Muhammad Eka Hidayatullah - Academia.edu (original) (raw)

Papers by Muhammad Eka Hidayatullah

Research paper thumbnail of Potensi Ekstrak Etanol Tumbuhan Krinyuh (Chromolaena odorata) sebagai Senyawa Anti-Bakteri

Tulisan ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai potensi ekstrak tumbuhan krinyuh (Chrom... more Tulisan ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai potensi ekstrak tumbuhan krinyuh (Chromolaena odorata) sebagai senyawa anti-bakteri yaitu senyawa dari ektrak etanol daun krinyu seperti alkaloid, flavonoid, glikosida, saponin, tanin dan steroid/triterpenoid yang efektif menghabat pertumbuhan bakteri penyakit. Zona hambat yang dihasilkan ektrak etanol daun krinyu sangat efektif menghabat Staphylococcus aureus, Enterococcus spp, Coagulase negatif staphylococcus (CONS), Eschericia coli, Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella pneumonia, Proteus spp, Acinetobacter spp, dan Citrobacter spp. adalah sebesar 15% (7,8230) dan ketika dikombinasi dengan siprofloksasin aktivitas penghabatanya mejadi semakin efektif. Sedangkan kandungan senyawa α-pinene, camphene, asam okanoik dan asam decanoic mampu menghambat pertumbuhan MRSA. Tidak hanya pada manusia tetapi juga pada hewan air seperti ikan bahwa ektrak daun kriyuh mampu mempertahankan hidup ikan yang terjangkit penyakit akibat infeksi bak...

Research paper thumbnail of Immobilisasi Fitase Rekombinan GEN phyK Menggunakan Agar Alginat Dan Penggunaan Bekatul Jagung Sebagi Media Karier

PROSIDING SEMINAR NASIONAL & Pelantikan Kepengurusan Keluarga Alumni Pascasarjana UNS, 2017

Fitase bebas memiliki kelemahan pada proses penyimpanan dan tidak bisa digunakan lebih dari satu ... more Fitase bebas memiliki kelemahan pada proses penyimpanan dan tidak bisa digunakan lebih dari satu kali untuk menghidrolisis asam fitat, sehingga harus diimmobilisasi untuk meningkatkan efisiensi aplikasinya. Teknik immobilisasi enzim mampu menstabilkan dan mencegah enzim dari denaturasi dan proteolisis. Penelitian ini bertujuan untuk menguji ketahanan aktivitas fitase yang di immobilisasi. Fitase diproduksi dari Escherichia coli BL21 (DE3) Gen phyK pada media LB cair+phytic acid+AMP+IPTG. Pemurnian enzim dengan gel kolom NI-NTA. Immobilisasi menggunakan agar alginat, lalu dipotong-potong bentuk kotak dengan ukuran 3x3 mm. Tahapan pengujia yaitu pemakaian sebanyak 2 kali, setelah penyimpanan pada suhu ruang (48 dan 72 jam) sebelum proses rekasi dengan larutan stop dan setelah penjemuran pada sinar matahari cerah (30 dan 45 jam). Campuran media karier bekatu jagung. Instrumen pengujian menggunakan spektrofotometer pada ukuran cahaya 415 nm. Hasil uji menunjukan aktivitas tertinggi pada konsetrasi bekatul 10% (0,124 U/ml). Aktivitas tertinggi fitase yang di immobilisasi terlihat pada pemakaian pertama (0,3603 U/ml) setelah pemakain kedua aktivitas tertap terlihat walaupun cenderung menurun (0,192 U/ml), penyimpanan pada suhu ruang memperlihatkan aktivitas tertinggi di 48 jam (0,3225 U/ml) dan setelah 72 jam pun aktivitas tetap terlihat (0,2183 U/ml) dan saetelah penjemuran pada sinar matahari cerah fitase teramobil menunjukan aktivitas tertinggi pada 30 jam (0,3603 U/ml) bahkan aktivitas tetap terlihat setelah 45 jam penjemuran (0,2449 U/ml). Hasil di atas menjelaskan fitase yang diimmobilisasi dengan agar alginat mampu mempertahankan aktivitas fitase.

Research paper thumbnail of Kajian Pengatahuan Mahasiswa Apikes Citra Medika Surakarta Mengenai Manfaat Teh Rambut Jagung untuk Pencegahan dan Pengobatan Diabetes Melitus

JURNAL BIOMEDIKA, 2018

Diabetes adalah salah satu penyakit yang paling sering diderita dan penyakit kronik yang serius d... more Diabetes adalah salah satu penyakit yang paling sering diderita dan penyakit kronik yang serius di Indonesia saat ini. Rambut jagung mengandung komponen bioaktif flavonoid, Saponin, Tanin, Phlobatanin, Fenol, Alkaloid, dan Glikosida jantung. Komponen tersebut merupakan senyawa yang ditemukan pada ekstrak rambut jagung dan berkontribusi terhadap bidang farmasi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa khususnya di APIKES Citra Medika Surakarta mengenai manfaat teh rambut jagung untuk pencegahan dan pengobatan Diabetes Melitus. Metode yang digunakan adalah penelitian non eksperimen dengan menggunakan analisis deskriptif dan dengan cara memberi kuesioner. Hasil dari penelitian ini adalah dari dua puluh sampel mahasiswa Apikes Citra Medika Surakarta yang telah mengisi kuesinoner untuk tiga belas pertanyaan diperoleh data sebagai berikut : sebagian besar mahasiswa sudah mengetahui tentang penyakit Diabetes Melitus dan manfaat teh rambut jagung yang natara lain dapat bermanfaat untuk kesehatan yaitu mencegah dan mengobati penyakit Diabtes Melitus. Selain hal tersebut ternyata sebagian bersar mahasiswa merasakan manfaat nyata dari konsumsi the rambut jagung selama tiga hari, yaitu terjadi penurunan kadar gula darah, tidak cepat nagantuk, tidak cepat lelah dan tidak sering buang air kecil pada malam hari. Mahaiswa juga sangat antusias terhadap pengembangan pengetahuan mengenai manfaat teh rambut jagung untuk pencegahan dan pengobatan Diabates Melitus.

Research paper thumbnail of Potensi Ekstrak Etanol Tumbuhan Krinyuh (Chromolaena odorata) sebagai Senyawa Anti-Bakteri

The 7th University Research Colloqium 2018, 2018

Tulisan ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai potensi ekstrak tumbuhan krinyuh (Chrom... more Tulisan ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai potensi
ekstrak tumbuhan krinyuh (Chromolaena odorata) sebagai senyawa
anti-bakteri yaitu senyawa dari ektrak etanol daun krinyu seperti
alkaloid, flavonoid, glikosida, saponin, tanin dan steroid/triterpenoid
yang efektif menghabat pertumbuhan bakteri penyakit. Zona hambat
yang dihasilkan ektrak etanol daun krinyu sangat efektif menghabat
Staphylococcus aureus, Enterococcus spp, Coagulase negatif
staphylococcus (CONS), Eschericia coli, Pseudomonas aeruginosa,
Klebsiella pneumonia, Proteus spp, Acinetobacter spp, dan
Citrobacter spp. adalah sebesar 15% (7,8230) dan ketika
dikombinasi dengan siprofloksasin aktivitas penghabatanya mejadi
semakin efektif. Sedangkan kandungan senyawa α-pinene, camphene,
asam okanoik dan asam decanoic mampu menghambat pertumbuhan
MRSA. Tidak hanya pada manusia tetapi juga pada hewan air
seperti ikan bahwa ektrak daun kriyuh mampu mempertahankan
hidup ikan yang terjangkit penyakit akibat infeksi bakteri seperti
Staphylococcus sp. bahkan aplikasinya dapat dipakai pada
pengawetan makanan sehingga tidak terkontaminasi bakteri.

Research paper thumbnail of UJI KANDUNGAN FITOKIMIA DAN ETNOBOTANI TUMBUHAN OBAT TRADISIONAL BERBASIS PENGETAHUANLOKAL DI KECEMATAN LAMBITU KABUPATEN BIMA

Florea : Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, 2019

This study aims to study the collection and use of traditional plants by the Bima community. The ... more This study aims to study the collection and use of traditional plants by the Bima community. The method used is in-depth interviews, field surveys and questionnaire techniques. Maseration and phytochemical screening tests were carried out to determine the content of active compounds in traditional plants. The results of this study indicate that the types of traditional medicinal plants used as phytochemical test samples consist of 19 types of traditional medicinal plants. Parts of medicinal plants used as raw materials that have medicinal properties in the form of leaves 40%, rhizomes 28%, Fruit 12%, stem 8%, roots%, sap or lenders 4%. Phytochemical test results show that the compounds contained in medicinal plants are Flavonoids, Alkaloids, Steroids, Terpenoids, Saponins and Tanins. Generally Bima people manage and utilize various types of medicinal plants, such as trees, shrubs, herbs and weeds as ingredients (herbs) in the treatment of various diseases.

Research paper thumbnail of PENGARUH KOMPOS LIMBAH KULIT KOPI (Coffea) TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.)

Florea : Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, 2019

This study aims to determine the effect of coffee skin waste compost on the growth of long beans ... more This study aims to determine the effect of coffee skin waste compost on the growth of long beans (Vigna sinensis L.). This study uses a completely randomized design (CRD). Data analysis using ANOVA test. The results of the research showed that the growth of Vigna sinensis L. after being given coffee waste skin compost fertilizer was an average plant height and number of leaves after 2 weeks, 4 weeks and 6 weeks, ie with a dose of treatment A1 (33.00 cm and 19 strands), A2 (48.90 cm and 25 strands), A3 (61.27 cm and 3 strands) and A4 (61.27 cm and 3 strands). While the results of the analysis of the value of Fcount and Ftable from the high growth of Vigna sinensis L.. showed at age 2 weeks 8.13 > 4.07, 4 weeks 7.99 > 4.07, and 6 weeks 14.34 > 4.07. While the results of the analysis of the value of Fcount and Ftable from most of the leaves of Vigna sinensis L. at the age of 2 weeks 17.00 > 4.07, 4 weeks 7.58 > 4.07, and 6 weeks 6.44 4.07. The use of coffee skin waste compost fertilizer can increase the high growth and number of leaves of the Vigna sinensis L.. plant.

Research paper thumbnail of KARAKTERISASI ENZIM FITASE HASIL TEKNOLOGI REKOMBINAN GEN phyK YANG DIENKAPSULASI MENGGUNAKAN ALGINAT

Universitas Sebelas Maret , 2019

Asam fitat (mio-inositol-1,2,3,4,5,6-heksakis dihidrogen fosfat) adalah bentuk penyimpanan utama ... more Asam fitat (mio-inositol-1,2,3,4,5,6-heksakis dihidrogen fosfat) adalah bentuk penyimpanan utama fosfor. Sekitar 70-80% dari total fosfor terdapat dalam asam fitat (diikat oleh asam fitat). Fosfo adalah mineral penting untuk meningkatkan pertumbuhan tulang dan jaringan pada non ruminansia (unggas). Asam fitat menjadi anti nutrisi karena mengikat fosfor dan kation divalen seperti Ca2+, Fe2+ , Zn2+, Mg2+ di dalam biji-bijian, sehingga tidak bisa diserap oleh hewan non ruminansia (unggas) yang mengakibatkan terjadinya eutrofikasi pada perairan (pencemaran lingkungan perairan), maka di diperlukan enzim fitase (myo-inositol hexakisfosfat fosfohidrolase (EC.3.1.3.8)) tergolong dalam kelompok fosfatase yang mampu menghidrolisis asam fitat untuk melepas molekul fosfat (H2PO4) pada atom C dari gugus benzena Inositol, sehingga fosfor dan kation divalen seperti Ca2+, Fe2+ , Zn2+, Mg2+ sebagai faktor nutri dan sangat baik sebagai suplemen pada pakan campuran non ruminansia. Melihat besarnya manfaat fitase sebagai suplemen pada pakan campuran maka perlu dikembangkan ketahap yang lebih lanjut seperti penggunaan tehnik enkapsulasi untuk menghasilkan aktivitas yang lebih baik dan ketahanan enzim terhadap kondisi ekstrik. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui aktivitas fitase yang dienkapsulasi menggunakan laginat dan bekatul dapat mempertahankan, meningkatkan dan memperbaiki karakter aktivitas fitase.

Rekombinan Escherichia coli phyK dikultur pada media luria bertani padat+AMP, kemudian dikultur lagi pada media luria bertani cair+AMP+IPTG untuk produkasi fitase dan kemudian pemurnian enzim menggunakan kolom afinitas Ni-NTA agaros. Aktivitas enzim diukur menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 415 nm dan dikalibrasi dengan kurva standar KH2PO4. Fitase terenkapsulasi alginat dikarakterisasi pada suhu, pH, dan ion logam dan dibandingkan dengan fitase tanpa enkapsulasi dengan alginat. Hasil penelitian menunjukan aktivitas fitase gen phyK tanpa enkapsulasi alginat, hanya bisa optimum pada suhu 37oC dengan aktivitas fitase sebesar 0.2907 U/ml, pH 5.0 dengan aktivitas fitase sebesar 0.2488 U/ml dan pada efektor ion Fe2+ konsetrasi 0.1 M kemudian Zn2+ konsetrasi 1.0 M. Setelah dienkapsulasi dengan alginat aktivitas fitase gen phyK meningkat sampai optimum pada suhu 70oC dengan aktivitas fitase sebesar 0.318 U/ml, pada pH 6.0 dengan aktivitas fitase sebesar 0.2856 U/ml dan pada semua jenis ion logam yang diujikan pada konsentrasi 0.1 M dan 1.0 M menunjukan kesamaan aktivitas melebihi aktivitas fitase tanpa enkapsulasi.

Research paper thumbnail of INTEGRASI PERPUSTAKAAN DESA DENGAN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI DALAM MEMBANGUN BUDAYA BACA GENERASI DESA

JISIP (Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan), 2019

Berbagai penelitian dan hasil survei yang dilakukan di Indonesia menjelaskan tingkat membaca pali... more Berbagai penelitian dan hasil survei yang dilakukan di Indonesia menjelaskan tingkat membaca paling minim yaitu pada kalangan anak-anak, khususnya daerah terpencil, sehingga perlu adanya gerakan dari pemerintah untuk memberantas hal tersebut. Pembangunan pusat ilmu pengetahuan dan informasi seperti perpustakaan desa merupakan langkah efektif untuk menumbuhkan minat dan budaya baca para generasi. Seiring berjalanya waktu, pemerintah pusat sudah menyediakan dana yang cukup besar untuk mewujudkan itu kesetiap desa-desa, tinggal pemerintah tingkat desa melanjutkan dalam bentuk pembangunan yang berkualitas, seperti membangung perpustakaan dan melakukan langkah kerja sama secara integrasi bersama perpustakaan-perpustakaan perguruan tinggi sebagai pembina profesional, dengan demikian transfer pengetahuan akan berjalan dengan baik, dapat melahirkan pustakawan desa yang profesional dan minat baca generasi desa meningkat, kemudian secara perlahan akan menciptakan SDM yang lebih baik yang lahir dari desa.

Research paper thumbnail of BIOCHEMICAL CHARACTERIZATION OF RECOMBINANT PHYTASE ENZYME (phyK) FROM Klebsiella sp. ASR1. THE ENCAPSULATED WITH ALGINATE

JURNAL BIOTEKNOLOGI & BIOSAINS INDONESIA, 2020

Phytase enzymes are needed to release phosphorus molecules on the C atom from benzene Inositol ph... more Phytase enzymes are needed to release phosphorus molecules on the C atom from benzene Inositol phytate, but phytase has the disadvantage of being unable to withstand extreme conditions in non-ruminant stomach. The solution in this research is phytase must be encapsulated using alginate. The purpose of this study was to characterize phytase after being encapsulated using alginate. The results of this study are, phytase is encapsulated, its highest activity is at pH 6.0 while phytase without encapsulation is only able at pH 5.0. The optimum temperature of the encapsulated phytase, which is highest at 70ºC while the phytase without encapsulation is only capable of 50ºC. The encapsulated phytase has increased activity by adding 0.1 mM Fe2+ and 1.0 mM Ca2+ while phytase without encapsulation only increases with the addition of 0.1 mM Fe2+ only. Based on the results of this study, phytase encapsulated has more advantages in terms of character compared to phytase without encapsulation, because it is able to withstand high pH and temperature, and some metal ion effects.

Research paper thumbnail of Potensi Ekstrak Etanol Tumbuhan Krinyuh (Chromolaena odorata) sebagai Senyawa Anti-Bakteri

Tulisan ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai potensi ekstrak tumbuhan krinyuh (Chrom... more Tulisan ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai potensi ekstrak tumbuhan krinyuh (Chromolaena odorata) sebagai senyawa anti-bakteri yaitu senyawa dari ektrak etanol daun krinyu seperti alkaloid, flavonoid, glikosida, saponin, tanin dan steroid/triterpenoid yang efektif menghabat pertumbuhan bakteri penyakit. Zona hambat yang dihasilkan ektrak etanol daun krinyu sangat efektif menghabat Staphylococcus aureus, Enterococcus spp, Coagulase negatif staphylococcus (CONS), Eschericia coli, Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella pneumonia, Proteus spp, Acinetobacter spp, dan Citrobacter spp. adalah sebesar 15% (7,8230) dan ketika dikombinasi dengan siprofloksasin aktivitas penghabatanya mejadi semakin efektif. Sedangkan kandungan senyawa α-pinene, camphene, asam okanoik dan asam decanoic mampu menghambat pertumbuhan MRSA. Tidak hanya pada manusia tetapi juga pada hewan air seperti ikan bahwa ektrak daun kriyuh mampu mempertahankan hidup ikan yang terjangkit penyakit akibat infeksi bak...

Research paper thumbnail of Immobilisasi Fitase Rekombinan GEN phyK Menggunakan Agar Alginat Dan Penggunaan Bekatul Jagung Sebagi Media Karier

PROSIDING SEMINAR NASIONAL & Pelantikan Kepengurusan Keluarga Alumni Pascasarjana UNS, 2017

Fitase bebas memiliki kelemahan pada proses penyimpanan dan tidak bisa digunakan lebih dari satu ... more Fitase bebas memiliki kelemahan pada proses penyimpanan dan tidak bisa digunakan lebih dari satu kali untuk menghidrolisis asam fitat, sehingga harus diimmobilisasi untuk meningkatkan efisiensi aplikasinya. Teknik immobilisasi enzim mampu menstabilkan dan mencegah enzim dari denaturasi dan proteolisis. Penelitian ini bertujuan untuk menguji ketahanan aktivitas fitase yang di immobilisasi. Fitase diproduksi dari Escherichia coli BL21 (DE3) Gen phyK pada media LB cair+phytic acid+AMP+IPTG. Pemurnian enzim dengan gel kolom NI-NTA. Immobilisasi menggunakan agar alginat, lalu dipotong-potong bentuk kotak dengan ukuran 3x3 mm. Tahapan pengujia yaitu pemakaian sebanyak 2 kali, setelah penyimpanan pada suhu ruang (48 dan 72 jam) sebelum proses rekasi dengan larutan stop dan setelah penjemuran pada sinar matahari cerah (30 dan 45 jam). Campuran media karier bekatu jagung. Instrumen pengujian menggunakan spektrofotometer pada ukuran cahaya 415 nm. Hasil uji menunjukan aktivitas tertinggi pada konsetrasi bekatul 10% (0,124 U/ml). Aktivitas tertinggi fitase yang di immobilisasi terlihat pada pemakaian pertama (0,3603 U/ml) setelah pemakain kedua aktivitas tertap terlihat walaupun cenderung menurun (0,192 U/ml), penyimpanan pada suhu ruang memperlihatkan aktivitas tertinggi di 48 jam (0,3225 U/ml) dan setelah 72 jam pun aktivitas tetap terlihat (0,2183 U/ml) dan saetelah penjemuran pada sinar matahari cerah fitase teramobil menunjukan aktivitas tertinggi pada 30 jam (0,3603 U/ml) bahkan aktivitas tetap terlihat setelah 45 jam penjemuran (0,2449 U/ml). Hasil di atas menjelaskan fitase yang diimmobilisasi dengan agar alginat mampu mempertahankan aktivitas fitase.

Research paper thumbnail of Kajian Pengatahuan Mahasiswa Apikes Citra Medika Surakarta Mengenai Manfaat Teh Rambut Jagung untuk Pencegahan dan Pengobatan Diabetes Melitus

JURNAL BIOMEDIKA, 2018

Diabetes adalah salah satu penyakit yang paling sering diderita dan penyakit kronik yang serius d... more Diabetes adalah salah satu penyakit yang paling sering diderita dan penyakit kronik yang serius di Indonesia saat ini. Rambut jagung mengandung komponen bioaktif flavonoid, Saponin, Tanin, Phlobatanin, Fenol, Alkaloid, dan Glikosida jantung. Komponen tersebut merupakan senyawa yang ditemukan pada ekstrak rambut jagung dan berkontribusi terhadap bidang farmasi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa khususnya di APIKES Citra Medika Surakarta mengenai manfaat teh rambut jagung untuk pencegahan dan pengobatan Diabetes Melitus. Metode yang digunakan adalah penelitian non eksperimen dengan menggunakan analisis deskriptif dan dengan cara memberi kuesioner. Hasil dari penelitian ini adalah dari dua puluh sampel mahasiswa Apikes Citra Medika Surakarta yang telah mengisi kuesinoner untuk tiga belas pertanyaan diperoleh data sebagai berikut : sebagian besar mahasiswa sudah mengetahui tentang penyakit Diabetes Melitus dan manfaat teh rambut jagung yang natara lain dapat bermanfaat untuk kesehatan yaitu mencegah dan mengobati penyakit Diabtes Melitus. Selain hal tersebut ternyata sebagian bersar mahasiswa merasakan manfaat nyata dari konsumsi the rambut jagung selama tiga hari, yaitu terjadi penurunan kadar gula darah, tidak cepat nagantuk, tidak cepat lelah dan tidak sering buang air kecil pada malam hari. Mahaiswa juga sangat antusias terhadap pengembangan pengetahuan mengenai manfaat teh rambut jagung untuk pencegahan dan pengobatan Diabates Melitus.

Research paper thumbnail of Potensi Ekstrak Etanol Tumbuhan Krinyuh (Chromolaena odorata) sebagai Senyawa Anti-Bakteri

The 7th University Research Colloqium 2018, 2018

Tulisan ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai potensi ekstrak tumbuhan krinyuh (Chrom... more Tulisan ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai potensi
ekstrak tumbuhan krinyuh (Chromolaena odorata) sebagai senyawa
anti-bakteri yaitu senyawa dari ektrak etanol daun krinyu seperti
alkaloid, flavonoid, glikosida, saponin, tanin dan steroid/triterpenoid
yang efektif menghabat pertumbuhan bakteri penyakit. Zona hambat
yang dihasilkan ektrak etanol daun krinyu sangat efektif menghabat
Staphylococcus aureus, Enterococcus spp, Coagulase negatif
staphylococcus (CONS), Eschericia coli, Pseudomonas aeruginosa,
Klebsiella pneumonia, Proteus spp, Acinetobacter spp, dan
Citrobacter spp. adalah sebesar 15% (7,8230) dan ketika
dikombinasi dengan siprofloksasin aktivitas penghabatanya mejadi
semakin efektif. Sedangkan kandungan senyawa α-pinene, camphene,
asam okanoik dan asam decanoic mampu menghambat pertumbuhan
MRSA. Tidak hanya pada manusia tetapi juga pada hewan air
seperti ikan bahwa ektrak daun kriyuh mampu mempertahankan
hidup ikan yang terjangkit penyakit akibat infeksi bakteri seperti
Staphylococcus sp. bahkan aplikasinya dapat dipakai pada
pengawetan makanan sehingga tidak terkontaminasi bakteri.

Research paper thumbnail of UJI KANDUNGAN FITOKIMIA DAN ETNOBOTANI TUMBUHAN OBAT TRADISIONAL BERBASIS PENGETAHUANLOKAL DI KECEMATAN LAMBITU KABUPATEN BIMA

Florea : Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, 2019

This study aims to study the collection and use of traditional plants by the Bima community. The ... more This study aims to study the collection and use of traditional plants by the Bima community. The method used is in-depth interviews, field surveys and questionnaire techniques. Maseration and phytochemical screening tests were carried out to determine the content of active compounds in traditional plants. The results of this study indicate that the types of traditional medicinal plants used as phytochemical test samples consist of 19 types of traditional medicinal plants. Parts of medicinal plants used as raw materials that have medicinal properties in the form of leaves 40%, rhizomes 28%, Fruit 12%, stem 8%, roots%, sap or lenders 4%. Phytochemical test results show that the compounds contained in medicinal plants are Flavonoids, Alkaloids, Steroids, Terpenoids, Saponins and Tanins. Generally Bima people manage and utilize various types of medicinal plants, such as trees, shrubs, herbs and weeds as ingredients (herbs) in the treatment of various diseases.

Research paper thumbnail of PENGARUH KOMPOS LIMBAH KULIT KOPI (Coffea) TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.)

Florea : Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, 2019

This study aims to determine the effect of coffee skin waste compost on the growth of long beans ... more This study aims to determine the effect of coffee skin waste compost on the growth of long beans (Vigna sinensis L.). This study uses a completely randomized design (CRD). Data analysis using ANOVA test. The results of the research showed that the growth of Vigna sinensis L. after being given coffee waste skin compost fertilizer was an average plant height and number of leaves after 2 weeks, 4 weeks and 6 weeks, ie with a dose of treatment A1 (33.00 cm and 19 strands), A2 (48.90 cm and 25 strands), A3 (61.27 cm and 3 strands) and A4 (61.27 cm and 3 strands). While the results of the analysis of the value of Fcount and Ftable from the high growth of Vigna sinensis L.. showed at age 2 weeks 8.13 > 4.07, 4 weeks 7.99 > 4.07, and 6 weeks 14.34 > 4.07. While the results of the analysis of the value of Fcount and Ftable from most of the leaves of Vigna sinensis L. at the age of 2 weeks 17.00 > 4.07, 4 weeks 7.58 > 4.07, and 6 weeks 6.44 4.07. The use of coffee skin waste compost fertilizer can increase the high growth and number of leaves of the Vigna sinensis L.. plant.

Research paper thumbnail of KARAKTERISASI ENZIM FITASE HASIL TEKNOLOGI REKOMBINAN GEN phyK YANG DIENKAPSULASI MENGGUNAKAN ALGINAT

Universitas Sebelas Maret , 2019

Asam fitat (mio-inositol-1,2,3,4,5,6-heksakis dihidrogen fosfat) adalah bentuk penyimpanan utama ... more Asam fitat (mio-inositol-1,2,3,4,5,6-heksakis dihidrogen fosfat) adalah bentuk penyimpanan utama fosfor. Sekitar 70-80% dari total fosfor terdapat dalam asam fitat (diikat oleh asam fitat). Fosfo adalah mineral penting untuk meningkatkan pertumbuhan tulang dan jaringan pada non ruminansia (unggas). Asam fitat menjadi anti nutrisi karena mengikat fosfor dan kation divalen seperti Ca2+, Fe2+ , Zn2+, Mg2+ di dalam biji-bijian, sehingga tidak bisa diserap oleh hewan non ruminansia (unggas) yang mengakibatkan terjadinya eutrofikasi pada perairan (pencemaran lingkungan perairan), maka di diperlukan enzim fitase (myo-inositol hexakisfosfat fosfohidrolase (EC.3.1.3.8)) tergolong dalam kelompok fosfatase yang mampu menghidrolisis asam fitat untuk melepas molekul fosfat (H2PO4) pada atom C dari gugus benzena Inositol, sehingga fosfor dan kation divalen seperti Ca2+, Fe2+ , Zn2+, Mg2+ sebagai faktor nutri dan sangat baik sebagai suplemen pada pakan campuran non ruminansia. Melihat besarnya manfaat fitase sebagai suplemen pada pakan campuran maka perlu dikembangkan ketahap yang lebih lanjut seperti penggunaan tehnik enkapsulasi untuk menghasilkan aktivitas yang lebih baik dan ketahanan enzim terhadap kondisi ekstrik. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui aktivitas fitase yang dienkapsulasi menggunakan laginat dan bekatul dapat mempertahankan, meningkatkan dan memperbaiki karakter aktivitas fitase.

Rekombinan Escherichia coli phyK dikultur pada media luria bertani padat+AMP, kemudian dikultur lagi pada media luria bertani cair+AMP+IPTG untuk produkasi fitase dan kemudian pemurnian enzim menggunakan kolom afinitas Ni-NTA agaros. Aktivitas enzim diukur menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 415 nm dan dikalibrasi dengan kurva standar KH2PO4. Fitase terenkapsulasi alginat dikarakterisasi pada suhu, pH, dan ion logam dan dibandingkan dengan fitase tanpa enkapsulasi dengan alginat. Hasil penelitian menunjukan aktivitas fitase gen phyK tanpa enkapsulasi alginat, hanya bisa optimum pada suhu 37oC dengan aktivitas fitase sebesar 0.2907 U/ml, pH 5.0 dengan aktivitas fitase sebesar 0.2488 U/ml dan pada efektor ion Fe2+ konsetrasi 0.1 M kemudian Zn2+ konsetrasi 1.0 M. Setelah dienkapsulasi dengan alginat aktivitas fitase gen phyK meningkat sampai optimum pada suhu 70oC dengan aktivitas fitase sebesar 0.318 U/ml, pada pH 6.0 dengan aktivitas fitase sebesar 0.2856 U/ml dan pada semua jenis ion logam yang diujikan pada konsentrasi 0.1 M dan 1.0 M menunjukan kesamaan aktivitas melebihi aktivitas fitase tanpa enkapsulasi.

Research paper thumbnail of INTEGRASI PERPUSTAKAAN DESA DENGAN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI DALAM MEMBANGUN BUDAYA BACA GENERASI DESA

JISIP (Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan), 2019

Berbagai penelitian dan hasil survei yang dilakukan di Indonesia menjelaskan tingkat membaca pali... more Berbagai penelitian dan hasil survei yang dilakukan di Indonesia menjelaskan tingkat membaca paling minim yaitu pada kalangan anak-anak, khususnya daerah terpencil, sehingga perlu adanya gerakan dari pemerintah untuk memberantas hal tersebut. Pembangunan pusat ilmu pengetahuan dan informasi seperti perpustakaan desa merupakan langkah efektif untuk menumbuhkan minat dan budaya baca para generasi. Seiring berjalanya waktu, pemerintah pusat sudah menyediakan dana yang cukup besar untuk mewujudkan itu kesetiap desa-desa, tinggal pemerintah tingkat desa melanjutkan dalam bentuk pembangunan yang berkualitas, seperti membangung perpustakaan dan melakukan langkah kerja sama secara integrasi bersama perpustakaan-perpustakaan perguruan tinggi sebagai pembina profesional, dengan demikian transfer pengetahuan akan berjalan dengan baik, dapat melahirkan pustakawan desa yang profesional dan minat baca generasi desa meningkat, kemudian secara perlahan akan menciptakan SDM yang lebih baik yang lahir dari desa.

Research paper thumbnail of BIOCHEMICAL CHARACTERIZATION OF RECOMBINANT PHYTASE ENZYME (phyK) FROM Klebsiella sp. ASR1. THE ENCAPSULATED WITH ALGINATE

JURNAL BIOTEKNOLOGI & BIOSAINS INDONESIA, 2020

Phytase enzymes are needed to release phosphorus molecules on the C atom from benzene Inositol ph... more Phytase enzymes are needed to release phosphorus molecules on the C atom from benzene Inositol phytate, but phytase has the disadvantage of being unable to withstand extreme conditions in non-ruminant stomach. The solution in this research is phytase must be encapsulated using alginate. The purpose of this study was to characterize phytase after being encapsulated using alginate. The results of this study are, phytase is encapsulated, its highest activity is at pH 6.0 while phytase without encapsulation is only able at pH 5.0. The optimum temperature of the encapsulated phytase, which is highest at 70ºC while the phytase without encapsulation is only capable of 50ºC. The encapsulated phytase has increased activity by adding 0.1 mM Fe2+ and 1.0 mM Ca2+ while phytase without encapsulation only increases with the addition of 0.1 mM Fe2+ only. Based on the results of this study, phytase encapsulated has more advantages in terms of character compared to phytase without encapsulation, because it is able to withstand high pH and temperature, and some metal ion effects.