jajang kawentar - Academia.edu (original) (raw)

Papers by jajang kawentar

Research paper thumbnail of HISTORY STORY LIGHT

Exhibition Catalog Book , 2021

LIGHT Percaya diri dengan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki, menentukan karak... more LIGHT
Percaya diri dengan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki, menentukan karakter dalam berkarya seni. Semacam karakter karya seni yang dicita-citakan dunia akademis. Mahasiswa seni berkarya tidak hanya berdasarkan pandangan mata yang mendalam namun juga rasa yang dalam. Kini dijaman teknologi serba canggih seringkali menemukan karya yang cenderung memanjakan pandangan mata lahir, sangat jarang yang memanjakan atau mengutamakan mata batin. Jenis yang terakhir ini tampak janggal dan minoritas, Ipo Hadi termasuk di dalamnya.

Research paper thumbnail of HISTORY STORY LIGHT

LIGHT Percaya diri dengan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki, menentukan karakt... more LIGHT Percaya diri dengan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki, menentukan karakter dalam berkarya seni. Semacam karakter karya seni yang dicita-citakan dunia akademis. Mahasiswa seni berkarya tidak hanya berdasarkan pandangan mata yang mendalam namun juga rasa yang dalam. Kini dijaman teknologi serba canggih seringkali menemukan karya yang cenderung memanjakan pandangan mata lahir, sangat jarang yang memanjakan atau mengutamakan mata batin. Jenis yang terakhir ini tampak janggal dan minoritas, Ipo Hadi termasuk di dalamnya.

Research paper thumbnail of SENI RUPA NYAWIJI

ARTIKEL PAMERAN SENI RUPA, 2019

Kelompok Theng-theng Shut meggelar Pameran seni rupa di Banyu Bening the House of Painting Jl. Ba... more Kelompok Theng-theng Shut meggelar Pameran seni rupa di Banyu Bening the House of Painting Jl. Badrawati no 10, Borobudur, Magelang Jawa Tengah, digelar 27 Januari-27 Februari 2019, Pameran dibuka oleh kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Magelag, tema pameran 'Nyawiji'. Nyawiji dalam bahasa Jawa dapat diartikan menyatu, bersatu, persatuan, saling melengkapi. Begitulah dalam hidup ini bersatu dalam persatuan, saling melengkapi, saling mengingatkan, saling menghargai serta saling menghormati antara satu yang lain dan lainnya. Menempuh jalan kebaikan dan perdamaian untuk keutuhan persatuan dan kesatuan. Dalam situasi politik yang karut marut seperti sekarang ini, dimana segala macam cara dilakukan untuk menjatuhkan lawan politik. Sampai kepada hal-hal yang suci dalam kehidupan manusia, menjadi wilayah yang manis dan gurih dimainkan. Sehingga mengganggu stabilitas logika dan memperkeruh kemurnian cara berpikir masyarakat terutama awam. Namun baiklah kalau ini sebagai bagian dari pendidikan politik bagi mereka yang baru melek politik. Perlu diingat Nyawiji harus tetap digelorakan dan kabarkan bagi siapapun mereka, tidak terkecuali. Nyawiji itu seperti juga kekuatan gaib yang kemudian bisa diwujudkan. Dengan adanya niat, keinginan dan cita-cita bersama serta dilaksanakan oleh setiap individu tersebut. Kalau antara niat, keinginan, cita-cita menyatu dalam tingkahlaku maka akan memberikan pecerahan, keyamanan, keamanan dan rasa memiliki pada setiap individu yang tergabung dalam kesepakatan. Nyawiji menjadi doa yang selalu dipanjatkan dan diharapkan oleh setiap individu agar semua yang tergabung di dalamya rukun, damai, sehat sentosa dan bahagia. Sebab karena itulah persatuan dan kesatuan itu tetap terjaga tetap Nyawiji. Dengan Nyawiji seperti menjaga amanat para pendiri bangsa ini, menjaga persatuan dan kesatuan, karena dengan bersatu kita teguh. Biarpun berbeda pandangan politik Nyawiji tetap pameran seni rupa, sebagai wujud menyatunnya ucapan dan tingkahlaku. Nyawiji seperti iringan doa bagi kawan-kawan kelompok seni rupa Theng-theng Shut yang berjumlah 11 seniman dari berbagai latar belakang dan dikomandoi oleh Budi Barnabas. Anggotanya antara lain Theng-theng Shut itu terdiri dari dua suku kata Theng-theng dan Shut. Theng-theng merupakan menyingkat kata dari Thenguk-thenguk dan Shut, menggambarkan kegiatan melinting tembakau rokok lalu dinyalakan dan dihisap. Thenguk-thenguk itu dalam bahasa Jawa artinya kegiatan nongkrong. Namun Thenguk-thenguk lebih mendeskripsikan kepada kegiatan nongkrong

Research paper thumbnail of Willem Kootstra Pelukis Abstrak Murni Indonesia

“What’s The Right Thing to Do” tajuk Pameran Lukis Abstrak Willem Kootstra di Gallery Hotel Prawi... more “What’s The Right Thing to Do” tajuk Pameran Lukis Abstrak Willem Kootstra di Gallery Hotel Prawirotaman II Yogyakarta dibuka Jumat, 27 Oktober 2017 lepas Isya oleh Ali Umar. Apa yang membedakan lukisan abstrak pelukis Indonesia dan pelukis Belanda kelahiran Bandung? Tentu saja akan dapat membedakannya dan merasakannya dari 25 karya yang dipajang di pameran tersebut. Spirit berkarya dan kesungguhan dalam memilih jalan abstrak ini menjadi sangat penting diapresiasi.
Kini saatnya, “What’s The Right Thing to Do?” Ungkap Willem. “Orang dulu jika tidak punya masalah, dia tidak bisa melukis. Jadi pelukis harus punya masalah dulu baru melukis. Coba saja pelukis tidak makan 5 hari dia juga tidak bisa melukis,” kata Willem Kootstra, dikediamannya saat berbincang sampai larut. Sepertinya dia bercanda. Bagaimana memaknai kalimat yang dilontarkan ini, silahkan saja menafsirkannya.
Semenjak pernikahannya dengan Samiyati, empat kali pameran tunggal telah dilakukan, pada 2003 ia berameran tunggal di Rumah Budaya Tembi, 2014 pameran tunggal “Laissez Faire!” di Nalarupa, 2015 pameran tunggal “Everything is Wrong Everything is Excellent” di Luden Art Space, dan kini pada 2017 adalah pameran tunggalnya yang ke empat “What’s The Right Thing to Do” di Hotel Gallery Prawirotaman Yogyakarta. Willem Kootstra masih terus berproses dengan daya cipta lukis abstraknya, dan menunjukkan kepada masyarakat seni rupa bahwa spirit serta kreasinya terus mengalir. Pameran tunggal kali ini sebagai penanda eksistensinya atas apa yang diperjuangkan serta mempertahankan terhadap dunia lukis abstraknya.
Perbedaan karya-karya lukisan abstrak Willem Kootstra dengan karya-karya seni abstrak Indonesia terletak pada kemurnian seni abstrak yang erat kaitannya dengan kota asal seni lukis abstrak, Munich Jerman, yang diproklamasikan oleh Wassily Kandinsky dengan kolompok Cobra sebagai ujung tombak perkembangannya. Seni abstrak murni kemudian berkembang di Belgia dan Belanda hingga seluruh Eropa dengan Willem de Kooning, Arshile Gorcky dan Hans Hofman sebagai tokohnya. Perkembangan seni abstrak menyebar ke Amerika dengan puncak perkembangan abstrak ekspresionisme di masa Jackson Pollock dan Mark Rothko. Dari Amerika seni abstrak menyebar hingga Rusia, negara asal Kandinsky, dan terus berkembang ke seluruh Asia hingga Indonesia.

Research paper thumbnail of DRAWING BUKAN TOKOH NUSANTARA

DRAWING BUKAN TOKOH NUSANTARA Oleh Jajang Kawentar Dalam beberapa tahun terakhir isu tentang ko... more DRAWING BUKAN TOKOH NUSANTARA
Oleh Jajang Kawentar

Dalam beberapa tahun terakhir isu tentang konsep kenegaraan Nusantara menguat kembali menjadi wacana percaturan politik Indonesia. Istilah Nusantara sebagai sinonim dari kepulauan Indonesia yang dihidupkan kembali pada awal abad 20 oleh Ki Hajar Dewantara, namun sesungguhnya Nusantara merupakan konsep kenegaraan yang diadopsi dari kerajaan Singhasari atau Singosari. Isu Nusantara ini lebih dikuatkan ketika Arysio Santos dari Brasil mengungkapkan hasil penelitiannya selama 30 tahun dalam bukunya, Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Definitive Localization of Plato’s Lost Civilization (2009), Santos mengungkapkan 33 perbandingan seperti luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, cara bertani, dan sebagainya, dan kemudian menyimpulkan bahwa yang disebut Plato sebagai Atlantis adalah Nusantara atau yang dikenal sebagai Indonesia.
Kegagalan Indonesia sebagai negara yang disegani dunia luar, salah satu penyebabnya antara lain karena kegagalan para tokoh yang memegang tampuk pemerintahan dalam memelihara dan mengembangkan warisan Nusantara. Kegagalan itu dipicu oleh para tokoh yang rata-rata bergerak bukan pada bidangnya, pada relnya. Mereka lebih bertitikpandang pada penciptaan undang-undang dari pada melihat potensi alam, masyarakat dan negara, yang menjadikan kemakmuran hanya dicapai oleh segelintir orang, sementara kehidupan negara secara keseluruhan masih saja terbelakang. Kekayaan sumber daya alam dan sumber daya manusia menjadi dikuasai oleh para pemodal, penguasa dan kemudian disebut tokoh. Penokohan ini akibat sistem politik dan kenegaraan.
Namun demikian barangkali kita dapat sepakat dengan Purbowo, bahwa dalam berkarya antara pahlawan dan pengkhianat menjadi tidak penting, karena pengkhianat itu bisa jadi musuhnya dalam berpolitik, namun bagi para pendukungnya bisa saja mereka sebagai pahlawan. Begitupun antara tokoh Nusantara dan tokoh Indonesia menjadi tidak lebih penting, karena yang penting di sini adalah ekspresi para tokoh tersebut sebagaimana diekspresikan Purbowo melalui karya-karya drawingnya dalam pameran tunggalnya tersebut. Meskipun karya-karya drawing yang dipamerkannya tidak akan mengubah pandangan politik dan ideologi masyarakat karena tokoh-tokoh yang menjadi objeknya.

Research paper thumbnail of PARADIGMA PASAR BARU SENI RUPA YOGYAKARTA

PARADIGMA PASAR BARU SENI RUPA Oleh Jajang Kawentar Wawancara Bersama Aa Nurjaman, Pengamat Seni,... more PARADIGMA PASAR BARU SENI RUPA
Oleh Jajang Kawentar
Wawancara Bersama Aa Nurjaman, Pengamat Seni, Kurator
JK: Bagaimana Perubahan Paradigma Seni Rupa Saat ini?
AA: Terjadi perubahan paradigma, dari seni yang idealis menjadi seni yang bermedan pasar, semakin tinggi karya, semakin tinggi harga karya itu maka dianggap semaki berkualitas, itu terjadi karena peran kurator-kurator, yang bagaimana menjadikan seniman biasa biasa menjadikan seniman yang luar biasa. Kurator-kurator itu ngomongnya art now art now art now.
JK: Apa Sebetulnya Penyebab Terjadinya Paradigma dari Seni Idealis ke Seni Berorientasi Pasar?

Research paper thumbnail of Art Jog 8 Kontra a RT 08

ArtJog 8 Kontra àRT 08 Oleh Jajang Kawentar ArtJog, event biasa tahunan yang bermula dari sem... more ArtJog 8 Kontra àRT 08
Oleh Jajang Kawentar

ArtJog, event biasa tahunan yang bermula dari semacam bazar seni rupa atau bahasa kerennya art fair terutama lukis waktu itu, kini menjadi event popular dan spektakuler bagi masyarakat seni, terutama Jogjakarta. Memajang karya-karya seniman papan atas yang memiliki label pasar tentunya dan mendongkrak seniman muda yang memiliki potensi pasar. Orientasi pasar, trend pasar, dan ada sebuah usaha mengubah kecenderungan trend pasar. Meskipun ada isu yang disampaikan serta masalah-masalah seniman dalam karyanya dan semua dalam sangkar yang ditentukan sang kurator.
ArtJog lebih kepada memberi pandangan baru terhadap kreasi seniman ke depan, dan kekinian. Bagi seniman muda yang sedang galau terhadap pandangan berkeseniannya, dia akan terbawa arus tsunami konsep yang ditawarkan dalam ArtJog. Dan seberapa besar pengaruh karya-karya yang di display ArtJog,menjadi bagian dari keberhasilan acara ini selain berapa karya yang dapat terjual dengan nilai fantastis.

Conference Presentations by jajang kawentar

Research paper thumbnail of SENI PREEET: SUNGUH-SUNGGUH PREEET

So go On Person sudah sangat jelas bagaimana seniman membangun percaya dirinya, pengetahuan, pe... more So go On Person sudah sangat jelas bagaimana seniman membangun percaya dirinya, pengetahuan, pengalaman, pendalaman ilmunya dan harapannya. Selain itu bagaimana pengusaan teknik, konsep berpikirnya serta cara dan gaya hidupnya. Keberanian menunjukan diri di tengah hiruk pikuk persaingan seni yang sering kali kemunculannya di luar dugaan nalar. So Go On Person menjadi harapan dari kegiatan Project Pameran Preeet #1

Seniman yang disertakan adalah seniman Topreeet. Seniman yang mendapat kesempatan kali pertama: Andi Ramdani Bamboo, Boi, Dadah Subagja, Dadang Imawan, Deden FG, Nurify, Paul Lepo, Riki Antoni, Suhanda Zainal, dan Budi Dharma. Sepuluh seniman yang siap menampilkan karya Preeetnya. Seperti kata Bung Karno, “Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncang dunia!”
Tugas Kurapreeetor mulai dari mendampingi seniman dalam proses berkarya supaya sejalan dengan konsepnya. Melakukan diskusi dengan senimannya dalam mengembangkan konsep, memperjelas dan mempertegas konsepnya sekaligus berkunjung ke studionya masing-masing. Selain itu ketika proses berkarya berlangsung menyediakan waktu menyaksikannya dan mengawasinya.
Kurapreeet tidak hanya memilih karya, namun juga membuat konsep display yang menyesuaikan dengan konsep pameran serta konsep seniman yang terlibat di Pameran Preeet, termasuk mengajak Aa Nurjaman dan Setctia Rizka Alissawarno sebagai penulis dalam pameran ini berkunjung ke setiap seniman.
Selain itu Preeet So Go On Person menampilkan karya seniman dengan menghadirkan sebagian barang atau benda yang terdapat di ruang kerjanya yang khas, sekaligus mendengarkan musik favorit seniman ketika dalam proses pembuatan karya. Cara mendisplaynya mengikuti karakter karyanya dan kurapreeetornya.
Bagaimana menampilkan harapan seni Preeet, bukan menampilkan seni yang facis, diktator atau racis dan bukan memfasilitasi tuntutan pasar; Juga bukan mewujudkan kehendak dari kurapreeet. Bukan juga merujuk pada keagungan keinginan orang banyak, seperti sistem demokrasi. Namun bagaimana menjunjung tinggi seni seperti kehendak seni itu sendiri yang merujuk pada keagungan yang menciptanya. Meskipun bukan menjadi betul-betul inti dari kehendak seni itu sendiri, paling tidak seperti apa yang diinginkan Preeet.

Research paper thumbnail of SENI PREEET

Mengapa Preeet menjadi kata atau nama atau istilah yang mampu mewakili kesetaraan inspirasi senim... more Mengapa Preeet menjadi kata atau nama atau istilah yang mampu mewakili kesetaraan inspirasi seniman dalam memerdekakan ekspresi dan kreatifitasnya? Kalau sampai waktuku/ Kumau tak seorang kan merayu tidak juga kau, kata Chairil Anwar dalam puisi Aku, Maret, 1943.
Banyak seniman yang merasa sudah merdeka dalam berekspresi namun sesungguhnya dia masih terus memikul beban, psikologis dan mentalnya. Secara psikologis dia merasa karyanya seperti meniru karya orang lain, seperti pesanan. Secara mental dia tidak berani melawan trend, tidak berani memunculkan kemampuan dirinya apa adanya. Persoalannya karena Preeet belum meraksuki jiwanya, karena jiwanya tidak mengenal preeet.
Seni Preeet mengungkapkan , “kita tidak pikirkan apa yang orang pikir, kita pikir apa yang kita masalahkan”. Maka inilah Preeet yang egois menjadi dirinya sendiri muncul bersamaan dengan senimannya. Perlu diketahui bahwa kebenaran Preeet itu akan semakin nyata ketika semakin banyak yang membencinya dan Preeet menjadi hidup dalam bayangan mereka.
Pada umumnya orang kita mengenal kata Preeet itu dari bunyi dan dari mana berasal bunyi tersebut itu bukan pada maknanya. Sebetulnya kata Preeet itu tidak seperti kita kira selama ini, seperti guyon, meledek, mencemooh, atau rasa tidak percaya. Preeet itu dimiliki oleh bahasa dari beberapa negara, belanda, india, rumania, dan masih ada lagi, artinya berbeda dengan Preeet di negeri kita. untuk artinya silahkan cek sendiri.
Kita seringkali berprasangka buruk dulu tanpa mencoba memahaminya, dan berusaha semakin memperburuk, biar eksis dan kritis.
Preeet dalam bahasa Belanda: Pujian. Pret dalam bahasa Rumania: Kesenangan. Preeet dalam bahasa gaul anak muda Indonesia sebagai ungkapan rasa kurang percaya, terasa konyol, lucu dan seperti merendahkan atau melecehkan.
Untuk menuju Preeet yang lebih baik dan mendekat pada kesempurnaan adalah proses yang dilalui serta kritik dan saran yang membuat hidup.

Research paper thumbnail of HISTORY STORY LIGHT

Exhibition Catalog Book , 2021

LIGHT Percaya diri dengan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki, menentukan karak... more LIGHT
Percaya diri dengan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki, menentukan karakter dalam berkarya seni. Semacam karakter karya seni yang dicita-citakan dunia akademis. Mahasiswa seni berkarya tidak hanya berdasarkan pandangan mata yang mendalam namun juga rasa yang dalam. Kini dijaman teknologi serba canggih seringkali menemukan karya yang cenderung memanjakan pandangan mata lahir, sangat jarang yang memanjakan atau mengutamakan mata batin. Jenis yang terakhir ini tampak janggal dan minoritas, Ipo Hadi termasuk di dalamnya.

Research paper thumbnail of HISTORY STORY LIGHT

LIGHT Percaya diri dengan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki, menentukan karakt... more LIGHT Percaya diri dengan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki, menentukan karakter dalam berkarya seni. Semacam karakter karya seni yang dicita-citakan dunia akademis. Mahasiswa seni berkarya tidak hanya berdasarkan pandangan mata yang mendalam namun juga rasa yang dalam. Kini dijaman teknologi serba canggih seringkali menemukan karya yang cenderung memanjakan pandangan mata lahir, sangat jarang yang memanjakan atau mengutamakan mata batin. Jenis yang terakhir ini tampak janggal dan minoritas, Ipo Hadi termasuk di dalamnya.

Research paper thumbnail of SENI RUPA NYAWIJI

ARTIKEL PAMERAN SENI RUPA, 2019

Kelompok Theng-theng Shut meggelar Pameran seni rupa di Banyu Bening the House of Painting Jl. Ba... more Kelompok Theng-theng Shut meggelar Pameran seni rupa di Banyu Bening the House of Painting Jl. Badrawati no 10, Borobudur, Magelang Jawa Tengah, digelar 27 Januari-27 Februari 2019, Pameran dibuka oleh kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Magelag, tema pameran 'Nyawiji'. Nyawiji dalam bahasa Jawa dapat diartikan menyatu, bersatu, persatuan, saling melengkapi. Begitulah dalam hidup ini bersatu dalam persatuan, saling melengkapi, saling mengingatkan, saling menghargai serta saling menghormati antara satu yang lain dan lainnya. Menempuh jalan kebaikan dan perdamaian untuk keutuhan persatuan dan kesatuan. Dalam situasi politik yang karut marut seperti sekarang ini, dimana segala macam cara dilakukan untuk menjatuhkan lawan politik. Sampai kepada hal-hal yang suci dalam kehidupan manusia, menjadi wilayah yang manis dan gurih dimainkan. Sehingga mengganggu stabilitas logika dan memperkeruh kemurnian cara berpikir masyarakat terutama awam. Namun baiklah kalau ini sebagai bagian dari pendidikan politik bagi mereka yang baru melek politik. Perlu diingat Nyawiji harus tetap digelorakan dan kabarkan bagi siapapun mereka, tidak terkecuali. Nyawiji itu seperti juga kekuatan gaib yang kemudian bisa diwujudkan. Dengan adanya niat, keinginan dan cita-cita bersama serta dilaksanakan oleh setiap individu tersebut. Kalau antara niat, keinginan, cita-cita menyatu dalam tingkahlaku maka akan memberikan pecerahan, keyamanan, keamanan dan rasa memiliki pada setiap individu yang tergabung dalam kesepakatan. Nyawiji menjadi doa yang selalu dipanjatkan dan diharapkan oleh setiap individu agar semua yang tergabung di dalamya rukun, damai, sehat sentosa dan bahagia. Sebab karena itulah persatuan dan kesatuan itu tetap terjaga tetap Nyawiji. Dengan Nyawiji seperti menjaga amanat para pendiri bangsa ini, menjaga persatuan dan kesatuan, karena dengan bersatu kita teguh. Biarpun berbeda pandangan politik Nyawiji tetap pameran seni rupa, sebagai wujud menyatunnya ucapan dan tingkahlaku. Nyawiji seperti iringan doa bagi kawan-kawan kelompok seni rupa Theng-theng Shut yang berjumlah 11 seniman dari berbagai latar belakang dan dikomandoi oleh Budi Barnabas. Anggotanya antara lain Theng-theng Shut itu terdiri dari dua suku kata Theng-theng dan Shut. Theng-theng merupakan menyingkat kata dari Thenguk-thenguk dan Shut, menggambarkan kegiatan melinting tembakau rokok lalu dinyalakan dan dihisap. Thenguk-thenguk itu dalam bahasa Jawa artinya kegiatan nongkrong. Namun Thenguk-thenguk lebih mendeskripsikan kepada kegiatan nongkrong

Research paper thumbnail of Willem Kootstra Pelukis Abstrak Murni Indonesia

“What’s The Right Thing to Do” tajuk Pameran Lukis Abstrak Willem Kootstra di Gallery Hotel Prawi... more “What’s The Right Thing to Do” tajuk Pameran Lukis Abstrak Willem Kootstra di Gallery Hotel Prawirotaman II Yogyakarta dibuka Jumat, 27 Oktober 2017 lepas Isya oleh Ali Umar. Apa yang membedakan lukisan abstrak pelukis Indonesia dan pelukis Belanda kelahiran Bandung? Tentu saja akan dapat membedakannya dan merasakannya dari 25 karya yang dipajang di pameran tersebut. Spirit berkarya dan kesungguhan dalam memilih jalan abstrak ini menjadi sangat penting diapresiasi.
Kini saatnya, “What’s The Right Thing to Do?” Ungkap Willem. “Orang dulu jika tidak punya masalah, dia tidak bisa melukis. Jadi pelukis harus punya masalah dulu baru melukis. Coba saja pelukis tidak makan 5 hari dia juga tidak bisa melukis,” kata Willem Kootstra, dikediamannya saat berbincang sampai larut. Sepertinya dia bercanda. Bagaimana memaknai kalimat yang dilontarkan ini, silahkan saja menafsirkannya.
Semenjak pernikahannya dengan Samiyati, empat kali pameran tunggal telah dilakukan, pada 2003 ia berameran tunggal di Rumah Budaya Tembi, 2014 pameran tunggal “Laissez Faire!” di Nalarupa, 2015 pameran tunggal “Everything is Wrong Everything is Excellent” di Luden Art Space, dan kini pada 2017 adalah pameran tunggalnya yang ke empat “What’s The Right Thing to Do” di Hotel Gallery Prawirotaman Yogyakarta. Willem Kootstra masih terus berproses dengan daya cipta lukis abstraknya, dan menunjukkan kepada masyarakat seni rupa bahwa spirit serta kreasinya terus mengalir. Pameran tunggal kali ini sebagai penanda eksistensinya atas apa yang diperjuangkan serta mempertahankan terhadap dunia lukis abstraknya.
Perbedaan karya-karya lukisan abstrak Willem Kootstra dengan karya-karya seni abstrak Indonesia terletak pada kemurnian seni abstrak yang erat kaitannya dengan kota asal seni lukis abstrak, Munich Jerman, yang diproklamasikan oleh Wassily Kandinsky dengan kolompok Cobra sebagai ujung tombak perkembangannya. Seni abstrak murni kemudian berkembang di Belgia dan Belanda hingga seluruh Eropa dengan Willem de Kooning, Arshile Gorcky dan Hans Hofman sebagai tokohnya. Perkembangan seni abstrak menyebar ke Amerika dengan puncak perkembangan abstrak ekspresionisme di masa Jackson Pollock dan Mark Rothko. Dari Amerika seni abstrak menyebar hingga Rusia, negara asal Kandinsky, dan terus berkembang ke seluruh Asia hingga Indonesia.

Research paper thumbnail of DRAWING BUKAN TOKOH NUSANTARA

DRAWING BUKAN TOKOH NUSANTARA Oleh Jajang Kawentar Dalam beberapa tahun terakhir isu tentang ko... more DRAWING BUKAN TOKOH NUSANTARA
Oleh Jajang Kawentar

Dalam beberapa tahun terakhir isu tentang konsep kenegaraan Nusantara menguat kembali menjadi wacana percaturan politik Indonesia. Istilah Nusantara sebagai sinonim dari kepulauan Indonesia yang dihidupkan kembali pada awal abad 20 oleh Ki Hajar Dewantara, namun sesungguhnya Nusantara merupakan konsep kenegaraan yang diadopsi dari kerajaan Singhasari atau Singosari. Isu Nusantara ini lebih dikuatkan ketika Arysio Santos dari Brasil mengungkapkan hasil penelitiannya selama 30 tahun dalam bukunya, Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Definitive Localization of Plato’s Lost Civilization (2009), Santos mengungkapkan 33 perbandingan seperti luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, cara bertani, dan sebagainya, dan kemudian menyimpulkan bahwa yang disebut Plato sebagai Atlantis adalah Nusantara atau yang dikenal sebagai Indonesia.
Kegagalan Indonesia sebagai negara yang disegani dunia luar, salah satu penyebabnya antara lain karena kegagalan para tokoh yang memegang tampuk pemerintahan dalam memelihara dan mengembangkan warisan Nusantara. Kegagalan itu dipicu oleh para tokoh yang rata-rata bergerak bukan pada bidangnya, pada relnya. Mereka lebih bertitikpandang pada penciptaan undang-undang dari pada melihat potensi alam, masyarakat dan negara, yang menjadikan kemakmuran hanya dicapai oleh segelintir orang, sementara kehidupan negara secara keseluruhan masih saja terbelakang. Kekayaan sumber daya alam dan sumber daya manusia menjadi dikuasai oleh para pemodal, penguasa dan kemudian disebut tokoh. Penokohan ini akibat sistem politik dan kenegaraan.
Namun demikian barangkali kita dapat sepakat dengan Purbowo, bahwa dalam berkarya antara pahlawan dan pengkhianat menjadi tidak penting, karena pengkhianat itu bisa jadi musuhnya dalam berpolitik, namun bagi para pendukungnya bisa saja mereka sebagai pahlawan. Begitupun antara tokoh Nusantara dan tokoh Indonesia menjadi tidak lebih penting, karena yang penting di sini adalah ekspresi para tokoh tersebut sebagaimana diekspresikan Purbowo melalui karya-karya drawingnya dalam pameran tunggalnya tersebut. Meskipun karya-karya drawing yang dipamerkannya tidak akan mengubah pandangan politik dan ideologi masyarakat karena tokoh-tokoh yang menjadi objeknya.

Research paper thumbnail of PARADIGMA PASAR BARU SENI RUPA YOGYAKARTA

PARADIGMA PASAR BARU SENI RUPA Oleh Jajang Kawentar Wawancara Bersama Aa Nurjaman, Pengamat Seni,... more PARADIGMA PASAR BARU SENI RUPA
Oleh Jajang Kawentar
Wawancara Bersama Aa Nurjaman, Pengamat Seni, Kurator
JK: Bagaimana Perubahan Paradigma Seni Rupa Saat ini?
AA: Terjadi perubahan paradigma, dari seni yang idealis menjadi seni yang bermedan pasar, semakin tinggi karya, semakin tinggi harga karya itu maka dianggap semaki berkualitas, itu terjadi karena peran kurator-kurator, yang bagaimana menjadikan seniman biasa biasa menjadikan seniman yang luar biasa. Kurator-kurator itu ngomongnya art now art now art now.
JK: Apa Sebetulnya Penyebab Terjadinya Paradigma dari Seni Idealis ke Seni Berorientasi Pasar?

Research paper thumbnail of Art Jog 8 Kontra a RT 08

ArtJog 8 Kontra àRT 08 Oleh Jajang Kawentar ArtJog, event biasa tahunan yang bermula dari sem... more ArtJog 8 Kontra àRT 08
Oleh Jajang Kawentar

ArtJog, event biasa tahunan yang bermula dari semacam bazar seni rupa atau bahasa kerennya art fair terutama lukis waktu itu, kini menjadi event popular dan spektakuler bagi masyarakat seni, terutama Jogjakarta. Memajang karya-karya seniman papan atas yang memiliki label pasar tentunya dan mendongkrak seniman muda yang memiliki potensi pasar. Orientasi pasar, trend pasar, dan ada sebuah usaha mengubah kecenderungan trend pasar. Meskipun ada isu yang disampaikan serta masalah-masalah seniman dalam karyanya dan semua dalam sangkar yang ditentukan sang kurator.
ArtJog lebih kepada memberi pandangan baru terhadap kreasi seniman ke depan, dan kekinian. Bagi seniman muda yang sedang galau terhadap pandangan berkeseniannya, dia akan terbawa arus tsunami konsep yang ditawarkan dalam ArtJog. Dan seberapa besar pengaruh karya-karya yang di display ArtJog,menjadi bagian dari keberhasilan acara ini selain berapa karya yang dapat terjual dengan nilai fantastis.

Research paper thumbnail of SENI PREEET: SUNGUH-SUNGGUH PREEET

So go On Person sudah sangat jelas bagaimana seniman membangun percaya dirinya, pengetahuan, pe... more So go On Person sudah sangat jelas bagaimana seniman membangun percaya dirinya, pengetahuan, pengalaman, pendalaman ilmunya dan harapannya. Selain itu bagaimana pengusaan teknik, konsep berpikirnya serta cara dan gaya hidupnya. Keberanian menunjukan diri di tengah hiruk pikuk persaingan seni yang sering kali kemunculannya di luar dugaan nalar. So Go On Person menjadi harapan dari kegiatan Project Pameran Preeet #1

Seniman yang disertakan adalah seniman Topreeet. Seniman yang mendapat kesempatan kali pertama: Andi Ramdani Bamboo, Boi, Dadah Subagja, Dadang Imawan, Deden FG, Nurify, Paul Lepo, Riki Antoni, Suhanda Zainal, dan Budi Dharma. Sepuluh seniman yang siap menampilkan karya Preeetnya. Seperti kata Bung Karno, “Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncang dunia!”
Tugas Kurapreeetor mulai dari mendampingi seniman dalam proses berkarya supaya sejalan dengan konsepnya. Melakukan diskusi dengan senimannya dalam mengembangkan konsep, memperjelas dan mempertegas konsepnya sekaligus berkunjung ke studionya masing-masing. Selain itu ketika proses berkarya berlangsung menyediakan waktu menyaksikannya dan mengawasinya.
Kurapreeet tidak hanya memilih karya, namun juga membuat konsep display yang menyesuaikan dengan konsep pameran serta konsep seniman yang terlibat di Pameran Preeet, termasuk mengajak Aa Nurjaman dan Setctia Rizka Alissawarno sebagai penulis dalam pameran ini berkunjung ke setiap seniman.
Selain itu Preeet So Go On Person menampilkan karya seniman dengan menghadirkan sebagian barang atau benda yang terdapat di ruang kerjanya yang khas, sekaligus mendengarkan musik favorit seniman ketika dalam proses pembuatan karya. Cara mendisplaynya mengikuti karakter karyanya dan kurapreeetornya.
Bagaimana menampilkan harapan seni Preeet, bukan menampilkan seni yang facis, diktator atau racis dan bukan memfasilitasi tuntutan pasar; Juga bukan mewujudkan kehendak dari kurapreeet. Bukan juga merujuk pada keagungan keinginan orang banyak, seperti sistem demokrasi. Namun bagaimana menjunjung tinggi seni seperti kehendak seni itu sendiri yang merujuk pada keagungan yang menciptanya. Meskipun bukan menjadi betul-betul inti dari kehendak seni itu sendiri, paling tidak seperti apa yang diinginkan Preeet.

Research paper thumbnail of SENI PREEET

Mengapa Preeet menjadi kata atau nama atau istilah yang mampu mewakili kesetaraan inspirasi senim... more Mengapa Preeet menjadi kata atau nama atau istilah yang mampu mewakili kesetaraan inspirasi seniman dalam memerdekakan ekspresi dan kreatifitasnya? Kalau sampai waktuku/ Kumau tak seorang kan merayu tidak juga kau, kata Chairil Anwar dalam puisi Aku, Maret, 1943.
Banyak seniman yang merasa sudah merdeka dalam berekspresi namun sesungguhnya dia masih terus memikul beban, psikologis dan mentalnya. Secara psikologis dia merasa karyanya seperti meniru karya orang lain, seperti pesanan. Secara mental dia tidak berani melawan trend, tidak berani memunculkan kemampuan dirinya apa adanya. Persoalannya karena Preeet belum meraksuki jiwanya, karena jiwanya tidak mengenal preeet.
Seni Preeet mengungkapkan , “kita tidak pikirkan apa yang orang pikir, kita pikir apa yang kita masalahkan”. Maka inilah Preeet yang egois menjadi dirinya sendiri muncul bersamaan dengan senimannya. Perlu diketahui bahwa kebenaran Preeet itu akan semakin nyata ketika semakin banyak yang membencinya dan Preeet menjadi hidup dalam bayangan mereka.
Pada umumnya orang kita mengenal kata Preeet itu dari bunyi dan dari mana berasal bunyi tersebut itu bukan pada maknanya. Sebetulnya kata Preeet itu tidak seperti kita kira selama ini, seperti guyon, meledek, mencemooh, atau rasa tidak percaya. Preeet itu dimiliki oleh bahasa dari beberapa negara, belanda, india, rumania, dan masih ada lagi, artinya berbeda dengan Preeet di negeri kita. untuk artinya silahkan cek sendiri.
Kita seringkali berprasangka buruk dulu tanpa mencoba memahaminya, dan berusaha semakin memperburuk, biar eksis dan kritis.
Preeet dalam bahasa Belanda: Pujian. Pret dalam bahasa Rumania: Kesenangan. Preeet dalam bahasa gaul anak muda Indonesia sebagai ungkapan rasa kurang percaya, terasa konyol, lucu dan seperti merendahkan atau melecehkan.
Untuk menuju Preeet yang lebih baik dan mendekat pada kesempurnaan adalah proses yang dilalui serta kritik dan saran yang membuat hidup.