desia luthfi - Academia.edu (original) (raw)

Papers by desia luthfi

Research paper thumbnail of Sandpaper Letters

A. Pengertian Sandpaper Letters Sandpaper letters merupakan kartu yang terbuat dari kertas ampela... more A. Pengertian Sandpaper Letters Sandpaper letters merupakan kartu yang terbuat dari kertas ampelas dan membentuk huruf abjad yang dibuat sedemikian rupa agar menarik minat anak. The cards upon which the sandpaper letters are mounted are adapted in size and shape to each letter. The vowels are in lightcolored sandpaper and are mounted upon dark cards, the consonants and the groups of letters are in black sandpaper mounted upon white cards. The grouping is so arranged as to call attention to contrasted, or analogous forms.1 Dari penjabaran diatas dijelaskan bahwa sandpaper letters atau kartu huruf amplas dipasang disesuaikan dalam ukuran dan bentuk untuk setiap huruf. Huruf-huruf tersebut dikelompokan berdasarkan huruf vokal dan huruf konsonan. Huruf vokal pada sandpaper lettersdiberi warna terang pada ampalsnya sedangkan huruf konsonan diberi warna gelap hal ini bertujuan agar mendapatkan kontras sehingga menarik minat anak. The sandpaper letters are letters cut out in sandpaper and mounted on smooth boards approximately six inches high.2 Sandpaper letters dibuat dari alas yang halus dan amplas yang membentuk huruf dengan tinggi 6 inchi. B. Manfaat Bermain Sandpaper Letters Melalui kegiatan sandpaper letters, perkembangan menulis anak dapat berjalan dengan sebagaimana semestinya. Manfaat kegiatan sandpaper letters berperan didalam perkembangan potensi anak, salah satunya dalam kemampuan menulis awal. Dengan kegiatan sandpaper letters anak dapat mengembangkan keterampilan motorik halus sekaligus memberikannya pengalaman sensoris. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Britton bahwa manfaat huruf amplas yaitu memberi persiapan

Research paper thumbnail of Buku Bantuan Diri (Self-help Book)

Menurut Bergsma (2007) menyebutkan ada kelimpahan nyata di dalam "self-help book" yang tersedia d... more Menurut Bergsma (2007) menyebutkan ada kelimpahan nyata di dalam "self-help book" yang tersedia di toko buku seperti untuk setiap masalah mental dan setiap pilihan hidup ada bimbingannya yang sudah dicetak dalam self-help book. Buku bantuan diri (self-help book) menekankan cara tertentu hidup yang dibangun di atas ide-ide dari responden yang berusaha untuk bahagia dan psikologi humanistik. Fokus masalah yang dibahas dalam self-help book menargetkan beberapa gangguan tertentu misalnya, serangan panik, depresi, insomnia dan lain-lain. Bentuk bantuan diri (selfhelp) cocok dengan terapi perilaku kognitif, dimana responden didorong untuk melaksanakan tugas di antara sesi untuk menentang pemikiran dan perilaku yang tidak membantu. Menurut Anderson et.al (Watkins & Clum 2007) menyatakan bahwa bantuan diri (self-help) sulit diartikan tetapi ada konsensus bahwa buku bantuan diri (self-help book) bertujuan untuk dapat membimbing dan mendorong klien untuk melakukan perubahan, sehingga meningkatkan manajemen diri, bukan hanya memberikan informasi saja. Fokus masalah yang dibahas dalam self-help book menargetkan beberapa gangguan tertentu misalnya, serangan panik, depresi, insomnia dan lain-lain. Bentuk bantuan diri (self-help) cocok dengan terapi perilaku kognitif, dimana responden didorong untuk melaksanakan tugas di antara sesi untuk menentang pemikiran dan perilaku yang tidak membantu. Menurut Ryan dalam Bergsma (2007) buku bantuan diri (self-help book) menekankan cara tertentu hidup yang dibangun di atas ide-ide dari responden yang berusaha untuk bahagia dan psikologi humanistik. Dalam buku bantuan diri (self-help book) lebih fokus pada kesejahteraan eudemonic dari pada kesejahteraan hedonistik. Konsep-konsep ini menjelaskan definisi yang berbeda dari kehidupan yang baik. Kesejahteraan hedonistik memiliki kesamaan dengan filosofi hedonisme yang memandang bahwa tujuan hidup adalah pencarian kebahagiaan, kepuasan, perasaan yang nyaman dan menghindari rasa sakit. Sedangkan, kesejahteraan eudemonic

Research paper thumbnail of Kemampuan Berbicara Anak

Berbicara adalah bagian dari bahasa. Sebelum mengupas lebih dalam mengenai berbicara peneliti ing... more Berbicara adalah bagian dari bahasa. Sebelum mengupas lebih dalam mengenai berbicara peneliti ingin memaparkan beberapa definisi bahasa yang diutarakan oleh beberapa pakar bahasa, diantaranya Dardjowidjojo bahasa adalah suatu sistem symbol lisan yang arbiter yang dipakai oleh anggota suatu masyarakat untuk berkomunikasi dan berinterkasi antar sesamanya, berdasarkan pada budaya yang mereka miliki bersama.1 Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa bahasa adalah suatu cara yang digunakan untuk berkomunikasi dan berinteraksi sesama anggotanya dengan bahasa yang dimiliki sendiri. Selanjutnya beberapa pendapat tentang berbicara menurut para ahli sebagai berikut: Sidiarto berpendapat bahwa berbicara adalah suatu yang khas pada manusia, karena berbicara merupakan salah satu sistem komunikasi yang kompleks dimana seseorang mengutarakan pendapat tersebut atau ide, perasaan hati, berdiologi, dan bersosialisasi.2 Pendapat tersebut dapat dideskripsikan bahwa berbicara merupakan ciri khas manusia, dengan berbicara manusia dapat berkomunikasi dengan lingkungannya. Melalui komunikasi seseorang akan dapat mengeluarkan ide-ide yang ada, serta mengembangkan hubungan sosialnya dengan orang lain. Tarigan mengemukakan bahwa ketarmpilan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, mengatakan serta menyatakan pikiran, gagasn, dan perasaan. Pendengar menerima informasi melalui rangkaian nada, tekanan dan penempatan persendian. Jika komunikasi berlangsung secara tatap muka ditambah lagi dengan gerak tangan dan air muka (mimic) pembicara.3 Berbicara merupakan keterampilan menyampaikan pesan secara lisan agar maksud dan tujuan yang disampaikan kedua individu tersebut dapat terwujud melalui proses komunikasi. Pengucapan artikulasi yang tepat dan jelas.

Research paper thumbnail of Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Kurikulum

Dalam buku Sukmadinata yang berjudul Pengembangan Kurikulum; Teori dan Praktek, ada tiga faktor y... more Dalam buku Sukmadinata yang berjudul Pengembangan Kurikulum; Teori dan Praktek, ada tiga faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum, yaitu : A. Perguruan Tinggi Perguruan tinggi setidaknya memberikan dua pengaruh terhadap kurikulum sekolah. 1. Dari segi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan di perguruan tinggi umum. Pengetahuan dan teknologi banyak memberikan sumbangan bagi isi kurikulum serta proses pembelajaran. Jenis pengetahuan yang dikembangkan di perguruan tinggi akan mempengaruhi isi pelajaran yang akan dikembangkan dalam kurikulum. Perkembangan teknologi selain menjadi isi kurikulum juga mendukung pengembangan alat bantu dan media pendidikan. 2. Dari segi pengembangan ilmu pendidikan dan keguruan serta penyiapan guru-guru Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK, seperti IKIP, FKIP, STKIP). Kurikulum Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan juga mempengaruhi pengembangan kurikulum, terutama melalui penguasaan ilmu dan kemampuan keguruan dari guru-guru yang dihasilkannya. Penguasaan keilmuan, baik ilmu pendidikan maupun ilmu bidang studi serta kemampuan mengajar dari guru-guru akan sangat mempengaruhi pengembangan dan implementasi kurikulum di sekolah. Guru-guru yang mengajar pada berbagai jenjang dan jenis sekolah yang ada dewasa ini, umumnya disiapkan oleh LPTK melalui berbagai program, yaitu program diploma dan sarjana. Pada Sekolah Dasar masih banyak guru berlatar belakang pendidikan SPG dan SGO, tetapi secara berangsur-angsur mereka mengikuti peningkatan kompetensi dan kualifikasi pendidikan guru melalui program diploma dan sarjana. B. Masyarakat Sekolah merupakan bagian dari masyarakat, yang diantaranya bertugas mempersiapkan anak didik untuk dapat hidup secara bermartabat di masyarakat. Sebagai bagian dari agen masyarakat, sekolah sangat dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat di tempat sekolah tersebut berada. Isi kurikulum hendaknya mencerminkan kondisi masyarakat penggunanya serta upaya memenuhi kebutuhan dan tuntutan mereka.

Research paper thumbnail of Visionary Leadership Untuk Mencapai Sekolah Efektif

Research paper thumbnail of Artikulasi dan Hambatan Pengembangan Kurikulum

Artikulasi dan Hambatan Pengembangan Kurikulum Artikulasi dalam pendidikan berati kesatupaduan da... more Artikulasi dan Hambatan Pengembangan Kurikulum Artikulasi dalam pendidikan berati kesatupaduan dan koordinasi segala pengalaman belajar. untuk meralisasikan artikulasi kurikulum, perlu meneliti kurikulum secara menyeluruh, membuang hal-hal yang tidak diperlukan, menghilangkan duplikasi, merevisi metode serta isi pengajaran, mengusahakan perluasan dan kesinambungan kurikulum. bila artikulasi dilaksanakan dengan baik akan terwujud kesinambungan pengalaman belajar sejak TK sampai perguruan tinggi, juga antara satu bidang studi dengan bidang studi lainnya secara horizontal. Tanpa artikulasi akan terdapat kegamangan baik dalam isi, metode, maupun perhatian terhadap perkembangan anak. Untuk menyusun artikulasi kurikulum diperlukan kerjasama dari berbagi pihak yaitu para administrator pendidikan, kepala sekolah, TK sampai rektor universitas, guru-guru dari setiap jenjang pendidikan, orang tua murid, dan tokoh-tokoh masyarakat. Dalam mengusahakan artikulasi kurikulum tersebut murid pun perlu dimintakan pendapatnya tentang hubungan pelajaran yang satu dengan yang lainnya, hubungan antara satu tingkat dengan tingkat berikutnya. Dalam pengembangan kurikulum terdapat beberapa hambatan. Hambatan pertama terletak pada guru. Guru kurang berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum. hal itu disebabkan beberapa hal yaitu adalah kurangnya waktu, kekurangsesuaian pendapat baik dengan kepala sekolah maupun dengan guru lainnya atau dengan administrator, kemudian karena kurangnya kemampuan dalam pengetahuan guru itu sendiri. Hambatan lainnya datang dari masyarakat. Untuk pengembangan kurikulum dibutuhkan dukungan dari masyarakat baik dalam pembiayaan maupun dalam memberikan umpan balik terhadap sistem pendidikan atau kurikulum yang sedang berjalan. Kurikulum juga memerlukan fakta dan pemikiran dari masyarakat. Dalam segi pembiyayaan kurikulum juga membutuhkan biaya dalam kaitannya dengan kegiatan eksperimen baik metode, isi, atau sistem secara keseluruhan yang tidak dipungkiri membutuhkan biaya yang tidak sdikit.

Research paper thumbnail of Karakter Religius

Kata karakter dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, merupakan sifat kejiwaan, akhlak atau budi peke... more Kata karakter dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, merupakan sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain.1Adapun Menurut Kemendiknas, karakter adalah watak, tabiat, akhlak atau kepribadian atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebijakan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berfikir, bersikap, dan bertindak. Kebijakan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat kepada orang lain.2Sedang para ahli memaknai karakter secara beragam, diantaranya : a. M. Mahbubi, mengutip dari M. Furqon Hidayatullah, mengemukakan bahwa istilah karakter berasal dari bahasa latin yang memiliki makna dipahat. Diibaraatkan seperti sebuah balok granit yang memahatnya harus dengan hati-hati. Ketika sembarangan saat memukul, maka batu granit tersebut akan rusak. Karakter merupakan gabungan dari kebajikan dan nilai-nilai yang dipahat dalam batu hidup tersebut, sehingga akan menyatakan nilai yang sebenarnya.3 b. Sedangkan Muchlas Samani dan Hariyanto, menyebutkan bahwa karakter dapat dimaknai sebagai value (nilai-nilai) dan kepribadian, cara berfikir dan berperilaku yang mempunyai ciri khas bagi setiap individu sebagai bekal hidup dalam bekerja sama baik terhadap lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Suatu karakter merupakan cerminan dari nilai apa yang melekat dalam sebuah entitas. Orang bisa terlihat mempunyai karakter yang baik apabila ia dapat menentukan keputusan dan siap mempertanggung jawabkan dari setiap keputusan yang telah dilakukan.4 c. Selanjutnya Hermawan Kertajaya dalam bukunya Grow With Character: The Model Marketing mengemukakan bahwa karakter adalah "ciri khas" yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut adalah "asli" dan mengakar pada 1Departemen

Research paper thumbnail of Mentoring

Smith dalam Aiman Ghalib menyatakan bahwa mentoring adalah suatu proses interaksi antara mentor (... more Smith dalam Aiman Ghalib menyatakan bahwa mentoring adalah suatu proses interaksi antara mentor (individu yang lebih berpengalaman) dengan mentee untuk membantu mengembangkan beberapa hal yang diantaranya adalah pengembangan diri, pengetahuan dan memperbesar jaringan, serta pencapaian prestasi dan karir. Mentoring merupakan: a. hubungan dua arah, interaktif, berbagi ide, dan hubungan sukarela yang berbasis saling menghormati dan kepercayaan (sebuah sistem dukungan proaktif). b. bersifat unik, personal dan hubungan yang cukup pribadi berbeda dengan konsep hubungan orangtua-anak. c. suatu jalan membantu siswa dalam menemukan jalan hidupnya; berbeda dengan memberitahu mereka apa yang harus dilakukan (telling them what to do).1 Pengertian lain mentoring adalah kegiatan pendidikan danpembinaan agama Islam dalam bentuk pengajian kelompok kecil yang diselenggarakan rutin tiap pekan dan berkelanjutan. Tiap kelompok pengajian terdiri atas 3-10 orang dengan dibimbing oleh satu orang Pembina. 2 Dalam mentoring juga terdapat proses belajar dan mengajar. Idealnya, kegiatan mentoring tidak fokus kepada bagaimana orang memberi nasehat tetapi juga bagaimana orang mau mendengarkan nasehat. Dengan begitu akan tercipta suasana saling belajar yang akan memberikan perubahan kearah yang lebih baik. Dari sinilah seseorang yang tadinya belum tahu sama sekali menjadi faham, bahkan mungkin menjadi ahli dalam bidangnya. Mentoring juga mendidik kita untuk tsiqah (percaya) kepada mentor. Kepercayaan inilah yang menjadi kunci kesuksesan kita mengikuti mentoring. Ketika seseorang sudah percaya dengan pemimpin maka hal itulah yang akan mengantarkan kita menuju puncak kesuksesan dunia akhirat.3 2. Tujuan Mentoring 1Aiman Ghalib, Games Mentoring Islam kumpulan aplikasi games dalam kegiatan mentoring,

Research paper thumbnail of Proses Pembentukan Karakter

Secara alami, sejak anak dilahirkan hingga berusia 3-5 tahun, kemampuan nalar seorang anak belum ... more Secara alami, sejak anak dilahirkan hingga berusia 3-5 tahun, kemampuan nalar seorang anak belum bisa berfungsi sehingga segala informasi yang mereka dapatkan serta stimulus yang masuk ke dalam otak mereka akan diterima secara terbuka tanpa adanya penyeleksian yang kaitannya dengan baik buruknya informasi yang mereka dapatkan. Kemudian jika sejak kecil kedua orang tua selalu bertengkar sampai mengakibatkan perceraian, itu dapat berdampak negatif terhadap pemikiran anak bahwa sebuah perceraian merupakan penderitaan dalam hidup. Namun sebaliknya, jika orang tua selalu menunjukkan keharmonisan, kasih sayangnya kepada anak-anaknya, selalu menjalin komunikasi yang akrab antar sesama anggota keluarga maka anak dapat berfikir positif bahwa pernikahan itu indah. Dan itu semua berdampak pada perubahan anak tersebut ketika beranjak dewasa. Selanjutnya semua pengalaman hidup anak yang berasal dari lingkungan kerabat, sekolah, sosial, media internet, buku, majalah, dan sumber informasi lainya dapat menambah pengetahuan yang dapat mengantarkan seseorang memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menganalisis dan menalar segala pengalaman yang sudah didapatkan.[5] Semakin banyak informasi yang diterima maka semakin matang pula sifat kepercayaan diri anak tersebut. Selain itu pola pikirnya juga sudah mulai terbentuk dan tersusun dengan rapi, sehingga tindakan yang dilakukan semakin jelas, dan kebiasaan serta karakter unik dari masing-masing individu itu semakin tampak nyata. Berdasarkan uraian tersebut, jelaslah bahwa pembentukan karakter itu sangat penting bagi pertumbuhan setiap anak, dan itu mulai ditanamkan sejak usia dini oleh orang tua maupun kerabat dekatnya yang mana hal tersbut nantinya akan dijadikan sebagai bekal kehidupan seorang anak dimasa depan sebagai proses menuju kedewasaan. Adapun penggambaran terkait pembentukan karakter dapat diuraikan sebagai berikut: a. Suatu proses yang dilakukan secara continue dan berkesinambungan dengan harapan dapat membentuk tabiat, karakter, dan sifat kejiwaan berdasarkan pada semangat pengabdian dan kebersamaan. b. Membentuk karakter untuk menyempurnakan karakter yang diharapkan. c. Membina karakter sehingga dapat menampilkan karakter yang kondusif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.[6]

Research paper thumbnail of Model-model Penciptaan Suasana Religius Di Sekolah

Beberapa model tentang penciptaan suasana religius di sekolah, antara lain adalah: a. Model Struk... more Beberapa model tentang penciptaan suasana religius di sekolah, antara lain adalah: a. Model Struktural, yaitu penciptaan suasana religius yang didukung oleh adanya peraturan-peraturan, pemberian kesan, baik dari dunia luar atas kepemimpinan atau kebijakan suatu lembaga pendidikan. b. Model Formal, yaitu penciptaan suasana religius yang berdasarkan pemahaman bahwa pendidikan agama adalah upaya manusia untuk mengajarkan hanya pada masalahmasalah kehidupan akhirat atau kehidupan rohani. Pada akhirnya model ini lebih berorientasi pada sisi akhirat. c. Model Mekanik, yaitu penciptaan suasana religius yang didasari oleh pemahaman bahwa kehidupan terdiri dari atas berbagai berbagai aspek, pendidikan dipandang sebagai penanaman dan pengembangan seperangkat nilai kehidupan. d. Model Organik, yaitu penciptaan suasana religius yang bersamaan dengan adanya pandangan bahwa pendidikan agama adalah kesatuan atau sistem yang mengembangkan pandangan atau semangat hidup agamis. Model ini berimplikasi pada pengembangan pendidikan agama yang dibangun dari fundamental doktrin dan fundamental values 2 0 1 F yang tertuang dalam Al-Qu an dan sunnah sebagai sumber pokok dengan mempertimbangkan konteks historisitasnya lewat pemikiran para ahli.

Research paper thumbnail of Metode Pendidikan Karakter

Research paper thumbnail of Lingkungan dan Penanggung Jawab Pembentukan Karakter

Research paper thumbnail of Urgensi Karakter Religius

Urgensi Karakter Religius Pentingnya Nilai Religius dalam Pendidikan Karakter Agama sangatlah pen... more Urgensi Karakter Religius Pentingnya Nilai Religius dalam Pendidikan Karakter Agama sangatlah penting untuk pedoman hidup manusia karena dengan bekal agama yang cukup akan memberikan dasar yang kuat ketika akan bertindak. Nilai religius yang kuat merupakan landasan bagi siswa untuk kelak menjadi orang yang dapat mengendalikan diri terhadap hal-hal yang bersifat negatif. Nilai religius merupakan nilai yang mendasari pendidikan karakter karena pada dasarnya Indonesia adalah negara yang beragama. Nilai religius yang bersifat universal sebenarnya dimiliki oleh masing-masing agama sehingga tidak akan terjadi hegemoni agama yang dipeluk mayoritas kepada orang-orang yang memeluk agama minoritas.[1] Nilai religius yang dijadikan dalam pendidikan karakter sangat penting karena keyakinan seseorang terhadap kebenaran nilai yang berasal dari agama yang dipeluknya bisa menjadi motivasi kuat dalam membangun karakter. Sudah tentu siswa dibangun karakternya berdasarkan nilai-nilai universal agama yang dipeluknya masing-masing sehingga siswa akan mempunyai keimanan dan ketakwaan yang baik sekaligus memiliki akhlak mulia. Sesungguhnya pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk setiap pribadi menjadi insan manusia yang mempunyai nilai-nilai yang utama sebagai dasar karakter yang baik sesuai dengan nilai yang berlaku dimasyarakat, nilai-nilai yang utama tersebut berasal dari ajaran agama, kearifan lokal, maupun falsafah bangsa.[2] Tanda-tanda yang paling tampak oleh seseorang yang beragama dengan baik adalah mengamalkan ajaran agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-hari. Inilah karakter yang sesungguhnya perlu dibangun bagi penganut agama misalnya keimanan seseorang didalam Islam baru dianggap sempurna bila meliputi tiga hal yaitu keyakinan dalam hati, diikrarkan secara lisan, dan diwujudkan dalam tindakan nyata. Bila hal ini dapat dilakukan dengan baik, berarti pendidikan karakter telah berhasil dibangun dalam proses belajar mengajar yang dilakukan di sekolah.[3] Karakter religius ini sangat dibutuhkan oleh siswa dalam menghadapi perubahan zaman dan degradasi moral yang akhir-akhir ini sangat menghawatirkan dunia pendidikan di Indonesia, dalam hal ini siswa diharapkan mampu memiliki berkepribadian dan berprilaku sesuai dengan ukuran baik dan buruk yang didasarkan pada ketentuan dan ketetapan agama. Oleh karena

Research paper thumbnail of Pengertian Karakter Religius

Kata karakter dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, merupakan sifat kejiwaan, akhlak atau budi peke... more Kata karakter dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, merupakan sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain.[1] Adapun Menurut Kemendiknas, karakter adalah watak, tabiat, akhlak atau kepribadian atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebijakan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berfikir, bersikap, dan bertindak. Kebijakan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat kepada orang lain.[2] Sedang para ahli memaknai karakter secara beragam, diantaranya : a. M. Mahbubi, mengutip dari M. Furqon Hidayatullah, mengemukakan bahwa istilah karakter berasal dari bahasa latin yang memiliki makna dipahat. Diibaraatkan seperti sebuah balok granit yang memahatnya harus dengan hati-hati. Ketika sembarangan saat memukul, maka batu granit tersebut akan rusak. Karakter merupakan gabungan dari kebajikan dan nilai-nilai yang dipahat dalam batu hidup tersebut, sehingga akan menyatakan nilai yang sebenarnya.[3] b. Sedangkan Muchlas Samani dan Hariyanto, menyebutkan bahwa karakter dapat dimaknai sebagai value (nilai-nilai) dan kepribadian, cara berfikir dan berperilaku yang mempunyai ciri khas bagi setiap individu sebagai bekal hidup dalam bekerja sama baik terhadap lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Suatu karakter merupakan cerminan dari nilai apa yang melekat dalam sebuah entitas. Orang bisa terlihat mempunyai karakter yang baik apabila ia dapat menentukan keputusan dan siap mempertanggung jawabkan dari setiap keputusan yang telah dilakukan.[4] c. Selanjutnya Hermawan Kertajaya dalam bukunya Grow With Character: The Model Marketing mengemukakan bahwa karakter adalah "ciri khas" yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut adalah "asli" dan mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut, dan merupakan "mesin" yang mendorong bagaimana seseorang bartindak, bersikap, berujar, dan merespon sesuatu. Ciri khas ini pun yang diingat oleh orang lain tentang orang tersebut, dan menentukan suka atau tidak sukanya mereka terhadap sang individu.[5] d. Sedangkan Lickona dalam bukunya Marzuki menegaskan bahwa karakter adalah suatu watak yang terdalam untuk merespon sesuatu dengan cara yang baik dan bermoral.

Research paper thumbnail of Pengertian Mentoring

Smith dalam Aiman Ghalib menyatakan bahwa mentoring adalah suatu proses interaksi antara mentor (... more Smith dalam Aiman Ghalib menyatakan bahwa mentoring adalah suatu proses interaksi antara mentor (individu yang lebih berpengalaman) dengan mentee untuk membantu mengembangkan beberapa hal yang diantaranya adalah pengembangan diri, pengetahuan dan memperbesar jaringan, serta pencapaian prestasi dan karir. Mentoring merupakan: a. hubungan dua arah, interaktif, berbagi ide, dan hubungan sukarela yang berbasis saling menghormati dan kepercayaan (sebuah sistem dukungan proaktif). b. bersifat unik, personal dan hubungan yang cukup pribadi berbeda dengan konsep hubungan orangtua-anak. c. suatu jalan membantu siswa dalam menemukan jalan hidupnya; berbeda dengan memberitahu mereka apa yang harus dilakukan (telling them what to do).[1] Pengertian lain mentoring adalah kegiatan pendidikan danpembinaan agama Islam dalam bentuk pengajian kelompok kecil yang diselenggarakan rutin tiap pekan dan berkelanjutan. Tiap kelompok pengajian terdiri atas 3-10 orang dengan dibimbing oleh satu orang Pembina.[2] Dalam mentoring juga terdapat proses belajar dan mengajar. Idealnya, kegiatan mentoring tidak fokus kepada bagaimana orang memberi nasehat tetapi juga bagaimana orang mau mendengarkan nasehat. Dengan begitu akan tercipta suasana saling belajar yang akan memberikan perubahan kearah yang lebih baik. Dari sinilah seseorang yang tadinya belum tahu sama sekali menjadi faham, bahkan mungkin menjadi ahli dalam bidangnya. Mentoring juga mendidik kita untuk tsiqah (percaya) kepada mentor. Kepercayaan inilah yang menjadi kunci kesuksesan kita mengikuti mentoring. Ketika seseorang sudah percaya dengan pemimpin maka hal itulah yang akan mengantarkan kita menuju puncak kesuksesan dunia akhirat.[3] Daftar Pustaka

Research paper thumbnail of Tujuan Mentoring

Tujuan mentoring Islam adalah siswa muslim memperoleh pemahaman tentang Islam dan bersemangat unt... more Tujuan mentoring Islam adalah siswa muslim memperoleh pemahaman tentang Islam dan bersemangat untuk beribadah kepada Allah dengan benar. Sedangkan, sasaran mentoring Islam adalah kepada remaja muslim dan dibimbing oleh para mentor yang terlatih dan terkontrol perkembangannya. Pada intinya tujuan adalah segala sesuatu yang diharapkan dari suatu kegiatan yang dilaksanakan yakni tujuan mentoring secara garis besar adalah untuk membentuk insan muslim yang mempunyai kepribadian dan gaya hidup yang islami. Tujuan tersebut diatas dapat dijabaarkan dalam empat sasaran mentoring yaitu: a. Tercapainya 10 sifat-sifat tarbiyah. b. Tercapainya ukhuwah islamiyah. c. Tercapainya produktifitas dakwah. d. Tercapainya pengembangan potensi mad'u atau mentee.[1] Menurut Abdul Halim Mahmud, tujuan mentoring terbagi menjadi dua bagian, yaitu: a. Tujuan Umum 1. Membentuk kepribadian muslim seutuhnya yang sanggup merespon semua tuntunan agama dan kehidupan, yang meliputi: penanaman aqidah, ibadah, akhlak, ilmu, pengamalan dan lain-lain. 2. Mengukuhkan ikatan antar sesama anggota mentoring baik secara sosial maupun secara keorganisasian. 3. Upaya meningkatkan kesadaran akan derasnya arus nilai, baik yang mendukung gerakan Islam maupun yang memusuhinya. 4. Memberi kontribusi dalam memunculkan potensi kebaikan dan kebenaran yang tersembunyi pada diri seorang muslim dan mendayagunakan dan berhidmat kepada agama dan tujuan-tujuanya. 5. Menanggulangi unsur-unsur destruktif dan negatif pada diri anggota. 6. Mewujudkan hakekat kebanggan terhadap islam dengan membangun komitmen kepada etika dan akhlak dalam semua aktifitas kehidupanya, baik dikala senang maupun susah. 7. Memperdalam pemahaman dakwah dan harakah dalam diri seseoarang muslim. 8. Memperdalam ketrampilan manajerial dan keorganisasian dalam medan aktifitas Islam.

Research paper thumbnail of Biografi Al Ghazali Karya dan Pemikirannya

Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad at-Thusi al-Ghazali adalah nama lengkap dari Imam al... more Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad at-Thusi al-Ghazali adalah nama lengkap dari Imam al-Ghazali. Lahir di Thus, Khurasan, suatu tempat kira-kira sepuluh mil dari Naizabur, Persia. Tepatnya lahir pada tahun : 450 Hijriyah. Wafatnyapun di negeri kelahiran tersebut, pada tahun 505 Hijriyah.[1] Di masa hidupnya, Al-Ghazali dikenal sebagai seorang ahli keTuhanan dan seorang filosof besar. Disamping itu juga masyhur sebagai seorang ahli fiqih dan tasawuf yang tidak ada tandingannya dizaman itu, sehingga karya tulisnya yang berupa kitab "IHYA' 'ULUMUDDIN" dipakai oleh seluruh dunia Islam hingga kini.[2] Ayahnya tergolong orang yang shaleh dan hidup secera sederhana. Kesederhanaanya dinilai dari sikap hidup yang tidak mau makan kecuali atas usahanya sendiri. Ayahnya pada waktu senggang sering berkesempatan berkomunikasi dengan ulama pada majelis-majelis pengajian. Ia amat pemurah dalam memberikan sesuatu yang dimiliki kepada ulama yang didatangi sebagai rasa simpatik dan terima kasih. Sebagai orang yang dekat dan menyenangi ulama', ia berharap anaknya kelak mejadi ulama' yang ahli agama serta member nasehat pada umat.[3] Al-Ghazali, selain mendapat bimbingan dari ayahnya, dibimbing pula oleh seorang sufi kenalan dekat ayahnya. Disamping mempelajari ilmu tasawuf dan mengenal kehidupan sufi, beliau juga mendapat bimbingan studi al-Qur'an dan hadits, serta menghafal syair-syair. Ketika sufi pengasuh Al-Ghazali merasa kewalahan dalam membekali ilmu dan kebutuhan hidupnya, ia dianjurkan untuk memasuki salah satu sekolah di Thus dengan beasiswa.[4] Pengembaraan Al-Ghazali dimulai pada usia 15 tahun. Pada usia ini, Al-Ghazali pergi ke Jurjan untuk berguru pada Abu Nasr al-Isma'ili. Pada usia 19 atau 20 tahun, Al-Ghazali pergi ke Nisabur, dan berguru pada al-Juwayni hingga ia berusia 28 tahun. Selama di madrasah Nisabur ini, Al-Ghazali mempelajari teologi, hukum, dan filsafat.[5] Sepeninggal Al-Juwayni, Al-Ghazali pergi ke kota Mu'askar yang ketika itu menjadi gudang para sarjana disinilah beliau berjumpa dengan Nizam al-Mulk. Kehadiran Al-Ghazali disambut baik oleh Wazir ini, dan sudah bisa dipastikan bahwa oleh karena kedalaman ilmunya, semua peserta mengakui kehebatan dan keunggulannya. Dengan demikian, jadilah al-Ghazali "Imam" di wilayah Khurasan ketika itu. Beliau tinggal di kota Mu'askar ini hingga berumur 34 tahun. Melihat kepakaran al-Ghazali dalam bidang fiqih, teologi, dan filsafat, maka Wazir Nizam al-Mulk mengangkatnya menjadi "guru besar" teologi dan "rector" di madrasah Nizamiyyah di Baghdad, yang telah didirikan pada 1065. Pengangkatan itu terjadi pada 484/Juli 1091. Jadi, saat menjadi guru besar (profesor), al-Ghazali baru berusia 34 tahun.

Research paper thumbnail of Islam di Spanyol

Islam di Spanyol

Pada awalnya, Al-Andalus dikuasai oleh seorang wali Yusuf Al-Fihri (gubernur) yang ditunjuk oleh ... more Pada awalnya, Al-Andalus dikuasai oleh seorang wali Yusuf Al-Fihri (gubernur) yang ditunjuk oleh Khalifah di Damaskus, dengan masa jabatan biasanya 3 tahun. Namun pada tahun 740an M, terjadi perang saudara yang menyebabkan melemahnya kekuasaan Khalifah. Dan pada tahun 746 M, Yusuf Al-Fihri memenangkan perang saudara tersebut, menjadi seorang penguasa yang tidak terikat kepada pemerintahan di Damaskus. Pada tahun 750 M, bani Abbasiyah menjatuhkan pemerintahan Umayyah di Damaskus, dan merebut kekuasaan atas daerah-daerah Arabia. Namun pada tahun 756 M, Abdurrahman I (Ad-Dakhil) melengserkan Yusuf Al-Fihri, dan menjadi penguasa Kordoba dengan gelar Amir Kordoba. Abdurrahman menolak untuk tunduk kepada kekhalifahan Abbasiyah yang baru terbentuk, karena pasukan Abbasiyah telah membunuh sebagian besar keluarganya. Ia memerintah selama 30 tahun, namun memiliki kekuasaan yang lemah di Al-Andalus dan ia berusaha menekan perlawanan dari pendukung Al-Fihri maupun khalifah Abbasiyah.

Research paper thumbnail of Islam di Brunei Darussalam

Islam di Brunei Darussalam

Brunei Darussalam adalah sebuah Negara kecil dengan sistem monarichi yang memegang teguh kebudaya... more Brunei Darussalam adalah sebuah Negara kecil dengan sistem monarichi yang memegang teguh kebudayaan melayu. Merdeka secara penuh diperolehnya pada 1 Januari 1984. Luas wilayah Brunei modern adalah 5.765 Km2, dengan jumlah penduduk 323.600 sebelum tahun 2000. System politik yang berlaku di Brunei adalah monarchi absolute, di mana kepala Negara juga menjadi kepala pemerintahan. Karena dinegara ini tidak ada lembaga legislasi dan pelaksanaan pemilu, maka boleh dikatakan tidak suburnya system demokrasi. Perdana Menteri Brunei adalah Sultan Hasanah Bolkiah. Negeri ini berpenduduk mayoritas muslim dipimpin oleh Perdana Menteri sultan Hasanah Bolkiah. Sebagai Negara monarchi, kepala Negara sekaligus pemimpin islam. Pola top down yang menjadi pola Islamisasi di Brunei, praktis agama Islam di Brunei cepat sekali perkembangannya.

Research paper thumbnail of Islam di Brunei Darussalam

Research paper thumbnail of Sandpaper Letters

A. Pengertian Sandpaper Letters Sandpaper letters merupakan kartu yang terbuat dari kertas ampela... more A. Pengertian Sandpaper Letters Sandpaper letters merupakan kartu yang terbuat dari kertas ampelas dan membentuk huruf abjad yang dibuat sedemikian rupa agar menarik minat anak. The cards upon which the sandpaper letters are mounted are adapted in size and shape to each letter. The vowels are in lightcolored sandpaper and are mounted upon dark cards, the consonants and the groups of letters are in black sandpaper mounted upon white cards. The grouping is so arranged as to call attention to contrasted, or analogous forms.1 Dari penjabaran diatas dijelaskan bahwa sandpaper letters atau kartu huruf amplas dipasang disesuaikan dalam ukuran dan bentuk untuk setiap huruf. Huruf-huruf tersebut dikelompokan berdasarkan huruf vokal dan huruf konsonan. Huruf vokal pada sandpaper lettersdiberi warna terang pada ampalsnya sedangkan huruf konsonan diberi warna gelap hal ini bertujuan agar mendapatkan kontras sehingga menarik minat anak. The sandpaper letters are letters cut out in sandpaper and mounted on smooth boards approximately six inches high.2 Sandpaper letters dibuat dari alas yang halus dan amplas yang membentuk huruf dengan tinggi 6 inchi. B. Manfaat Bermain Sandpaper Letters Melalui kegiatan sandpaper letters, perkembangan menulis anak dapat berjalan dengan sebagaimana semestinya. Manfaat kegiatan sandpaper letters berperan didalam perkembangan potensi anak, salah satunya dalam kemampuan menulis awal. Dengan kegiatan sandpaper letters anak dapat mengembangkan keterampilan motorik halus sekaligus memberikannya pengalaman sensoris. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Britton bahwa manfaat huruf amplas yaitu memberi persiapan

Research paper thumbnail of Buku Bantuan Diri (Self-help Book)

Menurut Bergsma (2007) menyebutkan ada kelimpahan nyata di dalam "self-help book" yang tersedia d... more Menurut Bergsma (2007) menyebutkan ada kelimpahan nyata di dalam "self-help book" yang tersedia di toko buku seperti untuk setiap masalah mental dan setiap pilihan hidup ada bimbingannya yang sudah dicetak dalam self-help book. Buku bantuan diri (self-help book) menekankan cara tertentu hidup yang dibangun di atas ide-ide dari responden yang berusaha untuk bahagia dan psikologi humanistik. Fokus masalah yang dibahas dalam self-help book menargetkan beberapa gangguan tertentu misalnya, serangan panik, depresi, insomnia dan lain-lain. Bentuk bantuan diri (selfhelp) cocok dengan terapi perilaku kognitif, dimana responden didorong untuk melaksanakan tugas di antara sesi untuk menentang pemikiran dan perilaku yang tidak membantu. Menurut Anderson et.al (Watkins & Clum 2007) menyatakan bahwa bantuan diri (self-help) sulit diartikan tetapi ada konsensus bahwa buku bantuan diri (self-help book) bertujuan untuk dapat membimbing dan mendorong klien untuk melakukan perubahan, sehingga meningkatkan manajemen diri, bukan hanya memberikan informasi saja. Fokus masalah yang dibahas dalam self-help book menargetkan beberapa gangguan tertentu misalnya, serangan panik, depresi, insomnia dan lain-lain. Bentuk bantuan diri (self-help) cocok dengan terapi perilaku kognitif, dimana responden didorong untuk melaksanakan tugas di antara sesi untuk menentang pemikiran dan perilaku yang tidak membantu. Menurut Ryan dalam Bergsma (2007) buku bantuan diri (self-help book) menekankan cara tertentu hidup yang dibangun di atas ide-ide dari responden yang berusaha untuk bahagia dan psikologi humanistik. Dalam buku bantuan diri (self-help book) lebih fokus pada kesejahteraan eudemonic dari pada kesejahteraan hedonistik. Konsep-konsep ini menjelaskan definisi yang berbeda dari kehidupan yang baik. Kesejahteraan hedonistik memiliki kesamaan dengan filosofi hedonisme yang memandang bahwa tujuan hidup adalah pencarian kebahagiaan, kepuasan, perasaan yang nyaman dan menghindari rasa sakit. Sedangkan, kesejahteraan eudemonic

Research paper thumbnail of Kemampuan Berbicara Anak

Berbicara adalah bagian dari bahasa. Sebelum mengupas lebih dalam mengenai berbicara peneliti ing... more Berbicara adalah bagian dari bahasa. Sebelum mengupas lebih dalam mengenai berbicara peneliti ingin memaparkan beberapa definisi bahasa yang diutarakan oleh beberapa pakar bahasa, diantaranya Dardjowidjojo bahasa adalah suatu sistem symbol lisan yang arbiter yang dipakai oleh anggota suatu masyarakat untuk berkomunikasi dan berinterkasi antar sesamanya, berdasarkan pada budaya yang mereka miliki bersama.1 Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa bahasa adalah suatu cara yang digunakan untuk berkomunikasi dan berinteraksi sesama anggotanya dengan bahasa yang dimiliki sendiri. Selanjutnya beberapa pendapat tentang berbicara menurut para ahli sebagai berikut: Sidiarto berpendapat bahwa berbicara adalah suatu yang khas pada manusia, karena berbicara merupakan salah satu sistem komunikasi yang kompleks dimana seseorang mengutarakan pendapat tersebut atau ide, perasaan hati, berdiologi, dan bersosialisasi.2 Pendapat tersebut dapat dideskripsikan bahwa berbicara merupakan ciri khas manusia, dengan berbicara manusia dapat berkomunikasi dengan lingkungannya. Melalui komunikasi seseorang akan dapat mengeluarkan ide-ide yang ada, serta mengembangkan hubungan sosialnya dengan orang lain. Tarigan mengemukakan bahwa ketarmpilan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, mengatakan serta menyatakan pikiran, gagasn, dan perasaan. Pendengar menerima informasi melalui rangkaian nada, tekanan dan penempatan persendian. Jika komunikasi berlangsung secara tatap muka ditambah lagi dengan gerak tangan dan air muka (mimic) pembicara.3 Berbicara merupakan keterampilan menyampaikan pesan secara lisan agar maksud dan tujuan yang disampaikan kedua individu tersebut dapat terwujud melalui proses komunikasi. Pengucapan artikulasi yang tepat dan jelas.

Research paper thumbnail of Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Kurikulum

Dalam buku Sukmadinata yang berjudul Pengembangan Kurikulum; Teori dan Praktek, ada tiga faktor y... more Dalam buku Sukmadinata yang berjudul Pengembangan Kurikulum; Teori dan Praktek, ada tiga faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum, yaitu : A. Perguruan Tinggi Perguruan tinggi setidaknya memberikan dua pengaruh terhadap kurikulum sekolah. 1. Dari segi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan di perguruan tinggi umum. Pengetahuan dan teknologi banyak memberikan sumbangan bagi isi kurikulum serta proses pembelajaran. Jenis pengetahuan yang dikembangkan di perguruan tinggi akan mempengaruhi isi pelajaran yang akan dikembangkan dalam kurikulum. Perkembangan teknologi selain menjadi isi kurikulum juga mendukung pengembangan alat bantu dan media pendidikan. 2. Dari segi pengembangan ilmu pendidikan dan keguruan serta penyiapan guru-guru Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK, seperti IKIP, FKIP, STKIP). Kurikulum Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan juga mempengaruhi pengembangan kurikulum, terutama melalui penguasaan ilmu dan kemampuan keguruan dari guru-guru yang dihasilkannya. Penguasaan keilmuan, baik ilmu pendidikan maupun ilmu bidang studi serta kemampuan mengajar dari guru-guru akan sangat mempengaruhi pengembangan dan implementasi kurikulum di sekolah. Guru-guru yang mengajar pada berbagai jenjang dan jenis sekolah yang ada dewasa ini, umumnya disiapkan oleh LPTK melalui berbagai program, yaitu program diploma dan sarjana. Pada Sekolah Dasar masih banyak guru berlatar belakang pendidikan SPG dan SGO, tetapi secara berangsur-angsur mereka mengikuti peningkatan kompetensi dan kualifikasi pendidikan guru melalui program diploma dan sarjana. B. Masyarakat Sekolah merupakan bagian dari masyarakat, yang diantaranya bertugas mempersiapkan anak didik untuk dapat hidup secara bermartabat di masyarakat. Sebagai bagian dari agen masyarakat, sekolah sangat dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat di tempat sekolah tersebut berada. Isi kurikulum hendaknya mencerminkan kondisi masyarakat penggunanya serta upaya memenuhi kebutuhan dan tuntutan mereka.

Research paper thumbnail of Visionary Leadership Untuk Mencapai Sekolah Efektif

Research paper thumbnail of Artikulasi dan Hambatan Pengembangan Kurikulum

Artikulasi dan Hambatan Pengembangan Kurikulum Artikulasi dalam pendidikan berati kesatupaduan da... more Artikulasi dan Hambatan Pengembangan Kurikulum Artikulasi dalam pendidikan berati kesatupaduan dan koordinasi segala pengalaman belajar. untuk meralisasikan artikulasi kurikulum, perlu meneliti kurikulum secara menyeluruh, membuang hal-hal yang tidak diperlukan, menghilangkan duplikasi, merevisi metode serta isi pengajaran, mengusahakan perluasan dan kesinambungan kurikulum. bila artikulasi dilaksanakan dengan baik akan terwujud kesinambungan pengalaman belajar sejak TK sampai perguruan tinggi, juga antara satu bidang studi dengan bidang studi lainnya secara horizontal. Tanpa artikulasi akan terdapat kegamangan baik dalam isi, metode, maupun perhatian terhadap perkembangan anak. Untuk menyusun artikulasi kurikulum diperlukan kerjasama dari berbagi pihak yaitu para administrator pendidikan, kepala sekolah, TK sampai rektor universitas, guru-guru dari setiap jenjang pendidikan, orang tua murid, dan tokoh-tokoh masyarakat. Dalam mengusahakan artikulasi kurikulum tersebut murid pun perlu dimintakan pendapatnya tentang hubungan pelajaran yang satu dengan yang lainnya, hubungan antara satu tingkat dengan tingkat berikutnya. Dalam pengembangan kurikulum terdapat beberapa hambatan. Hambatan pertama terletak pada guru. Guru kurang berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum. hal itu disebabkan beberapa hal yaitu adalah kurangnya waktu, kekurangsesuaian pendapat baik dengan kepala sekolah maupun dengan guru lainnya atau dengan administrator, kemudian karena kurangnya kemampuan dalam pengetahuan guru itu sendiri. Hambatan lainnya datang dari masyarakat. Untuk pengembangan kurikulum dibutuhkan dukungan dari masyarakat baik dalam pembiayaan maupun dalam memberikan umpan balik terhadap sistem pendidikan atau kurikulum yang sedang berjalan. Kurikulum juga memerlukan fakta dan pemikiran dari masyarakat. Dalam segi pembiyayaan kurikulum juga membutuhkan biaya dalam kaitannya dengan kegiatan eksperimen baik metode, isi, atau sistem secara keseluruhan yang tidak dipungkiri membutuhkan biaya yang tidak sdikit.

Research paper thumbnail of Karakter Religius

Kata karakter dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, merupakan sifat kejiwaan, akhlak atau budi peke... more Kata karakter dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, merupakan sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain.1Adapun Menurut Kemendiknas, karakter adalah watak, tabiat, akhlak atau kepribadian atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebijakan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berfikir, bersikap, dan bertindak. Kebijakan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat kepada orang lain.2Sedang para ahli memaknai karakter secara beragam, diantaranya : a. M. Mahbubi, mengutip dari M. Furqon Hidayatullah, mengemukakan bahwa istilah karakter berasal dari bahasa latin yang memiliki makna dipahat. Diibaraatkan seperti sebuah balok granit yang memahatnya harus dengan hati-hati. Ketika sembarangan saat memukul, maka batu granit tersebut akan rusak. Karakter merupakan gabungan dari kebajikan dan nilai-nilai yang dipahat dalam batu hidup tersebut, sehingga akan menyatakan nilai yang sebenarnya.3 b. Sedangkan Muchlas Samani dan Hariyanto, menyebutkan bahwa karakter dapat dimaknai sebagai value (nilai-nilai) dan kepribadian, cara berfikir dan berperilaku yang mempunyai ciri khas bagi setiap individu sebagai bekal hidup dalam bekerja sama baik terhadap lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Suatu karakter merupakan cerminan dari nilai apa yang melekat dalam sebuah entitas. Orang bisa terlihat mempunyai karakter yang baik apabila ia dapat menentukan keputusan dan siap mempertanggung jawabkan dari setiap keputusan yang telah dilakukan.4 c. Selanjutnya Hermawan Kertajaya dalam bukunya Grow With Character: The Model Marketing mengemukakan bahwa karakter adalah "ciri khas" yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut adalah "asli" dan mengakar pada 1Departemen

Research paper thumbnail of Mentoring

Smith dalam Aiman Ghalib menyatakan bahwa mentoring adalah suatu proses interaksi antara mentor (... more Smith dalam Aiman Ghalib menyatakan bahwa mentoring adalah suatu proses interaksi antara mentor (individu yang lebih berpengalaman) dengan mentee untuk membantu mengembangkan beberapa hal yang diantaranya adalah pengembangan diri, pengetahuan dan memperbesar jaringan, serta pencapaian prestasi dan karir. Mentoring merupakan: a. hubungan dua arah, interaktif, berbagi ide, dan hubungan sukarela yang berbasis saling menghormati dan kepercayaan (sebuah sistem dukungan proaktif). b. bersifat unik, personal dan hubungan yang cukup pribadi berbeda dengan konsep hubungan orangtua-anak. c. suatu jalan membantu siswa dalam menemukan jalan hidupnya; berbeda dengan memberitahu mereka apa yang harus dilakukan (telling them what to do).1 Pengertian lain mentoring adalah kegiatan pendidikan danpembinaan agama Islam dalam bentuk pengajian kelompok kecil yang diselenggarakan rutin tiap pekan dan berkelanjutan. Tiap kelompok pengajian terdiri atas 3-10 orang dengan dibimbing oleh satu orang Pembina. 2 Dalam mentoring juga terdapat proses belajar dan mengajar. Idealnya, kegiatan mentoring tidak fokus kepada bagaimana orang memberi nasehat tetapi juga bagaimana orang mau mendengarkan nasehat. Dengan begitu akan tercipta suasana saling belajar yang akan memberikan perubahan kearah yang lebih baik. Dari sinilah seseorang yang tadinya belum tahu sama sekali menjadi faham, bahkan mungkin menjadi ahli dalam bidangnya. Mentoring juga mendidik kita untuk tsiqah (percaya) kepada mentor. Kepercayaan inilah yang menjadi kunci kesuksesan kita mengikuti mentoring. Ketika seseorang sudah percaya dengan pemimpin maka hal itulah yang akan mengantarkan kita menuju puncak kesuksesan dunia akhirat.3 2. Tujuan Mentoring 1Aiman Ghalib, Games Mentoring Islam kumpulan aplikasi games dalam kegiatan mentoring,

Research paper thumbnail of Proses Pembentukan Karakter

Secara alami, sejak anak dilahirkan hingga berusia 3-5 tahun, kemampuan nalar seorang anak belum ... more Secara alami, sejak anak dilahirkan hingga berusia 3-5 tahun, kemampuan nalar seorang anak belum bisa berfungsi sehingga segala informasi yang mereka dapatkan serta stimulus yang masuk ke dalam otak mereka akan diterima secara terbuka tanpa adanya penyeleksian yang kaitannya dengan baik buruknya informasi yang mereka dapatkan. Kemudian jika sejak kecil kedua orang tua selalu bertengkar sampai mengakibatkan perceraian, itu dapat berdampak negatif terhadap pemikiran anak bahwa sebuah perceraian merupakan penderitaan dalam hidup. Namun sebaliknya, jika orang tua selalu menunjukkan keharmonisan, kasih sayangnya kepada anak-anaknya, selalu menjalin komunikasi yang akrab antar sesama anggota keluarga maka anak dapat berfikir positif bahwa pernikahan itu indah. Dan itu semua berdampak pada perubahan anak tersebut ketika beranjak dewasa. Selanjutnya semua pengalaman hidup anak yang berasal dari lingkungan kerabat, sekolah, sosial, media internet, buku, majalah, dan sumber informasi lainya dapat menambah pengetahuan yang dapat mengantarkan seseorang memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menganalisis dan menalar segala pengalaman yang sudah didapatkan.[5] Semakin banyak informasi yang diterima maka semakin matang pula sifat kepercayaan diri anak tersebut. Selain itu pola pikirnya juga sudah mulai terbentuk dan tersusun dengan rapi, sehingga tindakan yang dilakukan semakin jelas, dan kebiasaan serta karakter unik dari masing-masing individu itu semakin tampak nyata. Berdasarkan uraian tersebut, jelaslah bahwa pembentukan karakter itu sangat penting bagi pertumbuhan setiap anak, dan itu mulai ditanamkan sejak usia dini oleh orang tua maupun kerabat dekatnya yang mana hal tersbut nantinya akan dijadikan sebagai bekal kehidupan seorang anak dimasa depan sebagai proses menuju kedewasaan. Adapun penggambaran terkait pembentukan karakter dapat diuraikan sebagai berikut: a. Suatu proses yang dilakukan secara continue dan berkesinambungan dengan harapan dapat membentuk tabiat, karakter, dan sifat kejiwaan berdasarkan pada semangat pengabdian dan kebersamaan. b. Membentuk karakter untuk menyempurnakan karakter yang diharapkan. c. Membina karakter sehingga dapat menampilkan karakter yang kondusif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.[6]

Research paper thumbnail of Model-model Penciptaan Suasana Religius Di Sekolah

Beberapa model tentang penciptaan suasana religius di sekolah, antara lain adalah: a. Model Struk... more Beberapa model tentang penciptaan suasana religius di sekolah, antara lain adalah: a. Model Struktural, yaitu penciptaan suasana religius yang didukung oleh adanya peraturan-peraturan, pemberian kesan, baik dari dunia luar atas kepemimpinan atau kebijakan suatu lembaga pendidikan. b. Model Formal, yaitu penciptaan suasana religius yang berdasarkan pemahaman bahwa pendidikan agama adalah upaya manusia untuk mengajarkan hanya pada masalahmasalah kehidupan akhirat atau kehidupan rohani. Pada akhirnya model ini lebih berorientasi pada sisi akhirat. c. Model Mekanik, yaitu penciptaan suasana religius yang didasari oleh pemahaman bahwa kehidupan terdiri dari atas berbagai berbagai aspek, pendidikan dipandang sebagai penanaman dan pengembangan seperangkat nilai kehidupan. d. Model Organik, yaitu penciptaan suasana religius yang bersamaan dengan adanya pandangan bahwa pendidikan agama adalah kesatuan atau sistem yang mengembangkan pandangan atau semangat hidup agamis. Model ini berimplikasi pada pengembangan pendidikan agama yang dibangun dari fundamental doktrin dan fundamental values 2 0 1 F yang tertuang dalam Al-Qu an dan sunnah sebagai sumber pokok dengan mempertimbangkan konteks historisitasnya lewat pemikiran para ahli.

Research paper thumbnail of Metode Pendidikan Karakter

Research paper thumbnail of Lingkungan dan Penanggung Jawab Pembentukan Karakter

Research paper thumbnail of Urgensi Karakter Religius

Urgensi Karakter Religius Pentingnya Nilai Religius dalam Pendidikan Karakter Agama sangatlah pen... more Urgensi Karakter Religius Pentingnya Nilai Religius dalam Pendidikan Karakter Agama sangatlah penting untuk pedoman hidup manusia karena dengan bekal agama yang cukup akan memberikan dasar yang kuat ketika akan bertindak. Nilai religius yang kuat merupakan landasan bagi siswa untuk kelak menjadi orang yang dapat mengendalikan diri terhadap hal-hal yang bersifat negatif. Nilai religius merupakan nilai yang mendasari pendidikan karakter karena pada dasarnya Indonesia adalah negara yang beragama. Nilai religius yang bersifat universal sebenarnya dimiliki oleh masing-masing agama sehingga tidak akan terjadi hegemoni agama yang dipeluk mayoritas kepada orang-orang yang memeluk agama minoritas.[1] Nilai religius yang dijadikan dalam pendidikan karakter sangat penting karena keyakinan seseorang terhadap kebenaran nilai yang berasal dari agama yang dipeluknya bisa menjadi motivasi kuat dalam membangun karakter. Sudah tentu siswa dibangun karakternya berdasarkan nilai-nilai universal agama yang dipeluknya masing-masing sehingga siswa akan mempunyai keimanan dan ketakwaan yang baik sekaligus memiliki akhlak mulia. Sesungguhnya pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk setiap pribadi menjadi insan manusia yang mempunyai nilai-nilai yang utama sebagai dasar karakter yang baik sesuai dengan nilai yang berlaku dimasyarakat, nilai-nilai yang utama tersebut berasal dari ajaran agama, kearifan lokal, maupun falsafah bangsa.[2] Tanda-tanda yang paling tampak oleh seseorang yang beragama dengan baik adalah mengamalkan ajaran agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-hari. Inilah karakter yang sesungguhnya perlu dibangun bagi penganut agama misalnya keimanan seseorang didalam Islam baru dianggap sempurna bila meliputi tiga hal yaitu keyakinan dalam hati, diikrarkan secara lisan, dan diwujudkan dalam tindakan nyata. Bila hal ini dapat dilakukan dengan baik, berarti pendidikan karakter telah berhasil dibangun dalam proses belajar mengajar yang dilakukan di sekolah.[3] Karakter religius ini sangat dibutuhkan oleh siswa dalam menghadapi perubahan zaman dan degradasi moral yang akhir-akhir ini sangat menghawatirkan dunia pendidikan di Indonesia, dalam hal ini siswa diharapkan mampu memiliki berkepribadian dan berprilaku sesuai dengan ukuran baik dan buruk yang didasarkan pada ketentuan dan ketetapan agama. Oleh karena

Research paper thumbnail of Pengertian Karakter Religius

Kata karakter dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, merupakan sifat kejiwaan, akhlak atau budi peke... more Kata karakter dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, merupakan sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain.[1] Adapun Menurut Kemendiknas, karakter adalah watak, tabiat, akhlak atau kepribadian atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebijakan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berfikir, bersikap, dan bertindak. Kebijakan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat kepada orang lain.[2] Sedang para ahli memaknai karakter secara beragam, diantaranya : a. M. Mahbubi, mengutip dari M. Furqon Hidayatullah, mengemukakan bahwa istilah karakter berasal dari bahasa latin yang memiliki makna dipahat. Diibaraatkan seperti sebuah balok granit yang memahatnya harus dengan hati-hati. Ketika sembarangan saat memukul, maka batu granit tersebut akan rusak. Karakter merupakan gabungan dari kebajikan dan nilai-nilai yang dipahat dalam batu hidup tersebut, sehingga akan menyatakan nilai yang sebenarnya.[3] b. Sedangkan Muchlas Samani dan Hariyanto, menyebutkan bahwa karakter dapat dimaknai sebagai value (nilai-nilai) dan kepribadian, cara berfikir dan berperilaku yang mempunyai ciri khas bagi setiap individu sebagai bekal hidup dalam bekerja sama baik terhadap lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Suatu karakter merupakan cerminan dari nilai apa yang melekat dalam sebuah entitas. Orang bisa terlihat mempunyai karakter yang baik apabila ia dapat menentukan keputusan dan siap mempertanggung jawabkan dari setiap keputusan yang telah dilakukan.[4] c. Selanjutnya Hermawan Kertajaya dalam bukunya Grow With Character: The Model Marketing mengemukakan bahwa karakter adalah "ciri khas" yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut adalah "asli" dan mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut, dan merupakan "mesin" yang mendorong bagaimana seseorang bartindak, bersikap, berujar, dan merespon sesuatu. Ciri khas ini pun yang diingat oleh orang lain tentang orang tersebut, dan menentukan suka atau tidak sukanya mereka terhadap sang individu.[5] d. Sedangkan Lickona dalam bukunya Marzuki menegaskan bahwa karakter adalah suatu watak yang terdalam untuk merespon sesuatu dengan cara yang baik dan bermoral.

Research paper thumbnail of Pengertian Mentoring

Smith dalam Aiman Ghalib menyatakan bahwa mentoring adalah suatu proses interaksi antara mentor (... more Smith dalam Aiman Ghalib menyatakan bahwa mentoring adalah suatu proses interaksi antara mentor (individu yang lebih berpengalaman) dengan mentee untuk membantu mengembangkan beberapa hal yang diantaranya adalah pengembangan diri, pengetahuan dan memperbesar jaringan, serta pencapaian prestasi dan karir. Mentoring merupakan: a. hubungan dua arah, interaktif, berbagi ide, dan hubungan sukarela yang berbasis saling menghormati dan kepercayaan (sebuah sistem dukungan proaktif). b. bersifat unik, personal dan hubungan yang cukup pribadi berbeda dengan konsep hubungan orangtua-anak. c. suatu jalan membantu siswa dalam menemukan jalan hidupnya; berbeda dengan memberitahu mereka apa yang harus dilakukan (telling them what to do).[1] Pengertian lain mentoring adalah kegiatan pendidikan danpembinaan agama Islam dalam bentuk pengajian kelompok kecil yang diselenggarakan rutin tiap pekan dan berkelanjutan. Tiap kelompok pengajian terdiri atas 3-10 orang dengan dibimbing oleh satu orang Pembina.[2] Dalam mentoring juga terdapat proses belajar dan mengajar. Idealnya, kegiatan mentoring tidak fokus kepada bagaimana orang memberi nasehat tetapi juga bagaimana orang mau mendengarkan nasehat. Dengan begitu akan tercipta suasana saling belajar yang akan memberikan perubahan kearah yang lebih baik. Dari sinilah seseorang yang tadinya belum tahu sama sekali menjadi faham, bahkan mungkin menjadi ahli dalam bidangnya. Mentoring juga mendidik kita untuk tsiqah (percaya) kepada mentor. Kepercayaan inilah yang menjadi kunci kesuksesan kita mengikuti mentoring. Ketika seseorang sudah percaya dengan pemimpin maka hal itulah yang akan mengantarkan kita menuju puncak kesuksesan dunia akhirat.[3] Daftar Pustaka

Research paper thumbnail of Tujuan Mentoring

Tujuan mentoring Islam adalah siswa muslim memperoleh pemahaman tentang Islam dan bersemangat unt... more Tujuan mentoring Islam adalah siswa muslim memperoleh pemahaman tentang Islam dan bersemangat untuk beribadah kepada Allah dengan benar. Sedangkan, sasaran mentoring Islam adalah kepada remaja muslim dan dibimbing oleh para mentor yang terlatih dan terkontrol perkembangannya. Pada intinya tujuan adalah segala sesuatu yang diharapkan dari suatu kegiatan yang dilaksanakan yakni tujuan mentoring secara garis besar adalah untuk membentuk insan muslim yang mempunyai kepribadian dan gaya hidup yang islami. Tujuan tersebut diatas dapat dijabaarkan dalam empat sasaran mentoring yaitu: a. Tercapainya 10 sifat-sifat tarbiyah. b. Tercapainya ukhuwah islamiyah. c. Tercapainya produktifitas dakwah. d. Tercapainya pengembangan potensi mad'u atau mentee.[1] Menurut Abdul Halim Mahmud, tujuan mentoring terbagi menjadi dua bagian, yaitu: a. Tujuan Umum 1. Membentuk kepribadian muslim seutuhnya yang sanggup merespon semua tuntunan agama dan kehidupan, yang meliputi: penanaman aqidah, ibadah, akhlak, ilmu, pengamalan dan lain-lain. 2. Mengukuhkan ikatan antar sesama anggota mentoring baik secara sosial maupun secara keorganisasian. 3. Upaya meningkatkan kesadaran akan derasnya arus nilai, baik yang mendukung gerakan Islam maupun yang memusuhinya. 4. Memberi kontribusi dalam memunculkan potensi kebaikan dan kebenaran yang tersembunyi pada diri seorang muslim dan mendayagunakan dan berhidmat kepada agama dan tujuan-tujuanya. 5. Menanggulangi unsur-unsur destruktif dan negatif pada diri anggota. 6. Mewujudkan hakekat kebanggan terhadap islam dengan membangun komitmen kepada etika dan akhlak dalam semua aktifitas kehidupanya, baik dikala senang maupun susah. 7. Memperdalam pemahaman dakwah dan harakah dalam diri seseoarang muslim. 8. Memperdalam ketrampilan manajerial dan keorganisasian dalam medan aktifitas Islam.

Research paper thumbnail of Biografi Al Ghazali Karya dan Pemikirannya

Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad at-Thusi al-Ghazali adalah nama lengkap dari Imam al... more Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad at-Thusi al-Ghazali adalah nama lengkap dari Imam al-Ghazali. Lahir di Thus, Khurasan, suatu tempat kira-kira sepuluh mil dari Naizabur, Persia. Tepatnya lahir pada tahun : 450 Hijriyah. Wafatnyapun di negeri kelahiran tersebut, pada tahun 505 Hijriyah.[1] Di masa hidupnya, Al-Ghazali dikenal sebagai seorang ahli keTuhanan dan seorang filosof besar. Disamping itu juga masyhur sebagai seorang ahli fiqih dan tasawuf yang tidak ada tandingannya dizaman itu, sehingga karya tulisnya yang berupa kitab "IHYA' 'ULUMUDDIN" dipakai oleh seluruh dunia Islam hingga kini.[2] Ayahnya tergolong orang yang shaleh dan hidup secera sederhana. Kesederhanaanya dinilai dari sikap hidup yang tidak mau makan kecuali atas usahanya sendiri. Ayahnya pada waktu senggang sering berkesempatan berkomunikasi dengan ulama pada majelis-majelis pengajian. Ia amat pemurah dalam memberikan sesuatu yang dimiliki kepada ulama yang didatangi sebagai rasa simpatik dan terima kasih. Sebagai orang yang dekat dan menyenangi ulama', ia berharap anaknya kelak mejadi ulama' yang ahli agama serta member nasehat pada umat.[3] Al-Ghazali, selain mendapat bimbingan dari ayahnya, dibimbing pula oleh seorang sufi kenalan dekat ayahnya. Disamping mempelajari ilmu tasawuf dan mengenal kehidupan sufi, beliau juga mendapat bimbingan studi al-Qur'an dan hadits, serta menghafal syair-syair. Ketika sufi pengasuh Al-Ghazali merasa kewalahan dalam membekali ilmu dan kebutuhan hidupnya, ia dianjurkan untuk memasuki salah satu sekolah di Thus dengan beasiswa.[4] Pengembaraan Al-Ghazali dimulai pada usia 15 tahun. Pada usia ini, Al-Ghazali pergi ke Jurjan untuk berguru pada Abu Nasr al-Isma'ili. Pada usia 19 atau 20 tahun, Al-Ghazali pergi ke Nisabur, dan berguru pada al-Juwayni hingga ia berusia 28 tahun. Selama di madrasah Nisabur ini, Al-Ghazali mempelajari teologi, hukum, dan filsafat.[5] Sepeninggal Al-Juwayni, Al-Ghazali pergi ke kota Mu'askar yang ketika itu menjadi gudang para sarjana disinilah beliau berjumpa dengan Nizam al-Mulk. Kehadiran Al-Ghazali disambut baik oleh Wazir ini, dan sudah bisa dipastikan bahwa oleh karena kedalaman ilmunya, semua peserta mengakui kehebatan dan keunggulannya. Dengan demikian, jadilah al-Ghazali "Imam" di wilayah Khurasan ketika itu. Beliau tinggal di kota Mu'askar ini hingga berumur 34 tahun. Melihat kepakaran al-Ghazali dalam bidang fiqih, teologi, dan filsafat, maka Wazir Nizam al-Mulk mengangkatnya menjadi "guru besar" teologi dan "rector" di madrasah Nizamiyyah di Baghdad, yang telah didirikan pada 1065. Pengangkatan itu terjadi pada 484/Juli 1091. Jadi, saat menjadi guru besar (profesor), al-Ghazali baru berusia 34 tahun.

Research paper thumbnail of Islam di Spanyol

Islam di Spanyol

Pada awalnya, Al-Andalus dikuasai oleh seorang wali Yusuf Al-Fihri (gubernur) yang ditunjuk oleh ... more Pada awalnya, Al-Andalus dikuasai oleh seorang wali Yusuf Al-Fihri (gubernur) yang ditunjuk oleh Khalifah di Damaskus, dengan masa jabatan biasanya 3 tahun. Namun pada tahun 740an M, terjadi perang saudara yang menyebabkan melemahnya kekuasaan Khalifah. Dan pada tahun 746 M, Yusuf Al-Fihri memenangkan perang saudara tersebut, menjadi seorang penguasa yang tidak terikat kepada pemerintahan di Damaskus. Pada tahun 750 M, bani Abbasiyah menjatuhkan pemerintahan Umayyah di Damaskus, dan merebut kekuasaan atas daerah-daerah Arabia. Namun pada tahun 756 M, Abdurrahman I (Ad-Dakhil) melengserkan Yusuf Al-Fihri, dan menjadi penguasa Kordoba dengan gelar Amir Kordoba. Abdurrahman menolak untuk tunduk kepada kekhalifahan Abbasiyah yang baru terbentuk, karena pasukan Abbasiyah telah membunuh sebagian besar keluarganya. Ia memerintah selama 30 tahun, namun memiliki kekuasaan yang lemah di Al-Andalus dan ia berusaha menekan perlawanan dari pendukung Al-Fihri maupun khalifah Abbasiyah.

Research paper thumbnail of Islam di Brunei Darussalam

Islam di Brunei Darussalam

Brunei Darussalam adalah sebuah Negara kecil dengan sistem monarichi yang memegang teguh kebudaya... more Brunei Darussalam adalah sebuah Negara kecil dengan sistem monarichi yang memegang teguh kebudayaan melayu. Merdeka secara penuh diperolehnya pada 1 Januari 1984. Luas wilayah Brunei modern adalah 5.765 Km2, dengan jumlah penduduk 323.600 sebelum tahun 2000. System politik yang berlaku di Brunei adalah monarchi absolute, di mana kepala Negara juga menjadi kepala pemerintahan. Karena dinegara ini tidak ada lembaga legislasi dan pelaksanaan pemilu, maka boleh dikatakan tidak suburnya system demokrasi. Perdana Menteri Brunei adalah Sultan Hasanah Bolkiah. Negeri ini berpenduduk mayoritas muslim dipimpin oleh Perdana Menteri sultan Hasanah Bolkiah. Sebagai Negara monarchi, kepala Negara sekaligus pemimpin islam. Pola top down yang menjadi pola Islamisasi di Brunei, praktis agama Islam di Brunei cepat sekali perkembangannya.

Research paper thumbnail of Islam di Brunei Darussalam

Research paper thumbnail of Tujuan Mentoring

Tujuan mentoring Islam adalah siswa muslim memperoleh pemahaman tentang Islam dan bersemangat unt... more Tujuan mentoring Islam adalah siswa muslim memperoleh pemahaman tentang Islam dan bersemangat untuk beribadah kepada Allah dengan benar. Sedangkan, sasaran mentoring Islam adalah kepada remaja muslim dan dibimbing oleh para mentor yang terlatih dan terkontrol perkembangannya. Pada intinya tujuan adalah segala sesuatu yang diharapkan dari suatu kegiatan yang dilaksanakan yakni tujuan mentoring secara garis besar adalah untuk membentuk insan muslim yang mempunyai kepribadian dan gaya hidup yang islami. Tujuan tersebut diatas dapat dijabaarkan dalam empat sasaran mentoring yaitu: a. Tercapainya 10 sifat-sifat tarbiyah. b. Tercapainya ukhuwah islamiyah. c. Tercapainya produktifitas dakwah. d. Tercapainya pengembangan potensi mad'u atau mentee.[1] Menurut Abdul Halim Mahmud, tujuan mentoring terbagi menjadi dua bagian, yaitu: a. Tujuan Umum 1. Membentuk kepribadian muslim seutuhnya yang sanggup merespon semua tuntunan agama dan kehidupan, yang meliputi: penanaman aqidah, ibadah, akhlak, ilmu, pengamalan dan lain-lain. 2. Mengukuhkan ikatan antar sesama anggota mentoring baik secara sosial maupun secara keorganisasian. 3. Upaya meningkatkan kesadaran akan derasnya arus nilai, baik yang mendukung gerakan Islam maupun yang memusuhinya. 4. Memberi kontribusi dalam memunculkan potensi kebaikan dan kebenaran yang tersembunyi pada diri seorang muslim dan mendayagunakan dan berhidmat kepada agama dan tujuan-tujuanya. 5. Menanggulangi unsur-unsur destruktif dan negatif pada diri anggota. 6. Mewujudkan hakekat kebanggan terhadap islam dengan membangun komitmen kepada etika dan akhlak dalam semua aktifitas kehidupanya, baik dikala senang maupun susah. 7. Memperdalam pemahaman dakwah dan harakah dalam diri seseoarang muslim. 8. Memperdalam ketrampilan manajerial dan keorganisasian dalam medan aktifitas Islam.

Research paper thumbnail of KESIAPAN KERJA

Kesiapan adalah tingkat perkembangan dari kematangan atau kedewasaan yang menggantungkan bagi pem... more Kesiapan adalah tingkat perkembangan dari kematangan atau kedewasaan yang menggantungkan bagi pemraktikan sesuatu (Chaplin, J.P, 2002 : 18). Ditinjau lebih jauh lagi kesiapan dapat diartikan sebagai kemampuan, keinginan, dan untuk melakukan kegiatan tertentu yang bergabung pada tingkat kemasakan pengalaman-pengalaman sebelumnya serta kondisi mental yang sesuai Dali dalam Ika Sumarsih (2009). Pendapat tersebut dapat diketahui bahwa kesiapan itu adalah kemauan, kemampuan atau rasa ingin untuk menyalurkan bakat atau kemampuan diri seseorang dalam melakukan sesuatu kegiatan dimana harus ada tingkat kemasakan atau kematangan baik dari segi pengalaman maupun kondisi mentalnya, sehingga siswa sudah siap untuk terjun ke dunia kerja dengan kondisi yang sudah matang, sehingga diharapkan siswa dapat bekerja dengan baik. Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon/jawaban didalam cara tertentu terhadap suatu situasi (Slamento, 2015 : 103). Maksud dari pendapat di atas adalah dengan adanya suatu kesiapan pada diri seseorang maka orang tersebut dapat memberi respon atau reaksi dengan cara-cara tertentu di dalam menghadapi situasi apapun. B. Pengertian Kerja Menurut Dewa Ketut Sukardi (1993), kerja adalah sebagai suatu rangkaian pekerjaan-pekerjaan, jabatan-jabatan dan kedudukan yang mengarah pada kehidupan dalam dunia kerja. Ndraha yang dikutip oleh Kulsum Tri Mei (2016), kerja adalah proses penciptaan atau pembentukan nilai baru pada suatu unit sumber daya, pengubahan atau penambahan nilai pada suatu unit alat pemenuhan kebutuhan yang ada". Brown (dalam Anoraga Panji, 2014), "Kerja merupakan penggunaan proses mental dan fisik dalam mencpai beberapa tujuan produktif". C. Pengertian Kesiapan Kerja Kesiapan kerja terdiri atas dua kata, yaitu kesiapan dan kerja. Berdasarkan pembahasan di atas, kata kesiapan dapat diartikan sebagai suatu kondisi seseorang untuk menanggapi dan mempraktekkan suatu kegiatan yang mana sikap tersebut memuat mental, keterampilan dan sikap yang harus dimiliki dan dipersiapkan selama

Research paper thumbnail of Analisis Data

A. Pengertian Analisis Data Data ialah bahan mentah yang perlu di olah sehingga menghasilkan info... more A. Pengertian Analisis Data Data ialah bahan mentah yang perlu di olah sehingga menghasilkan informasi atau keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukkan fakta. Sementara perolehan data seyogyanya relevan, artinya data yang ada hubungannya langsung dengan masalah penelitian. Analisis data berasal dari gabungan dari dua buah kata yaitu " analisis " dan " data ". Analisis merupakan evaluasi dari sebuah situasi dari sebuah permasalahan yang dibahas, termasuk didalamnya peninjauan dari berbagai aspek dan sudut pandang, sehingga tidak jarang ditemui permasalahan besar dapat dibagi menjadi komponen yang lebih kecil sehingga dapat diteliti dan ditangani lebih mudah, sedangkan data adalah fakta atau bagian dari fakta yang mengandung arti yang dihubungkan dengan kenyataan, simbol-simbol, gambar-gambar, kata-kata, angka-angka atau huruf-huruf yang menunjukkan suatu ide, obyek, kondisi atau situasi dan lain-lain. Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Menurut Lexy Y. Moleong menjelaskan bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan dan tema pada hipotesis.

Research paper thumbnail of Manusia dan Keindahan