Desi Yanti | STIKes Santa Elisabeth Medan (original) (raw)
I'm a nurse 😊
🏥 at Eka Hospital Pekanbaru
less
Uploads
Papers by Desi Yanti
asuhan keperawatan stroke
Setiap orang tentunya pernah merasakan dan berada dalam keadaan sakit, baik itu sakit yang sifatn... more Setiap orang tentunya pernah merasakan dan berada dalam keadaan sakit, baik itu sakit yang sifatnya hanya ringan-ringan saja seperti flu, batuk, pusing atau mengalami sakit yang berat seperti kanker, gagal ginjal, jantung, stroke dan sebagainya. Memang bukan pengalaman yang menyenangkan menjadi sakit, terlebih lagi jika berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Menjadi sakit berarti mengalami gangguan dalam menjalankan berbagai rutinitas kegiatan sehari-hari seseorang, seperti bersekolah, kuliah, mengantar anak sekolah dan bekerja. Terlebih lagi jika kemudian diketahui bahwa sakit yang diderita mengharuskan penderitanya untuk menjalani perawatan di rumah sakit. Seperti yang kita tahu saat seorang pasien – sebutan bagi orang yang dirawat di rumah sakit, menjalani perawatan di rumah sakit kebanyakan hanyalah dijadikan sebagai suatu obyek pemeriksaan, pengobatan, dan perawatan yang dilakukan baik oleh para dokter, suster maupun ahli-ahli medis lainnya. Pasien dianggap hanya sebagai barang yang tidak mempunyai kesempatan dan hak-hak untuk mengajukan pendapat selama proses perawatan kesehatan yang dijalaninya. Dengan begitu sakit menjadi salah satu pengalaman hidup yang tidak menyenangkan karena membuat suasana ketidaknyamanan serta terbatasnya ruang gerak seseorang. Menjalani perawatan di rumah sakit tentu memberikan pengalaman yang berbeda dibandingkan dengan perawatan yang dilakukan di rumah. Pengalaman ketidaknyamanan berada di rumah sakit bersama-sama dengan orang-orang baru terkadang membuat seorang pasien merasakan terasing dari kehidupan yang selama ini dijalaninya. Sehingga sedikit banyak juga berpengaruh terhadap sikap mental, psikologis, dan emosional seseorang, terlebih jika sakit yang diderita tergolong dalam sakit berat. Bahkan secara disadari atau tidak seringan hingga seberat apapun sakit yang diderita itu akan mengingatkan pada kematiannya sendiri. Melakukan pendampingan pastoral terhadap pasien dengan kondisi terminal illness bukan hal mudah dan tidak dapat dilakukan secara asal-asalan karena tentunya berbeda dengan pendampingan pastoral yang dilakukan terhadap orang yang hanya mengalami sakit ringan. Pendampingan pastoral terhadap pasien terminal illness membutuhkan ketrampilan lebih, sebab tidak mudah untuk mempersiapkan seseorang yang telah mengetahui bahwa kematian akan segera menjemput. Pasien membutuhkan pendamping yang dapat memahami dan menerima keberadaannya secara manusiawi dengan tidak melupakan kodratnya sebagai makhluk ciptaan Allah. Karena itu menjadi pendamping tentu melalui suatu proses dan
pertolongan pertama obstetri
asuhan keperawatan gerontik
kehamilan pre eklamsia dan eklamsia
eklamsia dan pre eklamsia
asuhan keperawatan stroke
Setiap orang tentunya pernah merasakan dan berada dalam keadaan sakit, baik itu sakit yang sifatn... more Setiap orang tentunya pernah merasakan dan berada dalam keadaan sakit, baik itu sakit yang sifatnya hanya ringan-ringan saja seperti flu, batuk, pusing atau mengalami sakit yang berat seperti kanker, gagal ginjal, jantung, stroke dan sebagainya. Memang bukan pengalaman yang menyenangkan menjadi sakit, terlebih lagi jika berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Menjadi sakit berarti mengalami gangguan dalam menjalankan berbagai rutinitas kegiatan sehari-hari seseorang, seperti bersekolah, kuliah, mengantar anak sekolah dan bekerja. Terlebih lagi jika kemudian diketahui bahwa sakit yang diderita mengharuskan penderitanya untuk menjalani perawatan di rumah sakit. Seperti yang kita tahu saat seorang pasien – sebutan bagi orang yang dirawat di rumah sakit, menjalani perawatan di rumah sakit kebanyakan hanyalah dijadikan sebagai suatu obyek pemeriksaan, pengobatan, dan perawatan yang dilakukan baik oleh para dokter, suster maupun ahli-ahli medis lainnya. Pasien dianggap hanya sebagai barang yang tidak mempunyai kesempatan dan hak-hak untuk mengajukan pendapat selama proses perawatan kesehatan yang dijalaninya. Dengan begitu sakit menjadi salah satu pengalaman hidup yang tidak menyenangkan karena membuat suasana ketidaknyamanan serta terbatasnya ruang gerak seseorang. Menjalani perawatan di rumah sakit tentu memberikan pengalaman yang berbeda dibandingkan dengan perawatan yang dilakukan di rumah. Pengalaman ketidaknyamanan berada di rumah sakit bersama-sama dengan orang-orang baru terkadang membuat seorang pasien merasakan terasing dari kehidupan yang selama ini dijalaninya. Sehingga sedikit banyak juga berpengaruh terhadap sikap mental, psikologis, dan emosional seseorang, terlebih jika sakit yang diderita tergolong dalam sakit berat. Bahkan secara disadari atau tidak seringan hingga seberat apapun sakit yang diderita itu akan mengingatkan pada kematiannya sendiri. Melakukan pendampingan pastoral terhadap pasien dengan kondisi terminal illness bukan hal mudah dan tidak dapat dilakukan secara asal-asalan karena tentunya berbeda dengan pendampingan pastoral yang dilakukan terhadap orang yang hanya mengalami sakit ringan. Pendampingan pastoral terhadap pasien terminal illness membutuhkan ketrampilan lebih, sebab tidak mudah untuk mempersiapkan seseorang yang telah mengetahui bahwa kematian akan segera menjemput. Pasien membutuhkan pendamping yang dapat memahami dan menerima keberadaannya secara manusiawi dengan tidak melupakan kodratnya sebagai makhluk ciptaan Allah. Karena itu menjadi pendamping tentu melalui suatu proses dan
pertolongan pertama obstetri
asuhan keperawatan gerontik
kehamilan pre eklamsia dan eklamsia
eklamsia dan pre eklamsia