AHMAD F A I Z A L BASRI | Universitas islam negeri sunan ampel surabaya (original) (raw)
Uploads
Thesis Chapters by AHMAD F A I Z A L BASRI
Perpustakaan Pusat UINSA Surabaya, 2023
This study aims to explore the practice of jama'ah al-Khidmah towards shalawat al-Husainiyyah. Th... more This study aims to explore the practice of jama'ah al-Khidmah towards shalawat al-Husainiyyah. There is an interesting phenomenon, starting pocketing, reading and understanding the content of shalawat al-Husainiyyah. The shalawat contains 30 different themes along with verses from the Koran, whether the verses are whole or truncated. The discussion is the basis of the text for placing these verses, the impact of practice and the practices of jama'ah al-Khidmah as representative of the values in shalawat al-Husainiyyah. The method used is the living Qur'an with a psychospiritual approach. The results of this study: first, such verses are legal because as an interpretation of verses with verses of the mawd}u>'i> al-Waji>z type or reading the Qur'an as practiced by Bilal ra. But still follow the rool of waqaf- ibtida>'. The second, impact of practice on the basis of exchatological and practical performative suggestions is facilitating sustenance, calming the heart, finding solutions, beautifying morals and behavior, the requested and expected wishes can be fulfilled, protected from shame and shortcomings, and elevated in rank, and recognized as a student of KH. Achmad Asrori al-Ish}a>qi>. There are also those who practice and understand the content of shalawat al-Husainiyyah which has a bigger and better impact, because the Qur'an is a guide to life based on the stages of cognition, internalization and affirmation through the interpretation of shalawat al-Husainiyyah. Third, an informative representative of shalawat al-Husainiyyah on the practices of the al-Khidmah congregation, including lots of dhikr and praying after fardhu prayers according to al-Ish}a>qi>'s demands, increasing blessings on the Prophet Muhammad, especially in the month of Ramadan , following the Dhikr Assembly organized by the Jama'ah al-Khidmah Management so that we can pray together and pray together.
Papers by AHMAD F A I Z A L BASRI
PUTIH: Jurnal Pengetahuan Tentang Ilmu dan Hikmah, 2020
Al-Sha‟ ra> ni> adalah seorang tokoh shufi yang mampu memberikan trobosan-trobosan dalam menghada... more Al-Sha‟ ra> ni> adalah seorang tokoh shufi yang mampu memberikan trobosan-trobosan dalam menghadapi khilafiah al-„Ummah. Tokoh ini sangat berjasa dengan karyanya yang berjudul al-Miza> n al-Kubra>. Karena telah mengakomodir seluruh pendapat-pendapat ulama tanpa terkecuali, selagi tidak bertentangan dengan nash al-Qur‟ an dan Hadis. Pengumpulan seluruh pendapat oleh al-Sha‟ ra> ni> tidak lain „ala> sabi> l al-Ta‟ z} i> m; atas dasar menghormati jerih payah hasil ijtihad para ulama. Adapun sikap semacam ini, hampir mirip dengan pemikiran Derrida dengan teori dekonstruksinya. Penelitian ini bertujuan membandingkan antara hermeneutika Derrida vis a vis dengan formulasi pemikiran al-Sha‟ ra> ni> dalam karyanya tadi. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kepustakaan. Lalu, datadata yang terkumpulkan dianalisis dengan metode induktif dan komparatif. Hasil dari penelitian ini ialah kedua tokoh tersebut sama-sama mengakomodir seluruh pendapat, tanpa memihak satu pendapat saja dan memarginalkan pendapat lainnya. persamaan yang kedua adalah Derrida
Ibn Abbas: Ilmu Al Qur'an dan Tafsir, Pascasarjana Ilmu Al Qur'an dan Tafsir Universitas Sumatra Utara, 2022
Qira>’a>t al-‘Ashrah adalah qira>’ah mutawa>tir, meskipun tiga terakhir yakni Ya’qu>b (130-205 H)... more Qira>’a>t al-‘Ashrah adalah qira>’ah mutawa>tir, meskipun tiga terakhir yakni Ya’qu>b (130-205 H), Khlaf (150-227 H) dan Abu> Ja’far (...-128 H) ada yang mempermasalahkannya, tetapi menurut pendapat yang sah adalah mutawa>tir.
Kesepuluh imam qira>’a>t termasuk yang tiga terakhir telah dinyatakan
kemutawatirannya. Sedangkan selebihnya telah dinyatakan kesha>dznya. Jika ditarik
ke sejarah qira>’ah, tentu sangat diperdebatan. Adapun qira>’ah sab’ah yang dikaitkan
dengan sab’ah ah{ruf adalah pernyataan yang keliru. Sebab sab’ah pada kata ah{ruf itu
merupakan peluang kemudahan bagi yang sulit membaca al-Qur’an, karena faktor usia,
orang yang tidak mampu, atau anak kecil. Sedangkan qira>’ah yang berkembang setelah
adanya mus}h}f Uthma>ni> itu terkait bacaan terhadap mus{h{af yang telah disepakati
bersama akan kemutawa>tirannya, hanya saja mus{h{af tersebut tidak ada titik untuk
membedakan ra>’ dengan za>y dan harakat untuk membedakan fath{ah dengan kas{rah dan lain sebagainya, sehingga timbul perbedaan bacaan dengan catatan tidak menyalahi dari antara mus}h}af-mus}h}af yang telah disepakati dan diriwayatkan dengan riwayat yang s{ah{i>h{..
Jurnal Kaca: Faculty of Ushuluddin and Dakwah, Institute of Al Fithrah Surabaya, 2023
Subjektifitas mufasir sangat berpengaruh terhadap hasil penafsiran. Subjektifitas ini bisa berasa... more Subjektifitas mufasir sangat berpengaruh terhadap hasil penafsiran. Subjektifitas ini bisa berasal dari horizon-horizon yang dimiliki oleh mufasir, baik latar belakang keilmuan, konteks sosial, politik, ekonomi, maupun budaya. Ironisnya, ada sebagian mufasir yang meligitimasi tindakannya dengan pemahamannya terhadap Al-Qur’an, seraya mengabaikan kaidah tafsir yang telah berlaku, serta mengabaikan aspek sosial-historis ayat-ayat al-Qur’an ketika diturunkan. Oleh karenanya, memahami kaidah Wadih al-Dilalah menjadi sangat urgen dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an. Penelitian ini berusaha menguraikan kaidah Wadih Al-Dilalah, sekaligus menjelaskan hierarki dan urgensinya dalam penafsiran. Penelitian ini menemukan bahwa hierarki Wadih Al-Dilalah teks al-Qur’an ada empat, yaitu: 1) al-Dilalah al-Dhahir, 2) al-Nash, 3) al-Mufassar, dan 4) al-Muhkam. Memberlakukan teks-teks al-Qur’an, sekalipun sudah jelas, tetapi belum sampai pada tingkatan mutlak atau final turth, maka harus terus dilakukan analisis dan mencari teks-teks yang berkaitan, sehingga mendapatkan pemahaman yan0g komprehensif. Begitu juga, apabila ada pertentangan antar al-Dilalah, tentu harus ditarjih dengan mendahulukan dan mengutamakan yang paling jelas di antara al-Dilalah yang ada
Hermeneutik: Jurnal Al Qur'an dan Tafsir, 2022
This study examines al-As}i>l and al-Dakhi>l in the interpretation while the figures studied to e... more This study examines al-As}i>l and al-Dakhi>l in the interpretation while the figures studied to explore the study of al-As}i>l and al-Dakhi>l are al-Suyu>t}i> and Ibra>hi>m Khali>fah the method used is a literature study with a genealogical analysis. This analysis is used to determine the origin and scientific thread of each generation regarding the study of al-As}i>l and al-Dakhi>l. al-Suyu>t}i> or Ibra>hi>m Khali>fah both pay attention to the science of al-As}i>l and al-Dakhi>l Although these two science terms have just been popularized, the practice already exists. It's just that al-Suyu>t}i> (d. 1505 AD) with his al-Itqa>n puts forward the science of al-As}i>l, that is the rules that must be learned for commentators and a little explaining al-Dakhi>l . While Ibrahim Khali>fah (d. 2017 M) puts forward the science of al-Dakhi>l, that is things that must be avoided and shunned by commentators, this tendency can be proven by his monumental work al-Dakhi>l fi> al-Tafsi>r.
Hermeneutik: Ilmu Al Qur'an dan Tafsir, 2023
After losing the Battle of Badr, the Quraysh polytheists returned to Medina with a mission of rev... more After losing the Battle of Badr, the Quraysh polytheists returned to Medina with a mission of revenge. Abu Sufyan bin Harb's troops won over the Muslims of Medina in the battle of Uhud. Among the triggers for the defeat of the Muslim community in the Uhud War were the indiscipline and disobedience of some Muslim troops to the Prophet Muhammad. This study tries to interpret QS. Ali Imran (3): 121 and 144 through Fazlur Rahman's double movement approach. The moral values drawn from the story of the Uhud war in verse are leadership with the character of a good listener, tactical-critical and patient while being supported by followers' loyalty. Lastly, resignation can be used as a reference in carrying out the wheels of a good, compact government bureaucracy. A common goal and no party is harmed because of selfish personal interests. This character was practised by the Prophet Muhammad. in managing the people of Medina. Unfortunately, during the Uhud War, some Muslim troops were disobedient or loyal to the instructions of the Prophet Muhammad. This is the urgency of a relationship between leaders and the people they lead. Leaders with the character of good listeners, critical-tactical and patient but not followed by the loyalty of their people will not be able to produce a good government order to achieve common goals.
Books by AHMAD F A I Z A L BASRI
Suara Literasi, 2020
Kontraversi antara ahli tafsi>r seperti Mu’tazilah dan ‘Ash’a>ri> dalam memahami ayat 23 surat a... more Kontraversi antara ahli tafsi>r seperti Mu’tazilah dan ‘Ash’a>ri>
dalam memahami ayat 23 surat al-Qiyamah tentang legalitas
melihat Allah SWT., serta ahli h}adi>th juga menyikapi h}adi>th al-
Mi’ra>j tentang pertemuan Nabi SAW., dengan Allah SWT., dengan
berbagai pemahaman yang berbeda-beda. Mereka sama-sama
memiliki ‘Illat untuk menguatkan argumentasinya masing-masing.
Namun, peneliti menganggap masih kurang valid dalam mengkuak
kebenaran sesungguhnya, sehingga perlu memunculkan yang
hampir semakna dengan ayat 23 surat al-Qiyamah di dalam al-
Qur’an dan didapatkanlah suatu analisis tematik atas ayat-ayat al-
Liqa>’ yang bermakna “Bertemu Allah” dalam al-Qur’an.
Penelitian ini berpacu pada metode Tafsi>r Mawd{u>’i> Term milik
Samir ‘Abdur Rahman Rashuni> dengan karyanya Manhaj Tafsi>r al-
Mawd{u>’i> li al-Qur’a>n al-Kari>m, (Halb: Dar al-Multaqa, 2009 M.)
dengan tujuh langkahnya. Dalam proses penelitian tersebut
disertakan pelacak Term al-Qur’an seperti al-Mu’jam al-Mufahras li
Alfa>dh al-Qur’a>n al-Kari>m karya Muh{ammad Fuad ‘Abd al-Ba>qi>i, Mufrada>t Alfa>dh al-Qur’a>n karya al-Ra>ghi>b al-Is{faha>ni>, serta Lisa>n
al-‘Ara>b karya Muh{ammad bin Mandzur.
Penelitian ini ditempuh dengan pendekatan tafsi>r S{u>fi> milik
Imam al-Qushayri> yang bernama Lat{a>if al-Isha>ra>t. Alasan peneliti
mengambil pendekatan tersebut karena al-Qushayri> tercatat sebagai
penganut madzhab ‘Ash’a>ri>, sehingga tidak menutup kemungkinan
akan menjabarkan “Melihat Allah” dalam ayat-ayat al-Liqa>’.
Dengan pendekatan psikologis s}u>fi> al-Qushairi>, penelitian ini akan
menyibak lebih dan mengena dalam mengkuak ayat-ayat al-Liqa>’
yang bermakna “Bertemu Allah” dalam al-Qur’an yang sesuai
dengan aliran al-Qushayri> yang bermadzhab ‘Ash’a>ri>.
Berdasarkan penelitian ini, penulis dapat mengambil suatu
pemahaman prespektif Imam al-Qushairi> terhadap ayat-ayat al-
Liqa>’; pertemuan antara Allah dengan hambaNya. Point pertama,
pertemuan antara Allah dengan hambaNya terbagi menjadi
pertemuan yang sifatnya maja>zi> atau di dunia dan yang sifatnya
h{aqi>qi> atau di akhirat. Adapun implementasi yang maja>zi>
dipertemukan dengan Allah melalui hati (al-Khud{u>r ‘ala al-Ghayb).
Sedangkan implementasi yang h{aqi>qi> dipertemukan dengan Allah di
akhirat seraya dapat melihat DzatNya. Point kedua, ayat-ayat al-
Liqa>’ dapat digolongkan ke pesan al-Wa’d; janji bagi yang
mengharapkan pertemuan dengan Allah SWT., dan al-Wa’i>d;
ancaman bagi yang mengingkari pertemuan denganNya.
Perpustakaan Pusat UINSA Surabaya, 2023
This study aims to explore the practice of jama'ah al-Khidmah towards shalawat al-Husainiyyah. Th... more This study aims to explore the practice of jama'ah al-Khidmah towards shalawat al-Husainiyyah. There is an interesting phenomenon, starting pocketing, reading and understanding the content of shalawat al-Husainiyyah. The shalawat contains 30 different themes along with verses from the Koran, whether the verses are whole or truncated. The discussion is the basis of the text for placing these verses, the impact of practice and the practices of jama'ah al-Khidmah as representative of the values in shalawat al-Husainiyyah. The method used is the living Qur'an with a psychospiritual approach. The results of this study: first, such verses are legal because as an interpretation of verses with verses of the mawd}u>'i> al-Waji>z type or reading the Qur'an as practiced by Bilal ra. But still follow the rool of waqaf- ibtida>'. The second, impact of practice on the basis of exchatological and practical performative suggestions is facilitating sustenance, calming the heart, finding solutions, beautifying morals and behavior, the requested and expected wishes can be fulfilled, protected from shame and shortcomings, and elevated in rank, and recognized as a student of KH. Achmad Asrori al-Ish}a>qi>. There are also those who practice and understand the content of shalawat al-Husainiyyah which has a bigger and better impact, because the Qur'an is a guide to life based on the stages of cognition, internalization and affirmation through the interpretation of shalawat al-Husainiyyah. Third, an informative representative of shalawat al-Husainiyyah on the practices of the al-Khidmah congregation, including lots of dhikr and praying after fardhu prayers according to al-Ish}a>qi>'s demands, increasing blessings on the Prophet Muhammad, especially in the month of Ramadan , following the Dhikr Assembly organized by the Jama'ah al-Khidmah Management so that we can pray together and pray together.
PUTIH: Jurnal Pengetahuan Tentang Ilmu dan Hikmah, 2020
Al-Sha‟ ra> ni> adalah seorang tokoh shufi yang mampu memberikan trobosan-trobosan dalam menghada... more Al-Sha‟ ra> ni> adalah seorang tokoh shufi yang mampu memberikan trobosan-trobosan dalam menghadapi khilafiah al-„Ummah. Tokoh ini sangat berjasa dengan karyanya yang berjudul al-Miza> n al-Kubra>. Karena telah mengakomodir seluruh pendapat-pendapat ulama tanpa terkecuali, selagi tidak bertentangan dengan nash al-Qur‟ an dan Hadis. Pengumpulan seluruh pendapat oleh al-Sha‟ ra> ni> tidak lain „ala> sabi> l al-Ta‟ z} i> m; atas dasar menghormati jerih payah hasil ijtihad para ulama. Adapun sikap semacam ini, hampir mirip dengan pemikiran Derrida dengan teori dekonstruksinya. Penelitian ini bertujuan membandingkan antara hermeneutika Derrida vis a vis dengan formulasi pemikiran al-Sha‟ ra> ni> dalam karyanya tadi. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kepustakaan. Lalu, datadata yang terkumpulkan dianalisis dengan metode induktif dan komparatif. Hasil dari penelitian ini ialah kedua tokoh tersebut sama-sama mengakomodir seluruh pendapat, tanpa memihak satu pendapat saja dan memarginalkan pendapat lainnya. persamaan yang kedua adalah Derrida
Ibn Abbas: Ilmu Al Qur'an dan Tafsir, Pascasarjana Ilmu Al Qur'an dan Tafsir Universitas Sumatra Utara, 2022
Qira>’a>t al-‘Ashrah adalah qira>’ah mutawa>tir, meskipun tiga terakhir yakni Ya’qu>b (130-205 H)... more Qira>’a>t al-‘Ashrah adalah qira>’ah mutawa>tir, meskipun tiga terakhir yakni Ya’qu>b (130-205 H), Khlaf (150-227 H) dan Abu> Ja’far (...-128 H) ada yang mempermasalahkannya, tetapi menurut pendapat yang sah adalah mutawa>tir.
Kesepuluh imam qira>’a>t termasuk yang tiga terakhir telah dinyatakan
kemutawatirannya. Sedangkan selebihnya telah dinyatakan kesha>dznya. Jika ditarik
ke sejarah qira>’ah, tentu sangat diperdebatan. Adapun qira>’ah sab’ah yang dikaitkan
dengan sab’ah ah{ruf adalah pernyataan yang keliru. Sebab sab’ah pada kata ah{ruf itu
merupakan peluang kemudahan bagi yang sulit membaca al-Qur’an, karena faktor usia,
orang yang tidak mampu, atau anak kecil. Sedangkan qira>’ah yang berkembang setelah
adanya mus}h}f Uthma>ni> itu terkait bacaan terhadap mus{h{af yang telah disepakati
bersama akan kemutawa>tirannya, hanya saja mus{h{af tersebut tidak ada titik untuk
membedakan ra>’ dengan za>y dan harakat untuk membedakan fath{ah dengan kas{rah dan lain sebagainya, sehingga timbul perbedaan bacaan dengan catatan tidak menyalahi dari antara mus}h}af-mus}h}af yang telah disepakati dan diriwayatkan dengan riwayat yang s{ah{i>h{..
Jurnal Kaca: Faculty of Ushuluddin and Dakwah, Institute of Al Fithrah Surabaya, 2023
Subjektifitas mufasir sangat berpengaruh terhadap hasil penafsiran. Subjektifitas ini bisa berasa... more Subjektifitas mufasir sangat berpengaruh terhadap hasil penafsiran. Subjektifitas ini bisa berasal dari horizon-horizon yang dimiliki oleh mufasir, baik latar belakang keilmuan, konteks sosial, politik, ekonomi, maupun budaya. Ironisnya, ada sebagian mufasir yang meligitimasi tindakannya dengan pemahamannya terhadap Al-Qur’an, seraya mengabaikan kaidah tafsir yang telah berlaku, serta mengabaikan aspek sosial-historis ayat-ayat al-Qur’an ketika diturunkan. Oleh karenanya, memahami kaidah Wadih al-Dilalah menjadi sangat urgen dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an. Penelitian ini berusaha menguraikan kaidah Wadih Al-Dilalah, sekaligus menjelaskan hierarki dan urgensinya dalam penafsiran. Penelitian ini menemukan bahwa hierarki Wadih Al-Dilalah teks al-Qur’an ada empat, yaitu: 1) al-Dilalah al-Dhahir, 2) al-Nash, 3) al-Mufassar, dan 4) al-Muhkam. Memberlakukan teks-teks al-Qur’an, sekalipun sudah jelas, tetapi belum sampai pada tingkatan mutlak atau final turth, maka harus terus dilakukan analisis dan mencari teks-teks yang berkaitan, sehingga mendapatkan pemahaman yan0g komprehensif. Begitu juga, apabila ada pertentangan antar al-Dilalah, tentu harus ditarjih dengan mendahulukan dan mengutamakan yang paling jelas di antara al-Dilalah yang ada
Hermeneutik: Jurnal Al Qur'an dan Tafsir, 2022
This study examines al-As}i>l and al-Dakhi>l in the interpretation while the figures studied to e... more This study examines al-As}i>l and al-Dakhi>l in the interpretation while the figures studied to explore the study of al-As}i>l and al-Dakhi>l are al-Suyu>t}i> and Ibra>hi>m Khali>fah the method used is a literature study with a genealogical analysis. This analysis is used to determine the origin and scientific thread of each generation regarding the study of al-As}i>l and al-Dakhi>l. al-Suyu>t}i> or Ibra>hi>m Khali>fah both pay attention to the science of al-As}i>l and al-Dakhi>l Although these two science terms have just been popularized, the practice already exists. It's just that al-Suyu>t}i> (d. 1505 AD) with his al-Itqa>n puts forward the science of al-As}i>l, that is the rules that must be learned for commentators and a little explaining al-Dakhi>l . While Ibrahim Khali>fah (d. 2017 M) puts forward the science of al-Dakhi>l, that is things that must be avoided and shunned by commentators, this tendency can be proven by his monumental work al-Dakhi>l fi> al-Tafsi>r.
Hermeneutik: Ilmu Al Qur'an dan Tafsir, 2023
After losing the Battle of Badr, the Quraysh polytheists returned to Medina with a mission of rev... more After losing the Battle of Badr, the Quraysh polytheists returned to Medina with a mission of revenge. Abu Sufyan bin Harb's troops won over the Muslims of Medina in the battle of Uhud. Among the triggers for the defeat of the Muslim community in the Uhud War were the indiscipline and disobedience of some Muslim troops to the Prophet Muhammad. This study tries to interpret QS. Ali Imran (3): 121 and 144 through Fazlur Rahman's double movement approach. The moral values drawn from the story of the Uhud war in verse are leadership with the character of a good listener, tactical-critical and patient while being supported by followers' loyalty. Lastly, resignation can be used as a reference in carrying out the wheels of a good, compact government bureaucracy. A common goal and no party is harmed because of selfish personal interests. This character was practised by the Prophet Muhammad. in managing the people of Medina. Unfortunately, during the Uhud War, some Muslim troops were disobedient or loyal to the instructions of the Prophet Muhammad. This is the urgency of a relationship between leaders and the people they lead. Leaders with the character of good listeners, critical-tactical and patient but not followed by the loyalty of their people will not be able to produce a good government order to achieve common goals.
Suara Literasi, 2020
Kontraversi antara ahli tafsi>r seperti Mu’tazilah dan ‘Ash’a>ri> dalam memahami ayat 23 surat a... more Kontraversi antara ahli tafsi>r seperti Mu’tazilah dan ‘Ash’a>ri>
dalam memahami ayat 23 surat al-Qiyamah tentang legalitas
melihat Allah SWT., serta ahli h}adi>th juga menyikapi h}adi>th al-
Mi’ra>j tentang pertemuan Nabi SAW., dengan Allah SWT., dengan
berbagai pemahaman yang berbeda-beda. Mereka sama-sama
memiliki ‘Illat untuk menguatkan argumentasinya masing-masing.
Namun, peneliti menganggap masih kurang valid dalam mengkuak
kebenaran sesungguhnya, sehingga perlu memunculkan yang
hampir semakna dengan ayat 23 surat al-Qiyamah di dalam al-
Qur’an dan didapatkanlah suatu analisis tematik atas ayat-ayat al-
Liqa>’ yang bermakna “Bertemu Allah” dalam al-Qur’an.
Penelitian ini berpacu pada metode Tafsi>r Mawd{u>’i> Term milik
Samir ‘Abdur Rahman Rashuni> dengan karyanya Manhaj Tafsi>r al-
Mawd{u>’i> li al-Qur’a>n al-Kari>m, (Halb: Dar al-Multaqa, 2009 M.)
dengan tujuh langkahnya. Dalam proses penelitian tersebut
disertakan pelacak Term al-Qur’an seperti al-Mu’jam al-Mufahras li
Alfa>dh al-Qur’a>n al-Kari>m karya Muh{ammad Fuad ‘Abd al-Ba>qi>i, Mufrada>t Alfa>dh al-Qur’a>n karya al-Ra>ghi>b al-Is{faha>ni>, serta Lisa>n
al-‘Ara>b karya Muh{ammad bin Mandzur.
Penelitian ini ditempuh dengan pendekatan tafsi>r S{u>fi> milik
Imam al-Qushayri> yang bernama Lat{a>if al-Isha>ra>t. Alasan peneliti
mengambil pendekatan tersebut karena al-Qushayri> tercatat sebagai
penganut madzhab ‘Ash’a>ri>, sehingga tidak menutup kemungkinan
akan menjabarkan “Melihat Allah” dalam ayat-ayat al-Liqa>’.
Dengan pendekatan psikologis s}u>fi> al-Qushairi>, penelitian ini akan
menyibak lebih dan mengena dalam mengkuak ayat-ayat al-Liqa>’
yang bermakna “Bertemu Allah” dalam al-Qur’an yang sesuai
dengan aliran al-Qushayri> yang bermadzhab ‘Ash’a>ri>.
Berdasarkan penelitian ini, penulis dapat mengambil suatu
pemahaman prespektif Imam al-Qushairi> terhadap ayat-ayat al-
Liqa>’; pertemuan antara Allah dengan hambaNya. Point pertama,
pertemuan antara Allah dengan hambaNya terbagi menjadi
pertemuan yang sifatnya maja>zi> atau di dunia dan yang sifatnya
h{aqi>qi> atau di akhirat. Adapun implementasi yang maja>zi>
dipertemukan dengan Allah melalui hati (al-Khud{u>r ‘ala al-Ghayb).
Sedangkan implementasi yang h{aqi>qi> dipertemukan dengan Allah di
akhirat seraya dapat melihat DzatNya. Point kedua, ayat-ayat al-
Liqa>’ dapat digolongkan ke pesan al-Wa’d; janji bagi yang
mengharapkan pertemuan dengan Allah SWT., dan al-Wa’i>d;
ancaman bagi yang mengingkari pertemuan denganNya.