Repository IPB | Bogor Agriculture University (original) (raw)
Papers by Repository IPB
i ISBN 978-979-95845-9-5 SEMINAR NASIONAL KIMIA Surabaya, 28 Juli 2009 Diselenggarakan oleh Jurus... more i ISBN 978-979-95845-9-5 SEMINAR NASIONAL KIMIA Surabaya, 28 Juli 2009 Diselenggarakan oleh Jurusan Kimia FMIPA-ITS ii ISBN 978-979-95845-9-5 SEMINAR NASIONAL KIMIA Surabaya, 28 Juli 2009 Diselenggarakan oleh Jurusan Kimia FMIPA-ITS PROSIDING SEMINAR NASIONAL KIMIA XI ( SENAKI XI ) JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2009 iii ISBN 978-979-95845-9-5 SEMINAR NASIONAL KIMIA Surabaya, 28 Juli 2009 Diselenggarakan oleh Jurusan Kimia FMIPA-ITS
Dalam upaya memperkaya khasanah pengetahuan karang lunak di Indonesia, dilakukan penelitian menge... more Dalam upaya memperkaya khasanah pengetahuan karang lunak di Indonesia, dilakukan penelitian mengenai kajian potensi bioaktif karang lunak di beberapa pulau di Kepulauan Seribu. Selama penelitian, kegiatan ini berhasil mendata 39 spesies (12 genera, 4 famili) karang lunak yang tersebar di Pulau Pari, Pulau Pramuka, dan Pulau Kotok. Genus Lobophytum mendominasi perairan dangkal (3 m), sedangkan genera Sarcophyton dan Dendronephthya lebih kerap ditemukan di perairan dalam (10 m). Dari ke-39 spesies tersebut, ekstrak dari 30 jenis karang lunak menunjukkan bioaktivitas terhadap keberadaan bakteri patogen Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Ditinjau dari lokasi pengambilan contoh terhadap daratan utama, kandungan bioaktif karang lunak semakin tinggi bila semakin jauh dari daratan utama. Hal yang serupa berlaku untuk karang lunak yang hidup di kedalaman yang lebih dalam.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengamati penyebaran spasial dan temporal logam dalam sedi... more Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengamati penyebaran spasial dan temporal logam dalam sedimen estuari Wakak-Plumbon, Semarang, Jawa Tengah, serta kaitannya dengan berbagai faktor yang mempengaruhi distribusinya dalam sedimen (konsentrasi karbon organik total, redoks potensial sedimen dan ukuran butiran sedimen). Untuk mengamati distribusi spasial logam dalam sedimen, sedimen dikumpulkan dari 9 titik pengamatan, 3 titik masing-masing diambil dari Sungai Plumbon, Wakak dan laut. Pengamatan distribusi temporal dilakukan pada 3 stasiun pengamatan di laut (A, B dan C) terhadap 5 logam dominan. Sedimen dikumpulkan dengan Petersen grab, kemudian dianalisis kandungan logamnya dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom. Hasil penelitian menunjukkan bahwa logam Pb, Cd dan Ni konsentrasinya lebih tinggi ke arah hulu sungai dan memiliki hubungan negatif dengan salinitas, sehingga sumber masukannya diduga berasal dari hulu. Logam Cu, Cr dan Hg lebih tinggi di laut dan memiliki hubungan positif dengan Salinitas, sehingga sumber masukan diduga berasal dari laut. Logam seng konsentrsainya tinggi di laut dan diduga terjadi secara alami. Selain salinitas, faktor lain yang dominan pengaruhnya terhadap penyebaran logam dalam sedimen estuari Wakak-Plumbon adalah karbon organik total. Konsentrasi logam cenderung lebih tinggi dengan meningkatnya konsentrasi karbon organik total.
Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi daya dukung lingkungan pesisir Kabupaten Serang untuk... more Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi daya dukung lingkungan pesisir Kabupaten Serang untuk pengembangan budidaya tambak berdasarkan laju biodegradasi limbah organik tambak di perairan pesisir. Laju biodegradasi OSS adalah 10.78 ppm/hari untuk perlakuan T 0 (kontrol), 14.24 ppm/hari untuk perlakuan T 1 (TSS 100 ppm, OSS 58.08 ppm), 12.75 ppm/hari untuk perlakuan T 2 (TSS 200 ppm, OSS 145.72 ppm), 11.34 ppm/hari untuk perlakuan T 3 (TSS 300 ppm, OSS 234.22 ppm), 9.38 ppm/hari untuk perlakuan T 4 (TSS 400 ppm, OSS 321.86 ppm), dan 8.40 ppm/hari untuk perlakuan T 5 (TSS 500 ppm, OSS 410.35 ppm). Dengan musim tanam udang 2 kali dan laju biodegradasi OSS 14.76 ppm/hari, daya dukung maksimum lingkungan pesisir Kabupaten Serang untuk budidaya tambak udang adalah 1 090.55 ha untuk tambak intensif, 2 220.82 ha untuk tambak semi intensif, dan 12 595.07 ha untuk tambak tradisional plus. Kombinasi optimum luas tambak yang sesuai dengan potensi lahan tambak adalah 149.16 ha (13.6%) tambak intensif, 975.61 ha (42.6%) tambak semi intensif, dan 5 875.23 ha (43.8%) tambak tradisional plus. Kata kunci: daya dukung, budidaya udang, biodegradasi, zona pesisir.
The concept of sustainable fisheries development has been socialized since the last decades by th... more The concept of sustainable fisheries development has been socialized since the last decades by the Indonesian government. However, this concept has not been implemented in any fisheries especially for the coastal fisheries, which have received a high pressure from intense fishing activities, industrial pollutions, household sewage, etc. Trammel net is one of the coastal fishing gears widely used by traditional fishermen all over Indonesia for catching shrimp as a target species and other non-target species. This gear has rapidly developed in the northern coast of Java, Malacca strait, and Makassar strait after the shrimp trawl banning in 1980. Due to no special regulation in this fishery with low control and attention from the government, the trammel net continued increase in fishing unit number year by year, even though the fish resource in the northern coast of Java was estimated to be over fishing. This paper discuss the development of the trammel net fishery and review the previous studies related to sustainable development of this fishery in the northern coast of Java in order to propose a better management.
The variation of the relative amounts of proteins, carbohydrates and lipids quantified from cells... more The variation of the relative amounts of proteins, carbohydrates and lipids quantified from cells and supernatants of a marine bacterium Pseudomonas nautica strain 617, was a response to changes in growth substrates (acetate or eicosane). Modes of substrate uptake: adherence, emulsification and solubilization depend of its biochemical composition. The enchancement of extracellular compounds produced during the growth on eicosane. The solubilizing, emulsifying activities as well as their adherence were observed in relation to the biochemical changes. The biodegradation percentage of eicosane is 59% in 3.5 days-old culture.
i ISBN 978-979-95845-9-5 SEMINAR NASIONAL KIMIA Surabaya, 28 Juli 2009 Diselenggarakan oleh Jurus... more i ISBN 978-979-95845-9-5 SEMINAR NASIONAL KIMIA Surabaya, 28 Juli 2009 Diselenggarakan oleh Jurusan Kimia FMIPA-ITS ii ISBN 978-979-95845-9-5 SEMINAR NASIONAL KIMIA Surabaya, 28 Juli 2009 Diselenggarakan oleh Jurusan Kimia FMIPA-ITS PROSIDING SEMINAR NASIONAL KIMIA XI ( SENAKI XI ) JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2009 iii ISBN 978-979-95845-9-5 SEMINAR NASIONAL KIMIA Surabaya, 28 Juli 2009 Diselenggarakan oleh Jurusan Kimia FMIPA-ITS
Dalam upaya memperkaya khasanah pengetahuan karang lunak di Indonesia, dilakukan penelitian menge... more Dalam upaya memperkaya khasanah pengetahuan karang lunak di Indonesia, dilakukan penelitian mengenai kajian potensi bioaktif karang lunak di beberapa pulau di Kepulauan Seribu. Selama penelitian, kegiatan ini berhasil mendata 39 spesies (12 genera, 4 famili) karang lunak yang tersebar di Pulau Pari, Pulau Pramuka, dan Pulau Kotok. Genus Lobophytum mendominasi perairan dangkal (3 m), sedangkan genera Sarcophyton dan Dendronephthya lebih kerap ditemukan di perairan dalam (10 m). Dari ke-39 spesies tersebut, ekstrak dari 30 jenis karang lunak menunjukkan bioaktivitas terhadap keberadaan bakteri patogen Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Ditinjau dari lokasi pengambilan contoh terhadap daratan utama, kandungan bioaktif karang lunak semakin tinggi bila semakin jauh dari daratan utama. Hal yang serupa berlaku untuk karang lunak yang hidup di kedalaman yang lebih dalam.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengamati penyebaran spasial dan temporal logam dalam sedi... more Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengamati penyebaran spasial dan temporal logam dalam sedimen estuari Wakak-Plumbon, Semarang, Jawa Tengah, serta kaitannya dengan berbagai faktor yang mempengaruhi distribusinya dalam sedimen (konsentrasi karbon organik total, redoks potensial sedimen dan ukuran butiran sedimen). Untuk mengamati distribusi spasial logam dalam sedimen, sedimen dikumpulkan dari 9 titik pengamatan, 3 titik masing-masing diambil dari Sungai Plumbon, Wakak dan laut. Pengamatan distribusi temporal dilakukan pada 3 stasiun pengamatan di laut (A, B dan C) terhadap 5 logam dominan. Sedimen dikumpulkan dengan Petersen grab, kemudian dianalisis kandungan logamnya dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom. Hasil penelitian menunjukkan bahwa logam Pb, Cd dan Ni konsentrasinya lebih tinggi ke arah hulu sungai dan memiliki hubungan negatif dengan salinitas, sehingga sumber masukannya diduga berasal dari hulu. Logam Cu, Cr dan Hg lebih tinggi di laut dan memiliki hubungan positif dengan Salinitas, sehingga sumber masukan diduga berasal dari laut. Logam seng konsentrsainya tinggi di laut dan diduga terjadi secara alami. Selain salinitas, faktor lain yang dominan pengaruhnya terhadap penyebaran logam dalam sedimen estuari Wakak-Plumbon adalah karbon organik total. Konsentrasi logam cenderung lebih tinggi dengan meningkatnya konsentrasi karbon organik total.
Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi daya dukung lingkungan pesisir Kabupaten Serang untuk... more Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi daya dukung lingkungan pesisir Kabupaten Serang untuk pengembangan budidaya tambak berdasarkan laju biodegradasi limbah organik tambak di perairan pesisir. Laju biodegradasi OSS adalah 10.78 ppm/hari untuk perlakuan T 0 (kontrol), 14.24 ppm/hari untuk perlakuan T 1 (TSS 100 ppm, OSS 58.08 ppm), 12.75 ppm/hari untuk perlakuan T 2 (TSS 200 ppm, OSS 145.72 ppm), 11.34 ppm/hari untuk perlakuan T 3 (TSS 300 ppm, OSS 234.22 ppm), 9.38 ppm/hari untuk perlakuan T 4 (TSS 400 ppm, OSS 321.86 ppm), dan 8.40 ppm/hari untuk perlakuan T 5 (TSS 500 ppm, OSS 410.35 ppm). Dengan musim tanam udang 2 kali dan laju biodegradasi OSS 14.76 ppm/hari, daya dukung maksimum lingkungan pesisir Kabupaten Serang untuk budidaya tambak udang adalah 1 090.55 ha untuk tambak intensif, 2 220.82 ha untuk tambak semi intensif, dan 12 595.07 ha untuk tambak tradisional plus. Kombinasi optimum luas tambak yang sesuai dengan potensi lahan tambak adalah 149.16 ha (13.6%) tambak intensif, 975.61 ha (42.6%) tambak semi intensif, dan 5 875.23 ha (43.8%) tambak tradisional plus. Kata kunci: daya dukung, budidaya udang, biodegradasi, zona pesisir.
The concept of sustainable fisheries development has been socialized since the last decades by th... more The concept of sustainable fisheries development has been socialized since the last decades by the Indonesian government. However, this concept has not been implemented in any fisheries especially for the coastal fisheries, which have received a high pressure from intense fishing activities, industrial pollutions, household sewage, etc. Trammel net is one of the coastal fishing gears widely used by traditional fishermen all over Indonesia for catching shrimp as a target species and other non-target species. This gear has rapidly developed in the northern coast of Java, Malacca strait, and Makassar strait after the shrimp trawl banning in 1980. Due to no special regulation in this fishery with low control and attention from the government, the trammel net continued increase in fishing unit number year by year, even though the fish resource in the northern coast of Java was estimated to be over fishing. This paper discuss the development of the trammel net fishery and review the previous studies related to sustainable development of this fishery in the northern coast of Java in order to propose a better management.
The variation of the relative amounts of proteins, carbohydrates and lipids quantified from cells... more The variation of the relative amounts of proteins, carbohydrates and lipids quantified from cells and supernatants of a marine bacterium Pseudomonas nautica strain 617, was a response to changes in growth substrates (acetate or eicosane). Modes of substrate uptake: adherence, emulsification and solubilization depend of its biochemical composition. The enchancement of extracellular compounds produced during the growth on eicosane. The solubilizing, emulsifying activities as well as their adherence were observed in relation to the biochemical changes. The biodegradation percentage of eicosane is 59% in 3.5 days-old culture.