Costantein sarapil - Academia.edu (original) (raw)
Papers by Costantein sarapil
Indonesian Journal of Geography, Apr 20, 2022
This study aimed to determine the socioeconomic conditions related to marketing margins of demers... more This study aimed to determine the socioeconomic conditions related to marketing margins of demersal fish in Beeng Laut Island, Sangihe Archipelago Regency, North Sulawesi Province, Indonesia, using survey methods with interview and questionnaire techniques. Most fishers on Beeng Laut Island have a primary school education, houses constructed using wood, and an age range of 20 to 30 years. Margin marketing demersal fish on Channel marketing III (P à Pp à Pe à Ka) and Channel IV (P à Pp à Rm à Ka) is inefficient due to the limited electricity supply. This has an indirect effect on fish quality due to a lack of readily available ice to handle catches. Increased demersal fish marketing efficiency may result in a significant revenue for fishers. Therefore, the government should boost energy availability to enable people create and purchase ice to aid with fish preservation. It should also establish cooperatives for fishers and provide alternative work, such as conservation activities or marine tourism development.
Jurnal Ilmiah Tindalung, Dec 21, 2022
Pulau Mahumu merupakan salah satu pulau yang termasuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Tamako... more Pulau Mahumu merupakan salah satu pulau yang termasuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Tamako Kabupaten Kepulauan Sangihe. Jarak tempuh dari ibukota Kecamatan Tamako yaitu 8 km dan jarak tempuh dari ibukota Kabupaten Kepulauan Sangihe yaitu 53 km, dengan menggunakan perahu motor. Sebagian besar penduduk bekerja sebagai Petani yaitu sebesar 53,14 % dan kemudian diikuti oleh nelayan sebesar 40 %. Kondisi sosial budaya di Kampung Mahumu yaitu masyarakat memiliki tingkat solidaritas yang tinggi, serta sifat kekeluargaan dan gotong royong yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilainilai kearifan lokal di Pulau Mahumu dalam kaitannya dengan pengelolaan wilayah pesisir di Pulau Mahumu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pengamatan (observasi), wawancara mendalam (indepth interview) serta studi kepustakaan. Pengamatan yaitu teknik pengumpulan data dengan mengamati situasi dan kondisi lingkungan serta perilaku masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat di Pulau Mahumu mempunyai rasa solidaritas dan kekeluargaan yang tinggi. Kearifan lokal di Pulau Mahumu seperti menoma, tidak boleh memotong pohon bakau, serta gotong royong membangun rumah. Kearifan lokal tersebut menjaga keberlangsungan hidup di pulau kecil dan keberlanjutan sumber daya laut dan perikanan. Kearifan lokal yang ada di Pulau Mahumu merupakan daya tarik tersendiri dalam pengembangan wisata bahari pada Klaster Teluk Dagho.
Jurnal Ilmiah Tatengkorang, Nov 1, 2022
Sebagian besar nelayan di Kecamatan Tabukan Utara merupakan nelayan sambilan tambahan, artinya ne... more Sebagian besar nelayan di Kecamatan Tabukan Utara merupakan nelayan sambilan tambahan, artinya nelayan yang sebagian kecil pendapatannya berasal dari perikanan. Kampung Bengketang termasuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Tabukan Utara. Sebagian besar penduduk di Kampung Bengketang memiliki pekerjaan sebagai nelayan sebesar 44 persen, dan menggunakan alat tangkap pancing ulur (Handline). Pengadaan Hand line ikan demersal ini merupakan salah satu upaya bagi nelayan untuk meningkatkan hasil tangkapan nelayan. Metode pengabdian yang dilakukan yaitu memberikan penyuluhan, pendampingan, dan monitoring serta evaluasi bagi kelompok nelayan di Kampung Bengketang. Alat tangkap ikan demersal umumnya disebut Sasalensing bagi masyarakat lokal. Hasil tangkapan nelayan seperti ikan Kerapu (Goropa), ikan Kuwe (Bobara), ikan Kurisi, serta ikan Cakalang, dimana merupakan ikan ekonomis penting. Ada yang dijual dan ada juga yang digunakan untuk kebutuhan konsumsi keluarga sehari-hari. Kegiatan PKMS ini telah membantu meningkatkan kehidupan ekonomi masyarakat pesisir. Kata kunci: handline, nelayan, pendapatan nelayan, kampung bengketang, kabupaten kepulauan sangihe. Abtract: Most of the fishermen in North Tabukan District are additional part-time fishermen, meaning that most of the fishermen's income comes from fishing. Bengketang Village is included in the administrative area of North Tabukan District. Most of the population in Bengketang Village have jobs as fishermen by 44 percent, and use handline fishing gear. The procurement of this demersal fish hand line is one of the efforts for fishermen to increase fisherman catches. The service method used is to provide counseling, assistance, and monitoring and evaluation for groups of fishermen in Bengketang Village. Demersal fishing gear is generally called Sasalensing for local people. The catches include grouper (Goropa), Kuwe fish (Bobara), Kurisi fish, and skipjack tuna, which are economically important fish. Some are sold and some are used for daily family consumption needs. This PKMS activity has helped improve the economic life of coastal communities.
Jurnal Ilmiah Tindalung, Dec 21, 2022
Pulau Matutuang mempunyai hamparan terumbu karang seluas 2 ha, padang lamun seluas 1,5 ha pada zo... more Pulau Matutuang mempunyai hamparan terumbu karang seluas 2 ha, padang lamun seluas 1,5 ha pada zona pasang surut, serta hamparan pasir putih seluas 250 meter. Hasil tangkapan nelayan biasanya langsung dijual ke pasar atau nelayan yang berasal dari negara tetangga Filipina yang mempunyai modal yang besar dan teknologi pengolahan hasil perikanan yang jauh lebih memadai. Penelitian ini bertujuan untuk melihat dinamika pendapatan nelayan di Pulau Matutuang yang membawa hasil tangkapan mereka ke Pulau Sangihe besar ataupun yang dijual kepada nelayan dari negara tetangga Filipina. Pengambilan data dilakukan dengan cara mengumpulkan data secara langsung melalui wawancara dan observasi pada nelayan di Pulau Matutuang Kecamatan Kepulauan Marore Kabupaten Kepulauan Sangihe. Analisa data secara deskriptif kualitatif disebut pula dengan kuasi kualitatif atau desain kualitatif semu. Besarnya pendapatan nelayan dihitung dengan menggunakan persamaan dimana = keuntungan/ Profit, = Total pendapatan/ Total revenue, = Total biaya/ Total Cost.Besarnya pendapatan nelayan per bulan berkisar pada Rp 4.320.000,-Rp 14.400.000,-. Alat tangkap yang banyak digunakan yaitu hand line dan long line, dengan hasil tangkapan yaitu ikan Kurisi (Sahamia) dan ikan demersal lainnya. Faktor yang mempengaruhi dinamika pendapatan nelayan di Pulau Matutuang yaitu faktor cuaca. Pekerjaan sampingan yang dilakukan nelayan saat cuaca buruk adalah dengan berkebun, menanam ubi, pisang, kelapa, dan cengkeh. Kata kunci: pulau matutuang, nelayan, pendapatan nelayan Abtract: Matutuang Island has a stretch of coral reefs covering an area of 2 ha, seagrass beds covering an area of 1.5 ha in the tidal zone, and a stretch of white sand covering an area of 250 meters. The catches of fishermen are usually sold directly to the market or fishermen from neighboring country Philippines who have large capital and more adequate processing technology for fishery products. This study aims to look at the dynamics of fishermen's income on Matutuang Island who bring their catch to Sangihe Island or sold to Filipino fishermen. Data collection was carried out by collecting data directly through interviews and observations of fishermen on Matutuang Island, Marore Islands District, Sangihe Islands Regency. Descriptive qualitative data analysis is also called quasi-qualitative or quasi-qualitative design. The amount of fisherman's income is calculated using the equation =TR-TC, where = profit/profit, TR = total income/total revenue, TC = total cost/total cost. 14,400,000,-. Most fishing gear used are hand line and long line, with the catch being Kurisi fish (Sahamia) and other demersal fish. The factor that influences the dynamics of fishermen's income on Matutuang Island is the weather factor. The side jobs that fishermen do when the weather is bad are gardening, planting sweet potatoes, bananas, coconuts, and cloves.
Jurnal Ilmiah Tindalung
Pulau Mahumu yang terletak pada koordinat 3 24’11,970” LU dan 125 34’ 2,382” BT (KKP, 2012). Pu... more Pulau Mahumu yang terletak pada koordinat 3 24’11,970” LU dan 125 34’ 2,382” BT (KKP, 2012). Pulau Mahumu merupakan salah satu pulau yang termasuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Tamako Kabupaten Kepulauan Sangihe. Jarak tempuh dari ibukota Kecamatan Tamako yaitu 8 km dan jarak tempuh dari ibukota Kabupaten Kepulauan Sangihe yaitu 53 km, dengan menggunakan perahu motor. Sebagian besar penduduk bekerja sebagai Petani yaitu sebesar 53,14 % dan kemudian diikuti oleh nelayan sebesar 40 %. Kondisi sosial budaya di Kampung Mahumu yaitu masyarakat memiliki tingkat solidaritas yang tinggi, serta sifat kekeluargaan dan gotong royong yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai – nilai kearifan lokal di Pulau Mahumu dalam kaitannya dengan pengelolaan wilayah pesisir di Pulau Mahumu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pengamatan (observasi), wawancara mendalam (indepth interview) serta studi kepustakaan. Pengamatan yaitu teknik pengumpulan data dengan...
Jurnal Ilmiah Tindalung
Pulau Matutuang mempunyai hamparan terumbu karang seluas 2 ha, padang lamun seluas 1,5 ha pada zo... more Pulau Matutuang mempunyai hamparan terumbu karang seluas 2 ha, padang lamun seluas 1,5 ha pada zona pasang surut, serta hamparan pasir putih seluas 250 meter. Hasil tangkapan nelayan biasanya langsung dijual ke pasar atau nelayan yang berasal dari negara tetangga Filipina yang mempunyai modal yang besar dan teknologi pengolahan hasil perikanan yang jauh lebih memadai. Penelitian ini bertujuan untuk melihat dinamika pendapatan nelayan di Pulau Matutuang yang membawa hasil tangkapan mereka ke Pulau Sangihe besar ataupun yang dijual kepada nelayan dari negara tetangga Filipina. Pengambilan data dilakukan dengan cara mengumpulkan data secara langsung melalui wawancara dan observasi pada nelayan di Pulau Matutuang Kecamatan Kepulauan Marore Kabupaten Kepulauan Sangihe. Analisa data secara deskriptif kualitatif disebut pula dengan kuasi kualitatif atau desain kualitatif semu. Besarnya pendapatan nelayan dihitung dengan menggunakan persamaan dimana = keuntungan/ Profit, = Total pendapata...
Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Sebagian besar nelayan di Kecamatan Tabukan Utara merupakan nelayan sambilan tambahan, artinya ne... more Sebagian besar nelayan di Kecamatan Tabukan Utara merupakan nelayan sambilan tambahan, artinya nelayan yang sebagian kecil pendapatannya berasal dari perikanan. Kampung Bengketang termasuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Tabukan Utara. Sebagian besar penduduk di Kampung Bengketang memiliki pekerjaan sebagai nelayan sebesar 44 persen, dan menggunakan alat tangkap pancing ulur (Handline). Pengadaan Hand line ikan demersal ini merupakan salah satu upaya bagi nelayan untuk meningkatkan hasil tangkapan nelayan. Metode pengabdian yang dilakukan yaitu memberikan penyuluhan, pendampingan, dan monitoring serta evaluasi bagi kelompok nelayan di Kampung Bengketang. Alat tangkap ikan demersal umumnya disebut Sasalensing bagi masyarakat lokal. Hasil tangkapan nelayan seperti ikan Kerapu (Goropa), ikan Kuwe (Bobara), ikan Kurisi, serta ikan Cakalang, dimana merupakan ikan ekonomis penting. Ada yang dijual dan ada juga yang digunakan untuk kebutuhan konsumsi keluarga sehari – hari. Kegiatan ...
Madani : Indonesian Journal of Civil Society
The smoked halfbeak or better known as Roa fish is the raw material for making Sambal Roa, namely... more The smoked halfbeak or better known as Roa fish is the raw material for making Sambal Roa, namely souvenirs typical of North Sulawesi. Palareng Village, South Central Tabukan Subdistrict, Sangihe Islands Regency is one of the villages that produce the halfbeak. The Partner Group is an economically productive partner group, which has a business in catching, processing, and selling Roa fish. The selling price of halfbeak sold raw is on average, Rp. 1000, - / 4 tails, meaning Rp. 250, - / head. The selling price of smoked halfbeak or Roa fish is Rp. 750, - / head. Meanwhile, the price of packaged halfbeak is usually Rp. 1000, - / fish. Partner problems in developing their business are the production aspect where there are limited tools for packaging, the marketing aspect in that there is no wider marketing step, and the management aspect where there is no product management team in the partner group. The purpose of this PKM activity is to empower fishery resources, especially halfbeak ...
Indonesian Journal of Geography
This study aimed to determine the socio-economic conditions related to marketing margins of demer... more This study aimed to determine the socio-economic conditions related to marketing margins of demersal fish in Beeng Laut Island, Sangihe Archipelago Regency, North Sulawesi Province, Indonesia, using survey methods with interview and questionnaire techniques. Most fishers on Beeng Laut Island have a primary school education, houses constructed using wood, and an age range of 20 to 30 years. Margin marketing demersal fish on Channel marketing III (P à Pp à Pe à Ka) and Channel IV (P à Pp à Rm à Ka) is inefficient due to the limited electricity supply. This has an indirect effect on fish quality due to a lack of readily available ice to handle catches. Increased demersal fish marketing efficiency may result in a significant revenue for fishers. Therefore, the government should boost energy availability to enable people create and purchase ice to aid with fish preservation. It should also establish cooperatives for fishers and provide alternative work, such as conservation activities or...
[Yogyakarta] : Universitas Gadjah Mada, 2010
Jurnal Ilmiah Tindalung, Mar 30, 2019
Perairan laut Sulawesi Utara banyak mengandung kekayaan laut yang terdiri dari jenisjenis ikan da... more Perairan laut Sulawesi Utara banyak mengandung kekayaan laut yang terdiri dari jenisjenis ikan dan biota laut lainnya yang mempunyai nilai ekonomis penting baik untuk pasaran lokal maupun ekspor. Salah satu jenis-jenis biota laut yang mempunyai nilai ekonomis penting yang ada di perairan Sulawesi utara adalah cumi-cumi (Loligo Sp.). Potensi cumi-cumi di perairan Sulawesi terlebih khusus di perairan Kabupaten Kepulauan Sangihe sangat besar. Di Kelurahan Pananekeng masyarakat nelayan penangkap cumi-cumi dalam melakukan operasi penangkapan menggunakan kombinasi lampu warna hijau dan biru. Hal ini mendasari peneliti untuk mengetahui kombinasi warna yang efektif untuk mendapatkan hasil tangkapan cumi-cumi. Metode praktek yang digunakan secara deskriptif kualitatif yaitu pengumpulan data meliputi wawancara, observasi, dokumentasi dan diskusi. Pada pendekatan ini, peneliti memuat suatu gambaran yang kompleks. Metode perbandingan merupakan suatu metode pengkajian atau penyelidikan dengan mengadakan perbandingan di antara dua objek kajian atau lebih untuk menambah dan memperdalam pengetahuan tentang objek yang dikaji. Hasil tangkapan yang diperoleh selama operasi penangkapan berjumlah 257 ekor, di mana kombinasi warna cahaya yang paling dominan terhadap hasil tangkapan cumi-cumi adalah kombinasi cahaya warna hijau-biru (51,8%), dibandingkan dengan kombinasi cahaya warna merah-hijau (31,5%) dan merah-biru (16,7%).
ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya, 2021
This study aims to analyze at the income level of fishermen in Para I Village during the Covid-19... more This study aims to analyze at the income level of fishermen in Para I Village during the Covid-19 pandemic, and look at the marketing flow and marketing margins of Threadfin bream in Para I village. This research can be input to the Government in improving the welfare of fishermen amid Covid-19 pandemic. This research was conducted in Para I Village, Tatoareng District, Sangihe Islands Regency in March – May 2021. The methods used in this study were qualitative and quantitative ones. Data collection was carried out through direct observation and interviews with local fishermen, while maintaining health protocols. The income of threadfin bream fisherman per week in Para I Village ranges from IDR 500,000 - IDR 3,000,000 depending on weather condition. The marketing of threadfin bream and other demersal fish belongs to an efficient one. During the pandemic, fishermen's income decreased slightly because they could not bring their catch to be sold to Tahuna city or Dagho Fishing Port...
JMKSP (Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan), 2022
Industrial internships are a means for students to gain work experience while at the same time un... more Industrial internships are a means for students to gain work experience while at the same time understanding the organizational environment and solving problems in the company/industry. This study aims to map the quality of soft skills and hard skills to the satisfaction of companies/industries where students carry out Industrial Internships, to get the results of mapping the quality of soft skills and hard skills the methods used are Importance-Performance Analysis (IPA) and Customer Satisfaction Index (CSI). The object of research used in this study is the population of Industrial Internship students in 2021, amounting to 110 students. The questions used in the questionnaire use a range of 1-7 where the company/industry conducts an assessment by filling out a statement question questionnaire where the distance is 3 months, the distance is the ideal distance for stakeholders in assessing the quality of students' soft skills and hard skills. The implication of the research resul...
Epigram, 2021
The squid fishery is one of the potential non-fish resources which has important economic value. ... more The squid fishery is one of the potential non-fish resources which has important economic value. Binebas village is the administrative area of the South Tabukan District. This study aims to look at part-time activities of coastal communities in utilizing the catching season for squid. This research was conducted in September - October 2020 in Binebas Village, South Tabukan District, Sangihe Islands Regency, North Sulawesi Province. The method used in this research is qualitative and quantitative methods (mix methods). The coastal communities in Binebas Village take advantage of the catching season for squid. Not only fishermen, teachers, government employees, and farmers also catch squid. The traditional fishing gear used to catch squid is a squid fishing rod, which for the people of the binebas village is called Bawulu. The average catch per trip is around 300 squid. Some of the catches are sold, some are distributed to neighbors. The selling price of squid is 5 - 7 tails of IDR ...
Alat tangkap Bubu atau yang lebih dikenal dengan sebutan Somba bagi masyarakat lokal, merupakan a... more Alat tangkap Bubu atau yang lebih dikenal dengan sebutan Somba bagi masyarakat lokal, merupakan alat tangkap yang sudah cukup lama digunakan oleh kelompok nelayan penangkap ikan di Kampung Beeng Laut. Namun, keterbatasan konstruksi alat tangkap bubu yang terbuat dari anyaman bambu, mendorong Tim Pengabdi untuk memodifikasi alat tangkap tersebut menjadi lebih tahan lama. Sehingga dengan adanya modifikasi alat tangkap Bubu yang menggunakan besi dan tali jaring bahan PE multifilament, selain lebih tahan lama, juga membantu mengurangi biaya dan waktu pembuatan alat tangkap sehingga dapat meningkatkan pendapatan nelayan penangkap ikan demersal. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga kelompok nelayan yang menjadi mitra. Mitra diharapkan dapat melakukan penangkapan ikan yang ramah lingkungan dengan menggunakan modifikasi alat tangkap somba. Tim PKM memberikan penyuluhan dan pelatihan mengenai modifikasi dari alat tangkap somba, serta pelatihan teknik pengoperasian...
Pengukuran tingkat kesiapan teknologi perlu dilakukan sebagai bagian dari audit teknologi untuk m... more Pengukuran tingkat kesiapan teknologi perlu dilakukan sebagai bagian dari audit teknologi untuk meningkatkan daya saing industri perikanan tangkap di kabupaten kepulauan Sangihe. Pada penelitian ini, pengukuran kesiapan humanware dilakukan di kelurahan Tidore dan kelurahan Santiago, dengan menggunakan metode teknometrik komponen humanware. Hasil pengukuran tingkat kecanggihannya berdasarkan komponen pengukuran kualifikasi (K), kreativitas dan inovasi (KI), hubungan kerja (HK) berdasarkan alat tangkap utama yang diukur di Tidore: mini purse seine 0,306, surface gill net 0,337, tuna hand line 0,234, bubu 0,304. Sedangkan, kesiapan teknologi komponen humanware nelayan yang ada diSantiago berdasarkan alat tangkap utama yaitu: tuna hand line 0,264, pancing cumi-cumi 0,196 dan senapan ikan (spear gun) yaitu 0,216. Kondisi nilai kedua kelurahan yang jauh dari angka kemutakhiran, menunjukkan kesiapannya masih sangat rendah, sehingga membutuhkan pengembangan yang besar.
Ikan tuna (Thunnus spp) merupakan komoditas pangan yang sangat digemari dan dicari di pasar dunia... more Ikan tuna (Thunnus spp) merupakan komoditas pangan yang sangat digemari dan dicari di pasar dunia. Cara untuk meningkatkan produksi tuna ialah melalui peningkatan unit upaya atau penggunaan alat tangkap dan jumlah armada. Dalam perikanan tangkap, ada beberapa jenis alat tangkap yang dapat digunakan untuk menangkap ikan tuna yaitu alat tangkap long line, purse seine, troling line, pole and line, gill net, hand line, dll. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produktivitas alat tangkap pancing tuna dan pemancing (ABK) berdasarkan hasil tangkapan dan mengetahui jumlah hasil tangkapan ikan tuna berdasarkan daerah penangkapan (fishing ground) ikan tuna yang didaratkan di Fish Port General Santos, Philipina. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Objek yang diambil ialah nelayan-nelayan penangkap ikan tuna dengan menggunakan alat tangkap hand line. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Hasil penelitian menunjukan bahwa produktifitas pe...
Kampung Palareng Kecamatan Tabukan Selatan merupakan kampung pesisir yang memiliki sumberdaya ika... more Kampung Palareng Kecamatan Tabukan Selatan merupakan kampung pesisir yang memiliki sumberdaya ikan demersal yang cukup melimpah karena disepanjang perairan pesisir Kampung Palareng dikelilingi terumbu karang, sehingga masyarakat nelayan disekitar pesisir pantai ini menangkap ikan julung-julung dengan menggunakan alat tangkap soma giop. Alat tangkap soma giop untuk menangkap ikan julung-julung telah lama digunakan oleh kelompok nelayan penangkap ikan di Kampung Palareng, namun dengan keterbatasan umur alat tangkap soma giop yang sudah semakin usang dan rusak sehingga alat tangkap tersebut sudah banyak yang sobek dan talinya terputus sehingga sangat dikuatirkan, karena alat tangkap soma giop yang masih tradisional hanya ada di Kampung Palareng. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga kelompok nelayan yang menjadi Mitra dalam memanfaatkan sumberdaya laut yang ada dan melihat permintaan akan kebutuhan ikan julung-julung yang cukup tinggi. Melalui kegiatan ini Mi...
Pukat cincin berukuran kecil (mini purse seine) atau yang lebih dikenal dengan nama soma pajeko m... more Pukat cincin berukuran kecil (mini purse seine) atau yang lebih dikenal dengan nama soma pajeko merupakan alat tangkap yang efektif untuk menangkap ikan-ikan pelagis terutama ikan pelagis kecil. Ukuran alat tangkap purse seine yang digunakan akan berpengaruh pula pada ukuran kapal, besarnya tenaga penggerak, jumlah anak buah kapal (masanae), peralatan bantu, lamanya trip dan kebutuhan bahan bakar; yang semuanya berimbas pada investasi modal dan biaya operasional di lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan apakah faktor teknis memberikan pengaruh yang nyata terhadap hasil tangkapan pukat cincin serta menentukan apakah aspek ekonomi memberikan keuntungan terhadap usaha penangkapan ikan pukat cincin. Penelitian ini dilakukan pada objek yang terbatas yaitu perikanan tangkap pelagis dengan alat tangkap pukat cincin. Pengambilan data meliputi ukuran perahu; ukuran alat tangkap; jumlah ABK; jumlah penggunaan BBM; musim penangkapan ikan; alat bantu penangkapan ikan yang digunakan...
Kawasan perairan di sekitar Desa Salurang memiliki potensi sumberdaya ikan yang cukup melimpah ka... more Kawasan perairan di sekitar Desa Salurang memiliki potensi sumberdaya ikan yang cukup melimpah karena kawasan tersebut belum tersentuh dengan teknologi penangkapan ikan skala besar dan hanya menggunakan peralatan seadanya dari nelayan setempat. Salah satu alat tangkap yang digunakan oleh nelayan Desa Salurang adalah jaring insang dasar (bottom gilnet) yang oleh masyarakat lokal dinamakan Soma Bawuluse. Tingkat kesejahteraan masyarakat setempat yang rendah yang juga dipengaruhi oleh tingkat pependidikannya, menjadikan masyarakat Salurang masih tergolong kurang mampu dan membutuhkn inovasi dalam pemahaman teknologi penangkapan ikan. Bertitik tolak dari masalah yang ada maka solusi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan pada kelompok pesisir ini adalah introduksi penerapan ketrampilan teknik pembuatan alat tangkap jaring insang dan penerapan metode/teknik pengoperasian alat tangkap Soma Bawuluse yang ramah lingkungan. Melalui kegiatan ini nelayan penangkap ikan dapat melakukan pe...
Indonesian Journal of Geography, Apr 20, 2022
This study aimed to determine the socioeconomic conditions related to marketing margins of demers... more This study aimed to determine the socioeconomic conditions related to marketing margins of demersal fish in Beeng Laut Island, Sangihe Archipelago Regency, North Sulawesi Province, Indonesia, using survey methods with interview and questionnaire techniques. Most fishers on Beeng Laut Island have a primary school education, houses constructed using wood, and an age range of 20 to 30 years. Margin marketing demersal fish on Channel marketing III (P à Pp à Pe à Ka) and Channel IV (P à Pp à Rm à Ka) is inefficient due to the limited electricity supply. This has an indirect effect on fish quality due to a lack of readily available ice to handle catches. Increased demersal fish marketing efficiency may result in a significant revenue for fishers. Therefore, the government should boost energy availability to enable people create and purchase ice to aid with fish preservation. It should also establish cooperatives for fishers and provide alternative work, such as conservation activities or marine tourism development.
Jurnal Ilmiah Tindalung, Dec 21, 2022
Pulau Mahumu merupakan salah satu pulau yang termasuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Tamako... more Pulau Mahumu merupakan salah satu pulau yang termasuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Tamako Kabupaten Kepulauan Sangihe. Jarak tempuh dari ibukota Kecamatan Tamako yaitu 8 km dan jarak tempuh dari ibukota Kabupaten Kepulauan Sangihe yaitu 53 km, dengan menggunakan perahu motor. Sebagian besar penduduk bekerja sebagai Petani yaitu sebesar 53,14 % dan kemudian diikuti oleh nelayan sebesar 40 %. Kondisi sosial budaya di Kampung Mahumu yaitu masyarakat memiliki tingkat solidaritas yang tinggi, serta sifat kekeluargaan dan gotong royong yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilainilai kearifan lokal di Pulau Mahumu dalam kaitannya dengan pengelolaan wilayah pesisir di Pulau Mahumu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pengamatan (observasi), wawancara mendalam (indepth interview) serta studi kepustakaan. Pengamatan yaitu teknik pengumpulan data dengan mengamati situasi dan kondisi lingkungan serta perilaku masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat di Pulau Mahumu mempunyai rasa solidaritas dan kekeluargaan yang tinggi. Kearifan lokal di Pulau Mahumu seperti menoma, tidak boleh memotong pohon bakau, serta gotong royong membangun rumah. Kearifan lokal tersebut menjaga keberlangsungan hidup di pulau kecil dan keberlanjutan sumber daya laut dan perikanan. Kearifan lokal yang ada di Pulau Mahumu merupakan daya tarik tersendiri dalam pengembangan wisata bahari pada Klaster Teluk Dagho.
Jurnal Ilmiah Tatengkorang, Nov 1, 2022
Sebagian besar nelayan di Kecamatan Tabukan Utara merupakan nelayan sambilan tambahan, artinya ne... more Sebagian besar nelayan di Kecamatan Tabukan Utara merupakan nelayan sambilan tambahan, artinya nelayan yang sebagian kecil pendapatannya berasal dari perikanan. Kampung Bengketang termasuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Tabukan Utara. Sebagian besar penduduk di Kampung Bengketang memiliki pekerjaan sebagai nelayan sebesar 44 persen, dan menggunakan alat tangkap pancing ulur (Handline). Pengadaan Hand line ikan demersal ini merupakan salah satu upaya bagi nelayan untuk meningkatkan hasil tangkapan nelayan. Metode pengabdian yang dilakukan yaitu memberikan penyuluhan, pendampingan, dan monitoring serta evaluasi bagi kelompok nelayan di Kampung Bengketang. Alat tangkap ikan demersal umumnya disebut Sasalensing bagi masyarakat lokal. Hasil tangkapan nelayan seperti ikan Kerapu (Goropa), ikan Kuwe (Bobara), ikan Kurisi, serta ikan Cakalang, dimana merupakan ikan ekonomis penting. Ada yang dijual dan ada juga yang digunakan untuk kebutuhan konsumsi keluarga sehari-hari. Kegiatan PKMS ini telah membantu meningkatkan kehidupan ekonomi masyarakat pesisir. Kata kunci: handline, nelayan, pendapatan nelayan, kampung bengketang, kabupaten kepulauan sangihe. Abtract: Most of the fishermen in North Tabukan District are additional part-time fishermen, meaning that most of the fishermen's income comes from fishing. Bengketang Village is included in the administrative area of North Tabukan District. Most of the population in Bengketang Village have jobs as fishermen by 44 percent, and use handline fishing gear. The procurement of this demersal fish hand line is one of the efforts for fishermen to increase fisherman catches. The service method used is to provide counseling, assistance, and monitoring and evaluation for groups of fishermen in Bengketang Village. Demersal fishing gear is generally called Sasalensing for local people. The catches include grouper (Goropa), Kuwe fish (Bobara), Kurisi fish, and skipjack tuna, which are economically important fish. Some are sold and some are used for daily family consumption needs. This PKMS activity has helped improve the economic life of coastal communities.
Jurnal Ilmiah Tindalung, Dec 21, 2022
Pulau Matutuang mempunyai hamparan terumbu karang seluas 2 ha, padang lamun seluas 1,5 ha pada zo... more Pulau Matutuang mempunyai hamparan terumbu karang seluas 2 ha, padang lamun seluas 1,5 ha pada zona pasang surut, serta hamparan pasir putih seluas 250 meter. Hasil tangkapan nelayan biasanya langsung dijual ke pasar atau nelayan yang berasal dari negara tetangga Filipina yang mempunyai modal yang besar dan teknologi pengolahan hasil perikanan yang jauh lebih memadai. Penelitian ini bertujuan untuk melihat dinamika pendapatan nelayan di Pulau Matutuang yang membawa hasil tangkapan mereka ke Pulau Sangihe besar ataupun yang dijual kepada nelayan dari negara tetangga Filipina. Pengambilan data dilakukan dengan cara mengumpulkan data secara langsung melalui wawancara dan observasi pada nelayan di Pulau Matutuang Kecamatan Kepulauan Marore Kabupaten Kepulauan Sangihe. Analisa data secara deskriptif kualitatif disebut pula dengan kuasi kualitatif atau desain kualitatif semu. Besarnya pendapatan nelayan dihitung dengan menggunakan persamaan dimana = keuntungan/ Profit, = Total pendapatan/ Total revenue, = Total biaya/ Total Cost.Besarnya pendapatan nelayan per bulan berkisar pada Rp 4.320.000,-Rp 14.400.000,-. Alat tangkap yang banyak digunakan yaitu hand line dan long line, dengan hasil tangkapan yaitu ikan Kurisi (Sahamia) dan ikan demersal lainnya. Faktor yang mempengaruhi dinamika pendapatan nelayan di Pulau Matutuang yaitu faktor cuaca. Pekerjaan sampingan yang dilakukan nelayan saat cuaca buruk adalah dengan berkebun, menanam ubi, pisang, kelapa, dan cengkeh. Kata kunci: pulau matutuang, nelayan, pendapatan nelayan Abtract: Matutuang Island has a stretch of coral reefs covering an area of 2 ha, seagrass beds covering an area of 1.5 ha in the tidal zone, and a stretch of white sand covering an area of 250 meters. The catches of fishermen are usually sold directly to the market or fishermen from neighboring country Philippines who have large capital and more adequate processing technology for fishery products. This study aims to look at the dynamics of fishermen's income on Matutuang Island who bring their catch to Sangihe Island or sold to Filipino fishermen. Data collection was carried out by collecting data directly through interviews and observations of fishermen on Matutuang Island, Marore Islands District, Sangihe Islands Regency. Descriptive qualitative data analysis is also called quasi-qualitative or quasi-qualitative design. The amount of fisherman's income is calculated using the equation =TR-TC, where = profit/profit, TR = total income/total revenue, TC = total cost/total cost. 14,400,000,-. Most fishing gear used are hand line and long line, with the catch being Kurisi fish (Sahamia) and other demersal fish. The factor that influences the dynamics of fishermen's income on Matutuang Island is the weather factor. The side jobs that fishermen do when the weather is bad are gardening, planting sweet potatoes, bananas, coconuts, and cloves.
Jurnal Ilmiah Tindalung
Pulau Mahumu yang terletak pada koordinat 3 24’11,970” LU dan 125 34’ 2,382” BT (KKP, 2012). Pu... more Pulau Mahumu yang terletak pada koordinat 3 24’11,970” LU dan 125 34’ 2,382” BT (KKP, 2012). Pulau Mahumu merupakan salah satu pulau yang termasuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Tamako Kabupaten Kepulauan Sangihe. Jarak tempuh dari ibukota Kecamatan Tamako yaitu 8 km dan jarak tempuh dari ibukota Kabupaten Kepulauan Sangihe yaitu 53 km, dengan menggunakan perahu motor. Sebagian besar penduduk bekerja sebagai Petani yaitu sebesar 53,14 % dan kemudian diikuti oleh nelayan sebesar 40 %. Kondisi sosial budaya di Kampung Mahumu yaitu masyarakat memiliki tingkat solidaritas yang tinggi, serta sifat kekeluargaan dan gotong royong yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai – nilai kearifan lokal di Pulau Mahumu dalam kaitannya dengan pengelolaan wilayah pesisir di Pulau Mahumu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pengamatan (observasi), wawancara mendalam (indepth interview) serta studi kepustakaan. Pengamatan yaitu teknik pengumpulan data dengan...
Jurnal Ilmiah Tindalung
Pulau Matutuang mempunyai hamparan terumbu karang seluas 2 ha, padang lamun seluas 1,5 ha pada zo... more Pulau Matutuang mempunyai hamparan terumbu karang seluas 2 ha, padang lamun seluas 1,5 ha pada zona pasang surut, serta hamparan pasir putih seluas 250 meter. Hasil tangkapan nelayan biasanya langsung dijual ke pasar atau nelayan yang berasal dari negara tetangga Filipina yang mempunyai modal yang besar dan teknologi pengolahan hasil perikanan yang jauh lebih memadai. Penelitian ini bertujuan untuk melihat dinamika pendapatan nelayan di Pulau Matutuang yang membawa hasil tangkapan mereka ke Pulau Sangihe besar ataupun yang dijual kepada nelayan dari negara tetangga Filipina. Pengambilan data dilakukan dengan cara mengumpulkan data secara langsung melalui wawancara dan observasi pada nelayan di Pulau Matutuang Kecamatan Kepulauan Marore Kabupaten Kepulauan Sangihe. Analisa data secara deskriptif kualitatif disebut pula dengan kuasi kualitatif atau desain kualitatif semu. Besarnya pendapatan nelayan dihitung dengan menggunakan persamaan dimana = keuntungan/ Profit, = Total pendapata...
Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Sebagian besar nelayan di Kecamatan Tabukan Utara merupakan nelayan sambilan tambahan, artinya ne... more Sebagian besar nelayan di Kecamatan Tabukan Utara merupakan nelayan sambilan tambahan, artinya nelayan yang sebagian kecil pendapatannya berasal dari perikanan. Kampung Bengketang termasuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Tabukan Utara. Sebagian besar penduduk di Kampung Bengketang memiliki pekerjaan sebagai nelayan sebesar 44 persen, dan menggunakan alat tangkap pancing ulur (Handline). Pengadaan Hand line ikan demersal ini merupakan salah satu upaya bagi nelayan untuk meningkatkan hasil tangkapan nelayan. Metode pengabdian yang dilakukan yaitu memberikan penyuluhan, pendampingan, dan monitoring serta evaluasi bagi kelompok nelayan di Kampung Bengketang. Alat tangkap ikan demersal umumnya disebut Sasalensing bagi masyarakat lokal. Hasil tangkapan nelayan seperti ikan Kerapu (Goropa), ikan Kuwe (Bobara), ikan Kurisi, serta ikan Cakalang, dimana merupakan ikan ekonomis penting. Ada yang dijual dan ada juga yang digunakan untuk kebutuhan konsumsi keluarga sehari – hari. Kegiatan ...
Madani : Indonesian Journal of Civil Society
The smoked halfbeak or better known as Roa fish is the raw material for making Sambal Roa, namely... more The smoked halfbeak or better known as Roa fish is the raw material for making Sambal Roa, namely souvenirs typical of North Sulawesi. Palareng Village, South Central Tabukan Subdistrict, Sangihe Islands Regency is one of the villages that produce the halfbeak. The Partner Group is an economically productive partner group, which has a business in catching, processing, and selling Roa fish. The selling price of halfbeak sold raw is on average, Rp. 1000, - / 4 tails, meaning Rp. 250, - / head. The selling price of smoked halfbeak or Roa fish is Rp. 750, - / head. Meanwhile, the price of packaged halfbeak is usually Rp. 1000, - / fish. Partner problems in developing their business are the production aspect where there are limited tools for packaging, the marketing aspect in that there is no wider marketing step, and the management aspect where there is no product management team in the partner group. The purpose of this PKM activity is to empower fishery resources, especially halfbeak ...
Indonesian Journal of Geography
This study aimed to determine the socio-economic conditions related to marketing margins of demer... more This study aimed to determine the socio-economic conditions related to marketing margins of demersal fish in Beeng Laut Island, Sangihe Archipelago Regency, North Sulawesi Province, Indonesia, using survey methods with interview and questionnaire techniques. Most fishers on Beeng Laut Island have a primary school education, houses constructed using wood, and an age range of 20 to 30 years. Margin marketing demersal fish on Channel marketing III (P à Pp à Pe à Ka) and Channel IV (P à Pp à Rm à Ka) is inefficient due to the limited electricity supply. This has an indirect effect on fish quality due to a lack of readily available ice to handle catches. Increased demersal fish marketing efficiency may result in a significant revenue for fishers. Therefore, the government should boost energy availability to enable people create and purchase ice to aid with fish preservation. It should also establish cooperatives for fishers and provide alternative work, such as conservation activities or...
[Yogyakarta] : Universitas Gadjah Mada, 2010
Jurnal Ilmiah Tindalung, Mar 30, 2019
Perairan laut Sulawesi Utara banyak mengandung kekayaan laut yang terdiri dari jenisjenis ikan da... more Perairan laut Sulawesi Utara banyak mengandung kekayaan laut yang terdiri dari jenisjenis ikan dan biota laut lainnya yang mempunyai nilai ekonomis penting baik untuk pasaran lokal maupun ekspor. Salah satu jenis-jenis biota laut yang mempunyai nilai ekonomis penting yang ada di perairan Sulawesi utara adalah cumi-cumi (Loligo Sp.). Potensi cumi-cumi di perairan Sulawesi terlebih khusus di perairan Kabupaten Kepulauan Sangihe sangat besar. Di Kelurahan Pananekeng masyarakat nelayan penangkap cumi-cumi dalam melakukan operasi penangkapan menggunakan kombinasi lampu warna hijau dan biru. Hal ini mendasari peneliti untuk mengetahui kombinasi warna yang efektif untuk mendapatkan hasil tangkapan cumi-cumi. Metode praktek yang digunakan secara deskriptif kualitatif yaitu pengumpulan data meliputi wawancara, observasi, dokumentasi dan diskusi. Pada pendekatan ini, peneliti memuat suatu gambaran yang kompleks. Metode perbandingan merupakan suatu metode pengkajian atau penyelidikan dengan mengadakan perbandingan di antara dua objek kajian atau lebih untuk menambah dan memperdalam pengetahuan tentang objek yang dikaji. Hasil tangkapan yang diperoleh selama operasi penangkapan berjumlah 257 ekor, di mana kombinasi warna cahaya yang paling dominan terhadap hasil tangkapan cumi-cumi adalah kombinasi cahaya warna hijau-biru (51,8%), dibandingkan dengan kombinasi cahaya warna merah-hijau (31,5%) dan merah-biru (16,7%).
ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya, 2021
This study aims to analyze at the income level of fishermen in Para I Village during the Covid-19... more This study aims to analyze at the income level of fishermen in Para I Village during the Covid-19 pandemic, and look at the marketing flow and marketing margins of Threadfin bream in Para I village. This research can be input to the Government in improving the welfare of fishermen amid Covid-19 pandemic. This research was conducted in Para I Village, Tatoareng District, Sangihe Islands Regency in March – May 2021. The methods used in this study were qualitative and quantitative ones. Data collection was carried out through direct observation and interviews with local fishermen, while maintaining health protocols. The income of threadfin bream fisherman per week in Para I Village ranges from IDR 500,000 - IDR 3,000,000 depending on weather condition. The marketing of threadfin bream and other demersal fish belongs to an efficient one. During the pandemic, fishermen's income decreased slightly because they could not bring their catch to be sold to Tahuna city or Dagho Fishing Port...
JMKSP (Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan), 2022
Industrial internships are a means for students to gain work experience while at the same time un... more Industrial internships are a means for students to gain work experience while at the same time understanding the organizational environment and solving problems in the company/industry. This study aims to map the quality of soft skills and hard skills to the satisfaction of companies/industries where students carry out Industrial Internships, to get the results of mapping the quality of soft skills and hard skills the methods used are Importance-Performance Analysis (IPA) and Customer Satisfaction Index (CSI). The object of research used in this study is the population of Industrial Internship students in 2021, amounting to 110 students. The questions used in the questionnaire use a range of 1-7 where the company/industry conducts an assessment by filling out a statement question questionnaire where the distance is 3 months, the distance is the ideal distance for stakeholders in assessing the quality of students' soft skills and hard skills. The implication of the research resul...
Epigram, 2021
The squid fishery is one of the potential non-fish resources which has important economic value. ... more The squid fishery is one of the potential non-fish resources which has important economic value. Binebas village is the administrative area of the South Tabukan District. This study aims to look at part-time activities of coastal communities in utilizing the catching season for squid. This research was conducted in September - October 2020 in Binebas Village, South Tabukan District, Sangihe Islands Regency, North Sulawesi Province. The method used in this research is qualitative and quantitative methods (mix methods). The coastal communities in Binebas Village take advantage of the catching season for squid. Not only fishermen, teachers, government employees, and farmers also catch squid. The traditional fishing gear used to catch squid is a squid fishing rod, which for the people of the binebas village is called Bawulu. The average catch per trip is around 300 squid. Some of the catches are sold, some are distributed to neighbors. The selling price of squid is 5 - 7 tails of IDR ...
Alat tangkap Bubu atau yang lebih dikenal dengan sebutan Somba bagi masyarakat lokal, merupakan a... more Alat tangkap Bubu atau yang lebih dikenal dengan sebutan Somba bagi masyarakat lokal, merupakan alat tangkap yang sudah cukup lama digunakan oleh kelompok nelayan penangkap ikan di Kampung Beeng Laut. Namun, keterbatasan konstruksi alat tangkap bubu yang terbuat dari anyaman bambu, mendorong Tim Pengabdi untuk memodifikasi alat tangkap tersebut menjadi lebih tahan lama. Sehingga dengan adanya modifikasi alat tangkap Bubu yang menggunakan besi dan tali jaring bahan PE multifilament, selain lebih tahan lama, juga membantu mengurangi biaya dan waktu pembuatan alat tangkap sehingga dapat meningkatkan pendapatan nelayan penangkap ikan demersal. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga kelompok nelayan yang menjadi mitra. Mitra diharapkan dapat melakukan penangkapan ikan yang ramah lingkungan dengan menggunakan modifikasi alat tangkap somba. Tim PKM memberikan penyuluhan dan pelatihan mengenai modifikasi dari alat tangkap somba, serta pelatihan teknik pengoperasian...
Pengukuran tingkat kesiapan teknologi perlu dilakukan sebagai bagian dari audit teknologi untuk m... more Pengukuran tingkat kesiapan teknologi perlu dilakukan sebagai bagian dari audit teknologi untuk meningkatkan daya saing industri perikanan tangkap di kabupaten kepulauan Sangihe. Pada penelitian ini, pengukuran kesiapan humanware dilakukan di kelurahan Tidore dan kelurahan Santiago, dengan menggunakan metode teknometrik komponen humanware. Hasil pengukuran tingkat kecanggihannya berdasarkan komponen pengukuran kualifikasi (K), kreativitas dan inovasi (KI), hubungan kerja (HK) berdasarkan alat tangkap utama yang diukur di Tidore: mini purse seine 0,306, surface gill net 0,337, tuna hand line 0,234, bubu 0,304. Sedangkan, kesiapan teknologi komponen humanware nelayan yang ada diSantiago berdasarkan alat tangkap utama yaitu: tuna hand line 0,264, pancing cumi-cumi 0,196 dan senapan ikan (spear gun) yaitu 0,216. Kondisi nilai kedua kelurahan yang jauh dari angka kemutakhiran, menunjukkan kesiapannya masih sangat rendah, sehingga membutuhkan pengembangan yang besar.
Ikan tuna (Thunnus spp) merupakan komoditas pangan yang sangat digemari dan dicari di pasar dunia... more Ikan tuna (Thunnus spp) merupakan komoditas pangan yang sangat digemari dan dicari di pasar dunia. Cara untuk meningkatkan produksi tuna ialah melalui peningkatan unit upaya atau penggunaan alat tangkap dan jumlah armada. Dalam perikanan tangkap, ada beberapa jenis alat tangkap yang dapat digunakan untuk menangkap ikan tuna yaitu alat tangkap long line, purse seine, troling line, pole and line, gill net, hand line, dll. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produktivitas alat tangkap pancing tuna dan pemancing (ABK) berdasarkan hasil tangkapan dan mengetahui jumlah hasil tangkapan ikan tuna berdasarkan daerah penangkapan (fishing ground) ikan tuna yang didaratkan di Fish Port General Santos, Philipina. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Objek yang diambil ialah nelayan-nelayan penangkap ikan tuna dengan menggunakan alat tangkap hand line. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Hasil penelitian menunjukan bahwa produktifitas pe...
Kampung Palareng Kecamatan Tabukan Selatan merupakan kampung pesisir yang memiliki sumberdaya ika... more Kampung Palareng Kecamatan Tabukan Selatan merupakan kampung pesisir yang memiliki sumberdaya ikan demersal yang cukup melimpah karena disepanjang perairan pesisir Kampung Palareng dikelilingi terumbu karang, sehingga masyarakat nelayan disekitar pesisir pantai ini menangkap ikan julung-julung dengan menggunakan alat tangkap soma giop. Alat tangkap soma giop untuk menangkap ikan julung-julung telah lama digunakan oleh kelompok nelayan penangkap ikan di Kampung Palareng, namun dengan keterbatasan umur alat tangkap soma giop yang sudah semakin usang dan rusak sehingga alat tangkap tersebut sudah banyak yang sobek dan talinya terputus sehingga sangat dikuatirkan, karena alat tangkap soma giop yang masih tradisional hanya ada di Kampung Palareng. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga kelompok nelayan yang menjadi Mitra dalam memanfaatkan sumberdaya laut yang ada dan melihat permintaan akan kebutuhan ikan julung-julung yang cukup tinggi. Melalui kegiatan ini Mi...
Pukat cincin berukuran kecil (mini purse seine) atau yang lebih dikenal dengan nama soma pajeko m... more Pukat cincin berukuran kecil (mini purse seine) atau yang lebih dikenal dengan nama soma pajeko merupakan alat tangkap yang efektif untuk menangkap ikan-ikan pelagis terutama ikan pelagis kecil. Ukuran alat tangkap purse seine yang digunakan akan berpengaruh pula pada ukuran kapal, besarnya tenaga penggerak, jumlah anak buah kapal (masanae), peralatan bantu, lamanya trip dan kebutuhan bahan bakar; yang semuanya berimbas pada investasi modal dan biaya operasional di lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan apakah faktor teknis memberikan pengaruh yang nyata terhadap hasil tangkapan pukat cincin serta menentukan apakah aspek ekonomi memberikan keuntungan terhadap usaha penangkapan ikan pukat cincin. Penelitian ini dilakukan pada objek yang terbatas yaitu perikanan tangkap pelagis dengan alat tangkap pukat cincin. Pengambilan data meliputi ukuran perahu; ukuran alat tangkap; jumlah ABK; jumlah penggunaan BBM; musim penangkapan ikan; alat bantu penangkapan ikan yang digunakan...
Kawasan perairan di sekitar Desa Salurang memiliki potensi sumberdaya ikan yang cukup melimpah ka... more Kawasan perairan di sekitar Desa Salurang memiliki potensi sumberdaya ikan yang cukup melimpah karena kawasan tersebut belum tersentuh dengan teknologi penangkapan ikan skala besar dan hanya menggunakan peralatan seadanya dari nelayan setempat. Salah satu alat tangkap yang digunakan oleh nelayan Desa Salurang adalah jaring insang dasar (bottom gilnet) yang oleh masyarakat lokal dinamakan Soma Bawuluse. Tingkat kesejahteraan masyarakat setempat yang rendah yang juga dipengaruhi oleh tingkat pependidikannya, menjadikan masyarakat Salurang masih tergolong kurang mampu dan membutuhkn inovasi dalam pemahaman teknologi penangkapan ikan. Bertitik tolak dari masalah yang ada maka solusi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan pada kelompok pesisir ini adalah introduksi penerapan ketrampilan teknik pembuatan alat tangkap jaring insang dan penerapan metode/teknik pengoperasian alat tangkap Soma Bawuluse yang ramah lingkungan. Melalui kegiatan ini nelayan penangkap ikan dapat melakukan pe...