisnya, bahwa konflik merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari dalam perkawinan atau dalam berbagai hubungan jangka panjang lain. Suasana bulan madu berakhir ketika pasangan dihadapkan pada situasi yang mengharuskan mereka mengambil keputusan yang tidak romantis mengenai dimana mereka bertempat tinggal, dimana harus bekerja, bagaimana mengatur keuangan, makanan apa yang perlu disiapkan dan pembagian tanggungjawab untuk menyiapkannya,kapan harus mengunjungi mertua dan para ipar, apakah ingin memiliki anak dan kapan, dan apakah perlu bereksperimen dengan teknik seksual baru. Dewasa ini, selain hal-hal tersebut pasangan harus menegosiasikan perubahan peran gender.Contohnya, jika keduanya bekerja, apakah tempat tinggal mereka harus disesuaikan dengan tempat kerja suami atau istri? Sumber-sumber konflik tersebut harus ditangani oleh setiap orang yang hidup bersama, terlepas dari mereka menikah atau tidak, terlepas dari mereka hetero atau homo. Otoritas sepakat bahwa cara pasangan mengatasi konflik-konflik tersebut akan menentukan kualitas dan lamanya mereka hidup bersama. CORE BELIEF PADA PASANGAN Suatu strategi yang dipergunakan beberapa pasangan dengan penuh pertimbangan atau tanpa disadari, adalah menolak adanya ketidaksetujuan dan konflik. Karena mereka mempercayai realitas akhir suatu kisah dongeng, " Dan mereka hidup bahagia untuk selamanya, " setiap tanda-tanda bahwa hubungan mereka tidak berjalan mulus merupakan ancaman dan harus diabaikan. Pola semacam itu dapat menjaga
" Woman " undoubtedly becomes the most talked issue. The debate of this matter is not only about ... more " Woman " undoubtedly becomes the most talked issue. The debate of this matter is not only about the sex differences but also about the existent role in the society. Furthermore, woman will be more striven when her existence being asked in publicly. Traditional thought considers the existence of woman by limiting the civilization. On the other hand, open minded and modernization trait lead the woman existence by describing her potential traits. As a part of life, politics is an entrance for women to develop their willingness to be more recognized in the society. Besides, there are theological issues which merge in the process of women recognizing in a political field. PENDAHULUAN Sebelum kelahiran ajaran Islam di jazirah Arab, eksistensi kaum perempuan berada dalam peradaban yang gelap.Dalam peradaban Arab saat itu martabat kaum perempuaan berada pada posisi terendah. Perlakuan hina dan kasar terhadapnyamenjadi tradisi yang dibenarkan oleh masyarakat, karena kehadiran kaum perempuan mereka anggap sebagai aib dan kesialan dalam hidup. Kondisi seperti ini juga terjadi di masa awal peradaban Yunani Kuno, dimana posisi kaum perempuan selalu minorisdibandingkaum laki-laki. Dalam teologi Hindu klasik, anak perempuan tidak memiliki hak untuk mendapatkan warisan orang tuanya.Teologi ini juga memberikan kewenangan kepada orang tua untuk menjual anak-anak perempuan mereka, bahkan mengorbankan mereka yang masih gadis dewa sebagai sesembahan kepada para dewa. Ajaran paling menekan kaum perempuan dalam teologi Hindu klasik ini adalah, tuntutan kesetiaan pada seorang istri saat suaminya meninggal dunia, dimana ia dianjurkan secara tegas untuk ikut berbaring di dalam api yang membara saat jasad suaminya dibakar. Sejarah ketiadaan eksistensi kebebasan kaum perempuan juga telah dilakonkan dalam tatanan peradaban hukum bangsa Romawi kuno. Dalam peradaban bangsa Romawi perempuan diposisikan sebagai mahluk yang selalu tergantung kepada laki-laki. Jika perempuan menikah maka dirinya dan segala hartanya secara otomatis menjadi milik suami.Realitas ini mirip dengan ajaran agama Yahudi lama, dimana kaumperempuan diyakini merupakan makhluk yang dikutukoleh dewa, dan mereka membawa dosa sejak lahir dan mesti dihukum. Hukuman atas kutukan dosa itu diwujudkan dengan menjadikan kaum perempuan sebagai budak, sehingga orang tuanya berhak menjualnya kepada siapa saja. Dalam tradisi Arab Jahiliyah, kondisi perempuan lebih memprihatinkan. Arab Jahiliyah terkenal dengan tradisi mengubur hidup-hidup bayi perempuan dengan alasan setelah besar akan merepotkan keluarga dan mudah ditangkap musuh yang harus ditebus. Tradisi Jahiliyah juga tidak ada batasan laki-laki dan perempuan (termarjinalkan). Pada masa ini kepala suku berlomba-lomba mempunyai istri untuk sebanyak-banyaknya demi memudahkan membangun hubungan kekerabatan dengan suku lain. Dikala itu dikenal istilah pernikahan istibdha', Rahthun (poliandri), dimana setelah hamil perempuan akan memanggil para suaminya lalu menunjuk salah satu, dan yang ditunjuk tak boleh menolak. Bahkan berlaku istilahMaqthu', yaitu anak tirinya menikahi ibu tirinya ketika ayahnya meninggal. Ada juga istilah Badal atau tukar-menukar istri tanpa perceraian terlebih dahulu. Ada juga istilah Sighar, dimana seorang wali menikahkah anak/saudara perempuannya dengan laki-laki lain tanpa mahar, dengan kompensasi si wali sendiri menikahi anak/saudara perempuan si laki-laki tersebut. Selain itu, ada juga tradisi Khadan dimana laki-laki
The discourse of woman leadership in Islamic Education, in terms of religious concept, is still c... more The discourse of woman leadership in Islamic Education, in terms of religious concept, is still contemporarily hegemonized in a leadership structure at religious-based university. Moreover, at this point, every analysis has a significant argument which ends to gender deconstruction, whether it is possible for woman to perform leadership in an education institution. Besides, it also conveys the legalization of important person in the institution, rector at Islamic University, for instance, as well as Minister of Religion. Therefore, the article densely discusses woman and leadership in Islamic education. PENDAHULUAN Allah SWT telah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya bentuk 27 , baik itu wujud untuk laki-laki maupun untuk perempuan, keduanya semata-mata tercipta adalah untuk beribadah serta mendarma baktikan dirinya hanya kepada Allah SWT 28. Islam dalam hal ini tidak hanya merupakan ajaran yang bersifat teknis mengatur hubungan manusia melalui ritual peribadatannya, melainkan juga turut mengatur hubungan sosial manusia kepada Allah SWT dan kepada sesama manusia lainnya (hablum minallah wa hablum minannas), sehingga tidak mengherankan Islam muncul sebagai agama penyempurna yang mengajarkan manusia pada konsep kesamaan derajat tanpa ada diskriminasi antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan, sehingga kalaupun ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam kacamata agama, hal ini lebih kepada persoalan ketaqwaannya di hadapan Allah SWT, sebagaimana firman-Nya, dalam Al-Qur'an yang artinya : Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Al-Hujuraat (49): 13) Dari ayat tersebut, Islam pada hakekatnya tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan, baik dalam hal kedudukan, harkat, martabat, kemampuan, dan kesempatannya untuk berkarya. Setiap mahluk bagi laki-laki dan perempuan keduanya telah memiliki fungsi dan perannya masing-masing, dari fungsi dan perannya tersebut laki-laki dan perempuan semestinya dapat saling mengisi dan melengkapi, sehingga suatu hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa perempuan merupakan bagian integral dari suatu masyarakat begitu pula halnya dengan laki-laki. Secara biologis memang perbedaan jenis kelamin perempuan dan laki-laki dapat terlihat jelas, tetapi dari segi hak dan kewajibannya sebagai manusia, hal ini adalah sama, dengan demikian keberadaan perempuan tidak dapat dipandang sebelah mata, hanya sebagai obyek kebutuhan 27 Lihat, Al-Qur'an, QS. At-Tiin (95): 4, artinya: Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. 28 Lihat, Al-Qur'an, QS QS Adz Dzaariyat (51): 56, artinya : Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.
Education is a significant aspect which uses gender paradigm as a analytical tool to portray the ... more Education is a significant aspect which uses gender paradigm as a analytical tool to portray the women existence, especially in t he equality and the equity values. Furthermore, the using of gender paradigm in an education world concerns on the equal opportunity given among men and women. This effort begins with the constructive process on differential behavior to women. Moreover, the weakness of women is identically considered as a 'kodrat'. Therefore, the writing is a critical reflection to the reality life of women in education world. PENDAHULUAN Di awal tahun 1990-an, dunia informasi di Indonesia disemarakkan dengan kehadiran isu gender. Berbagai kajian, baik dalam bentuk tulisan maupun kegiatan ilmiah seperti seminar dan penelitian, dilakukan oleh banyak tokoh pemikir dengan berbagai disiplin ilmu mereka masing-masing. Demikian pula berbagai organisasi kemasyarakatan yang ikut menyibukkan diri dengan kegiatan-kegiatan bertemakan gender dan perempuan. Bahkan, kehadiran isu gender telah menjadi inspirasi bagi terbentuknya beberapa organisasi yang menjadikan penyelamatan nasib kaum perempuan sebagai tema pergerakan dan perjuangannya. Persoalan di seputar kehidupan kaum perempuan, seperti : kesetaraan hak, pembedaan perlakuan, kekerasan dalam rumah tangga, tenaga kerja wanita perdagangan perempuan, merupakan tema-tema yang memadati perbincangan tentang gender. Tema-tema ini mendominasi pembicaraan di setiap kajian gender yang dilakukan, seakan kehadiran isu gender menjadi dewi penyelamat bagi kaum perempuan (Showalter, 1989: 5). Walaupun sebenarnya gender tidak hadir hanya dengan muatan tema keperempuanan, karena persoalan di seputar kehidupan kaum laki-laki juga ikut menghiasi pemikiran dan kajian gender, khususnya yang terkait dengan relasi kehidupannya dengan kaum perempuan. Sebagai bentuk kajian yang mengkristal menjadi sebuah paradigma baru, gender kemudian digunakan untuk memotret berbagai realitas kehidupan, selama di dalam realitas dimaksud didapati kaum perempuan dengan persoalan status dan perlakuan terhadapnya. Persoalan yang muncul ketika kehadiran kaum perempuan dalam berbagai aspek kehidupan seperti, politik, budaya dan pendidikan, diidentikkan dengan perlambang 'kelemahan' sebagai konsekwensi kudrati dari realitas 'makhluk kedua', menjadi tema kritik yang intensif dan selalu dikedepankan (Lily, 1999: 5). Pendidikan merupakan salah satu aspek penting kehidupan yang ikut mempergunakan paradigma gender sebagai pisau analisis dalam mengkaji eksistensi (keberadaan) kaum perempuan, terkait dengan nilai-nilai kesetaraan dan persamaan perlakuan. Penggunaan paradigma gender dalam dunia pendidikan lebih diarahkan pada upaya pemberian kesempatan yang sama antara perempuan dan laki-laki. Upaya ini diawali dengan proses pembongkaran atas sebab-sebab bagi telah terjadinya pembedaan perlakuan terhadap perempuan, dimana 'kelemahan' senantiasa diidentikkan sebagai karakteristik kudrati baginya. Identifikasi ini terlahir dari pembiasaan yang dijadikan perlakuan keseharian dalam rumah tangga. Pekerjaan keseharian yang diklasifikasi dengan tanpa dasar logis yang jelas, sebagai aktivitas feminis, seperti mencuci, memasak, menata rumah, merupakan pekerjaan yang dilekatkan pada peran perempuan. Sementara, pekerjaan yang
One of the urgent aspects which has to be provided by adults in a child's potency is the ability ... more One of the urgent aspects which has to be provided by adults in a child's potency is the ability of drawing. Furthermore, the importance of drawing has a relevancy with the motoric trait development in children. Besides, drawing is able to enhance the ability of right brain as a visualization. This brain, moreover, has an essential part to strengthen all of intellectual activities. Nevertheless, it is slightly hard to expect that drawing will maximally contribute in children especially in an elementary school. Drawing which has been done in the elementary school is unfortunately accomplished without a construction concept by the teacher. This writing is a critical annotation to a drawing lessonat school, especially in early childhood education programs. PENDAHULUAN Dalam pelaksanaan pendidikan di Indonesia, konsep dan batasan anak usia dini agak sedikit berbeda dibanding dengan beberapa negara lain terutama Eropa. Di Indonesia batasan umur anak usia dini adalah dari umur 0-6 tahun, sementara di banyak negara lain mulai umur 0-8 tahun sesuai konvensi anak dunia. Perbedaan batasan usia sebetulnya tak jadi masalah kalau konsep pendidikan dan prinsip pembelajaran anak usia dini diterapkan dalam proses pembelajaran pada anak usia 6-8 di kelas awal sekolah dasar. Namun kenyataan di lapangan berkata lain, bahwa di kelas awal 1, 2 dan 3 pembelajarandilakukan sebagaimana di kelas atas. Wal hasil pembelajaran bagi anak menjadi momok dan menengangkan karena konten materi yang disajikan terlalu padat. Di tambah lagi penyajian dan tuntutan kompetensi yang cendrung tidak seimbang yakni dengan stressing aspek kognitif saja. Anak oleh guru dituntut menghapal pengertian, konsep, bilangan dan lain sebagainya. Permasalahan tidak berhenti di situ, bahwa guru dalam proses pembelajaran di kelas awal sekolah dasar masih tampil dengan pendekatan, metode juga strategi konvensional yakni ceramah dan hapalan. Metode ini tentu saja sangat tidak pas dengan karakteristik perkembangan anak usia 6-8 tahun. Wal hasil pembelajaran menjadi kegiatan yang tidak nyaman, tidak menyenangkan dan tidak menarik.Padahal, menurut konsep PAUD yang sebenarnya, mereka seharusnya dikondisikan dalam suasana belajar aktif, kreatif, dan menyenangkan lewat berbagai ragam metode seperti permainan, bercerita, menyanyi, gerak dan menggambar. Berangkat dari problem tersebut, penulis ingin menawarkan rancang ulang konsep pembelajaran bagi siswa kelas awal sekolah dasar yakni di kelas 1 dan 2. Berdasarkan karakteristik umur dan perkembangan psikologisnya, anak pada kelas 1 dan 2 adalah anak usia dini, oleh sebab itu konsep pendidikan dan pembelajarannya niscaya menggunakan konsep dan pembelajaran PAUD. Prinsip paling dasar dalam proses pembelajaran PAUD adalah bahwa kegiatan pembelajaran harus menjadi sebuah kegiatan yang menyenangkan (Joyfull). Pertanyaan berikutnya adalah mengapa konsep ini ditawarkan? Anak adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan tercepat dalam kehidupannya. Perkembangan itu meliputi perkembangan fisik, kognitif, sosial dan mental. Karena keistimewaan
The future development supported education is the education which be able to advance the children... more The future development supported education is the education which be able to advance the children's ability. Consequently, the children are capable of facing and solving the problems in their life. That education concept is significant when the children enter the real obstacles in a society or work life. Furthermore, the children have to administer what they already learn at school to solve the problem not only in their daily life but also in the society. An educational organization model crucially ascertains the successful process of children education in the rural area. The goal of this article is to learn more about the effective educational organization model applied in a conflict area, specifically in Ambon. Moreover, it needs an innovative model to enhance the education institution in Ambon. The education institution model in Ambon employs a bureaucracy model, the top-down hierarchy system to control the activity in every education institution there. PENDAHULUAN Konflik yang benuansa SARA di daerah tertentu yang ada di Indonesia, salah satunya adalah Ambon yang terletak di provinsi Maluku adalah akibat dari lemahnya pemahaman dan pemaknaan tentang konsep kearifan budaya. Konflik akan muncul apabila tidak ada distribusi nilai yang adil kepada masyarakat. Terdapat perbedaan ras pada masyarakat menjadi penanda awal yang secara budaya sudah dilabelkan hambatan-hambatannya, Dengan kata lain dinamika dan perkembangan masyarakat Indonesia kedepan sangat dipengaruhi oleh hubungan-hubungan antar etnis. Disadari bahwa untuk membangun suatu lembaga pendidikan di daerah pascakonflik adalah cukup sulit. Mengapa? karena untuk mengembalikan keharmonisan seperti semula atau prakonflik butuh proses lama. Kondisi psikologis anak-anak yang berada di daerah pascakonflik juga tentu berbeda dengan kondisi pada anak-anak di daerah yang lebih kondusif pada umumnya. Anak-anak ini mengalami tekanan berat dan rasa trauma yang dapat mengganggu proses perkembangan mereka. Praktisi pendidikan Arief Rahman menilai, anak-anak tersebut lebih membutuhkan pendidikan informal untuk mengembalikan kondisi psikologisnya: Anak-anak yang mengalami trauma akibat konflik, belum mampu menerima materi pendidikan formal yang kaku. Mereka lebih membutuhkan pendidikan informal yang lebih banyak berisi kegiatan pembentukan karakter. 1 Pendidikan menjadi hal yang paling sering menjadi sorotan, karena lewat pendidikanlah sesuatu perubahan dimulai. Penciptaan generasi muda yang memiliki kemampuan ilmu pengetahuan yang dengan ilmu pengetahuan itu dapat melakukan pembangunan di segala bidang merupakan alasan umum mengapa pendidikan menjadi begiu penting. Berdasarkan permasalahan di atas, untuk membangun pendidikan secara efektif di daerah pascakonflik pemerintah daerah 1 A. Rahman, 2009. " Pengembangan Mobil Pintar untuk Daerah Tertinggal, Pasca Konflik, dan Rawan Bencana " .
The article elaborates the important roles of mothers in child's education. Nowadays, educational... more The article elaborates the important roles of mothers in child's education. Nowadays, educational issues still becomes a trending topic and are often talked from many point of views, however, the most talked topic is about child's character building. Character psychologically guides a child to adapt to various environments. Besides, character becomes "a guide" to perform good or bad action. The character is also a factor whether the child be able to adapt to heterogeneous condition. Furthermore, mothers is truly a main educator to create a strong character in a child. Nevertheless, in a real life, there are still mothers who have not properly their job in educational issue. In order to grow the good character in a child, a mother should have a responsibility and proper knowledge. On the other hand, a mother should implement an educational method based on children's age. Moreover, an upbringing style in a family determines the success of the child's education.
Multicultural education is a false sosial device to boost the schools' participation in order to ... more Multicultural education is a false sosial device to boost the schools' participation in order to build the awareness of multicultural society. It will be useful to strengthen the tolerance to realize the ability of working together above the differences. Teachers are the important roles on spreading the multicultural values to create the harmonious community. Furthermore, teachers are expected to introduce the symbols of nationality insight through the education process in the class or in the vast society. Besides, teachers are supposed to actively participate on the development of multiculturalism in Indonesia. So that, the exclusivity which triggers the interpersona or group conflict could be decreased. Teachers, particularly the religion teacher should teach not only the values in the religion's rituals, but also the universal values, such as justice, equality, humanity, kindness, honesty, and so on. Therefore, the religion teacher should thoughtfully profound the universal concepts believed by their own religion.
Islam is the graceful religion that gives the rules towards women about how they act to their hus... more Islam is the graceful religion that gives the rules towards women about how they act to their husband in domestic environment in order to build the togetherness fairly. Not to mention in the marriage life, the roles of wives are very important. They should behave politely, sweetly, kindly, and full of love and trust to their husband. Besides, a wife also should try to possess the adorable acts towards the husband. Moreover, as a mother for her children, a woman should also able to afford the rights and obligations to the children based on their physical dan psychological development, so that the children could contribute to the religion, country, and their nation. PENDAHULUAN Hak-hak asasi wanita telah mencapai tingkat signifikansi yang tinggi di era modern pada umumnya dan di dunia Islam pada khususnya. Secara historis, perempuan selalu berada di bawah laki-laki. Kaum wanita sering dianggap sebagai makhluk the second sex sebagaimana yang dijelaskan oleh Simon de Beauvoir. Namun demikian, semua kesan tersebut telah mengalami perubahan yang sangat cepat. Proses liberalisasi perempuan telah mencapai signifikan baru, khususnya setelah Perang Dunia Kedua (PD II) (Asghar Ali Engineer, 2003: 12). Kris Budiman (1999: 122) mengutip alKitab mengatakan bahwa Tuhan menciptakan wanita (Hawa) dari tulang rusuk lelaki (Adam) sebagai afterthought, untuk menjadi penolong atau supelmen pria (periksa Kitab Kejadian, 2: 21-23). Tetapi, peranan yang rendah ini kini ditolak oleh semakin banyak wanita. Status wanita berbeda-beda sepanjang zaman. Bila diukur dengan kekuatan dan partisipasinya dalam kehidupan sosial dan intelektual masyarakat, status mereka agak tinggi pada akhir kekaisaran Romawi, kemudian sangat menurun dengan penyebaran agama kristen " , begitu kata Horton dan Leslie, mengawali tulisannya tentang diskriminasi seks sebagai masalah sosial. Orang boleh setuju atau tidak dengan pendapatnya. Tetapi yang jelas, pandangan bahwa wanita adalah makhluk rendah bukan milik orang Yahudi saja. Kongfucu (Confucius) menyatakan bahwa ada dua jenis manusia yang sukar diurus, yaitu turunan orang rendahan dan wanita. Aristoteles, tokoh logika terkenal itu, malah menyebut wanita sebagai manusia yang belum selesai, yang tertahan dalam perkembangan tingkat bawah (Jalaluddin Rahmat, 1986: 124). Bahkan dalam ideologi patriarki, secara tegas disebutkan bagaimana bentuk kekuasaan laki-laki terhadap perempuan, yang pada akhirnya juga memasuki ruang negara. Dengan demikian, tampaknya pihak negara dan semua kebijakannya masih menunjukkan upaya mengukuhkan ideologi patriarki dalam berbagai kebijakannya. Selain dalam konsep perkawinan, juga dalam bidang organisasi dan pemerintahan (Zohra Andi Baso, 2000: 8). Pada zaman jahiliah, wanita juga menempati posisi yang sangat terhina, dia tidak memiliki hak untuk memperoleh warisan bahkan dapat diwariskan oleh suaminya kepada anak
Based on the facts and society complaints on National Child Protection Commission along 2010-2014... more Based on the facts and society complaints on National Child Protection Commission along 2010-2014, the commission concludes that nowadays Indonesia is in the state of " emergency " especially for child violences. Furthermore, the numerous cases of student abuse in madrasah highly rise. This writing elaborates how to manage the leadership and non-violence study towards student in madrasah. Moreover, the action is implemented without violence acts and languages. PENDAHULUAN Manusia adalah sebaik-baiknya ciptaan Allah SWT (QS 95: 4). Kesempurnaan penciptaan manusia ini tentu saja bukan karena semata-mata mempunyai fisik yang baik, tapi juga karena dibekali oleh Allah SWT kemampuan berpikir, merasa, dan berbagai potensi lainnya. Dengan berbekal potensi inilah, manusia memainkan peranannya sebagai makhluk sosial, makhluk berbudaya, makhluk beragama, dan lain-lain. Berbekal potensi-potensi manusia ini jugalah, manusia berinteraksi dengan sesamanya serta dengan lingkungannya. Hal ini dikarenakan secara fitrah, manusia sulit untuk hidup sendiri tanpa berinteraksi dengan sesamanya serta lingkungannya. Manusia hidup secara berkelompok, dalam kelompok besar atau kelompok kecil. Hidup berkelompok senyatanya tidaklah mudah. Hidup berkelompok menghendaki harmonisasi, yaitu suatu keadaan saling menghormati dan menghargai. Harmonisasi ini perlu dijaga, dan menjadi bagian tugas yang dibebankan Tuhan kepada manusia, sebagai makhluk yang derajatnya lebih tinggi dibandingkan yang lain. Seperti dimafhumi, anugerah Tuhan pada manusia berupa kemampuan berpikir, memilah dan memilih mana yang baik dan buruk, harusnya dapat dimanfaatkan positif untuk mengelola harmonisasi di lingkungannya dan mendukung fitrahnya sebagai khalifah, seorang leader atau seorang pemimpin. Berdasarkan Hadits Rasulullah SAW: " Setiap dari kalian adalah pemimpin dan setiap dari kalian akan ditanya tentang kepemimpinannya " (HR Bukhari), maka setiap dari kita harus tahu konsep leadership sehingga dapat mempertanggungjawabkannya secara baik dan benar. Dalam ajaran agama Islam, setiap manusia adalah leader, apakah ia sebagai kepala keluarga, sebagai imam suatu umat, seorang wanita yang kedudukannya sebagai ibu rumah tangga dan bahkan seorang pembantu sekalipun ia adalah seorang leader. Namun yang terjadi manusia seringkali tidak menyadari eksistensinya ini. Manusia yang secara fitrahnya mewarisi potensi sebagai khalifah atau leader, yang harusnya mempunyai
The case of violences in education is often seen in Indonesia. The education institution should a... more The case of violences in education is often seen in Indonesia. The education institution should appropriately be the place to create the real mankind. Furthermore, it also prepares the smart generation, emotionally and spiritually. Despite it is not always a core of student development. Moreover, the abuse acts always happening are the indicator that the education process is still far from humanity values. Education, furthermore, is not only the obligation of spiritual dedication, especially for Moslem man and woman, but also as a place that should produce the scholars. Besides, they are prepared for accomplishing the humanity problems, for instance, poverty, idiocy, suppression, and terrorism. Therefore, education contributes to prevent and reduce conflict. Then, it is also designed specifically to counter violences. Overall, a concept of effective education of applying the study method absorbed by religious and cultural values. PENDAHULUAN Kekerasan dalam pendidikan bukanlah merupakan hal yang baru. Sebuah prakarsa yang mengedepankan pencapaian hasil maksimal melalui segala upaya atas nama kebenaran ilmu pengetahuan. Ini adalah suatu tujuan yang sangat mulia, tetapi disisi lain mengenyampingkan sisi kemanusian dan budaya ketimuran. Masih ingat dalam benak kita, peristiwa kekerasan di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) yang dilakukan senior tehadap junior di tahun 2003 yang menewasakan Wahyu Hidayat dan seorang praja lainnya yang bernama Cliff Muntu di tahun 2007. Tidak hanya IPDN, di tahun 2014 kasus kekerasan juga ikut merengut nyawa Dimas Dikita Handoko salah seorang siswa di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP). Disusul lagi dengan kasus seksual terhadap siswa Taman Kanak-Kanak di sekolah bertaraf internasional Jakarta International School (JIS) tahun 2014. Berbagai kasus-kasus tersebut semakin menambah panjang daftar jumlah korban yang yang berjatuhan dalam lembaga kependidikan, dan hal ini seakan mengindikasikan bahwa dunia pendidikan di tanah air telah menebar teror bagi anak didiknya sendiri. Memang, situasi di Indonesia saat ini belum separah seperti yang dialami negara-negara yang sedang menghadapi konflik di Timur Tengah, diantaranya Palestina, Suriah, dan Irak. Anak-anak di daerah tersebut seperti telah dilatih untuk mengenal senjata dan berhadapan dengan maut setiap harinya. Bahkan di wilayah tertentu pernah tercatat pada tahun 1991, pemberontakan Sierra Leone, Afrika telah memaksa anak-anak mereka menjadi tentara yang kejam terhadap warga sipil setelah terlebih dahulu mereka menyaksikan orangtuanya dibunuh.
Nowadays, television could not be separated from sophisticated people. Furthermore, for the most ... more Nowadays, television could not be separated from sophisticated people. Furthermore, for the most of people, television is an accompanying. Meanwhile, it is used as a source of information and entertainment for others. The modern people evenly depend on television. However, television does not merely afford the enjoyment and educative values, it also possesses the dark sides and negative effects. Based on Cultivation Theory, people who watch television intensely more than 4 hours tend to construct the aired program as a reality. It is similar to Indonesian television businesses, due to the number of advertisements, not all programs could be watched. For instance, Ganteng-ganteng Srigala, 7 Manusia Harimau, Naruto and so forth, contain the negative values, such as anarchism, vandalism, and sensuality. Eventually, if the adults do not undertake the strengthening effort to filter the negative programs, the audiences perhaps will fall to the negative values of television. Periode abad XX adalah babak baru revolusi pertelekomunikasian dunia. Pada periode ini ditandai dengan penemuan spektakuler dengan teknologi tinggi seperti komunikasi satelit, serat optik, internet, radar, telpon mobile dan lain-lain. Kecanggihan pertelekomunikasian bagi sebagian orang menyebutnya dengan globalisasi informasi. Globalisasi informasi meniscayakan dunia menjadi desa kecil yang mampat. Dengan teknologi jarak-ruang semakin diperkecil dan diperpendek. Konsep waktu juga dimampatkan pada wilayah ini. Dulu orang hanya mengerjakan satu pekerjaan dalam satu waktu. Dengan teknologi, orang dapat mengerjakan beberapa hal dalam waktu bersamaan. Memasak sambil menonton televisi, sambil menerima telpon, sambil mengirim email dan lain sebagainya. Menurut istilah Jhon Keane yang dikutip oleh Yasraf Amir Pilliang (2005,12), saat sekarang sedang terjadi " keberlimpahan komunikasi " atau " tumpah-ruah komunikasi ". Segala macam bentuk informasi, yang datang dari mana saja menjadi menu suguhan setiap saat, mulai dari informasi politik, ekonomi, sosial, budaya, kehidupan selebritis, olah raga, pesta dan lain-lainnya lagi. Ia dapat diakses oleh siapa saja tanpa pembatas usia, tua, dewasa, remaja bahkan anak-anak sekalipun. Ia juga dapat dinikmati baik dalam bentuk gambar visual, audio, ataupun teks. Semuanya sekarang ini telah diredusir dalam bentuk layar kaca baik televisi maupun komputer dan telah menjadi ruang private karena ia dapat diakses dalam sebuah bilik kamar tidur. Masyarakat sekarang ini telah betul-betul kebanjiran informasi. Fenomena kelimpah-ruahan informasi ini tentu saja juga menyertakan dampak negatif. Terkadang sajian informasi tanpa sungkan mempertontonkan wilayah yang dulu dianggap tabu dan sakral. Informasi menjadi senjata yang menelusuk ruang dan batas-batas moralitas. Dieter Lenze (dalam Pilliang, 2005) juga mengatakan bahwa televisi dan video juga telah menghilangkan batas sosiologis. Yang tadinya vandalisme, anarkisme, kriminalitas bahkan sexsualitas hanya untuk orang dewasa, karena televisi dapat ditonton anak-anak, maka batas antara dewasa dan anak menjadi tidak ada lagi. Dalam bahasa yang lebih sedikit filosofis, kita yang telah mengakses
Tumbuhkembang anak baik fisik maupun fsikis adalah yang utama. Bangunan kepercayaan anak dalam me... more Tumbuhkembang anak baik fisik maupun fsikis adalah yang utama. Bangunan kepercayaan anak dalam menerima kasih sayang orangtua sepanjang pengasuhan membutuhkan hubungan interaksi yang kontinyu. Sepanjang perjalanan anak menuju dewasa tak jarang menimbulkan problem tersendiri bagi anak. Hubungan yang tidak harmonis, pemaksaan kehendak dan orangtua berposisi sebagai pemilik anak, sejatinya telah menjerumuskan anak sebagai korban dari perilaku orangtua. Sehingga tak jarang menimbulkan kekerberasan pada anak dalam berbagai bentuk yang terus saja menjadi trending topik di masyarakat. Kekerasan pada anak telah berakibat fatal pada perkembangannya dalam keluarga maupun lingkungan hal ini ditunjukkan dengan semakin meningkatnya kasus kekerasan maupun kejahatan pada anak. Memupuk komunikasi sejak dini menjadi salah satu pra syarat yang dibutuhkan dalam membangun hubungan orangtua dan anak. Dalam Islam komunikasi ini dikenal mulai sejak dari dalam kandungan. Berbagai manfaat positif ditimbulkan dari hubungan komunikasi yang baik antara orangtua dan anak. Hal ini menjadi langkah terdekat bagi orangtua dan keluarga dalam mencegah meningkatnya kekerasan pada anak. PENDAHULUAN Anak adalah suatu proses tumbuh kembang suatu bangsa di masa depan yang memiliki sifat dan ciri khusus yang terletakpada sikap dan perilakunya dalam memahami dunia. Segala kejadian yang dialami di masa kecil adalah masa dimana anak perlu mengkompromikan segala sesuatu serta belajar untuk mengahadapi segala sesuatu baik kekalahan dan ketakutan yang tidak bisa dihadapi di masa kanaka-kanak akan terus dibawa sebagai pemicu kegagalan di masa dewasa. (Sumber Kementerian Pemberdayaan perempuan dan Anak, 2011). Sebagai makhluk yang lemah, yang butuh banyak perhatian dan kasih sayang, anak mempunyai hak untuk memperoleh kehidupan yang layak, dibina dan didik dalam keluarganya. Bukan sebaliknya, anak dieksploitasi, anak mendapat kekerasan fisik maupun psikis sebagaimana yang terjadi di Indonesia beberapa tahun terakhir. Sebagaimana kita ketahui, beberapa tahun terakhir, masyarakat Indonesia digemparkan oleh banyaknya kasus kekerasan terhadap anak. Parahnya, kekerasan yang terjadi pada anak dilakukan oleh orang-orang yang berada dekat dengan anak. Pelaku kekerasan itu berasal dari orangtua kandung, ayah atau ibu tiri atau orangtua angkat, paman, kakek, guru. Di Indonesia terjadi peningkatan kasus kekerasan dari tahun 2010 hingga 410 kasus meningkat jadi 480 pada tahun 2011 dan 673 kasus pada tahun 2012. Data BARESKRIM POLRI menyebutkan bahwa selama 2010 s.d 2013 terdapat 467 kasus trafficking yang sebagian besar korbannya adalah anak perempuan. Jenis pekerjaan yang mengekspolitasi anak terbesar adalah eksploitasi seks komersial anak (ESKA) sebanyak 205 kasus, ekspolitasi ekonomi (pekerja anak)
Domestic Violence can happen to anyone, even though the family is considered as the best place fo... more Domestic Violence can happen to anyone, even though the family is considered as the best place for children's development. Some reports indicate that children in the family, often the victims of violence perpetrated by family members either directly or indirectly. Whereas the effects of this violence have the possibility of the same in the form of psychological trauma for children and eventually lead them to have a false perception of the violence, and assume that violence is one right way to resolve the issue. The experience of watching, hearing, even experienced violence in the family will no doubt lead to negative effects on the psychological of children. There are among children who experienced violence as a child, suffered prolonged trauma and lead to behavioral depression. But there are also some cases that actually show that children who have experienced violence in the past would later become perpetrators of the same crime as the first ever experienced. Not only short-term treatment should be the primary focus of handling trauma cases occurring in children. But should also be pursued in the long-term handling of recovery of post-traumatic stress disorder on children who have been traumatized. So, while reviving confidence in children, the support of families and civils become very important in creating a healthy environment for the child that lives in the present and future. PENDAHULUAN Pada beberapa dekade terakhir, angka Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) mengalami kenaikan yang signifikan, seiring bertambahnya jumlah penduduk, kemajuan teknologi serta kehidupan masyarakat yang semakin kompleks. Kekerasan dalam rumah tangga menurut Inu Wicaksono (2008: 73) dapat diartikan sebagai; Perilaku menyakiti dan mencederai secara fisik maupun psikis emosional yang mengakibatkan kesakitan dan distress (penderitaan subyektif) yang tidak dikehendaki oleh pihak yang disakiti yang terjadi dalam lingkup keluarga (rumah tangga) antar pasangan suami isteri (intimate partners), atau terhadap anak-anak, atau anggota keluarga lain, atau terhadap orang yang tinggal serumah (misal, pembantu rumah tangga).
The violence behavior on children is often performed by the closest people of them, such as paren... more The violence behavior on children is often performed by the closest people of them, such as parents, family, and school environment. There are four categories of violence acts on children: negligence, physical assault, psychological and emotional harassment, and sexual harassment. This paper explores the counseling or the supporting towards the children experiencing the violence behaviors. Furthermore, those behaviors include the types of abuse acts, the causes of violence acts, and the counseling given to the children and family that encounter the violence behaviors. PENDAHULUAN Anak merupakan dambaan setiap pasangan yang telah menikah. Bagi pasangan yang tidak bisa atau belum dikarunia anak, pasti akan sangat berharap hadirnya seorang anak dalam kehidupan mereka. Melalui berbagai cara dan usaha dilakukan untuk memperoleh anak. Berbeda dengan pasangan yang telah memiliki anak, berbagai cara memperlakukan anak, ada yang otoriter dengan alasan sangat menyanyangi anak-anak mereka, ada yang tipe otoritatif anak diperlakukan bebas, terbatas dan bertanggungjawab, ada lagi tipe yang selain kedua di atas yaitu tipe permisif. Tipe ini biasanya membiarkan anak-anak mereka mengatur hidup mereka sendiri, mungkin karena kesibukan orangtua atau tidak mengetahui cara mengasuh anak. Anak adalah amanah atau titipan Allah SWT kepada kita. Untuk itu diperlukan ilmu dan kesabaran dalam mengasuh, mendidik dan merawat anak. Keluarga merupakan pendidikan pertama dan utama bagi anak (Mansur: 2005). Berawal dari keluarga, anak belajar berbagai hal. Namun, terkadang melalui keluarga dan orang-orang terdekat, anak memperoleh perilaku kekerasan. Kekerasan terhadap anak(menurut Wikipedia:2015) adalah tindak kekerasan secara fisik, seksual, penganiyaan emosional, atau pengabaian terhadap anak. Di Amerika Serikat, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mendefinisikan penganiayaan anak sebagai setiap tindakan atau serangkaian tindakan wali atau kelalaian oleh orang tua atau pengasuh lainnya yang dihasilkan dapat membahayakan, atau berpotensi bahaya, atau memberikan ancaman yang berbahaya kepada anak. Sebagian besar terjadi kekerasan terhadap anak di rumah anak itu sendiri dengan jumlah yang lebih kecil terjadi di sekolah, di lingkungan atau organisasi tempat anak berinteraksi. Ada empat kategori utama tindak kekerasan terhadap anak yaitu: pengabaian, kekerasan fisik, pelecehan emosional/psikologis, dan pelecehan seksual anak.Beberapa kasus yang memiliki kategori kekerasanpada anak antara lain: kasus yang dialami DA (10) anak yang disetrika oleh ibu tirinya berinisial S (33) hingga mengakibatkan luka melepuh di bagian pipi. (23 Maret 2015); Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menganggap kalau sekolah kini bukan tempat yang aman bagi anak. Sekolah yang seharusnya memberikan perlindungan dan pengetahuan berganti menjadi tempat yang menakutkan bagi anak."Fenomena punishment bermuatan kekerasan masih terjadi. Masa orientasi
There are many types and causes in a violence behavior. One of the action in the domestic field i... more There are many types and causes in a violence behavior. One of the action in the domestic field is the violence performed by parents, family, and the close neighborhood on children. Furthermore, the children abuse violates the human rights since as a humankind, children have the rights even from their birthday. The children assault will dangerously cause the fatal result, physically and psychologically on a child. The violences on children are the act against the laws, UN Declaration about Human Rights and UU RI No. 39 Tahun 1999 verse 53. Besides, Islam prohibits the violent acts on children as well. PENDAHULUAN Pelanggaran hak asasi manusia sering terjadi saat ini. Kemajuan ilmu dan teknologi, globalisasi, dan kemajuan industri telah melunturkan nilai-nilai kasih sayang dan penghormatan serta penghargaan seseorang terhadap nilai-nilai etis, etika, moral, dan agama, sehingga seseorang dengan mudah menyakiti orang lain dengan tujuan-tujuan tertentu. Oleh sebab itu, banyak pelanggaran hak asasi terjadi dalam berbagai bentuk, utamanya dalam bentuk kekerasan fisik maupun psikis. Kekerasan dapat terjadi pada siapa saja. Umumnya kekerasan terjadi pada orang-orang yang lemah, seperti anak, perempuan, dan orang tua (lansia).Kekerasan biasanya didominasi orang-orang yang kuat dan berkuasa. Kekerasan dikatakan melanggar hak-hak asasi karena kekerasan merampas hak-hak kebebasan, hak-hak untuk hidup dengan baik dan mendapatkan perlakuan yang baik pula. Penyebab terjadinya tindak kekerasan sangat bervariasi dan jenisnyapun bervariasi. Salah satu bentuk kekerasan dalam rumah tangga adalah kekerasan yang dilakukan oleh orang tua, keluarga, dan orang-orang di sekitarnya kepada anaknya. Kekerasan pada anak melanggar Hak Asasi Manusia, hal ini karena selaku manusia, anak adalah makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki hak asasi sejak dilahirkan, sehingga tidak ada manusia atau pihak lain yang boleh merampas hak tersebut. Hak asasi anak diakui secara universal sebagaimana tercantum dalam Piagam PBB dan Deklarasi PBB Tahun 1948 tentang Hak Asasi Manusia, Deklarasi
Diskursus perbedaan antara laki-laki dengan perempuan 34 selalu menjadi kajian yang menarik, baik... more Diskursus perbedaan antara laki-laki dengan perempuan 34 selalu menjadi kajian yang menarik, baik dari substansi kejadian maupun peran yang diemban dalam masyarakat. Perbedaan anatomi biologis antara keduanya cukup jelas, akan tetapi efek yang ditimbulkan akibat perbedaan tersebut menimbulkan kontroversial. Hal ini dikarenakan, perbedaan jenis kelamin secara biologis (seks) dapat melahirkan seperangkat konsep budaya. 35. Interprestasi budaya terhadap perbedaan jenis kelamin inilah yang menyebabkan adanya ketimpangan gender dalam distribusi peran antara laki-laki dan perempuan di masyarakat. Hukum perempuan menjadi hakim dalam sebuah lembaga peradilan adalah salah satu dampak dari interprestasi budaya tersebut. Ketentuan ini tidak terlepas dari pendapat mayoritas ulama dalam kitab-kitab fiqh mereka yang menyatakan bahwa salah satu syarat menjadi hakim adalah berjenis kelamin laki-laki (dzukurah). Hanya mazhab Hanafiyah yang memperbolehkan perempuan menjadi hakim, itupun hanya dibatasi pada bidang perdata (muamalah) saja. Ketentuan tersebut merupakan hasil interprestasi mereka terhada teks (Al-Qur'an dan Hadits) dan kondisi sosial-budaya pada waktu itu, sehingga berdampak pada beberapa Negara Muslim, termasuk di Indonesia. Doktrin mayoritas ulama klasik inilah yang menjadi latar belakang dan kegelisahan akademis Djazimah Muqoddas (selanjutnya ditulis Djazimah) 36 dalam menulis buku ini. Hal tersebut terlihat jelas dalam pendahuluan yang diungkapkannya dalam buku tersebut. 37 Pendekatan yang digunakan dalam kajian ini adalah pendekat sejarah hukum. Tujuannya adalah untuk melihat sejarah pemikiran hukum Islam dan perkembangan regulasi yang mengatur kedudukan hukum 34 Ada tiga istilah yang diperdebatkan dalam penggunaannya, yaitu betina, wanita dan perempuan. Betina ini lebih identik dengan hewan. Sedangkan kata wanita dan perempuan, pada prinsipnya tidak ada perbedaan, apalagi yang berpengaruh pada status dan harkat perempuan. Di sini Djazimah menggunakan kata perempaun, karena istilah ini sering digunakan oleh kalangan pejuan perempuan yang menghendaki kesetaraan.
There are two factors causing an anxiety to women, the internal and external factors. Furthermore... more There are two factors causing an anxiety to women, the internal and external factors. Furthermore, the internal factor includes women's role in a domestic matter. Linda Hager says the unfinished pressure for women isto manage their schedule towards the children, society, religious life, and work's responsibility. Those, according to Hager, lead to overload or hot reactor behavior(Hager & Hager, 1999:24). Moreover, the external factor is women's self-devotion towards their couple and children that cuts off their own time for themselves. As a result, the women will experience the loneliness, anger, and frustration because of their life choices (Hager & Hager, 1999:24). Therefore, the honeymoon effects will be terminated due to those situation and preferences. PENDAHULUAN Pasangan, baik yang menikah maupun tidak, hetero maupun homo, seringkali mengalami konflik yang membawa mereka keterapis.Seperti telah disebutkan depresi seringkali merupakan bagian gambaran klinis dari salah satu pasangan atau keduanya. Normalitas konflik, terdapat kesepakatan yang hampir universal dikalangan terapis pasangan dan peneliti, terlepas dari orientasi teoritisnya, bahwa konflik merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari dalam perkawinan atau dalam berbagai hubungan jangka panjang lain. Suasana bulan madu berakhir ketika pasangan dihadapkan pada situasi yang mengharuskan mereka mengambil keputusan yang tidak romantis mengenai dimana mereka bertempat tinggal, dimana harus bekerja, bagaimana mengatur keuangan, makanan apa yang perlu disiapkan dan pembagian tanggungjawab untuk menyiapkannya,kapan harus mengunjungi mertua dan para ipar, apakah ingin memiliki anak dan kapan, dan apakah perlu bereksperimen dengan teknik seksual baru. Dewasa ini, selain hal-hal tersebut pasangan harus menegosiasikan perubahan peran gender.Contohnya, jika keduanya bekerja, apakah tempat tinggal mereka harus disesuaikan dengan tempat kerja suami atau istri? Sumber-sumber konflik tersebut harus ditangani oleh setiap orang yang hidup bersama, terlepas dari mereka menikah atau tidak, terlepas dari mereka hetero atau homo. Otoritas sepakat bahwa cara pasangan mengatasi konflik-konflik tersebut akan menentukan kualitas dan lamanya mereka hidup bersama. CORE BELIEF PADA PASANGAN Suatu strategi yang dipergunakan beberapa pasangan dengan penuh pertimbangan atau tanpa disadari, adalah menolak adanya ketidaksetujuan dan konflik. Karena mereka mempercayai realitas akhir suatu kisah dongeng, " Dan mereka hidup bahagia untuk selamanya, " setiap tanda-tanda bahwa hubungan mereka tidak berjalan mulus merupakan ancaman dan harus diabaikan. Pola semacam itu dapat menjaga
" Woman " undoubtedly becomes the most talked issue. The debate of this matter is not only about ... more " Woman " undoubtedly becomes the most talked issue. The debate of this matter is not only about the sex differences but also about the existent role in the society. Furthermore, woman will be more striven when her existence being asked in publicly. Traditional thought considers the existence of woman by limiting the civilization. On the other hand, open minded and modernization trait lead the woman existence by describing her potential traits. As a part of life, politics is an entrance for women to develop their willingness to be more recognized in the society. Besides, there are theological issues which merge in the process of women recognizing in a political field. PENDAHULUAN Sebelum kelahiran ajaran Islam di jazirah Arab, eksistensi kaum perempuan berada dalam peradaban yang gelap.Dalam peradaban Arab saat itu martabat kaum perempuaan berada pada posisi terendah. Perlakuan hina dan kasar terhadapnyamenjadi tradisi yang dibenarkan oleh masyarakat, karena kehadiran kaum perempuan mereka anggap sebagai aib dan kesialan dalam hidup. Kondisi seperti ini juga terjadi di masa awal peradaban Yunani Kuno, dimana posisi kaum perempuan selalu minorisdibandingkaum laki-laki. Dalam teologi Hindu klasik, anak perempuan tidak memiliki hak untuk mendapatkan warisan orang tuanya.Teologi ini juga memberikan kewenangan kepada orang tua untuk menjual anak-anak perempuan mereka, bahkan mengorbankan mereka yang masih gadis dewa sebagai sesembahan kepada para dewa. Ajaran paling menekan kaum perempuan dalam teologi Hindu klasik ini adalah, tuntutan kesetiaan pada seorang istri saat suaminya meninggal dunia, dimana ia dianjurkan secara tegas untuk ikut berbaring di dalam api yang membara saat jasad suaminya dibakar. Sejarah ketiadaan eksistensi kebebasan kaum perempuan juga telah dilakonkan dalam tatanan peradaban hukum bangsa Romawi kuno. Dalam peradaban bangsa Romawi perempuan diposisikan sebagai mahluk yang selalu tergantung kepada laki-laki. Jika perempuan menikah maka dirinya dan segala hartanya secara otomatis menjadi milik suami.Realitas ini mirip dengan ajaran agama Yahudi lama, dimana kaumperempuan diyakini merupakan makhluk yang dikutukoleh dewa, dan mereka membawa dosa sejak lahir dan mesti dihukum. Hukuman atas kutukan dosa itu diwujudkan dengan menjadikan kaum perempuan sebagai budak, sehingga orang tuanya berhak menjualnya kepada siapa saja. Dalam tradisi Arab Jahiliyah, kondisi perempuan lebih memprihatinkan. Arab Jahiliyah terkenal dengan tradisi mengubur hidup-hidup bayi perempuan dengan alasan setelah besar akan merepotkan keluarga dan mudah ditangkap musuh yang harus ditebus. Tradisi Jahiliyah juga tidak ada batasan laki-laki dan perempuan (termarjinalkan). Pada masa ini kepala suku berlomba-lomba mempunyai istri untuk sebanyak-banyaknya demi memudahkan membangun hubungan kekerabatan dengan suku lain. Dikala itu dikenal istilah pernikahan istibdha', Rahthun (poliandri), dimana setelah hamil perempuan akan memanggil para suaminya lalu menunjuk salah satu, dan yang ditunjuk tak boleh menolak. Bahkan berlaku istilahMaqthu', yaitu anak tirinya menikahi ibu tirinya ketika ayahnya meninggal. Ada juga istilah Badal atau tukar-menukar istri tanpa perceraian terlebih dahulu. Ada juga istilah Sighar, dimana seorang wali menikahkah anak/saudara perempuannya dengan laki-laki lain tanpa mahar, dengan kompensasi si wali sendiri menikahi anak/saudara perempuan si laki-laki tersebut. Selain itu, ada juga tradisi Khadan dimana laki-laki
The discourse of woman leadership in Islamic Education, in terms of religious concept, is still c... more The discourse of woman leadership in Islamic Education, in terms of religious concept, is still contemporarily hegemonized in a leadership structure at religious-based university. Moreover, at this point, every analysis has a significant argument which ends to gender deconstruction, whether it is possible for woman to perform leadership in an education institution. Besides, it also conveys the legalization of important person in the institution, rector at Islamic University, for instance, as well as Minister of Religion. Therefore, the article densely discusses woman and leadership in Islamic education. PENDAHULUAN Allah SWT telah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya bentuk 27 , baik itu wujud untuk laki-laki maupun untuk perempuan, keduanya semata-mata tercipta adalah untuk beribadah serta mendarma baktikan dirinya hanya kepada Allah SWT 28. Islam dalam hal ini tidak hanya merupakan ajaran yang bersifat teknis mengatur hubungan manusia melalui ritual peribadatannya, melainkan juga turut mengatur hubungan sosial manusia kepada Allah SWT dan kepada sesama manusia lainnya (hablum minallah wa hablum minannas), sehingga tidak mengherankan Islam muncul sebagai agama penyempurna yang mengajarkan manusia pada konsep kesamaan derajat tanpa ada diskriminasi antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan, sehingga kalaupun ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam kacamata agama, hal ini lebih kepada persoalan ketaqwaannya di hadapan Allah SWT, sebagaimana firman-Nya, dalam Al-Qur'an yang artinya : Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Al-Hujuraat (49): 13) Dari ayat tersebut, Islam pada hakekatnya tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan, baik dalam hal kedudukan, harkat, martabat, kemampuan, dan kesempatannya untuk berkarya. Setiap mahluk bagi laki-laki dan perempuan keduanya telah memiliki fungsi dan perannya masing-masing, dari fungsi dan perannya tersebut laki-laki dan perempuan semestinya dapat saling mengisi dan melengkapi, sehingga suatu hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa perempuan merupakan bagian integral dari suatu masyarakat begitu pula halnya dengan laki-laki. Secara biologis memang perbedaan jenis kelamin perempuan dan laki-laki dapat terlihat jelas, tetapi dari segi hak dan kewajibannya sebagai manusia, hal ini adalah sama, dengan demikian keberadaan perempuan tidak dapat dipandang sebelah mata, hanya sebagai obyek kebutuhan 27 Lihat, Al-Qur'an, QS. At-Tiin (95): 4, artinya: Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. 28 Lihat, Al-Qur'an, QS QS Adz Dzaariyat (51): 56, artinya : Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.
Education is a significant aspect which uses gender paradigm as a analytical tool to portray the ... more Education is a significant aspect which uses gender paradigm as a analytical tool to portray the women existence, especially in t he equality and the equity values. Furthermore, the using of gender paradigm in an education world concerns on the equal opportunity given among men and women. This effort begins with the constructive process on differential behavior to women. Moreover, the weakness of women is identically considered as a 'kodrat'. Therefore, the writing is a critical reflection to the reality life of women in education world. PENDAHULUAN Di awal tahun 1990-an, dunia informasi di Indonesia disemarakkan dengan kehadiran isu gender. Berbagai kajian, baik dalam bentuk tulisan maupun kegiatan ilmiah seperti seminar dan penelitian, dilakukan oleh banyak tokoh pemikir dengan berbagai disiplin ilmu mereka masing-masing. Demikian pula berbagai organisasi kemasyarakatan yang ikut menyibukkan diri dengan kegiatan-kegiatan bertemakan gender dan perempuan. Bahkan, kehadiran isu gender telah menjadi inspirasi bagi terbentuknya beberapa organisasi yang menjadikan penyelamatan nasib kaum perempuan sebagai tema pergerakan dan perjuangannya. Persoalan di seputar kehidupan kaum perempuan, seperti : kesetaraan hak, pembedaan perlakuan, kekerasan dalam rumah tangga, tenaga kerja wanita perdagangan perempuan, merupakan tema-tema yang memadati perbincangan tentang gender. Tema-tema ini mendominasi pembicaraan di setiap kajian gender yang dilakukan, seakan kehadiran isu gender menjadi dewi penyelamat bagi kaum perempuan (Showalter, 1989: 5). Walaupun sebenarnya gender tidak hadir hanya dengan muatan tema keperempuanan, karena persoalan di seputar kehidupan kaum laki-laki juga ikut menghiasi pemikiran dan kajian gender, khususnya yang terkait dengan relasi kehidupannya dengan kaum perempuan. Sebagai bentuk kajian yang mengkristal menjadi sebuah paradigma baru, gender kemudian digunakan untuk memotret berbagai realitas kehidupan, selama di dalam realitas dimaksud didapati kaum perempuan dengan persoalan status dan perlakuan terhadapnya. Persoalan yang muncul ketika kehadiran kaum perempuan dalam berbagai aspek kehidupan seperti, politik, budaya dan pendidikan, diidentikkan dengan perlambang 'kelemahan' sebagai konsekwensi kudrati dari realitas 'makhluk kedua', menjadi tema kritik yang intensif dan selalu dikedepankan (Lily, 1999: 5). Pendidikan merupakan salah satu aspek penting kehidupan yang ikut mempergunakan paradigma gender sebagai pisau analisis dalam mengkaji eksistensi (keberadaan) kaum perempuan, terkait dengan nilai-nilai kesetaraan dan persamaan perlakuan. Penggunaan paradigma gender dalam dunia pendidikan lebih diarahkan pada upaya pemberian kesempatan yang sama antara perempuan dan laki-laki. Upaya ini diawali dengan proses pembongkaran atas sebab-sebab bagi telah terjadinya pembedaan perlakuan terhadap perempuan, dimana 'kelemahan' senantiasa diidentikkan sebagai karakteristik kudrati baginya. Identifikasi ini terlahir dari pembiasaan yang dijadikan perlakuan keseharian dalam rumah tangga. Pekerjaan keseharian yang diklasifikasi dengan tanpa dasar logis yang jelas, sebagai aktivitas feminis, seperti mencuci, memasak, menata rumah, merupakan pekerjaan yang dilekatkan pada peran perempuan. Sementara, pekerjaan yang
One of the urgent aspects which has to be provided by adults in a child's potency is the ability ... more One of the urgent aspects which has to be provided by adults in a child's potency is the ability of drawing. Furthermore, the importance of drawing has a relevancy with the motoric trait development in children. Besides, drawing is able to enhance the ability of right brain as a visualization. This brain, moreover, has an essential part to strengthen all of intellectual activities. Nevertheless, it is slightly hard to expect that drawing will maximally contribute in children especially in an elementary school. Drawing which has been done in the elementary school is unfortunately accomplished without a construction concept by the teacher. This writing is a critical annotation to a drawing lessonat school, especially in early childhood education programs. PENDAHULUAN Dalam pelaksanaan pendidikan di Indonesia, konsep dan batasan anak usia dini agak sedikit berbeda dibanding dengan beberapa negara lain terutama Eropa. Di Indonesia batasan umur anak usia dini adalah dari umur 0-6 tahun, sementara di banyak negara lain mulai umur 0-8 tahun sesuai konvensi anak dunia. Perbedaan batasan usia sebetulnya tak jadi masalah kalau konsep pendidikan dan prinsip pembelajaran anak usia dini diterapkan dalam proses pembelajaran pada anak usia 6-8 di kelas awal sekolah dasar. Namun kenyataan di lapangan berkata lain, bahwa di kelas awal 1, 2 dan 3 pembelajarandilakukan sebagaimana di kelas atas. Wal hasil pembelajaran bagi anak menjadi momok dan menengangkan karena konten materi yang disajikan terlalu padat. Di tambah lagi penyajian dan tuntutan kompetensi yang cendrung tidak seimbang yakni dengan stressing aspek kognitif saja. Anak oleh guru dituntut menghapal pengertian, konsep, bilangan dan lain sebagainya. Permasalahan tidak berhenti di situ, bahwa guru dalam proses pembelajaran di kelas awal sekolah dasar masih tampil dengan pendekatan, metode juga strategi konvensional yakni ceramah dan hapalan. Metode ini tentu saja sangat tidak pas dengan karakteristik perkembangan anak usia 6-8 tahun. Wal hasil pembelajaran menjadi kegiatan yang tidak nyaman, tidak menyenangkan dan tidak menarik.Padahal, menurut konsep PAUD yang sebenarnya, mereka seharusnya dikondisikan dalam suasana belajar aktif, kreatif, dan menyenangkan lewat berbagai ragam metode seperti permainan, bercerita, menyanyi, gerak dan menggambar. Berangkat dari problem tersebut, penulis ingin menawarkan rancang ulang konsep pembelajaran bagi siswa kelas awal sekolah dasar yakni di kelas 1 dan 2. Berdasarkan karakteristik umur dan perkembangan psikologisnya, anak pada kelas 1 dan 2 adalah anak usia dini, oleh sebab itu konsep pendidikan dan pembelajarannya niscaya menggunakan konsep dan pembelajaran PAUD. Prinsip paling dasar dalam proses pembelajaran PAUD adalah bahwa kegiatan pembelajaran harus menjadi sebuah kegiatan yang menyenangkan (Joyfull). Pertanyaan berikutnya adalah mengapa konsep ini ditawarkan? Anak adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan tercepat dalam kehidupannya. Perkembangan itu meliputi perkembangan fisik, kognitif, sosial dan mental. Karena keistimewaan
The future development supported education is the education which be able to advance the children... more The future development supported education is the education which be able to advance the children's ability. Consequently, the children are capable of facing and solving the problems in their life. That education concept is significant when the children enter the real obstacles in a society or work life. Furthermore, the children have to administer what they already learn at school to solve the problem not only in their daily life but also in the society. An educational organization model crucially ascertains the successful process of children education in the rural area. The goal of this article is to learn more about the effective educational organization model applied in a conflict area, specifically in Ambon. Moreover, it needs an innovative model to enhance the education institution in Ambon. The education institution model in Ambon employs a bureaucracy model, the top-down hierarchy system to control the activity in every education institution there. PENDAHULUAN Konflik yang benuansa SARA di daerah tertentu yang ada di Indonesia, salah satunya adalah Ambon yang terletak di provinsi Maluku adalah akibat dari lemahnya pemahaman dan pemaknaan tentang konsep kearifan budaya. Konflik akan muncul apabila tidak ada distribusi nilai yang adil kepada masyarakat. Terdapat perbedaan ras pada masyarakat menjadi penanda awal yang secara budaya sudah dilabelkan hambatan-hambatannya, Dengan kata lain dinamika dan perkembangan masyarakat Indonesia kedepan sangat dipengaruhi oleh hubungan-hubungan antar etnis. Disadari bahwa untuk membangun suatu lembaga pendidikan di daerah pascakonflik adalah cukup sulit. Mengapa? karena untuk mengembalikan keharmonisan seperti semula atau prakonflik butuh proses lama. Kondisi psikologis anak-anak yang berada di daerah pascakonflik juga tentu berbeda dengan kondisi pada anak-anak di daerah yang lebih kondusif pada umumnya. Anak-anak ini mengalami tekanan berat dan rasa trauma yang dapat mengganggu proses perkembangan mereka. Praktisi pendidikan Arief Rahman menilai, anak-anak tersebut lebih membutuhkan pendidikan informal untuk mengembalikan kondisi psikologisnya: Anak-anak yang mengalami trauma akibat konflik, belum mampu menerima materi pendidikan formal yang kaku. Mereka lebih membutuhkan pendidikan informal yang lebih banyak berisi kegiatan pembentukan karakter. 1 Pendidikan menjadi hal yang paling sering menjadi sorotan, karena lewat pendidikanlah sesuatu perubahan dimulai. Penciptaan generasi muda yang memiliki kemampuan ilmu pengetahuan yang dengan ilmu pengetahuan itu dapat melakukan pembangunan di segala bidang merupakan alasan umum mengapa pendidikan menjadi begiu penting. Berdasarkan permasalahan di atas, untuk membangun pendidikan secara efektif di daerah pascakonflik pemerintah daerah 1 A. Rahman, 2009. " Pengembangan Mobil Pintar untuk Daerah Tertinggal, Pasca Konflik, dan Rawan Bencana " .
The article elaborates the important roles of mothers in child's education. Nowadays, educational... more The article elaborates the important roles of mothers in child's education. Nowadays, educational issues still becomes a trending topic and are often talked from many point of views, however, the most talked topic is about child's character building. Character psychologically guides a child to adapt to various environments. Besides, character becomes "a guide" to perform good or bad action. The character is also a factor whether the child be able to adapt to heterogeneous condition. Furthermore, mothers is truly a main educator to create a strong character in a child. Nevertheless, in a real life, there are still mothers who have not properly their job in educational issue. In order to grow the good character in a child, a mother should have a responsibility and proper knowledge. On the other hand, a mother should implement an educational method based on children's age. Moreover, an upbringing style in a family determines the success of the child's education.