CRESCENTIANA DHURHANIA - Academia.edu (original) (raw)
Papers by CRESCENTIANA DHURHANIA
Health Sciences and Pharmacy Journal
One of the fruits whose juice can function as an antibacterial is a lemon. This is related to the... more One of the fruits whose juice can function as an antibacterial is a lemon. This is related to the flavonoid content in lemons. The purpose of this study was to determine the total flavonoid content in local and imported lemon (Citrus limon (L.) Osbeck) juice using the UV-Vis spectrophotometric method. The filtered juice was used for qualitative analysis and quantitative analysis. Qualitative analysis using concentrated HCI reagent plus magnesium powder, 10% NaOH, and concentrated H2SO4 showed that lemon juice was positive for flavonoids. Quantitative analysis was performed using UV-Vis spectrophotometry with an operating time of 28 minutes, the maximum wavelength of 439 nm. The total flavonoid content in local lemon juice was 38.42 ± 0.448 mg QE/100 ml of juice, with a coefficient of variation obtained was 1.165%. The total flavonoid content in imported lemon juice was 39.76 ± 0.199 mg QE/100 ml of juice with a coefficient of variation was 0.501%.
Curcumin is the major yellow pigment of curcuma. Recently, it has been reported that curcumin exh... more Curcumin is the major yellow pigment of curcuma. Recently, it has been reported that curcumin exhibit numerous pharmacological activities, thus makes interesting to study curcumin in preclinical and clinical research. Therefore, it is necessary to validate bioanalytical method associated with the use of curcumin in clinical laboratories. This study was done in order to obtain optimum conditions and the High Performance Liquid Chromatography (HPLC) method validity, with a C18 column and UV-vis detector, using the SPE HLB, in the determination of curcumin in human plasma. In this study has been used Shim-pack (Shimadzu) VP-ODS column (150 x 4,6 mm
Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy), 2019
Metilparaben dan Propilparaben merupakan bahan antibakteri dan antifungi yang efektif. Banyak pro... more Metilparaben dan Propilparaben merupakan bahan antibakteri dan antifungi yang efektif. Banyak produk kosmetik menggunakan metilparaben dan propilparaben sebagai bahan pengawet, salah satunya adalah hand and body lotion. Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) Republik Indonesia No.HK.00.05.1745, tanggal 5 Mei 2003 tentang kosmetik menyebutkan bahwa batas maksimum kadar metilparaben dan propilparaben adalah 0,4 % sebagai pengawet tunggal dan 0,8 % sebagai pengawet campuran. Namun berdasarkan pengamatan penulis, produsen hand and body lotion tidak mencantumkan kadar metilparaben dan propilparaben pada labelnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kadar metilparaben dan propilparaben yang digunakan dalam hand and body lotion dan untuk mengetahui apakah kadar tersebut memenuhi persyaratan yang ditentukan. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental deskriptif, menggunakan metode High Performance Liquid Chomatography (HPLC) fase terbalik dengan kolom Wate...
JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA, 2019
Pendahuluan: Senyawa fenolik merupakan kelompok senyawa terbesar yang berperan sebagai antioksida... more Pendahuluan: Senyawa fenolik merupakan kelompok senyawa terbesar yang berperan sebagai antioksidan alami pada tumbuhan. Salah satu tumbuhan yang berpotensi tinggi sebagai antioksidan alami adalah sarang semut (Myrmecodia pendens). Hal tersebut terkait dengan potensinya sebagai sumber senyawa fenolik. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melakukan uji terhadap kandungan fenolik total dari berbagai bentuk sediaan sarang semut dan pengaruhnya terhadap aktivitas antioksidan. Metode: Hasil uji kualitatif menunjukkan bahwa dalam sediaan seduhan, rebusan, dan ekstrak sarang semut positif mengandung senyawa fenolik, antara lain: flavonoid, tanin dan polifenol. Uji kandungan fenolik total dilakukan dengan metode Folin-Ciocalteu secara spektrofotometri UV-Vis pada 760,5 nm, dengan hasil pada seduhan, rebusan, dan ekstrak berturut-turut 3,64; 3,37; 2,74 g GAE/100 g bahan kering. Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan parameter kapasitas reduksi serium secara spektrofotometri UV-Vis pada ...
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT, 2018
AbstrakDesa Gadingan yang berada di kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu... more AbstrakDesa Gadingan yang berada di kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu desa yang mengalami kenaikan prevalensi Demam Berdarah Dengue (DBD) tertinggi di Provinsi Jawa Tengah. Hal ini didukung dengan rendahnya pola perilaku dan fasilitas untuk sanitasi dan higienitas warga. Rendahnya tingkat pengetahuan mengurangi kesadaran tentang bahaya DBD. Program ini dilakukan sebagai upaya preventif dan kuratif DBD melalui pemanfaatan herbal berkhasiat yang merupakan potensi wilayah menjadi produk berbasis herbal. Pengabdian masyarakat dengan mitra Kismosari dan Badran desa Gadingan diawali dengan melakukan edukasi DBD dan pemanfaatan herbal berkhasiat, dilanjutkan dengan pelatihan herbal berkhasiat. Potensi herbal berkhasiat wilayah tersebut diaplikasikan dengan pembuatan produk yaitu mosquito repellent patch, granul herbal larvasida dan teh herbal. Produksi dilakukan oleh warga kedua mitra dengan pendampingan tim pelaksana melibatkan mahasiswa dan stakeholder. Monito...
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan
Vitamin C is an antioxidant that is contained in red cabbage (Brassica oleracea L. var capitata).... more Vitamin C is an antioxidant that is contained in red cabbage (Brassica oleracea L. var capitata). Generally, people store juice ingredients in the refrigerator. This research was carried out to determine the effect of storage time on vitamin C levels in juiced red cabbage. The variation of storage time used was 1, 4, and 7 days with a storage temperature of 5 oC. Qualitative test using iodine, Fehling, and ammonium molybdate reagent gave positive results containing vitamin C. The quantitative test was carried out by UV-Vis spectrophotometry at a maximum wavelength of 570.5 nm with operating time at 20 minutes after the test solution was added with H2SO4 and ammonium molybdate. The quantitative test results showed that the level of vitamin C on the first day was 63.92 mg / 100 g, on the fourth day was 63.32 mg / 100 g, on the seventh day was 62.52 mg / 100 g red cabbage with coefficients of variation 0.26%. The Tukey test resulted in a p value of more than ??0.05, ie 0.831, so that t...
Saccharin is hundreds of times sweeter than sucrose, so that it can save production costs. Saccha... more Saccharin is hundreds of times sweeter than sucrose, so that it can save production costs. Saccharin as a synthetic sweetener sugar substitute is very potential to be used in making sweet tasting foods that are sold at cheap prices in traditional market, one of which is red porridge. Many foods sold in traditional market are not accompanied by marketing permits as a home industry product, thus increasing the potential for saccharin abuse. This study aimed to determine the content of saccharin in red porridge sold in traditional market and to found out its suitability with the safe limits required in Regulation of the Head of the Food and Drug Supervisory Agency of the Republic Indonesia number 4 of 2014 concerning the maximum limit for the use of sweetener food additives. Identification of saccharin was carried out by resorcinol test and thin layer chromatography. Determination of saccharin was carried out by UV-Visible Spectrophotometric which had been validated at 267.5 nm. The re...
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi
Tempe adalah makanan tradisional hasil olahan fermentasi yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat I... more Tempe adalah makanan tradisional hasil olahan fermentasi yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, yang pada umumnya dibuat dari kedelai ( Glycine max (L.) Merr.). Indonesia merupakan negara produsen tempe terbesar di dunia dan menjadi pasar penjualan tempe terbesar di Asia. Tempe bermanfaat sebagai antioksidan, antibakteri, antikanker, antihaemolitik, antialergi, antiinfeksi dan hepatoprotektor. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa tempe kedelai mengandung senyawa flavonoid. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kadar flavonoid total yang terkandung dalam tempe kedelai. Analisis kualitatif dilakukan menggunakan pereaksi NaOH, H 2 SO 4 , dan Wilstater Cyanidin . Analisis kuantitatif dilakukan secara spektrofotometri Visibel, dimana kuersetin digunakan sebagai standar pembanding. Pengukuran dilakukan pada panjang gelombang maksimum 439,5 nm dengan operating time 30 menit. Hasil penelitian diperoleh kadar flavonoid total sebesar 183,48 ± 3,91 mgQE/100 g tempe kedelai dan 4,07 ± 0,09 mgQE/100 g biji kedelai dengan Relative Standard Deviation 2,13% - 2,21%.
Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy), May 28, 2019
Kerontokan rambut merupakan masalah yang dapat mengganggu penampilan. Ekstrak teh hijau dengan ka... more Kerontokan rambut merupakan masalah yang dapat mengganggu penampilan. Ekstrak teh hijau dengan kadar 5 % terbukti menstimulasi pertumbuhan rambut (Sumakdjaja, dkk., 2008). Zat aktif dalam teh hijau (Camellia sinensis L) yang berkhasiat sebagai penyubur rambut adalah senyawa katekin dan turunannya. Senyawa flavonoid teh hijau terdiri dari epikatekin, (EC), epikatekin galat (ECG), dan epigalokatekin galat (EGCG). Selain itu juga terdapat asam galat, galokatekin galat (GCG), galokatekin (GC), katekin galat (CG) katekin (C), vitamin B dan vitamin C (Agus, 2007) yang mampu memperkuat akar rambut, mencegah kerontokan rambut, menghambat radikal bebas, menetralkan racun, dan melindungi kulit kepala dari infeksi. Formula sediaan kosmetik dan makanan berbahan aktif the hijau telah menyita perhatian masyarakat. Penyubur rambut berbahan aktif ekstrak teh hijau berbentuk gel belum dijumpai di kalangan masyarakat. Berdasarkan fenomena tersebut, penelitian ini bertujuan mengembangkan formula gel penyubur rambut berbahan aktif ekstrak teh hijau. Penelitian ini dilakukan dengan membuat empat formula, yaitu formula I (carbopol 1%, TEA 0,3%, gliserin 1 %), formula II (CMC Na 3%, gliserin 1%,), formula III (PEG 400 72 %, PEG 4000 8%, gliserin 1%) dan formula IV (carbopol 0,75%, TEA 2%, PEG 400 12 % gliserin 1 %. Masing-masing formula mengandung ekstrak teh hijau dengan kadar 5%, pengawet nipagin 0,1 %, dan natrium metabisulfit 0,1%, sediaan dibuat 100 gram. Keempat gel yang diperoleh kemudian diuji kualitas sediaannya meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar, uji daya lekat, uji daya proteksi, uji iritasi primer, uji aseptabilitas, serta uji aktivitas penyubur rambut. Dari penelitian diketahui bahwa formula gel yang paling optimal adalah formula I yang terdiri dari carbopol 1 %, TEA 0,3 %, dan gliserin 1%. Formula I menunjukkan konsistensi gel yang baik, mempunyai aktivitas penyubur rambut paling tinggi, tidak mengiritasi kulit, serta mempunyai sifat aseptabilitas yang baik.
Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy)
Kerontokan rambut merupakan masalah yang dapat mengganggu penampilan. Ekstrak teh hijau dengan ka... more Kerontokan rambut merupakan masalah yang dapat mengganggu penampilan. Ekstrak teh hijau dengan kadar 5 % terbukti menstimulasi pertumbuhan rambut (Sumakdjaja, dkk., 2008). Zat aktif dalam teh hijau (Camellia sinensis L) yang berkhasiat sebagai penyubur rambut adalah senyawa katekin dan turunannya. Senyawa flavonoid teh hijau terdiri dari epikatekin, (EC), epikatekin galat (ECG), dan epigalokatekin galat (EGCG). Selain itu juga terdapat asam galat, galokatekin galat (GCG), galokatekin (GC), katekin galat (CG) katekin (C), vitamin B dan vitamin C (Agus, 2007) yang mampu memperkuat akar rambut, mencegah kerontokan rambut, menghambat radikal bebas, menetralkan racun, dan melindungi kulit kepala dari infeksi. Formula sediaan kosmetik dan makanan berbahan aktif the hijau telah menyita perhatian masyarakat. Penyubur rambut berbahan aktif ekstrak teh hijau berbentuk gel belum dijumpai di kalangan masyarakat. Berdasarkan fenomena tersebut, penelitian ini bertujuan mengembangkan formula gel p...
Health Sciences and Pharmacy Journal
One of the fruits whose juice can function as an antibacterial is a lemon. This is related to the... more One of the fruits whose juice can function as an antibacterial is a lemon. This is related to the flavonoid content in lemons. The purpose of this study was to determine the total flavonoid content in local and imported lemon (Citrus limon (L.) Osbeck) juice using the UV-Vis spectrophotometric method. The filtered juice was used for qualitative analysis and quantitative analysis. Qualitative analysis using concentrated HCI reagent plus magnesium powder, 10% NaOH, and concentrated H2SO4 showed that lemon juice was positive for flavonoids. Quantitative analysis was performed using UV-Vis spectrophotometry with an operating time of 28 minutes, the maximum wavelength of 439 nm. The total flavonoid content in local lemon juice was 38.42 ± 0.448 mg QE/100 ml of juice, with a coefficient of variation obtained was 1.165%. The total flavonoid content in imported lemon juice was 39.76 ± 0.199 mg QE/100 ml of juice with a coefficient of variation was 0.501%.
Curcumin is the major yellow pigment of curcuma. Recently, it has been reported that curcumin exh... more Curcumin is the major yellow pigment of curcuma. Recently, it has been reported that curcumin exhibit numerous pharmacological activities, thus makes interesting to study curcumin in preclinical and clinical research. Therefore, it is necessary to validate bioanalytical method associated with the use of curcumin in clinical laboratories. This study was done in order to obtain optimum conditions and the High Performance Liquid Chromatography (HPLC) method validity, with a C18 column and UV-vis detector, using the SPE HLB, in the determination of curcumin in human plasma. In this study has been used Shim-pack (Shimadzu) VP-ODS column (150 x 4,6 mm
Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy), 2019
Metilparaben dan Propilparaben merupakan bahan antibakteri dan antifungi yang efektif. Banyak pro... more Metilparaben dan Propilparaben merupakan bahan antibakteri dan antifungi yang efektif. Banyak produk kosmetik menggunakan metilparaben dan propilparaben sebagai bahan pengawet, salah satunya adalah hand and body lotion. Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) Republik Indonesia No.HK.00.05.1745, tanggal 5 Mei 2003 tentang kosmetik menyebutkan bahwa batas maksimum kadar metilparaben dan propilparaben adalah 0,4 % sebagai pengawet tunggal dan 0,8 % sebagai pengawet campuran. Namun berdasarkan pengamatan penulis, produsen hand and body lotion tidak mencantumkan kadar metilparaben dan propilparaben pada labelnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kadar metilparaben dan propilparaben yang digunakan dalam hand and body lotion dan untuk mengetahui apakah kadar tersebut memenuhi persyaratan yang ditentukan. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental deskriptif, menggunakan metode High Performance Liquid Chomatography (HPLC) fase terbalik dengan kolom Wate...
JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA, 2019
Pendahuluan: Senyawa fenolik merupakan kelompok senyawa terbesar yang berperan sebagai antioksida... more Pendahuluan: Senyawa fenolik merupakan kelompok senyawa terbesar yang berperan sebagai antioksidan alami pada tumbuhan. Salah satu tumbuhan yang berpotensi tinggi sebagai antioksidan alami adalah sarang semut (Myrmecodia pendens). Hal tersebut terkait dengan potensinya sebagai sumber senyawa fenolik. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melakukan uji terhadap kandungan fenolik total dari berbagai bentuk sediaan sarang semut dan pengaruhnya terhadap aktivitas antioksidan. Metode: Hasil uji kualitatif menunjukkan bahwa dalam sediaan seduhan, rebusan, dan ekstrak sarang semut positif mengandung senyawa fenolik, antara lain: flavonoid, tanin dan polifenol. Uji kandungan fenolik total dilakukan dengan metode Folin-Ciocalteu secara spektrofotometri UV-Vis pada 760,5 nm, dengan hasil pada seduhan, rebusan, dan ekstrak berturut-turut 3,64; 3,37; 2,74 g GAE/100 g bahan kering. Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan parameter kapasitas reduksi serium secara spektrofotometri UV-Vis pada ...
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT, 2018
AbstrakDesa Gadingan yang berada di kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu... more AbstrakDesa Gadingan yang berada di kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu desa yang mengalami kenaikan prevalensi Demam Berdarah Dengue (DBD) tertinggi di Provinsi Jawa Tengah. Hal ini didukung dengan rendahnya pola perilaku dan fasilitas untuk sanitasi dan higienitas warga. Rendahnya tingkat pengetahuan mengurangi kesadaran tentang bahaya DBD. Program ini dilakukan sebagai upaya preventif dan kuratif DBD melalui pemanfaatan herbal berkhasiat yang merupakan potensi wilayah menjadi produk berbasis herbal. Pengabdian masyarakat dengan mitra Kismosari dan Badran desa Gadingan diawali dengan melakukan edukasi DBD dan pemanfaatan herbal berkhasiat, dilanjutkan dengan pelatihan herbal berkhasiat. Potensi herbal berkhasiat wilayah tersebut diaplikasikan dengan pembuatan produk yaitu mosquito repellent patch, granul herbal larvasida dan teh herbal. Produksi dilakukan oleh warga kedua mitra dengan pendampingan tim pelaksana melibatkan mahasiswa dan stakeholder. Monito...
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan
Vitamin C is an antioxidant that is contained in red cabbage (Brassica oleracea L. var capitata).... more Vitamin C is an antioxidant that is contained in red cabbage (Brassica oleracea L. var capitata). Generally, people store juice ingredients in the refrigerator. This research was carried out to determine the effect of storage time on vitamin C levels in juiced red cabbage. The variation of storage time used was 1, 4, and 7 days with a storage temperature of 5 oC. Qualitative test using iodine, Fehling, and ammonium molybdate reagent gave positive results containing vitamin C. The quantitative test was carried out by UV-Vis spectrophotometry at a maximum wavelength of 570.5 nm with operating time at 20 minutes after the test solution was added with H2SO4 and ammonium molybdate. The quantitative test results showed that the level of vitamin C on the first day was 63.92 mg / 100 g, on the fourth day was 63.32 mg / 100 g, on the seventh day was 62.52 mg / 100 g red cabbage with coefficients of variation 0.26%. The Tukey test resulted in a p value of more than ??0.05, ie 0.831, so that t...
Saccharin is hundreds of times sweeter than sucrose, so that it can save production costs. Saccha... more Saccharin is hundreds of times sweeter than sucrose, so that it can save production costs. Saccharin as a synthetic sweetener sugar substitute is very potential to be used in making sweet tasting foods that are sold at cheap prices in traditional market, one of which is red porridge. Many foods sold in traditional market are not accompanied by marketing permits as a home industry product, thus increasing the potential for saccharin abuse. This study aimed to determine the content of saccharin in red porridge sold in traditional market and to found out its suitability with the safe limits required in Regulation of the Head of the Food and Drug Supervisory Agency of the Republic Indonesia number 4 of 2014 concerning the maximum limit for the use of sweetener food additives. Identification of saccharin was carried out by resorcinol test and thin layer chromatography. Determination of saccharin was carried out by UV-Visible Spectrophotometric which had been validated at 267.5 nm. The re...
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi
Tempe adalah makanan tradisional hasil olahan fermentasi yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat I... more Tempe adalah makanan tradisional hasil olahan fermentasi yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, yang pada umumnya dibuat dari kedelai ( Glycine max (L.) Merr.). Indonesia merupakan negara produsen tempe terbesar di dunia dan menjadi pasar penjualan tempe terbesar di Asia. Tempe bermanfaat sebagai antioksidan, antibakteri, antikanker, antihaemolitik, antialergi, antiinfeksi dan hepatoprotektor. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa tempe kedelai mengandung senyawa flavonoid. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kadar flavonoid total yang terkandung dalam tempe kedelai. Analisis kualitatif dilakukan menggunakan pereaksi NaOH, H 2 SO 4 , dan Wilstater Cyanidin . Analisis kuantitatif dilakukan secara spektrofotometri Visibel, dimana kuersetin digunakan sebagai standar pembanding. Pengukuran dilakukan pada panjang gelombang maksimum 439,5 nm dengan operating time 30 menit. Hasil penelitian diperoleh kadar flavonoid total sebesar 183,48 ± 3,91 mgQE/100 g tempe kedelai dan 4,07 ± 0,09 mgQE/100 g biji kedelai dengan Relative Standard Deviation 2,13% - 2,21%.
Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy), May 28, 2019
Kerontokan rambut merupakan masalah yang dapat mengganggu penampilan. Ekstrak teh hijau dengan ka... more Kerontokan rambut merupakan masalah yang dapat mengganggu penampilan. Ekstrak teh hijau dengan kadar 5 % terbukti menstimulasi pertumbuhan rambut (Sumakdjaja, dkk., 2008). Zat aktif dalam teh hijau (Camellia sinensis L) yang berkhasiat sebagai penyubur rambut adalah senyawa katekin dan turunannya. Senyawa flavonoid teh hijau terdiri dari epikatekin, (EC), epikatekin galat (ECG), dan epigalokatekin galat (EGCG). Selain itu juga terdapat asam galat, galokatekin galat (GCG), galokatekin (GC), katekin galat (CG) katekin (C), vitamin B dan vitamin C (Agus, 2007) yang mampu memperkuat akar rambut, mencegah kerontokan rambut, menghambat radikal bebas, menetralkan racun, dan melindungi kulit kepala dari infeksi. Formula sediaan kosmetik dan makanan berbahan aktif the hijau telah menyita perhatian masyarakat. Penyubur rambut berbahan aktif ekstrak teh hijau berbentuk gel belum dijumpai di kalangan masyarakat. Berdasarkan fenomena tersebut, penelitian ini bertujuan mengembangkan formula gel penyubur rambut berbahan aktif ekstrak teh hijau. Penelitian ini dilakukan dengan membuat empat formula, yaitu formula I (carbopol 1%, TEA 0,3%, gliserin 1 %), formula II (CMC Na 3%, gliserin 1%,), formula III (PEG 400 72 %, PEG 4000 8%, gliserin 1%) dan formula IV (carbopol 0,75%, TEA 2%, PEG 400 12 % gliserin 1 %. Masing-masing formula mengandung ekstrak teh hijau dengan kadar 5%, pengawet nipagin 0,1 %, dan natrium metabisulfit 0,1%, sediaan dibuat 100 gram. Keempat gel yang diperoleh kemudian diuji kualitas sediaannya meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar, uji daya lekat, uji daya proteksi, uji iritasi primer, uji aseptabilitas, serta uji aktivitas penyubur rambut. Dari penelitian diketahui bahwa formula gel yang paling optimal adalah formula I yang terdiri dari carbopol 1 %, TEA 0,3 %, dan gliserin 1%. Formula I menunjukkan konsistensi gel yang baik, mempunyai aktivitas penyubur rambut paling tinggi, tidak mengiritasi kulit, serta mempunyai sifat aseptabilitas yang baik.
Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy)
Kerontokan rambut merupakan masalah yang dapat mengganggu penampilan. Ekstrak teh hijau dengan ka... more Kerontokan rambut merupakan masalah yang dapat mengganggu penampilan. Ekstrak teh hijau dengan kadar 5 % terbukti menstimulasi pertumbuhan rambut (Sumakdjaja, dkk., 2008). Zat aktif dalam teh hijau (Camellia sinensis L) yang berkhasiat sebagai penyubur rambut adalah senyawa katekin dan turunannya. Senyawa flavonoid teh hijau terdiri dari epikatekin, (EC), epikatekin galat (ECG), dan epigalokatekin galat (EGCG). Selain itu juga terdapat asam galat, galokatekin galat (GCG), galokatekin (GC), katekin galat (CG) katekin (C), vitamin B dan vitamin C (Agus, 2007) yang mampu memperkuat akar rambut, mencegah kerontokan rambut, menghambat radikal bebas, menetralkan racun, dan melindungi kulit kepala dari infeksi. Formula sediaan kosmetik dan makanan berbahan aktif the hijau telah menyita perhatian masyarakat. Penyubur rambut berbahan aktif ekstrak teh hijau berbentuk gel belum dijumpai di kalangan masyarakat. Berdasarkan fenomena tersebut, penelitian ini bertujuan mengembangkan formula gel p...