Muhammad Nizar - Academia.edu (original) (raw)
Papers by Muhammad Nizar
Perhatian ilmuwan Muslim terhadap dunia penulisan hadis bukanlah sebuah hal prioritas berbeda hal... more Perhatian ilmuwan Muslim terhadap dunia penulisan hadis bukanlah sebuah hal prioritas berbeda halnya dengan perluasan daerah (futuh}a>t). Hadis pada masa-masa sahabat hanya diriwayatkan secara oral (lisan). Namun, seiring banyaknya hadis maud}u>’ yang tersebar bebas, mendorong Khalifah ‘Umar Ibn Abdul Aziz memerintahkan pengumpulan hadis secara resmi dan menyeluruh lewat perantara Muhammad Ibn H}azm dan Muhammad Shiha>b al-Zuhri>. Pengumpulan ini dinamakan dengan tadwi>n al-h}adi>th. Tadwi>n pada masa abad II H merupakan awal mula hadis dikumpulkan dan awal mula dari kemajuan pesat terhadap kelimuwan hadis, karena setelah masa tersebut, bermunculan kitab-kitab hadis yang menjadi rujukan hukum islam otoritatif sebagaimana kitab s}ah}ih}ain yang disusun pada abad III H
Sebuah hadis dapat diterima sebagai rujukan kedua bagi hukum islam, tentunya memiliki kriteri-kri... more Sebuah hadis dapat diterima sebagai rujukan kedua bagi hukum islam, tentunya memiliki kriteri-kriteria yang ketat, agar hadis tersebut maqbul dan dapat dipercaya sebagai sumber yang muttasil kepada Nabi Muhammad SAW. Salah satu syarat hadis dapat dijadikan sebagai sumber hukum islam ialah rawi hadis harus memiliki kriteria ‘adil. Kriteria ini tidak mudah disandang oleh rawi yang bersangkutan, akan tetapi, melalui penilaian-penilaian yang sangat ketat, karena rawi yang ‘adil menjadi faktor utama hada tersebut diterima. Penelitian pada tesis ini menggunakan penelitian kualitatif yang datanya tidak lain bersumber dari pustaka (libraray research). Penjelasan tesis ini arahnya kepada penelitian konsep ‘adalah al-ahanah. Penelitian ini memunculkan pembahasan-pembahasan sebagai berikut: 1. Bagaimana konsep ‘Adalah al-Sahabah menurut ahl al-sunnah dan Khawarij. 2. Komparasi ‘Adalah al-Sahabah menurut ahl al-sunnah dan Khawarij. 3. Impliasi perbedaan pandangan ‘Adalah al-Sahabah. Setelah dil...
Berbagai anggapan Islamisis atau yang lebih di kenal dengan Orientalis, menyatakan bahwa Hadis me... more Berbagai anggapan Islamisis atau yang lebih di kenal dengan Orientalis, menyatakan bahwa Hadis merupakan z}anni> al-wuru>d. Hal ini bisa dilihat dari pernyataan G.H.A Juynboll bahwa ia menolak keras hadis ah}ad dengan beberapa teorinya seperti common link atau diving strand. Penolakan keras terhadap Hadis ah}ad ini tidak hanya dikemukan oleh Juynboll. Hal senada juga diungkapkan oleh Joseph Schacht. Jika diamati lebih seksama, khazanah Hadis mayoritas jalur ah{ad dikarenakan sangat jarang sekali hadis yang mutawa>tir. Jika kaum Islamisis menolak hadis ah}ad, maka dapat dipastikan secara tidak langsung menolak Hadis sebagai landasan hukum (maqa>s{id al-shari’>ah).
Hadis merupakan sumber hukum Islam yang kedua. Fungsinya tidak lain yaitu sebagai mubayyin dari a... more Hadis merupakan sumber hukum Islam yang kedua. Fungsinya tidak lain yaitu sebagai mubayyin dari al-Qur’an yang mana merupakan sumber rujukan dari hukum islam. Dari keduanya tersebut terkandung berbagai hukum, nasihat, cerita dan lain sebagainya yang tentunya berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Seperti halnya mengenai gambaran kehidupan dunia ini. Berangkat dari kandungan hadis Sunan Abi Dawud No Indeks 4775 yang menjelaskan mengenai teladan Rasulullah dalam menyikapi antara kedua pilihan yang berhubungan dengan duniawi. Selain itu juga, dalam hadis tersebut tidak hanya dijelaskan mengenai sikap Rasulullah dalam memilih di antara dua pilihan yang berhubungan dengan duniawi saja. Namun, di dalamnya juga diajarkan mengenai hidup yang sederhana dan tidak berlebihan dalam segala hal.Fenomena yang sering terjadi, ketika seseorang dihadapkan pada dua pilihan, maka mayoritas memilih yang lebih mudah, ada juga yang memilih yang lebih susah dengan alasan sebuah tantangan agar hidup ini le...
Hadis merupakan salh satu disiplin keilmuan yang menjadi pusat perhatian yang melahirkan beberapa... more Hadis merupakan salh satu disiplin keilmuan yang menjadi pusat perhatian yang melahirkan beberapa tokoh yang melahirkan gagasan dan pemikiran kontemporer dalam bidang hadis. Seperti halnya Muhmmad Nas}r al-Di>n al-Alba>ni>, salah satu tokoh yang mencurahkan hidupnya mengkaji bidang hadis. Beberapa buah pemikirannya ini dianggap kontroversial karena sangat berlawanan dengan mayoritas ulama hadis pada umumnya. Selain kontroversi, ia juga dinilai tidak konsisten dalam menetapkan sebuah kualitas hadis. Namun, berbagai stereotype yang disematkan pada albani, ia tetap dianggap sebagai salah satu tokoh pembaharu dalm bidang kajian hadis. Namun, dari kejeniusannya ini, al-Alba>ni> banyak menuai kritikan dari beberapa ulama sezamannya dan juga setelahnya. Dikarenakan ia tidak mempunyai guru langsung dalam belajar ilmu hadis dan juga dalam menetapkan status hadis pun terjadi sebuah pertentangan (ta’a>rud}) dengan mayoritas ulama.
Riwayah : Jurnal Studi Hadis
NU merupakan sebuah organisasi keagamaan yang didirikan oleh KH. Hasyim Asy’ari. Organisasi ini m... more NU merupakan sebuah organisasi keagamaan yang didirikan oleh KH. Hasyim Asy’ari. Organisasi ini mempunyai manhaj (metode) dalam hal istinbat al-hukm (pengambilan hukum) untuk menjawab sebuah tantangan modernitas zaman. Metode tersebut menggunakan bahtsul masail yang biasanya dikaji di berbagai pesantren kalangan NU, dalam bahtsul masail ini, NU mengutip beberapa hadis sebagai pondasi dan penguat dalam berargumen. Namun, hadis dalam pandangan pendiri NU sendiri terdapat ciri khas dan fokus bahasan yang tidak berbeda dengan muhaddithin pada umumnya. Hadis dalam pandangan KH. Hasyim Asy’ari bisa terbaca dengan jelas lewat buku karangannya yang berjudul Risalah Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah. Kitab tersebut ditulis atas respon konidisi keberagamaan Indonesia antara tahun 1920-1930 M karena beberapa prejudice terhadap NU dengan label bid’ah. Label ini disematkan atas respon ritual keagamaan khas NU seperti tahlilan, slametan dan lain-lain. Labelitas dan prejudice tersebut dibantah dengan mu...
Sukma: Jurnal Pendidikan
Pembahasan tentang pendidikan pesantren selalu mengundang diskusi dan bahasan-bahasan yang tidak ... more Pembahasan tentang pendidikan pesantren selalu mengundang diskusi dan bahasan-bahasan yang tidak berkesudahan karena pesantren memiliki magnet tersendiri yang mampu menarik minat masyarakat untuk dipelajari dan dikaji secara berkesinambungan. Kekhasan pesantren sebagai lembaga pendidikan meliputi sistem, manajemen, dan tata kelola lembaga serta model adopsi dan adaptasi yang diterapkan terhadap pendidikan modern. Begitu halnya dengan Madrasah Diniyah, yang umumnya memiliki kurikulum yang tertinggal yang disusun oleh pendirinya. Kedua model lembaga pendidikan ini semakin terabaikan perannya, meskipun keduanya sering dipandang sebagai lembaga pendidikan yang menawarkan nilai lebih dibandingkan dengan lembaga pendidikan lainnya.
Muhammad Nizar, 2019
NU merupakan sebuah oragnisasi keagamaan yang didirikan oleh KH. Hasyim Asy’ari. Oraganisasi ini ... more NU merupakan sebuah oragnisasi keagamaan yang didirikan oleh KH. Hasyim Asy’ari. Oraganisasi ini mempunyai manha>j (metode) dalam hal istinba>t} al-h}ukm (pengambilan hukum) untuk menjawab sebuah tantangan modernitas zaman. Metode tersebut menggunakan bahtsul masail yang biasanya di kaji di berbagai pesantren kalangan NU, dalam bahtsul masail ini, NU mengutip beberapa hadis sebagai pondasi dan penguat dalam berargumen. Namun, hadis dalam pandangan pendiri NU sendiri terdapat ciri khas dan focus bahasan yang tidak berbeda dengan muh}addi>thi>n pada umumnya. Hadis dalam pandangan KH. Hasyim Asy’ari> bisa terbaca dengan jelas lewat buku karangannya yang berjudul Risa>lah Ahl al-Sunnah wa al-Jama>’ah. Kitab tersebut ditulis atas respon konidisi keberagamaan Indonesia antara tahun 1920-1930 M yang beberapa prejudice terhadap NU dengan label bid’ah. Label ini disematkan atas respon ritual keagamaan khas NU seperti tahlilan, slametan dan lain-lain. Labelitas dan prejudice tersebut dibantah dengan munculnya tulisan KH. Hasyim Asy’ari yang merespon hal tersebut. Dalam karangannya ia menjelaskan bahwa bid’ah yang dimaksud dan disematkan kepada kalangan NU, bukanlah bid’ah yang dimaksud dalam hadis Nabi.
Muhammad Nizar, 2019
Hadis merupakan salh satu disiplin keilmuan yang menjadi pusat perhatian yang melahirkan beberapa... more Hadis merupakan salh satu disiplin keilmuan yang menjadi pusat perhatian yang melahirkan beberapa tokoh yang melahirkan gagasan dan pemikiran kontemporer dalam bidang hadis. Seperti halnya Muhmmad Nas}r al-Di>n al-Alba>ni>, salah satu tokoh yang mencurahkan hidupnya mengkaji bidang hadis. Beberapa buah pemikirannya ini dianggap kontroversial karena sangat berlawanan dengan mayoritas ulama hadis pada umumnya. Selain kontroversi, ia juga dinilai tidak konsisten dalam menetapkan sebuah kualitas hadis. Namun, berbagai stereotype yang disematkan pada albani, ia tetap dianggap sebagai salah satu tokoh pembaharu dalm bidang kajian hadis. Namun, dari kejeniusannya ini, al-Alba>ni> banyak menuai kritikan dari beberapa ulama sezamannya dan juga setelahnya. Dikarenakan ia tidak mempunyai guru langsung dalam belajar ilmu hadis dan juga dalam menetapkan status hadis pun terjadi sebuah pertentangan (ta’a>rud}) dengan mayoritas ulama.
Muhammad Nizar, 2017
Abstrak Berbagai anggapan Islamisis atau yang lebih di kenal dengan Orientalis, menyatakan bahwa ... more Abstrak Berbagai anggapan Islamisis atau yang lebih di kenal dengan Orientalis, menyatakan bahwa Hadis merupakan z}anni> al-wuru>d. Hal ini bisa dilihat dari pernyataan G.H.A Juynboll bahwa ia menolak keras hadis ah}ad dengan beberapa teorinya seperti common link atau diving strand. Penolakan keras terhadap Hadis ah}ad ini tidak hanya dikemukan oleh Juynboll. Hal senada juga diungkapkan oleh Joseph Schacht. Jika diamati lebih seksama, khazanah Hadis mayoritas jalur ah{ad dikarenakan sangat jarang sekali hadis yang mutawa>tir. Jika kaum Islamisis menolak hadis ah}ad, maka dapat dipastikan secara tidak langsung menolak Hadis sebagai landasan hukum (maqa>s{id al-shari'>ah). Abstract Various assumptions of Islamism or better known as Orientalists, state that the Hadith is z}anni> al-wuru>d. This can be seen from G.H.A Juynboll's statement that he balked at the hadith} ahad with several theories such as common links or diving strands. This strong rejection of the Hadith} is not only Juynboll. The same thing was expressed by Joseph Schacht. If observed more closely, the treasures of the majority of the hadith are {ad due to the very rare hadith that is mutawa> tir. If the Islamists reject the ah ahad, then it can be ascertained indirectly rejecting the Hadith as a legal basis (maqa> s {id al-shari '> ah).
Muhammad Nizar, 2019
Abstrak Perhatian ilmuwan Muslim terhadap dunia penulisan hadis bukanlah sebuah hal prioritas ber... more Abstrak Perhatian ilmuwan Muslim terhadap dunia penulisan hadis bukanlah sebuah hal prioritas berbeda halnya dengan perluasan daerah (futuh}a>t). Hadis pada masa-masa sahabat hanya diriwayatkan secara oral (lisan). Namun, seiring banyaknya hadis maud}u>' yang tersebar bebas, mendorong Khalifah 'Umar Ibn Abdul Aziz memerintahkan pengumpulan hadis secara resmi dan menyeluruh lewat perantara Muhammad Ibn H}azm dan Muhammad Shiha>b al-Zuhri>. Pengumpulan ini dinamakan dengan tadwi>n al-h}adi>th. Tadwi>n pada masa abad II H merupakan awal mula hadis dikumpulkan dan awal mula dari kemajuan pesat terhadap kelimuwan hadis, karena setelah masa tersebut, bermunculan kitab-kitab hadis yang menjadi rujukan hukum islam otoritatif sebagaimana kitab s}ah}ih}ain yang disusun pada abad III H. Abstract The attention of Muslim scientists to the world of hadith writing is not a matter of priority different from the area of expansion (futuh} a> t). Hadiths in the days of friends were only narrated orally (verbally). However, as many hadiths are spread freely, encouraging the Caliph Umar Ibn Abdul Aziz to order the collection of hadiths officially and thoroughly through the mediator Muhammad Ibn H azm and Muhammad Shiha> b al-Zuhri. This collection is called tadwi> n al-h} adi> th. Tadwi> n in the second hijriyah century is the beginning of the hadith collected and the beginning of the rapid progress towards the hadith Muslim, because after this period, the books of hadith emerged which became references to authoritative Islamic law as the book s} ah} ih is prepared in the third hijriyah century.
Perhatian ilmuwan Muslim terhadap dunia penulisan hadis bukanlah sebuah hal prioritas berbeda hal... more Perhatian ilmuwan Muslim terhadap dunia penulisan hadis bukanlah sebuah hal prioritas berbeda halnya dengan perluasan daerah (futuh}a>t). Hadis pada masa-masa sahabat hanya diriwayatkan secara oral (lisan). Namun, seiring banyaknya hadis maud}u>’ yang tersebar bebas, mendorong Khalifah ‘Umar Ibn Abdul Aziz memerintahkan pengumpulan hadis secara resmi dan menyeluruh lewat perantara Muhammad Ibn H}azm dan Muhammad Shiha>b al-Zuhri>. Pengumpulan ini dinamakan dengan tadwi>n al-h}adi>th. Tadwi>n pada masa abad II H merupakan awal mula hadis dikumpulkan dan awal mula dari kemajuan pesat terhadap kelimuwan hadis, karena setelah masa tersebut, bermunculan kitab-kitab hadis yang menjadi rujukan hukum islam otoritatif sebagaimana kitab s}ah}ih}ain yang disusun pada abad III H
Sebuah hadis dapat diterima sebagai rujukan kedua bagi hukum islam, tentunya memiliki kriteri-kri... more Sebuah hadis dapat diterima sebagai rujukan kedua bagi hukum islam, tentunya memiliki kriteri-kriteria yang ketat, agar hadis tersebut maqbul dan dapat dipercaya sebagai sumber yang muttasil kepada Nabi Muhammad SAW. Salah satu syarat hadis dapat dijadikan sebagai sumber hukum islam ialah rawi hadis harus memiliki kriteria ‘adil. Kriteria ini tidak mudah disandang oleh rawi yang bersangkutan, akan tetapi, melalui penilaian-penilaian yang sangat ketat, karena rawi yang ‘adil menjadi faktor utama hada tersebut diterima. Penelitian pada tesis ini menggunakan penelitian kualitatif yang datanya tidak lain bersumber dari pustaka (libraray research). Penjelasan tesis ini arahnya kepada penelitian konsep ‘adalah al-ahanah. Penelitian ini memunculkan pembahasan-pembahasan sebagai berikut: 1. Bagaimana konsep ‘Adalah al-Sahabah menurut ahl al-sunnah dan Khawarij. 2. Komparasi ‘Adalah al-Sahabah menurut ahl al-sunnah dan Khawarij. 3. Impliasi perbedaan pandangan ‘Adalah al-Sahabah. Setelah dil...
Berbagai anggapan Islamisis atau yang lebih di kenal dengan Orientalis, menyatakan bahwa Hadis me... more Berbagai anggapan Islamisis atau yang lebih di kenal dengan Orientalis, menyatakan bahwa Hadis merupakan z}anni> al-wuru>d. Hal ini bisa dilihat dari pernyataan G.H.A Juynboll bahwa ia menolak keras hadis ah}ad dengan beberapa teorinya seperti common link atau diving strand. Penolakan keras terhadap Hadis ah}ad ini tidak hanya dikemukan oleh Juynboll. Hal senada juga diungkapkan oleh Joseph Schacht. Jika diamati lebih seksama, khazanah Hadis mayoritas jalur ah{ad dikarenakan sangat jarang sekali hadis yang mutawa>tir. Jika kaum Islamisis menolak hadis ah}ad, maka dapat dipastikan secara tidak langsung menolak Hadis sebagai landasan hukum (maqa>s{id al-shari’>ah).
Hadis merupakan sumber hukum Islam yang kedua. Fungsinya tidak lain yaitu sebagai mubayyin dari a... more Hadis merupakan sumber hukum Islam yang kedua. Fungsinya tidak lain yaitu sebagai mubayyin dari al-Qur’an yang mana merupakan sumber rujukan dari hukum islam. Dari keduanya tersebut terkandung berbagai hukum, nasihat, cerita dan lain sebagainya yang tentunya berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Seperti halnya mengenai gambaran kehidupan dunia ini. Berangkat dari kandungan hadis Sunan Abi Dawud No Indeks 4775 yang menjelaskan mengenai teladan Rasulullah dalam menyikapi antara kedua pilihan yang berhubungan dengan duniawi. Selain itu juga, dalam hadis tersebut tidak hanya dijelaskan mengenai sikap Rasulullah dalam memilih di antara dua pilihan yang berhubungan dengan duniawi saja. Namun, di dalamnya juga diajarkan mengenai hidup yang sederhana dan tidak berlebihan dalam segala hal.Fenomena yang sering terjadi, ketika seseorang dihadapkan pada dua pilihan, maka mayoritas memilih yang lebih mudah, ada juga yang memilih yang lebih susah dengan alasan sebuah tantangan agar hidup ini le...
Hadis merupakan salh satu disiplin keilmuan yang menjadi pusat perhatian yang melahirkan beberapa... more Hadis merupakan salh satu disiplin keilmuan yang menjadi pusat perhatian yang melahirkan beberapa tokoh yang melahirkan gagasan dan pemikiran kontemporer dalam bidang hadis. Seperti halnya Muhmmad Nas}r al-Di>n al-Alba>ni>, salah satu tokoh yang mencurahkan hidupnya mengkaji bidang hadis. Beberapa buah pemikirannya ini dianggap kontroversial karena sangat berlawanan dengan mayoritas ulama hadis pada umumnya. Selain kontroversi, ia juga dinilai tidak konsisten dalam menetapkan sebuah kualitas hadis. Namun, berbagai stereotype yang disematkan pada albani, ia tetap dianggap sebagai salah satu tokoh pembaharu dalm bidang kajian hadis. Namun, dari kejeniusannya ini, al-Alba>ni> banyak menuai kritikan dari beberapa ulama sezamannya dan juga setelahnya. Dikarenakan ia tidak mempunyai guru langsung dalam belajar ilmu hadis dan juga dalam menetapkan status hadis pun terjadi sebuah pertentangan (ta’a>rud}) dengan mayoritas ulama.
Riwayah : Jurnal Studi Hadis
NU merupakan sebuah organisasi keagamaan yang didirikan oleh KH. Hasyim Asy’ari. Organisasi ini m... more NU merupakan sebuah organisasi keagamaan yang didirikan oleh KH. Hasyim Asy’ari. Organisasi ini mempunyai manhaj (metode) dalam hal istinbat al-hukm (pengambilan hukum) untuk menjawab sebuah tantangan modernitas zaman. Metode tersebut menggunakan bahtsul masail yang biasanya dikaji di berbagai pesantren kalangan NU, dalam bahtsul masail ini, NU mengutip beberapa hadis sebagai pondasi dan penguat dalam berargumen. Namun, hadis dalam pandangan pendiri NU sendiri terdapat ciri khas dan fokus bahasan yang tidak berbeda dengan muhaddithin pada umumnya. Hadis dalam pandangan KH. Hasyim Asy’ari bisa terbaca dengan jelas lewat buku karangannya yang berjudul Risalah Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah. Kitab tersebut ditulis atas respon konidisi keberagamaan Indonesia antara tahun 1920-1930 M karena beberapa prejudice terhadap NU dengan label bid’ah. Label ini disematkan atas respon ritual keagamaan khas NU seperti tahlilan, slametan dan lain-lain. Labelitas dan prejudice tersebut dibantah dengan mu...
Sukma: Jurnal Pendidikan
Pembahasan tentang pendidikan pesantren selalu mengundang diskusi dan bahasan-bahasan yang tidak ... more Pembahasan tentang pendidikan pesantren selalu mengundang diskusi dan bahasan-bahasan yang tidak berkesudahan karena pesantren memiliki magnet tersendiri yang mampu menarik minat masyarakat untuk dipelajari dan dikaji secara berkesinambungan. Kekhasan pesantren sebagai lembaga pendidikan meliputi sistem, manajemen, dan tata kelola lembaga serta model adopsi dan adaptasi yang diterapkan terhadap pendidikan modern. Begitu halnya dengan Madrasah Diniyah, yang umumnya memiliki kurikulum yang tertinggal yang disusun oleh pendirinya. Kedua model lembaga pendidikan ini semakin terabaikan perannya, meskipun keduanya sering dipandang sebagai lembaga pendidikan yang menawarkan nilai lebih dibandingkan dengan lembaga pendidikan lainnya.
Muhammad Nizar, 2019
NU merupakan sebuah oragnisasi keagamaan yang didirikan oleh KH. Hasyim Asy’ari. Oraganisasi ini ... more NU merupakan sebuah oragnisasi keagamaan yang didirikan oleh KH. Hasyim Asy’ari. Oraganisasi ini mempunyai manha>j (metode) dalam hal istinba>t} al-h}ukm (pengambilan hukum) untuk menjawab sebuah tantangan modernitas zaman. Metode tersebut menggunakan bahtsul masail yang biasanya di kaji di berbagai pesantren kalangan NU, dalam bahtsul masail ini, NU mengutip beberapa hadis sebagai pondasi dan penguat dalam berargumen. Namun, hadis dalam pandangan pendiri NU sendiri terdapat ciri khas dan focus bahasan yang tidak berbeda dengan muh}addi>thi>n pada umumnya. Hadis dalam pandangan KH. Hasyim Asy’ari> bisa terbaca dengan jelas lewat buku karangannya yang berjudul Risa>lah Ahl al-Sunnah wa al-Jama>’ah. Kitab tersebut ditulis atas respon konidisi keberagamaan Indonesia antara tahun 1920-1930 M yang beberapa prejudice terhadap NU dengan label bid’ah. Label ini disematkan atas respon ritual keagamaan khas NU seperti tahlilan, slametan dan lain-lain. Labelitas dan prejudice tersebut dibantah dengan munculnya tulisan KH. Hasyim Asy’ari yang merespon hal tersebut. Dalam karangannya ia menjelaskan bahwa bid’ah yang dimaksud dan disematkan kepada kalangan NU, bukanlah bid’ah yang dimaksud dalam hadis Nabi.
Muhammad Nizar, 2019
Hadis merupakan salh satu disiplin keilmuan yang menjadi pusat perhatian yang melahirkan beberapa... more Hadis merupakan salh satu disiplin keilmuan yang menjadi pusat perhatian yang melahirkan beberapa tokoh yang melahirkan gagasan dan pemikiran kontemporer dalam bidang hadis. Seperti halnya Muhmmad Nas}r al-Di>n al-Alba>ni>, salah satu tokoh yang mencurahkan hidupnya mengkaji bidang hadis. Beberapa buah pemikirannya ini dianggap kontroversial karena sangat berlawanan dengan mayoritas ulama hadis pada umumnya. Selain kontroversi, ia juga dinilai tidak konsisten dalam menetapkan sebuah kualitas hadis. Namun, berbagai stereotype yang disematkan pada albani, ia tetap dianggap sebagai salah satu tokoh pembaharu dalm bidang kajian hadis. Namun, dari kejeniusannya ini, al-Alba>ni> banyak menuai kritikan dari beberapa ulama sezamannya dan juga setelahnya. Dikarenakan ia tidak mempunyai guru langsung dalam belajar ilmu hadis dan juga dalam menetapkan status hadis pun terjadi sebuah pertentangan (ta’a>rud}) dengan mayoritas ulama.
Muhammad Nizar, 2017
Abstrak Berbagai anggapan Islamisis atau yang lebih di kenal dengan Orientalis, menyatakan bahwa ... more Abstrak Berbagai anggapan Islamisis atau yang lebih di kenal dengan Orientalis, menyatakan bahwa Hadis merupakan z}anni> al-wuru>d. Hal ini bisa dilihat dari pernyataan G.H.A Juynboll bahwa ia menolak keras hadis ah}ad dengan beberapa teorinya seperti common link atau diving strand. Penolakan keras terhadap Hadis ah}ad ini tidak hanya dikemukan oleh Juynboll. Hal senada juga diungkapkan oleh Joseph Schacht. Jika diamati lebih seksama, khazanah Hadis mayoritas jalur ah{ad dikarenakan sangat jarang sekali hadis yang mutawa>tir. Jika kaum Islamisis menolak hadis ah}ad, maka dapat dipastikan secara tidak langsung menolak Hadis sebagai landasan hukum (maqa>s{id al-shari'>ah). Abstract Various assumptions of Islamism or better known as Orientalists, state that the Hadith is z}anni> al-wuru>d. This can be seen from G.H.A Juynboll's statement that he balked at the hadith} ahad with several theories such as common links or diving strands. This strong rejection of the Hadith} is not only Juynboll. The same thing was expressed by Joseph Schacht. If observed more closely, the treasures of the majority of the hadith are {ad due to the very rare hadith that is mutawa> tir. If the Islamists reject the ah ahad, then it can be ascertained indirectly rejecting the Hadith as a legal basis (maqa> s {id al-shari '> ah).
Muhammad Nizar, 2019
Abstrak Perhatian ilmuwan Muslim terhadap dunia penulisan hadis bukanlah sebuah hal prioritas ber... more Abstrak Perhatian ilmuwan Muslim terhadap dunia penulisan hadis bukanlah sebuah hal prioritas berbeda halnya dengan perluasan daerah (futuh}a>t). Hadis pada masa-masa sahabat hanya diriwayatkan secara oral (lisan). Namun, seiring banyaknya hadis maud}u>' yang tersebar bebas, mendorong Khalifah 'Umar Ibn Abdul Aziz memerintahkan pengumpulan hadis secara resmi dan menyeluruh lewat perantara Muhammad Ibn H}azm dan Muhammad Shiha>b al-Zuhri>. Pengumpulan ini dinamakan dengan tadwi>n al-h}adi>th. Tadwi>n pada masa abad II H merupakan awal mula hadis dikumpulkan dan awal mula dari kemajuan pesat terhadap kelimuwan hadis, karena setelah masa tersebut, bermunculan kitab-kitab hadis yang menjadi rujukan hukum islam otoritatif sebagaimana kitab s}ah}ih}ain yang disusun pada abad III H. Abstract The attention of Muslim scientists to the world of hadith writing is not a matter of priority different from the area of expansion (futuh} a> t). Hadiths in the days of friends were only narrated orally (verbally). However, as many hadiths are spread freely, encouraging the Caliph Umar Ibn Abdul Aziz to order the collection of hadiths officially and thoroughly through the mediator Muhammad Ibn H azm and Muhammad Shiha> b al-Zuhri. This collection is called tadwi> n al-h} adi> th. Tadwi> n in the second hijriyah century is the beginning of the hadith collected and the beginning of the rapid progress towards the hadith Muslim, because after this period, the books of hadith emerged which became references to authoritative Islamic law as the book s} ah} ih is prepared in the third hijriyah century.