Fendy Kussuma - Academia.edu (original) (raw)

Papers by Fendy Kussuma

IOP Conference Series: Materials Science and Engineering, 2019

Brake pad is the most important part of the braking system as a vehicle safety feature, which fun... more Brake pad is the most important part of the braking system as a vehicle safety feature, which functions to slow down or stop the motorized vehicle. Generally, brake pads are made of non-asbestos and asbestos materials that contain carcinogens. Non-asbestos brake pads have several advantages, which are environmentally friendly, not noisy, and have a good temperature resistance and friction resistance. Brake pads must qualify the value of the coefficient of friction (μ) dan has low wear also to qualify braking system requirements on motorized vehicles. Hardness values also need to be studied further, because if the brake pads very hard it will affect the disk rotor's performance. Furthermore, the density and porosity of the brake pads also need to be known to get brake pads that qualify the properness of motorized brake pads. This is to determine the ability of brake pads made from natural fiber composites based on test standards for motorized brake pads. The composition of manufacture of composite brake pads consists of coconut fiber which is given alkaline treatment as reinforcement then mixed with an epoxy resin as a matrix and the filler addition of alumina and magnesium oxide as a friction modifier. The composite brake pads then tested for hardness, wear rate, coefficient of friction, density and porosity to determine the mechanical characteristics. The results of the tests between composite brake pads with comparative brake pads with successive values for hardness (97.27 HD and 99.05 HD), specific wear rates (2.99 x 10-7 cm 3 /Nm and 1.77 x 10-7 cm 3 / Nm), coefficient of friction (0.41 and 0.43), density (1.93 gr/cm 3 and 2.42 gr/cm 3), porosity (19.72% and 11.89%). The result show that the composite brake pads with the coconut fiber as reinforcement are comparable with brake pads on the market.

Jurnal Teknik Mesin, 2014

Persaingan pasar yang semakin ketat dalam perkembangan dunia perindustrian saat ini, agar mendapa... more Persaingan pasar yang semakin ketat dalam perkembangan dunia perindustrian saat ini, agar mendapat peluang yang besar atau paling tidak tetap berada dalam persaingan maka kualitas menjadi hal paling krusial yang harus diperhatikan oleh setiap organisasi atau perusahaan. PT. Charoen Pokphand Indonesia (Tbk)-Krian adalah perusahaan yang memproduksi pakan ternak yang dalam proses produksinya perusahaan ini belum mencapai zero defect. Pada penelitian ini menggunakan metode peningkatan kualitas Six Sigma dengan siklus DMAIC. Pada tahap Define dilakukan identifikasi objek penelitian dan menentukan CTQ (Critical To Quality). Pada tahap Measure dilakukan penentuan defect yang dominan, pengukuran berdasarkan CTQ dan pengukuran baseline kinerja. Pada tahap Analyze dilakukan analisa terhadap kapabilitas proses dan pencarian penyebab defect yang dominan. Pada tahap Improve membuat usulan perbaikan pada penyebab kegagalan potensial yang bertujuan mengurangi defect. Pada tahap Control dilakukan pendokumentasian hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapabilitas proses produksi di perusahaan ini berada pada tingkat 4,664 sigma. Dari jumlah cacat yang teridentifikasi terdapat lima kegagalan paling potensial yakni pellet belang (56,21%), expired date (32,56%), mix up (4,92%), protein problem (3,20%), dan pellet hancur (1,38%). Langkah perbaikan yang harus dilakukan agar mencapai zero defect adalah perbaikan pada mesin produksi dan pergantian die yang sudah rusak, penyetelan steam sesuai kriteria, pemeriksaan kebersihan mesin pada pergantian produksi per kode pakan, pengaturan speed mesin ayakan lebih rendah, pengkalibrasian timbangan mesin mixer, memaksimalkan metode FIFO (First In First Out), dan perbaikan pada metode kerja agar lebih mementingkan kualitas daripada kejar hasil maksimal.

IOP Conference Series: Materials Science and Engineering, 2019

Brake pad is the most important part of the braking system as a vehicle safety feature, which fun... more Brake pad is the most important part of the braking system as a vehicle safety feature, which functions to slow down or stop the motorized vehicle. Generally, brake pads are made of non-asbestos and asbestos materials that contain carcinogens. Non-asbestos brake pads have several advantages, which are environmentally friendly, not noisy, and have a good temperature resistance and friction resistance. Brake pads must qualify the value of the coefficient of friction (μ) dan has low wear also to qualify braking system requirements on motorized vehicles. Hardness values also need to be studied further, because if the brake pads very hard it will affect the disk rotor's performance. Furthermore, the density and porosity of the brake pads also need to be known to get brake pads that qualify the properness of motorized brake pads. This is to determine the ability of brake pads made from natural fiber composites based on test standards for motorized brake pads. The composition of manufacture of composite brake pads consists of coconut fiber which is given alkaline treatment as reinforcement then mixed with an epoxy resin as a matrix and the filler addition of alumina and magnesium oxide as a friction modifier. The composite brake pads then tested for hardness, wear rate, coefficient of friction, density and porosity to determine the mechanical characteristics. The results of the tests between composite brake pads with comparative brake pads with successive values for hardness (97.27 HD and 99.05 HD), specific wear rates (2.99 x 10-7 cm 3 /Nm and 1.77 x 10-7 cm 3 / Nm), coefficient of friction (0.41 and 0.43), density (1.93 gr/cm 3 and 2.42 gr/cm 3), porosity (19.72% and 11.89%). The result show that the composite brake pads with the coconut fiber as reinforcement are comparable with brake pads on the market.

Jurnal Teknik Mesin, 2014

Persaingan pasar yang semakin ketat dalam perkembangan dunia perindustrian saat ini, agar mendapa... more Persaingan pasar yang semakin ketat dalam perkembangan dunia perindustrian saat ini, agar mendapat peluang yang besar atau paling tidak tetap berada dalam persaingan maka kualitas menjadi hal paling krusial yang harus diperhatikan oleh setiap organisasi atau perusahaan. PT. Charoen Pokphand Indonesia (Tbk)-Krian adalah perusahaan yang memproduksi pakan ternak yang dalam proses produksinya perusahaan ini belum mencapai zero defect. Pada penelitian ini menggunakan metode peningkatan kualitas Six Sigma dengan siklus DMAIC. Pada tahap Define dilakukan identifikasi objek penelitian dan menentukan CTQ (Critical To Quality). Pada tahap Measure dilakukan penentuan defect yang dominan, pengukuran berdasarkan CTQ dan pengukuran baseline kinerja. Pada tahap Analyze dilakukan analisa terhadap kapabilitas proses dan pencarian penyebab defect yang dominan. Pada tahap Improve membuat usulan perbaikan pada penyebab kegagalan potensial yang bertujuan mengurangi defect. Pada tahap Control dilakukan pendokumentasian hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapabilitas proses produksi di perusahaan ini berada pada tingkat 4,664 sigma. Dari jumlah cacat yang teridentifikasi terdapat lima kegagalan paling potensial yakni pellet belang (56,21%), expired date (32,56%), mix up (4,92%), protein problem (3,20%), dan pellet hancur (1,38%). Langkah perbaikan yang harus dilakukan agar mencapai zero defect adalah perbaikan pada mesin produksi dan pergantian die yang sudah rusak, penyetelan steam sesuai kriteria, pemeriksaan kebersihan mesin pada pergantian produksi per kode pakan, pengaturan speed mesin ayakan lebih rendah, pengkalibrasian timbangan mesin mixer, memaksimalkan metode FIFO (First In First Out), dan perbaikan pada metode kerja agar lebih mementingkan kualitas daripada kejar hasil maksimal.