Reka Andika | Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung (original) (raw)
Papers by Reka Andika
biasamembaca.blogspot.co.id /2016/03/mengenal-perkembangan-wirausaha.html Istilah " entrepreneur ... more biasamembaca.blogspot.co.id /2016/03/mengenal-perkembangan-wirausaha.html Istilah " entrepreneur " lahir di dunia Barat, yang menurut sejarah awalnya dipergunakan oleh Richard Cantillon tahun 1755. Entrepreneur diartikan sebagai membeli jasa-jasa faktor produksi dengan harga tertentu, dengan suatu pengertian untuk menjual hasilnya tersebut dengan harga-harga yang tidak pasti di masa yang akan datang. Oleh karena itu, entrepreneur dinyatakan dengan suatu fungsi pokok yang unik : penanggung risiko tanpa jaminan. Beberapa tahun kemudian, Jean Babtiste Say menggambarkan fungsi entrepreneur dalam arti yang lebih luas, menekankan pada fungsi penggabungan dari factor-faktor produksi dan perlengkapan manajemen yang kontinu, dan selain itu juga sebagai penanggung risiko. Di Indonesia setelah seminar Strategi Pembangunan Pengusaha Swasta Nasional dalam tahun 1975, maka istilah wiraswasta untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh Suparman Sumahamijaya kepada masyarakat. Setelah itu dengan adanya Lokakarya Sistem Pendidikan dan Pengembangan Kewiraswastaan, maka istilah wiraswasta (entrepreneur) atau kewirswastaan (entrepreneurship) semakin luas beredar. Hal ini setelah melalui perjalanan yang cukup panjang sejak tahun 1967 masih digunakan istilah entrepreneur. Pada dasarnya di alam pembangunan sekarang ini, semua orang warga Indonesia dituntut untuk memiliki jiwa kewirausahaan. Sebenarnya kita semua merupakan wirausaha yang baik dalam arti mampu berdiri sendiri dalam menjalankan usahanya, pekerjaannya guna mencapai tujuan pribadinya, keluarganya, masyarakat, bangsa dan negara. Oleh karena itu, seorang wirausaha yang berhasil harus memiliki jiwa semangat kewirausahaan berdasarkan norma-norma yang sudah ditentukan. Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, cirri dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif dalam dunia nyata secara kreatif. Sedangkan yang dimaksud dengan seorang wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat, mengambil keuntungan serta memiliki sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih sukses atau meningkatkan pendapatan. Pada intinya, seorang wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki jiwa wirausaha dan mengaplikasikan hakekat kewirausahaan dalam hidupnya. Orang-orang yang memiliki kreativitas dan inovasi yang tinggi dalam hidupnya. Secara epistimologis, sebenarnya kewirausahaan hakikatnya adalah suatu kemampuan dalam berpikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat dan kiat dalam menghadapi tantangan hidup. Seorang wirausahawan tidak hanya dapat berencana, berkata-kata tetapi juga berbuat, merealisasikan rencana-renacana dalam pikirannya ke dalam suatu tindakan yang berorientasi pada sukses. Maka dibutuhkan kreatifitas, yaitu pola piker tentang sesuatu yang baru, serta inovasi, yaitu tindakan dalam melakukan sesuatu yang baru. Beberapa konsep kewirausahaan seolah identik dengan kemampuan para wirausahawan dalam dunia usaha (business). Padahal, dalam kenyataannya, kewirausahaan tidak selalu identik dengan watak/ciri wirausahawan semata, karena sifat-sifat wirausahawanpun dimiliki oleh seorang yang bukan wirausahawan. Wirausaha
biasamembaca.blogspot.co.id /2014/05/wirausaha-sukses-smk.html Murphy dan Peck (1980:8) menggamba... more biasamembaca.blogspot.co.id /2014/05/wirausaha-sukses-smk.html Murphy dan Peck (1980:8) menggambarkan delapan anak tangga untuk pencapaian menuju wirausaha sukses. Delapan anak tangga ini dapat pula digunakan oleh seorang wirausaha dalam mengembangkan profesinya. 1. Menuju Wirausaha Sukses a. Mau Kerja Keras(Capacity for Hard Work) Kerja keras merupakan modal dasar untuk keberhasilan seseorang. Rasulullah sangat marah melihat orang pemalas dan suka berpangku tangan. Bahkan, beliau secara simbolik memberi hadiah kampak dan tali kepada seorang pria agar mau bekerja keras mencari kayu dan menjual ke pasar.Demikian pula apabila mau berusaha, mulailah berusaha sejak subuh. Cepatlah bangun dan mulailah kegiatan untuk hari itu. Akhirnya pria itu sukses dalam hidupnya. Demikian setiap pengusaha yang sukses selalu menempuh saat-saat ia harus bekerja keras membanting tulang dalam merintis perusahaannya. Seorang pengusaha taksi mungkin tadinya ia hanya seorang sopir angkutan umum, seorang pengusaha tekstil mungkin tadinya seorang pedagang kredit tekstil atau tukang jahit, dan banyak contoh yang dapat kita jumpai dalam riwayat hidup pengusaha sukses. Sikap kerja keras harus dimiliki oleh seorang wirausaha. Dalam hal ini, unsur disiplin memainkan peranan penting. Sebab, bagaimana orang mau bekerja keras apabila disiplin tidak ada. Dia harus mengatur waktu, sesuai irama kehidupan, bangun pagi, siap-siapuntuk kerja, mulai bekerja, istirahat (tidak terlalu lama), dan seterusnya sampai larut malam. Ada satu elemen penting dalam keberhasilan kerja keras, yaitu berserah diri kepada Allah Swt. Dengan selalu berdoa kepada-Nya. Insya Allah kerja keras yang diiringi dengan doa akan memperoleh sukses. b. Bekerja dengan Orang Lain (Getting Things Done With and ThroughPeople) Perbanyaklah teman dengan orang-orang di bawah ataupun dengan orang-orang di atas kita. Murah hati, banyak senyum kepada bawahan dan patuh serta disiplin menghadapi atasan dan hindarkan permusuhan. Dengan menggunakan tenaga orang lain, maka tujuan mudah tercapai. Inilah yang disebut " manajemen " yaitu ilmu atau seni menggunakan tenaga orang lain untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Seorang wirausahawan mudah bergaul, disenangi oleh masyarakat. Dia tidak suka fitnah, sok hebat, arogan, tidak suka menyikut, menggunting dalam lipatan, menohok kawan seiring, dan sebagainya. Dia harus berprilaku yang menyenangkan bagi semua orang, sehingga memudahkan bekerja sama dalam mencapai keberhasilan. c. Penampilan yang baik (Good Appeareance) Ini bukan berarti penampilan body face / muka yang elok atau paras cantik. Akan tetapi lebih ditekankan pada penampilan perilaku jujur, disiplin. Banyak orang tertipu dengan rupa nan elok tetapi ternyata orangnya penipu ulung. Ingatlah, pribadi yang baik dan jujur akan disenangi orang di mana-mana dan akan sukses bekerja sama dengan siapa saja. Seorang lulusan sekolah menengah atau alumni sebuah perguruan tinggi melamar dan diterima bekerja di sebuah perusahaan. Dia berpenampilan baik seperti diceritakan di atas, maka dengan cepat ia naik pangkat menduduki posisi kunci dalam perusahaan tersebut. Berkat naluri wirausahanya ia bisa menabung dari penghasilannya tiap bulan, kemudian mencari peluang-peluang usaha lain. Setelah modal tabungan dirasa
biasamembaca.blogspot.co.id /2015/01/uraian-materi-kewirausahaan-smk.html Berikut adalah Uraian M... more biasamembaca.blogspot.co.id /2015/01/uraian-materi-kewirausahaan-smk.html Berikut adalah Uraian Materi Kewirausahaan Pendidikan kewirausahaan di Indonesia telah memperoleh perhatian yang cukup memadai, baik oleh dunia pendidikan maupun masyarakat. Banyak lembaga pendidikan yang dimulai dari SD sampai dengan Perguruan tinggi (S1/S2) telah dikenalkan dengan kewirausahaan, bahkan telah menjadi mata kuliah, program studi tersendiri ataupun program kerja lembaga-lembaga informal. Banyak pendidik yang telah memperhatikan perkembangan sikap dan perilaku kewirausahaan sasaran didik, baik di sekolah-sekolah kejuruan, sampai dengan perguruan tinggi maupun di pendidikan profesional. Sebagian besar anggota masyarakat mengaharapkan output pendidikan sebagai pekerja, sebab dalam pandangan mereka bahwa bekerja terutama pegawai negeri merupakan priyayi yang memiliki status sosial cukup tinggi dan disegani oleh masyarakat. Sementara menjadi pedagang belum mendapatkan perhatian masyarakat, malah mendudukan pedagang sebagai pekerjaan kelas bawah (Buchari Alma, 2004). Lengkaplah sudah, baik pendidik, institusi pendidikan, maupun masyarakat, telah memiliki persepsi yang sama terhadap harapan ouput pendidikan, yang terus berubah sesuai dengan tuntutan perubahan jaman. Dampak dari pandangan tersebut, maka tingkat pengangguran dari tahun ke tahun terus bertambah. Sebagai contoh tingkat pengangguran sarjana di Indonesia sampai saat ini mencapai 7.000 orang, demikian pula tingkat pengangguran dari SMP/SMA/SMK dari tahun ke tahun terus meningkat. Salah satu upaya untuk menekan angka pengangguran tersebut adalah dengan menciptakan wirausaha/pengusaha. Indonesia akan sejahtera apabila memiliki wirausaha 2% dari jumlah penduduk Indonesia, sementara sampai sekarang kita baru memiliki 0,18% wirausaha (Ciputra, Pikiran Rakyat, 2008). Berdasarkan kenyataan ini, maka masih terbentang luas kesempatan untuk menjadi wirausaha. Seperti telah dikemukakan bahwa banyak sekolah/para guru telah memperhatikan sikap dan perilaku kewirausahaan para siswa. Sehubungan dengan hal tersebut maka dalam modul ini akan dipaparkan tentang: Pengertian Kewirausahaan dan Wirausaha Kata wirausaha berasal dari bahasa Perancis yaitu entrepreneur, yang dalam bahasa Inggris menjadi between taker atau go-between (perantara). Sebagaimana diungkapkan Joseph Schumpeter yang dikutip Bygrave(1994:1): Entrepreneur as the person who destroys the exiting economicorder by introducing new products and services, by creating new forms oforganization, or by exploiting new raw material. Maksudnya wirausaha adalah orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru. Pengertian wirausaha menekankan pada setiap orang yang memulai sesuatu bisnis baru, sedangkan prosesnya meliputi semua kegiatan fungsi dan tindakan untuk mengejar dan memanfaatkan peluang dengan menciptakan suatu kelompok atau organisasi. Sedangkan istilah kewirausahaan berasal dari " entrepreneurship " , yang dapat diartikan " the back bone of economy " , yaitu syaraf pusat perekonomian atau sebagai " tail bone of economy " , " tail bone of economy " ,yaitu pengendalian perekonomian suatu bangsa. Secara epistimologis, kewirausahan merupakan suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up phase) atau suatu proses dalam mengerjakan suatu yang baru dan sesuatu yang berbeda (creative and innovative). Dengan demikian kewirausahaan merupakan gabungan dari kreativitas, keinovasian, dan keberanian mengahadapi resiko yang dilakukan dengan cara kerja keras untuk
biasamembaca.blogspot.co.id /2014/05/sikap-dan-perilaku-wirausaha-smk.html Pengertian sikap dan p... more biasamembaca.blogspot.co.id /2014/05/sikap-dan-perilaku-wirausaha-smk.html Pengertian sikap dan perilaku wirausaha Banyak sosiolog dan psikolog memberi batasan bahwa sikap merupakankecenderungan individu untuk merespon dengan cara yang khusus terhadapstimulus yang ada dalam lingkungan sosial. Sikap merupakan suatukecenderungan untuk mendekat atau menghindar, positif atau negatifterhadap berbagai keadaan sosial, apakah itu institusi, pribadi,situasi, ide, konsep dan sebagainya (Gerungan,2000). Gagne (1974) mengatakan bahwa sikap merupakan suatu keadaaninternal (internal state) yang mempengaruhi pilihan tidakan individuterhadap beberapa obyek, pribadi, dan peristiwa. Masih banyak lagidefinisi sikap yang lain, sebenarnya agak berlainan, akan tetapikeragaman pengertian tersebut disebabkan oleh sudut pandang dari penulis yang berbeda. Namun demikian, jika dicermati hampir semua batasan sikap memiliki kesamaan padang, bahwa sikap merupakan suatu keadaan internalatau keadaan yang masih ada dalam dari manusia. Dalam hubungannya dengan perilaku individu, sikap memberi unsur pengarah (directive properties) pengambil dan pemberi daya pada perilaku manusia atau Sekilas, di atas terlihat bahwa antara sikap dan perilaku ada kesamaan.Oleh karena itu, psikolog sosial, seperti Morgan dan King, Howard danKendler, serta Krech dkk., mengatakan bahwa antara sikap dan perilakuadalah konsisten. Apakah selalu bahwa sikap konsisten dengan perilaku?Seharusnya, sikap adalah konsisten dengan perilaku, akan tetapi karenabanyaknya faktor yang mempengaruhi perilaku, maka dapat juga sikap tidakkonsisten dengan perilaku. Dalam keadaan yang demikian terjadi adanya desonansi nilai. Dilain pihak pengembangan sikap yang berhubungan kewirausahaan adalah upaya membangun perilaku bekerja prestatif, sebagai upaya ingin terus maju dan berprestasi yang tidak dapat dihindari. Para psikolog, di antaranya Morgan dan King, Howard dan Kendler, mengatakan bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan hereditas. Faktor lingkungan yangmempengaruhi perilaku adalah beragam, di antaranya pendidikan, nilai danbudaya masyarakat, politik, dan sebagainya. Sedang faktor hereditasmerupakan faktor bawaan seseorang yang berupa karunia pencipta alamsemesta yang telah ada dalam diri manusia sejak lahir, yang banyakditentukan oleh faktor genetik. Kedua faktor secara bersama-samamempengaruhi perilaku manusia. Jika kita ingin menumbuhkan sikap, kitaharus memadukan faktor bawaan berupa bakat dan faktor lingkunganpendidikan dan belajar. Pandangan ini sejalan dengan hukum konvergensiperkembangan yang menyeimbangkan antara faktor bawaan dengan faktorlingkungan, tanpa mengorbankan satu faktorpun (Syah, 2002).
Wirausaha yang asal katanya adalah terjemahan dari entrepreneur. Istilah wirausaha ini berasal da... more Wirausaha yang asal katanya adalah terjemahan dari entrepreneur. Istilah wirausaha ini berasal dari entrepreneur (bahasa Perancis) yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan arti between taker atau go-between. (Buchari Alma,2002:19).Pengertian go-between atau perantara yang dimaksud dalam istilah bahasa Perancis entrepreneur adalah pada saat Macropolo yang mencoba merintis jalur pelayaran dagang ke timur jauh. Dia setuju menandatangani kontrak untuk menjual barang dari seorang pengusaha. Kontrak ini memberi pinjamaan dagang kepada Macropolo dengan bagian keuntungan sebesar 22,5% termasuk asuransi. Pemilik modal tidak menanggung rasiko apa-apa sedangkan si pedagang yang berlayar menanggung risiko besar. Pada saat pelayaran tiba di tujuan dan barang dagangan dijual maka si pemilik modal menerima keuntungan lebih dari 75% sedangkan sipedagang menerima keuntungan lebih kecil. Peter F.Drucker(1996) Wirausaha adalah individu yang selalu mencari perubahan, menanggapinya, memanfaatkannya sebagai peluang. Dan Schumpeter dalam Bygrave (1996) wirausaha adalah individu yang memperoleh dan menciptakan organisasi untuk mengejarnya. Pada abad pertengahan istilah intrepreneur digunakan untuk menggambarkan seorang aktor sebagai orang yang memimpin proyek produksi.Orang ini tidak menangung risiko akan tetapi memimpin proyek menyediakan sumber-sumber yang diperlukan. Bentuk entrepreneurpada abad pertengahan ini bentuk clerical yaitu orang yang bertanggung jawab dalam pekerjaan arsitekseperti untuk pekerjaan bangunan istana dan sebagainya.Pada abad ke 17 istilah entrepreneur digambarkan sebagai orang yang melakukan kontrak pekerjaan dengan pemerintah untuk memasok produk tertentu. Kontrak ini memakai harga tetap keuntungan atau kerugian yang diperoleh dari pekerjaan ini adalah merupakan imbalan dari kegiatan wirausaha. Dalam definisi ini ditekankan bahwa seorang wirausaha adalah orang yang melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut. Pengertian wirausaha disini menekankan pada setiap orang memulai sesuatu bisnis yang baru. Sedangkan proses kewirausahaan meliputi semua kegiatan fungsi dan tindakan untuk mengejar dan memanfaatkan peluang dengan menciptakan suatu organisasi.Melihat uraian di atas, dan juga dalam berbagai tulisan/literatur tampak adanya pemakaian istilah saling bergantian antara wiraswasta dan wirausaha. Ada pandangan yang menyatakan bahwa wiraswasta sebagai pengganti dari istilah entrepreneur. Ada juga pandangan untuk istilah entrepreneur digunakan wirausaha, sedangkan untuk istilah entrepeneurship digunakan istilah kewirausahaan. Kesimpulannya ialah istilah wiraswasta sama saja dengan wirausaha., walaupun rumusannya berbeda-beda tetapi isi dan karakteristiknya sama. Menurut Savary, yang dimaksud dengan 'entrepreneur' ialah orang yang membeli barang dengan harga pasti, meskipun orang itu belum tahu dengan harga berapakah barang itu akan dijual kemudian.Sebagai contoh, di Amerika sendiri istilah entrepreneur memberikan gambaran atau image yang berbeda-beda. Misalnya dalam suatu kepustakaan yang dimaksud entrepreneur atau 'entreprising man' ialah orang yang : 1. Mengambil risiko 2. Berani menghadapi ketidak pastian 3. Membuat rencana kegiatan sendiri 4. Dengan semangat kebangsaan melakukan kebaktian dalam tugas Menciptakan kegiatan usaha dan kegiatan industri yang sebelumnya tidak ada.
biasamembaca.blogspot.co.id /2016/03/faktor-faktor-yang-dapat-mempengaruhi.html a. Motivasi Hasil... more biasamembaca.blogspot.co.id /2016/03/faktor-faktor-yang-dapat-mempengaruhi.html a. Motivasi Hasil penelitian yang dilakukan oleh Center for Entrepreneurial Research (dalam Zimmerer & Scarborough; 1998) menemukan 69% siswa menengah atas ingin mulai menjalankan usaha mereka sendiri. Motivasi utamanya adalah be their own bosses. b. Usia Menurut National Federation of Independent Businesess, Washington, usia saat seseorang memulai usaha sendiri adalah sebagai berikut (dalam Zimmerer & Scarborough, 1998). Usia Kronologis bervariasi. Ronstandt (dalam Staw1991) menyatakan bahwa kebanyakan wirausaha memulai usahanya antara usia 25-30 tahun. Sementara Staw (1991), mengungkapkan bahwa umumnya pria memulai usaha sendiri ketika berumur 30 tahun dan wanita pada usia 35 tahun. Hurlock (1991)berpendapat bahwa perkembangan karier berjalan seiring dengan perkembangan manusia. Setiap kelompok manusia memiliki cirri-ciri khas bila dikaitkan dengan perkembangan karier. Ciri khas perkembangan karier menurut Hurlock adalah sebagai berikut: 1. Usia dewasa awal (18 tahun sampai 40 tahun), masa dewasa awal sangat terkait dengan tugas perkembangan dalam hal membentuk keluarga dan pekerjaan. Ketika seseorang masuk dalam masa dewasa awal yang memiliki tugas pokok yaitu memilih bidang pekerjaan yang cocok dalam bakat, minat dan factor psikologis yang dimilikinya. Masih banyak orang dewasa muda yang bingung dengan pilihan kariernya, situasi seperti ini bisa juga terjadi dalam wirausaha. Hurlock (1991) menyebut masa dewasa awal itu coba-coba untuk berkarier. Itulah sebabnya usia bisa berpengaruh pada tinggi rendahnya prestasi kerja mereka. 2. Usia dewasa madya (usia 40 tahun sampai 60 tahun), masa dewasa madya bercirikan keberhasilan dalam pekerjaan. Prestasi puncak padausia ini juga bisa berlaku bagi wirausaha. 3. Usia dewasa akhir (usia di atas 60 tahun), pada masa ini orang mulai mengurangi kegiatan kariernya atau berhenti sama sekali.Mereka tinggal menikmati jerih payahnya selama bekerja danmencurahkan perhatian pada kehidupan spiritual dan sosial. Pendapat Hurlock senada dengan pendapat Staw (1991) bahwa usia bisa terkait dengan keberhasilan. Bedanya,Hurlock menekankan pada kemantapan karier, sedangkan Staw (1991) menekankan bertambahnya pengalaman. Menurut Staw (1991), usia bisa terkait dengan keberhasilan bila dihubungkan dengan lamanya seseorang menjadi wirausaha. Dengan bertambahnya pengalaman ketika usia seseorang bertambah maka usia memang terkait dengan keberhasilan. c. Pengalaman Staw (1991) berpendapat bahwa pengalaman dalam menjalankan usaha merupakan predictor terbaik bagi keberhasilan, terutama bila bisnis baru itu berkaitan dengan pengalaman bisnis sebelumya. Menurut Hisrich & Brush (dalam Staw, 1991) wirausaha yang memiliki usaha maju saat ini bukanlah usaha pertama kali yang dimiliki. Pengalaman mengelola usaha bisa diperoleh sejak kecil karena pengasuhan yang diberikan oleh orang tua yang berprofesi sebagai wirausaha. Dan hasilnya disajikan dalam tabel berikut: Pekerjaan Orang Tua Wirausaha Brockhaus (1982) mencatat empat studi menyatakan bahwa wirausaha cenderung memiliki ayah
biasamembaca.blogspot.co.id /2014/05/ciri-seorang-wirausaha-smk.html Seorang wirausaha haruslah s... more biasamembaca.blogspot.co.id /2014/05/ciri-seorang-wirausaha-smk.html Seorang wirausaha haruslah seorang yang mampu melihat ke depan. Melihat ke depan bukan melamun kosong, tetapi melihat, berfikir dengan penuh perhitungan, mencari pilihan dari berbagai alternatif masalah dan pemecahannya. Dari berbagai penelitian di Amerika Serikat, untuk menjadi wirausahawan menurut B.N. Marbun (1993:63), seseorang harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut : Berikut adalah 6 Ciri Seorang Wirausaha 1. Percaya diri Kepercayaan diri merupakan suatu paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas atau pekerjaan (Soesarsono Wijandi, 1988:33).Dalam praktik sikap dan kepercayaan ini merupakan sikap dan keyakinan untuk memulai, melakukan dan menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan yang dihadapi.Oleh sebab itu kepercayaan diri memiliki nilai keyakinan, optimisme, individualitas dan ketidak tergantungan. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri cenderung memiliki keyakinan akan kemampuannya untuk mencapai keberhasilan. Kepercayaan diri ini bersifat internal pribadi seseorang yang sangat relatif dan dinamis, dan banyak ditentukan oleh kemampuannya untuk memulai, melaksanakan, dan menyelesaikan suatu pekerjaan.Orang yang percaya diri memiliki kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sistematis, berencana, efektif, dan efisien. Kepercayaan diri juga selalu ditunjukan oleh ketenangan, ketekunan, kegairahan, dan kemampuan dalam melakukan pekerjaan.Keberanian yang tinggi dalam mengambil risiko dan perhitungan yang matang yang dibarengi dengan optimisme harus disesuaikan dengan kepercayaan diri. Oleh sebab itu, optimisme dan keberanian mengambil risiko dalam menghadapi suatu tantangan dipengaruhi oleh kepercayaan diri. Kepercayaan diri juga ditentukan oleh kemandirian dan kemampuan sendiri.Seseorang yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi, relatif lebih mampu menghadapi dan menyelesaikan masalah sendiri tanpa menunggu bantuan orang lain. Kepercayaan diri di atas, baik langsung maupun tidak langsung mempengaruhi sikap mental seseorang. Gagasan, karsa, inisiatif, kreativitas, keberanian, ketekunan, semangat kerja keras, kegairahan, dan sebagainya banyak dipengaruhi oleh tingkat kepercayaan diri seseorang yang berbaur dengan pengetahuan, keterampilan dan kewaspadaannya. Kepercayaan diri merupakan landasan yang kuat untuk meningkatkan karsa dan karya seseorang. Sebaliknya setiap karya yang dihasilkan akan menumbuhkan dan meningkatkan kepercayaan diri. Kreativitas, inisiatif, kegairahan kerja dan ketekunan akan banyak mendorong seseorang untuk mencapai karya yang memberi kepuasan batin, yang kemudian akan mempertebal kepercayaan diri. Pada gilirannya orang yang memiliki kepercayaan diri akan memiliki kemampuan untuk bekerja sendiri dalam mengorganisir, mengawasi, dan meraihnya.Kunci keberhasilan dalam bisnis adalah untuk memahami diri sendiri. Oleh sebab itu, wirausaha yang sukses adalah wirausaha yang mandiri dan percaya diri. 2. Berorientasi pada tugas dan hasil Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil, adalah orang yang selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik, dan berinisiatif. Berinisiatif artinya ingin mencari dan memulai. Untuk memulai diperlukan niat dan tekad yang kuat, serta karsa yang besar. Sekali sukses atau berprestasi, maka sukses berikutnya akan menyusul, sehingga usahanya semakin maju dan semakin berkembang. Dalam kewirausahaan, peluang hanya diperoleh apabila ada inisiatif. Perilaku insiatif ini biasanya diperoleh melalui pelatihan dan pengalaman yang bertahun
biasamembaca.blogspot.co.id /2015/01/komponen-sikap-dalam-kewirausahaan.html Komponen Sikap Dalam... more biasamembaca.blogspot.co.id /2015/01/komponen-sikap-dalam-kewirausahaan.html Komponen Sikap Dalam Kewirausahaan Secara umum, dalam berbagai referensi, sikap memiliki 3 komponen yakni: Kognitif, afektif, dan kecenderungan tindakan (Morgan dan King, 1975;Gerungan, 2000).Komponen kognitif merupakan aspek sikap yang berkenaan dengan penilaianindividu terhadap obyek atau subyek. komponen afektif dapat dikatakan sebagai perasaan (emosi)individu terhadap obyek atau subyek, yang sejalan dengan hasilpenilaiannya. Sedang komponen kecenderungan bertindak berkenaan dengankeinginan individu untuk melakukan perbuatan sesuai dengan keyakinan dankeinginannya. Sikap seseorang terhadap suatu obyek atau subyek dapatpositif atau negatif. Manifestasikan sikap terlihat dari tanggapanseseorang apakah ia menerima atau menolak, setuju atau tidak setujuterhadap obyek atau subyek. Sikap seseorang seharusnya konsisten dengan perilaku. Seandainya sikaptidak konsisten dengan perilaku, mungkin ada faktor dari luar dirimanusia yang membuat sikap dan perilaku tidak konsisten. Faktor tersebutadalah sistem nilai yang berada di masyarakat, diantaranya norma,politik, budaya, dan sebagainya. Sikap dapat pula diklasifikasikan menjadi sikap individu dan sikapsosial (Gerungan, 2000). Sikap sosial dinyatakan oleh cara-cara kegiatanyang sama dan berulang-ulang terhadap obyek sosial, dan biasanyadinyatakan oleh sekelompok orang atau masyarakat. Sedang sikap individu,adalah sikap yang dimiliki dan dinyatakan oleh seseorang. Sikapseseorang pada akhirnya dapat membentuk sikap sosial, manakala adaseregaman sikap terhadap suatu obyek. Dalam konteks pemahasan ini, sikapyang dimaksud adalah sikap individual, mengingat pendidikan yangdihabahas dalam kajian ini menyangkut proses pendidikan secaraindividual, mengingat keinginan, kebutuhan, kemampuan, motivasi, sasarandidik sangat beragam. Sejalan dengan pengertian sikap yang dijelaskan di atas, dapat dipahamibahwa: 1) sikap ditumbuhkan dan dipelajari sepanjang perkembangan orangyang bersangkutan dalam keterkaitannya dengan obyek tertentu, 2) sikapmerupakan hasil belajar manusia, sehingga sikap dapat ditumbuhkan dandikembangkan melalui proses belajar, 3) sikap selalu berhubungan denganobyek, sehingga tidak berdiri sendiri, 4) sikap dapat berhubungan dengansatu obyek, tetapi dapat pula berhubungan dengan sederet obyek sejenis,5) sikap memiliki hubungan dengan aspek motivasi dan perasaan atau emosi(Gerungan, 2000). Mengetahui karakter sikap semacam ini sangat pentingmanakala kita akan membahas sikap secara cermat. Dari sifat ini dapatdiketahui bahwa sikap dapat ditumbungkan dan dikembangkan, melaluiproses pembelajaran siswa yang sesuai dengan motivasi, dan keinginanmereka. Demikian juga, sikap harus diarahkan pada suatu obyek tertentu,sehingga memudahkan mengarahkan belajar siswa pada sasaran belajar yangsesuai dengan minat dan keinginannya.
biasamembaca.blogspot.co.id /2015/01/menumbuhkan-dan-mengembangkan-sikap.html Bagaiman sikap dapa... more biasamembaca.blogspot.co.id /2015/01/menumbuhkan-dan-mengembangkan-sikap.html Bagaiman sikap dapat ditumbuhkan? Bahwa sikap dapat ditumbuhkan dan dikembangkan melalui proses belajar. Dalamp roses belajar tidak terlepas dari proses komunikasi dimana terjadiproses tranfer pengetahuan dan nilai. Jika sikap merupakan hasilbelajar, maka kunci utama belajar sikap terletak pada proses kognisi dalam belajar siswa. Menurut Bloom, serendah apapun tingkatan proses kognisi siswa dapat mempengaruhi sikap (Munandar, 1999). Namun demikian,tingkatan kognisi yang rendah mungkin saja dapat mempengaruhi sikap,tetapi sangat lemah pengaruhnya dan sikap cenderung labil. Kami yakin,bahwa proses kognisi yang dapat menumbuhkan dan mengembangkan sikapsecara signifikan, sejalan dengan taksonomi kognisi Bloom, adalah padataraf analisis, sintesis, dan evaluasi. Pada taraf inilah memungkinkan sasaran didik memperoleh nilai-nilai kehidupan yang dapat menumbuhkan keyakinan yang merupakan kunci utama untuk menumbuhkan dan mengembangkan sikap. Sumber informasi sangat berpengaruh pada penumbuhan sikap. Di samping informasi dari buku teks, mungkin juga dari fakta empirik, guru ataupendidik juga merupakan sumber belajar. Kualitas sumber informasi sangat berpengaruh pada penumbuhan keyakinan siswa. Karena itu kualitasinformasi sangat menentukan perolehan pengalaman yang memandai, yangdibutuhkan untuk mengembangkan cakrawala pandang. Demikian juga faktaempirik, harus diberikan. Fakta empirik merupakan informasi sekaligusbahan belajar yang sangat berharga yang dapat dipelajari, dianalisisoleh siswa untuk memperoleh pengalaman dan untuk menambah keyakinanmereka. Di samping itu, guru juga memiliki peranan yang kuat dalammenumbuhkan sikap, karena gurulah yang berkomunikasi langsung dansekaligus merupakan preferensi bagi siswa. Oleh karena itu, kualitas guru, baik di lihat dari kemampuan, keluasan wawasan, pengusaaanpengetahuan teoritis dan praktis diperlukan. Di sinilah peran gurusebagai fasilitator, inovator, motivator, dapat dimainkan. Dengandemikian, dalam model belajar yang diharapkan di sini membutuhkankeragaman sumber informasi. Dengan sumber informasi yang beragam siswadapat menentukan pilihan yang sesuai dengan minat, motivasi, serta bakatmereka. Dengan cara inilah, siswa dapat menemukan sendiri pengetahuandan informasi yang akan mereka gunakan untuk penganalisaan situasi danfakta untuk mendapatkan nilai-nilai yang bermanfaat bagi hidupnya. Selanjutnya, tentang media, bahwa tidak setiap media informasi dapatmempengaruhi sikap siswa. Karena itu adalah mutlak bagi guru untukmencari buku teks maupun sejenisnya yang dapat mempengaruhi keyakinansiswa. Banyak buku teks yang isinya terlihat diam dan menjemukan. Tidakmenumbuhkan gairah keingin tahuan, dan tidak dapat mempersuai pembaca. Dilihat dari fungsinya, sikap menurut Triandis (1971, 4-5): memberikan penjelasan dalam beberapa fungsi seperti: 1) Membantu seseorang untuk mengerti alam dan sekitarnya, dengan cara mengatur dan menyederhanakan input yang sangat rumit lingkupnya itu. 2) Memungkinkan seseorang untuk menyesuaikan diri di dunia yang rumit, dengan memberikan reaksi yang dapat meningkatkan penghargaan dari lingkungannya 3) Menghindarkan seseorang untuk mengungkapkan nilai-nilai fundamentalnya. Dari hasil penelitian Katz (1957,26), terdapat empat fungsi dari sikap seseorang terhadap tanggapannya pada stimuli yang dihadapinya. Adapun fungsi-fungsi sikap yang dimaksud adalah : 1) Suatu alat dalam penyesuaian, artinya bila seseorang berhubungan dengan dunia luar maka sikapnya itu akan membantu dirinya mengerti akan dunia sekitarnya di luar dirinya.
biasamembaca.blogspot.co.id /2015/01/perubahan-sikap-dan-perilaku-wirausaha.html Sikap yang dimil... more biasamembaca.blogspot.co.id /2015/01/perubahan-sikap-dan-perilaku-wirausaha.html Sikap yang dimiliki oleh setiap individu mengandung sejumlah ciri. Di antaranya ialah adanya sasaran atau obyek tertentu yang memungkinkan terciptanya suatu bentuk hubungan antara subyek-obyek yang sifatnya relatif tetap dan relatif berubah, dan secara konseptual terdiri dari sejumlah unsur-unsur utama yang meliputi afektif, kognitif dan konatif. Menurut Warren Robert (Margono Slamet, 1973, 13), perubahan sikap itu di antaranya melalui kegiatan yang : 1) Mempertinggi kualitas individu dan keputusan-keputusan keluarga dan memberikan keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan keputusan itu. 2) Meningkatkan kemampuan individu untuk berinteraksi secara efektif dengan anggota masyarakat lain. 3) Membantu individu agar memperoleh kemampuan dan memanfaatkan pelayanan masyarakat dan berpartisipasi dalam mengembangkan pelayanan terhadap masyarakat. 4) Mempertinggi mobilitas individu, dalam bidang sosial, fisik dan ekonomi. Pentingnya memahami sikap orang lain menentukan terjadinya perubahan pada diri seseorang, karena perubahan merupakan suatu proses belajar dalam diri seseorang untuk menerima hal baru baginya. Sikap akan sangat berguna bagi seseorang, karena sikap itu akan mengarahkan secara langsung perilaku yang dihasilkan. Dalam hal ini Margono Slamet, (1973, 26), menyebutkan bahwa sikap seseorang akan memberikan tanggapannya terhadap apa yang ia lihat, atau yang ia ketahui. Dengan demikian manakala sikap seseorang itu positif maka perilaku orang itu terhadap respon yang diberikan akan positif. Demikian sebaliknya jika sikap seseorang itu negatif maka perilaku yang akan ditunjukkan terhadap respon yang diberikan akan negatif. Jadi sikap seseorang terhadap suatu obyek dapat diperkirakan dari perilaku yang tampak pada dirinya. Dalam proses perubahannya, secara langsung maupun tidak langsung mewarnai perilaku individu itu sendiri. Perilaku Konatif, Perilaku Volisional dan Perilaku Normatif William F. O'neil (2002: 50) menjelaskan konsep perilaku merupakan kajian yang sangat sulit, karena ketiga istilah itu sering dikacaukan. Perilaku Konatif adalah perilaku yang secara tersirat memiliki tujuan, namun tidak secara sadar bertujuan semacam itu. Perilaku Volisional adalah perilaku konatif yang disadari, dimana individu benar-benar punya tujuan dibenaknya. Sedangkan Perilaku Normatif adalah perilaku yang diarahkan, secara tersirat ataupun secara gamblang, oleh gagasan-gagasan tertentu (konsep-konsep abstrak atau sudut pandang) yang berkaitan dengan apa yang umumnya dianggap baik atau dikehendaki. Dalam arti tertentu, semua perilaku pada awalnya bersifat konatif. Sebagian perilaku konatif menjadi disadari (atau memuat niat yang jelas) dan menjadi vilisional. Sebagian perilaku volisional didasarkan pada pemikiran yang lebih tinggi yang melibatkan ungkapan-ungkapan abstrak tentang apa yang baik dan apa yang buruk, benar atau salah, dan menjadi normatif. Pada puncaknya perilaku pun memantulkan perpaduan dari ketiganya. Semua perilaku normative lahir dari volisional, dan yang volisional ini berkembang dari konatif. Konsep Keyakinan dan Perilaku Keyakinan-keyakinan individu dan perilakunya selaras sehingga taraf tertentu, kepemilikannya atas keyakinan-keyakinan itu dikuatkan atau dibenarkan dengan corak-corak perilaku yang sesuai. Dalam analisis akhir , bagaimanapun, perilaku mengesankan keyakinan; seseorang adalah apa yang dilakukannya, dan bukan apa yang katanya ia lakukan. Carl Rogers dalam William F. O'neil (2002: 52) menjelaskan ada tiga alasan mendasar mengapa pertanyaan di atas adalah benar: Keyakinan pada puncaknya adalah sebuah segi dari perilaku. Perilaku adalah sebuah kategori yang jauh lebih luas, yang meliputi keyakinan sebagai salah satu aspeknya. Hanya sebagian kecil saja dari perilaku yang
biasamembaca.blogspot.co.id /2016/03/mengenal-perkembangan-wirausaha.html Istilah " entrepreneur ... more biasamembaca.blogspot.co.id /2016/03/mengenal-perkembangan-wirausaha.html Istilah " entrepreneur " lahir di dunia Barat, yang menurut sejarah awalnya dipergunakan oleh Richard Cantillon tahun 1755. Entrepreneur diartikan sebagai membeli jasa-jasa faktor produksi dengan harga tertentu, dengan suatu pengertian untuk menjual hasilnya tersebut dengan harga-harga yang tidak pasti di masa yang akan datang. Oleh karena itu, entrepreneur dinyatakan dengan suatu fungsi pokok yang unik : penanggung risiko tanpa jaminan. Beberapa tahun kemudian, Jean Babtiste Say menggambarkan fungsi entrepreneur dalam arti yang lebih luas, menekankan pada fungsi penggabungan dari factor-faktor produksi dan perlengkapan manajemen yang kontinu, dan selain itu juga sebagai penanggung risiko. Di Indonesia setelah seminar Strategi Pembangunan Pengusaha Swasta Nasional dalam tahun 1975, maka istilah wiraswasta untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh Suparman Sumahamijaya kepada masyarakat. Setelah itu dengan adanya Lokakarya Sistem Pendidikan dan Pengembangan Kewiraswastaan, maka istilah wiraswasta (entrepreneur) atau kewirswastaan (entrepreneurship) semakin luas beredar. Hal ini setelah melalui perjalanan yang cukup panjang sejak tahun 1967 masih digunakan istilah entrepreneur. Pada dasarnya di alam pembangunan sekarang ini, semua orang warga Indonesia dituntut untuk memiliki jiwa kewirausahaan. Sebenarnya kita semua merupakan wirausaha yang baik dalam arti mampu berdiri sendiri dalam menjalankan usahanya, pekerjaannya guna mencapai tujuan pribadinya, keluarganya, masyarakat, bangsa dan negara. Oleh karena itu, seorang wirausaha yang berhasil harus memiliki jiwa semangat kewirausahaan berdasarkan norma-norma yang sudah ditentukan. Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, cirri dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif dalam dunia nyata secara kreatif. Sedangkan yang dimaksud dengan seorang wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat, mengambil keuntungan serta memiliki sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih sukses atau meningkatkan pendapatan. Pada intinya, seorang wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki jiwa wirausaha dan mengaplikasikan hakekat kewirausahaan dalam hidupnya. Orang-orang yang memiliki kreativitas dan inovasi yang tinggi dalam hidupnya. Secara epistimologis, sebenarnya kewirausahaan hakikatnya adalah suatu kemampuan dalam berpikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat dan kiat dalam menghadapi tantangan hidup. Seorang wirausahawan tidak hanya dapat berencana, berkata-kata tetapi juga berbuat, merealisasikan rencana-renacana dalam pikirannya ke dalam suatu tindakan yang berorientasi pada sukses. Maka dibutuhkan kreatifitas, yaitu pola piker tentang sesuatu yang baru, serta inovasi, yaitu tindakan dalam melakukan sesuatu yang baru. Beberapa konsep kewirausahaan seolah identik dengan kemampuan para wirausahawan dalam dunia usaha (business). Padahal, dalam kenyataannya, kewirausahaan tidak selalu identik dengan watak/ciri wirausahawan semata, karena sifat-sifat wirausahawanpun dimiliki oleh seorang yang bukan wirausahawan. Wirausaha
biasamembaca.blogspot.co.id /2014/05/wirausaha-sukses-smk.html Murphy dan Peck (1980:8) menggamba... more biasamembaca.blogspot.co.id /2014/05/wirausaha-sukses-smk.html Murphy dan Peck (1980:8) menggambarkan delapan anak tangga untuk pencapaian menuju wirausaha sukses. Delapan anak tangga ini dapat pula digunakan oleh seorang wirausaha dalam mengembangkan profesinya. 1. Menuju Wirausaha Sukses a. Mau Kerja Keras(Capacity for Hard Work) Kerja keras merupakan modal dasar untuk keberhasilan seseorang. Rasulullah sangat marah melihat orang pemalas dan suka berpangku tangan. Bahkan, beliau secara simbolik memberi hadiah kampak dan tali kepada seorang pria agar mau bekerja keras mencari kayu dan menjual ke pasar.Demikian pula apabila mau berusaha, mulailah berusaha sejak subuh. Cepatlah bangun dan mulailah kegiatan untuk hari itu. Akhirnya pria itu sukses dalam hidupnya. Demikian setiap pengusaha yang sukses selalu menempuh saat-saat ia harus bekerja keras membanting tulang dalam merintis perusahaannya. Seorang pengusaha taksi mungkin tadinya ia hanya seorang sopir angkutan umum, seorang pengusaha tekstil mungkin tadinya seorang pedagang kredit tekstil atau tukang jahit, dan banyak contoh yang dapat kita jumpai dalam riwayat hidup pengusaha sukses. Sikap kerja keras harus dimiliki oleh seorang wirausaha. Dalam hal ini, unsur disiplin memainkan peranan penting. Sebab, bagaimana orang mau bekerja keras apabila disiplin tidak ada. Dia harus mengatur waktu, sesuai irama kehidupan, bangun pagi, siap-siapuntuk kerja, mulai bekerja, istirahat (tidak terlalu lama), dan seterusnya sampai larut malam. Ada satu elemen penting dalam keberhasilan kerja keras, yaitu berserah diri kepada Allah Swt. Dengan selalu berdoa kepada-Nya. Insya Allah kerja keras yang diiringi dengan doa akan memperoleh sukses. b. Bekerja dengan Orang Lain (Getting Things Done With and ThroughPeople) Perbanyaklah teman dengan orang-orang di bawah ataupun dengan orang-orang di atas kita. Murah hati, banyak senyum kepada bawahan dan patuh serta disiplin menghadapi atasan dan hindarkan permusuhan. Dengan menggunakan tenaga orang lain, maka tujuan mudah tercapai. Inilah yang disebut " manajemen " yaitu ilmu atau seni menggunakan tenaga orang lain untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Seorang wirausahawan mudah bergaul, disenangi oleh masyarakat. Dia tidak suka fitnah, sok hebat, arogan, tidak suka menyikut, menggunting dalam lipatan, menohok kawan seiring, dan sebagainya. Dia harus berprilaku yang menyenangkan bagi semua orang, sehingga memudahkan bekerja sama dalam mencapai keberhasilan. c. Penampilan yang baik (Good Appeareance) Ini bukan berarti penampilan body face / muka yang elok atau paras cantik. Akan tetapi lebih ditekankan pada penampilan perilaku jujur, disiplin. Banyak orang tertipu dengan rupa nan elok tetapi ternyata orangnya penipu ulung. Ingatlah, pribadi yang baik dan jujur akan disenangi orang di mana-mana dan akan sukses bekerja sama dengan siapa saja. Seorang lulusan sekolah menengah atau alumni sebuah perguruan tinggi melamar dan diterima bekerja di sebuah perusahaan. Dia berpenampilan baik seperti diceritakan di atas, maka dengan cepat ia naik pangkat menduduki posisi kunci dalam perusahaan tersebut. Berkat naluri wirausahanya ia bisa menabung dari penghasilannya tiap bulan, kemudian mencari peluang-peluang usaha lain. Setelah modal tabungan dirasa
biasamembaca.blogspot.co.id /2015/01/uraian-materi-kewirausahaan-smk.html Berikut adalah Uraian M... more biasamembaca.blogspot.co.id /2015/01/uraian-materi-kewirausahaan-smk.html Berikut adalah Uraian Materi Kewirausahaan Pendidikan kewirausahaan di Indonesia telah memperoleh perhatian yang cukup memadai, baik oleh dunia pendidikan maupun masyarakat. Banyak lembaga pendidikan yang dimulai dari SD sampai dengan Perguruan tinggi (S1/S2) telah dikenalkan dengan kewirausahaan, bahkan telah menjadi mata kuliah, program studi tersendiri ataupun program kerja lembaga-lembaga informal. Banyak pendidik yang telah memperhatikan perkembangan sikap dan perilaku kewirausahaan sasaran didik, baik di sekolah-sekolah kejuruan, sampai dengan perguruan tinggi maupun di pendidikan profesional. Sebagian besar anggota masyarakat mengaharapkan output pendidikan sebagai pekerja, sebab dalam pandangan mereka bahwa bekerja terutama pegawai negeri merupakan priyayi yang memiliki status sosial cukup tinggi dan disegani oleh masyarakat. Sementara menjadi pedagang belum mendapatkan perhatian masyarakat, malah mendudukan pedagang sebagai pekerjaan kelas bawah (Buchari Alma, 2004). Lengkaplah sudah, baik pendidik, institusi pendidikan, maupun masyarakat, telah memiliki persepsi yang sama terhadap harapan ouput pendidikan, yang terus berubah sesuai dengan tuntutan perubahan jaman. Dampak dari pandangan tersebut, maka tingkat pengangguran dari tahun ke tahun terus bertambah. Sebagai contoh tingkat pengangguran sarjana di Indonesia sampai saat ini mencapai 7.000 orang, demikian pula tingkat pengangguran dari SMP/SMA/SMK dari tahun ke tahun terus meningkat. Salah satu upaya untuk menekan angka pengangguran tersebut adalah dengan menciptakan wirausaha/pengusaha. Indonesia akan sejahtera apabila memiliki wirausaha 2% dari jumlah penduduk Indonesia, sementara sampai sekarang kita baru memiliki 0,18% wirausaha (Ciputra, Pikiran Rakyat, 2008). Berdasarkan kenyataan ini, maka masih terbentang luas kesempatan untuk menjadi wirausaha. Seperti telah dikemukakan bahwa banyak sekolah/para guru telah memperhatikan sikap dan perilaku kewirausahaan para siswa. Sehubungan dengan hal tersebut maka dalam modul ini akan dipaparkan tentang: Pengertian Kewirausahaan dan Wirausaha Kata wirausaha berasal dari bahasa Perancis yaitu entrepreneur, yang dalam bahasa Inggris menjadi between taker atau go-between (perantara). Sebagaimana diungkapkan Joseph Schumpeter yang dikutip Bygrave(1994:1): Entrepreneur as the person who destroys the exiting economicorder by introducing new products and services, by creating new forms oforganization, or by exploiting new raw material. Maksudnya wirausaha adalah orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru. Pengertian wirausaha menekankan pada setiap orang yang memulai sesuatu bisnis baru, sedangkan prosesnya meliputi semua kegiatan fungsi dan tindakan untuk mengejar dan memanfaatkan peluang dengan menciptakan suatu kelompok atau organisasi. Sedangkan istilah kewirausahaan berasal dari " entrepreneurship " , yang dapat diartikan " the back bone of economy " , yaitu syaraf pusat perekonomian atau sebagai " tail bone of economy " , " tail bone of economy " ,yaitu pengendalian perekonomian suatu bangsa. Secara epistimologis, kewirausahan merupakan suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up phase) atau suatu proses dalam mengerjakan suatu yang baru dan sesuatu yang berbeda (creative and innovative). Dengan demikian kewirausahaan merupakan gabungan dari kreativitas, keinovasian, dan keberanian mengahadapi resiko yang dilakukan dengan cara kerja keras untuk
biasamembaca.blogspot.co.id /2014/05/sikap-dan-perilaku-wirausaha-smk.html Pengertian sikap dan p... more biasamembaca.blogspot.co.id /2014/05/sikap-dan-perilaku-wirausaha-smk.html Pengertian sikap dan perilaku wirausaha Banyak sosiolog dan psikolog memberi batasan bahwa sikap merupakankecenderungan individu untuk merespon dengan cara yang khusus terhadapstimulus yang ada dalam lingkungan sosial. Sikap merupakan suatukecenderungan untuk mendekat atau menghindar, positif atau negatifterhadap berbagai keadaan sosial, apakah itu institusi, pribadi,situasi, ide, konsep dan sebagainya (Gerungan,2000). Gagne (1974) mengatakan bahwa sikap merupakan suatu keadaaninternal (internal state) yang mempengaruhi pilihan tidakan individuterhadap beberapa obyek, pribadi, dan peristiwa. Masih banyak lagidefinisi sikap yang lain, sebenarnya agak berlainan, akan tetapikeragaman pengertian tersebut disebabkan oleh sudut pandang dari penulis yang berbeda. Namun demikian, jika dicermati hampir semua batasan sikap memiliki kesamaan padang, bahwa sikap merupakan suatu keadaan internalatau keadaan yang masih ada dalam dari manusia. Dalam hubungannya dengan perilaku individu, sikap memberi unsur pengarah (directive properties) pengambil dan pemberi daya pada perilaku manusia atau Sekilas, di atas terlihat bahwa antara sikap dan perilaku ada kesamaan.Oleh karena itu, psikolog sosial, seperti Morgan dan King, Howard danKendler, serta Krech dkk., mengatakan bahwa antara sikap dan perilakuadalah konsisten. Apakah selalu bahwa sikap konsisten dengan perilaku?Seharusnya, sikap adalah konsisten dengan perilaku, akan tetapi karenabanyaknya faktor yang mempengaruhi perilaku, maka dapat juga sikap tidakkonsisten dengan perilaku. Dalam keadaan yang demikian terjadi adanya desonansi nilai. Dilain pihak pengembangan sikap yang berhubungan kewirausahaan adalah upaya membangun perilaku bekerja prestatif, sebagai upaya ingin terus maju dan berprestasi yang tidak dapat dihindari. Para psikolog, di antaranya Morgan dan King, Howard dan Kendler, mengatakan bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan hereditas. Faktor lingkungan yangmempengaruhi perilaku adalah beragam, di antaranya pendidikan, nilai danbudaya masyarakat, politik, dan sebagainya. Sedang faktor hereditasmerupakan faktor bawaan seseorang yang berupa karunia pencipta alamsemesta yang telah ada dalam diri manusia sejak lahir, yang banyakditentukan oleh faktor genetik. Kedua faktor secara bersama-samamempengaruhi perilaku manusia. Jika kita ingin menumbuhkan sikap, kitaharus memadukan faktor bawaan berupa bakat dan faktor lingkunganpendidikan dan belajar. Pandangan ini sejalan dengan hukum konvergensiperkembangan yang menyeimbangkan antara faktor bawaan dengan faktorlingkungan, tanpa mengorbankan satu faktorpun (Syah, 2002).
Wirausaha yang asal katanya adalah terjemahan dari entrepreneur. Istilah wirausaha ini berasal da... more Wirausaha yang asal katanya adalah terjemahan dari entrepreneur. Istilah wirausaha ini berasal dari entrepreneur (bahasa Perancis) yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan arti between taker atau go-between. (Buchari Alma,2002:19).Pengertian go-between atau perantara yang dimaksud dalam istilah bahasa Perancis entrepreneur adalah pada saat Macropolo yang mencoba merintis jalur pelayaran dagang ke timur jauh. Dia setuju menandatangani kontrak untuk menjual barang dari seorang pengusaha. Kontrak ini memberi pinjamaan dagang kepada Macropolo dengan bagian keuntungan sebesar 22,5% termasuk asuransi. Pemilik modal tidak menanggung rasiko apa-apa sedangkan si pedagang yang berlayar menanggung risiko besar. Pada saat pelayaran tiba di tujuan dan barang dagangan dijual maka si pemilik modal menerima keuntungan lebih dari 75% sedangkan sipedagang menerima keuntungan lebih kecil. Peter F.Drucker(1996) Wirausaha adalah individu yang selalu mencari perubahan, menanggapinya, memanfaatkannya sebagai peluang. Dan Schumpeter dalam Bygrave (1996) wirausaha adalah individu yang memperoleh dan menciptakan organisasi untuk mengejarnya. Pada abad pertengahan istilah intrepreneur digunakan untuk menggambarkan seorang aktor sebagai orang yang memimpin proyek produksi.Orang ini tidak menangung risiko akan tetapi memimpin proyek menyediakan sumber-sumber yang diperlukan. Bentuk entrepreneurpada abad pertengahan ini bentuk clerical yaitu orang yang bertanggung jawab dalam pekerjaan arsitekseperti untuk pekerjaan bangunan istana dan sebagainya.Pada abad ke 17 istilah entrepreneur digambarkan sebagai orang yang melakukan kontrak pekerjaan dengan pemerintah untuk memasok produk tertentu. Kontrak ini memakai harga tetap keuntungan atau kerugian yang diperoleh dari pekerjaan ini adalah merupakan imbalan dari kegiatan wirausaha. Dalam definisi ini ditekankan bahwa seorang wirausaha adalah orang yang melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut. Pengertian wirausaha disini menekankan pada setiap orang memulai sesuatu bisnis yang baru. Sedangkan proses kewirausahaan meliputi semua kegiatan fungsi dan tindakan untuk mengejar dan memanfaatkan peluang dengan menciptakan suatu organisasi.Melihat uraian di atas, dan juga dalam berbagai tulisan/literatur tampak adanya pemakaian istilah saling bergantian antara wiraswasta dan wirausaha. Ada pandangan yang menyatakan bahwa wiraswasta sebagai pengganti dari istilah entrepreneur. Ada juga pandangan untuk istilah entrepreneur digunakan wirausaha, sedangkan untuk istilah entrepeneurship digunakan istilah kewirausahaan. Kesimpulannya ialah istilah wiraswasta sama saja dengan wirausaha., walaupun rumusannya berbeda-beda tetapi isi dan karakteristiknya sama. Menurut Savary, yang dimaksud dengan 'entrepreneur' ialah orang yang membeli barang dengan harga pasti, meskipun orang itu belum tahu dengan harga berapakah barang itu akan dijual kemudian.Sebagai contoh, di Amerika sendiri istilah entrepreneur memberikan gambaran atau image yang berbeda-beda. Misalnya dalam suatu kepustakaan yang dimaksud entrepreneur atau 'entreprising man' ialah orang yang : 1. Mengambil risiko 2. Berani menghadapi ketidak pastian 3. Membuat rencana kegiatan sendiri 4. Dengan semangat kebangsaan melakukan kebaktian dalam tugas Menciptakan kegiatan usaha dan kegiatan industri yang sebelumnya tidak ada.
biasamembaca.blogspot.co.id /2016/03/faktor-faktor-yang-dapat-mempengaruhi.html a. Motivasi Hasil... more biasamembaca.blogspot.co.id /2016/03/faktor-faktor-yang-dapat-mempengaruhi.html a. Motivasi Hasil penelitian yang dilakukan oleh Center for Entrepreneurial Research (dalam Zimmerer & Scarborough; 1998) menemukan 69% siswa menengah atas ingin mulai menjalankan usaha mereka sendiri. Motivasi utamanya adalah be their own bosses. b. Usia Menurut National Federation of Independent Businesess, Washington, usia saat seseorang memulai usaha sendiri adalah sebagai berikut (dalam Zimmerer & Scarborough, 1998). Usia Kronologis bervariasi. Ronstandt (dalam Staw1991) menyatakan bahwa kebanyakan wirausaha memulai usahanya antara usia 25-30 tahun. Sementara Staw (1991), mengungkapkan bahwa umumnya pria memulai usaha sendiri ketika berumur 30 tahun dan wanita pada usia 35 tahun. Hurlock (1991)berpendapat bahwa perkembangan karier berjalan seiring dengan perkembangan manusia. Setiap kelompok manusia memiliki cirri-ciri khas bila dikaitkan dengan perkembangan karier. Ciri khas perkembangan karier menurut Hurlock adalah sebagai berikut: 1. Usia dewasa awal (18 tahun sampai 40 tahun), masa dewasa awal sangat terkait dengan tugas perkembangan dalam hal membentuk keluarga dan pekerjaan. Ketika seseorang masuk dalam masa dewasa awal yang memiliki tugas pokok yaitu memilih bidang pekerjaan yang cocok dalam bakat, minat dan factor psikologis yang dimilikinya. Masih banyak orang dewasa muda yang bingung dengan pilihan kariernya, situasi seperti ini bisa juga terjadi dalam wirausaha. Hurlock (1991) menyebut masa dewasa awal itu coba-coba untuk berkarier. Itulah sebabnya usia bisa berpengaruh pada tinggi rendahnya prestasi kerja mereka. 2. Usia dewasa madya (usia 40 tahun sampai 60 tahun), masa dewasa madya bercirikan keberhasilan dalam pekerjaan. Prestasi puncak padausia ini juga bisa berlaku bagi wirausaha. 3. Usia dewasa akhir (usia di atas 60 tahun), pada masa ini orang mulai mengurangi kegiatan kariernya atau berhenti sama sekali.Mereka tinggal menikmati jerih payahnya selama bekerja danmencurahkan perhatian pada kehidupan spiritual dan sosial. Pendapat Hurlock senada dengan pendapat Staw (1991) bahwa usia bisa terkait dengan keberhasilan. Bedanya,Hurlock menekankan pada kemantapan karier, sedangkan Staw (1991) menekankan bertambahnya pengalaman. Menurut Staw (1991), usia bisa terkait dengan keberhasilan bila dihubungkan dengan lamanya seseorang menjadi wirausaha. Dengan bertambahnya pengalaman ketika usia seseorang bertambah maka usia memang terkait dengan keberhasilan. c. Pengalaman Staw (1991) berpendapat bahwa pengalaman dalam menjalankan usaha merupakan predictor terbaik bagi keberhasilan, terutama bila bisnis baru itu berkaitan dengan pengalaman bisnis sebelumya. Menurut Hisrich & Brush (dalam Staw, 1991) wirausaha yang memiliki usaha maju saat ini bukanlah usaha pertama kali yang dimiliki. Pengalaman mengelola usaha bisa diperoleh sejak kecil karena pengasuhan yang diberikan oleh orang tua yang berprofesi sebagai wirausaha. Dan hasilnya disajikan dalam tabel berikut: Pekerjaan Orang Tua Wirausaha Brockhaus (1982) mencatat empat studi menyatakan bahwa wirausaha cenderung memiliki ayah
biasamembaca.blogspot.co.id /2014/05/ciri-seorang-wirausaha-smk.html Seorang wirausaha haruslah s... more biasamembaca.blogspot.co.id /2014/05/ciri-seorang-wirausaha-smk.html Seorang wirausaha haruslah seorang yang mampu melihat ke depan. Melihat ke depan bukan melamun kosong, tetapi melihat, berfikir dengan penuh perhitungan, mencari pilihan dari berbagai alternatif masalah dan pemecahannya. Dari berbagai penelitian di Amerika Serikat, untuk menjadi wirausahawan menurut B.N. Marbun (1993:63), seseorang harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut : Berikut adalah 6 Ciri Seorang Wirausaha 1. Percaya diri Kepercayaan diri merupakan suatu paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas atau pekerjaan (Soesarsono Wijandi, 1988:33).Dalam praktik sikap dan kepercayaan ini merupakan sikap dan keyakinan untuk memulai, melakukan dan menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan yang dihadapi.Oleh sebab itu kepercayaan diri memiliki nilai keyakinan, optimisme, individualitas dan ketidak tergantungan. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri cenderung memiliki keyakinan akan kemampuannya untuk mencapai keberhasilan. Kepercayaan diri ini bersifat internal pribadi seseorang yang sangat relatif dan dinamis, dan banyak ditentukan oleh kemampuannya untuk memulai, melaksanakan, dan menyelesaikan suatu pekerjaan.Orang yang percaya diri memiliki kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sistematis, berencana, efektif, dan efisien. Kepercayaan diri juga selalu ditunjukan oleh ketenangan, ketekunan, kegairahan, dan kemampuan dalam melakukan pekerjaan.Keberanian yang tinggi dalam mengambil risiko dan perhitungan yang matang yang dibarengi dengan optimisme harus disesuaikan dengan kepercayaan diri. Oleh sebab itu, optimisme dan keberanian mengambil risiko dalam menghadapi suatu tantangan dipengaruhi oleh kepercayaan diri. Kepercayaan diri juga ditentukan oleh kemandirian dan kemampuan sendiri.Seseorang yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi, relatif lebih mampu menghadapi dan menyelesaikan masalah sendiri tanpa menunggu bantuan orang lain. Kepercayaan diri di atas, baik langsung maupun tidak langsung mempengaruhi sikap mental seseorang. Gagasan, karsa, inisiatif, kreativitas, keberanian, ketekunan, semangat kerja keras, kegairahan, dan sebagainya banyak dipengaruhi oleh tingkat kepercayaan diri seseorang yang berbaur dengan pengetahuan, keterampilan dan kewaspadaannya. Kepercayaan diri merupakan landasan yang kuat untuk meningkatkan karsa dan karya seseorang. Sebaliknya setiap karya yang dihasilkan akan menumbuhkan dan meningkatkan kepercayaan diri. Kreativitas, inisiatif, kegairahan kerja dan ketekunan akan banyak mendorong seseorang untuk mencapai karya yang memberi kepuasan batin, yang kemudian akan mempertebal kepercayaan diri. Pada gilirannya orang yang memiliki kepercayaan diri akan memiliki kemampuan untuk bekerja sendiri dalam mengorganisir, mengawasi, dan meraihnya.Kunci keberhasilan dalam bisnis adalah untuk memahami diri sendiri. Oleh sebab itu, wirausaha yang sukses adalah wirausaha yang mandiri dan percaya diri. 2. Berorientasi pada tugas dan hasil Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil, adalah orang yang selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik, dan berinisiatif. Berinisiatif artinya ingin mencari dan memulai. Untuk memulai diperlukan niat dan tekad yang kuat, serta karsa yang besar. Sekali sukses atau berprestasi, maka sukses berikutnya akan menyusul, sehingga usahanya semakin maju dan semakin berkembang. Dalam kewirausahaan, peluang hanya diperoleh apabila ada inisiatif. Perilaku insiatif ini biasanya diperoleh melalui pelatihan dan pengalaman yang bertahun
biasamembaca.blogspot.co.id /2015/01/komponen-sikap-dalam-kewirausahaan.html Komponen Sikap Dalam... more biasamembaca.blogspot.co.id /2015/01/komponen-sikap-dalam-kewirausahaan.html Komponen Sikap Dalam Kewirausahaan Secara umum, dalam berbagai referensi, sikap memiliki 3 komponen yakni: Kognitif, afektif, dan kecenderungan tindakan (Morgan dan King, 1975;Gerungan, 2000).Komponen kognitif merupakan aspek sikap yang berkenaan dengan penilaianindividu terhadap obyek atau subyek. komponen afektif dapat dikatakan sebagai perasaan (emosi)individu terhadap obyek atau subyek, yang sejalan dengan hasilpenilaiannya. Sedang komponen kecenderungan bertindak berkenaan dengankeinginan individu untuk melakukan perbuatan sesuai dengan keyakinan dankeinginannya. Sikap seseorang terhadap suatu obyek atau subyek dapatpositif atau negatif. Manifestasikan sikap terlihat dari tanggapanseseorang apakah ia menerima atau menolak, setuju atau tidak setujuterhadap obyek atau subyek. Sikap seseorang seharusnya konsisten dengan perilaku. Seandainya sikaptidak konsisten dengan perilaku, mungkin ada faktor dari luar dirimanusia yang membuat sikap dan perilaku tidak konsisten. Faktor tersebutadalah sistem nilai yang berada di masyarakat, diantaranya norma,politik, budaya, dan sebagainya. Sikap dapat pula diklasifikasikan menjadi sikap individu dan sikapsosial (Gerungan, 2000). Sikap sosial dinyatakan oleh cara-cara kegiatanyang sama dan berulang-ulang terhadap obyek sosial, dan biasanyadinyatakan oleh sekelompok orang atau masyarakat. Sedang sikap individu,adalah sikap yang dimiliki dan dinyatakan oleh seseorang. Sikapseseorang pada akhirnya dapat membentuk sikap sosial, manakala adaseregaman sikap terhadap suatu obyek. Dalam konteks pemahasan ini, sikapyang dimaksud adalah sikap individual, mengingat pendidikan yangdihabahas dalam kajian ini menyangkut proses pendidikan secaraindividual, mengingat keinginan, kebutuhan, kemampuan, motivasi, sasarandidik sangat beragam. Sejalan dengan pengertian sikap yang dijelaskan di atas, dapat dipahamibahwa: 1) sikap ditumbuhkan dan dipelajari sepanjang perkembangan orangyang bersangkutan dalam keterkaitannya dengan obyek tertentu, 2) sikapmerupakan hasil belajar manusia, sehingga sikap dapat ditumbuhkan dandikembangkan melalui proses belajar, 3) sikap selalu berhubungan denganobyek, sehingga tidak berdiri sendiri, 4) sikap dapat berhubungan dengansatu obyek, tetapi dapat pula berhubungan dengan sederet obyek sejenis,5) sikap memiliki hubungan dengan aspek motivasi dan perasaan atau emosi(Gerungan, 2000). Mengetahui karakter sikap semacam ini sangat pentingmanakala kita akan membahas sikap secara cermat. Dari sifat ini dapatdiketahui bahwa sikap dapat ditumbungkan dan dikembangkan, melaluiproses pembelajaran siswa yang sesuai dengan motivasi, dan keinginanmereka. Demikian juga, sikap harus diarahkan pada suatu obyek tertentu,sehingga memudahkan mengarahkan belajar siswa pada sasaran belajar yangsesuai dengan minat dan keinginannya.
biasamembaca.blogspot.co.id /2015/01/menumbuhkan-dan-mengembangkan-sikap.html Bagaiman sikap dapa... more biasamembaca.blogspot.co.id /2015/01/menumbuhkan-dan-mengembangkan-sikap.html Bagaiman sikap dapat ditumbuhkan? Bahwa sikap dapat ditumbuhkan dan dikembangkan melalui proses belajar. Dalamp roses belajar tidak terlepas dari proses komunikasi dimana terjadiproses tranfer pengetahuan dan nilai. Jika sikap merupakan hasilbelajar, maka kunci utama belajar sikap terletak pada proses kognisi dalam belajar siswa. Menurut Bloom, serendah apapun tingkatan proses kognisi siswa dapat mempengaruhi sikap (Munandar, 1999). Namun demikian,tingkatan kognisi yang rendah mungkin saja dapat mempengaruhi sikap,tetapi sangat lemah pengaruhnya dan sikap cenderung labil. Kami yakin,bahwa proses kognisi yang dapat menumbuhkan dan mengembangkan sikapsecara signifikan, sejalan dengan taksonomi kognisi Bloom, adalah padataraf analisis, sintesis, dan evaluasi. Pada taraf inilah memungkinkan sasaran didik memperoleh nilai-nilai kehidupan yang dapat menumbuhkan keyakinan yang merupakan kunci utama untuk menumbuhkan dan mengembangkan sikap. Sumber informasi sangat berpengaruh pada penumbuhan sikap. Di samping informasi dari buku teks, mungkin juga dari fakta empirik, guru ataupendidik juga merupakan sumber belajar. Kualitas sumber informasi sangat berpengaruh pada penumbuhan keyakinan siswa. Karena itu kualitasinformasi sangat menentukan perolehan pengalaman yang memandai, yangdibutuhkan untuk mengembangkan cakrawala pandang. Demikian juga faktaempirik, harus diberikan. Fakta empirik merupakan informasi sekaligusbahan belajar yang sangat berharga yang dapat dipelajari, dianalisisoleh siswa untuk memperoleh pengalaman dan untuk menambah keyakinanmereka. Di samping itu, guru juga memiliki peranan yang kuat dalammenumbuhkan sikap, karena gurulah yang berkomunikasi langsung dansekaligus merupakan preferensi bagi siswa. Oleh karena itu, kualitas guru, baik di lihat dari kemampuan, keluasan wawasan, pengusaaanpengetahuan teoritis dan praktis diperlukan. Di sinilah peran gurusebagai fasilitator, inovator, motivator, dapat dimainkan. Dengandemikian, dalam model belajar yang diharapkan di sini membutuhkankeragaman sumber informasi. Dengan sumber informasi yang beragam siswadapat menentukan pilihan yang sesuai dengan minat, motivasi, serta bakatmereka. Dengan cara inilah, siswa dapat menemukan sendiri pengetahuandan informasi yang akan mereka gunakan untuk penganalisaan situasi danfakta untuk mendapatkan nilai-nilai yang bermanfaat bagi hidupnya. Selanjutnya, tentang media, bahwa tidak setiap media informasi dapatmempengaruhi sikap siswa. Karena itu adalah mutlak bagi guru untukmencari buku teks maupun sejenisnya yang dapat mempengaruhi keyakinansiswa. Banyak buku teks yang isinya terlihat diam dan menjemukan. Tidakmenumbuhkan gairah keingin tahuan, dan tidak dapat mempersuai pembaca. Dilihat dari fungsinya, sikap menurut Triandis (1971, 4-5): memberikan penjelasan dalam beberapa fungsi seperti: 1) Membantu seseorang untuk mengerti alam dan sekitarnya, dengan cara mengatur dan menyederhanakan input yang sangat rumit lingkupnya itu. 2) Memungkinkan seseorang untuk menyesuaikan diri di dunia yang rumit, dengan memberikan reaksi yang dapat meningkatkan penghargaan dari lingkungannya 3) Menghindarkan seseorang untuk mengungkapkan nilai-nilai fundamentalnya. Dari hasil penelitian Katz (1957,26), terdapat empat fungsi dari sikap seseorang terhadap tanggapannya pada stimuli yang dihadapinya. Adapun fungsi-fungsi sikap yang dimaksud adalah : 1) Suatu alat dalam penyesuaian, artinya bila seseorang berhubungan dengan dunia luar maka sikapnya itu akan membantu dirinya mengerti akan dunia sekitarnya di luar dirinya.
biasamembaca.blogspot.co.id /2015/01/perubahan-sikap-dan-perilaku-wirausaha.html Sikap yang dimil... more biasamembaca.blogspot.co.id /2015/01/perubahan-sikap-dan-perilaku-wirausaha.html Sikap yang dimiliki oleh setiap individu mengandung sejumlah ciri. Di antaranya ialah adanya sasaran atau obyek tertentu yang memungkinkan terciptanya suatu bentuk hubungan antara subyek-obyek yang sifatnya relatif tetap dan relatif berubah, dan secara konseptual terdiri dari sejumlah unsur-unsur utama yang meliputi afektif, kognitif dan konatif. Menurut Warren Robert (Margono Slamet, 1973, 13), perubahan sikap itu di antaranya melalui kegiatan yang : 1) Mempertinggi kualitas individu dan keputusan-keputusan keluarga dan memberikan keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan keputusan itu. 2) Meningkatkan kemampuan individu untuk berinteraksi secara efektif dengan anggota masyarakat lain. 3) Membantu individu agar memperoleh kemampuan dan memanfaatkan pelayanan masyarakat dan berpartisipasi dalam mengembangkan pelayanan terhadap masyarakat. 4) Mempertinggi mobilitas individu, dalam bidang sosial, fisik dan ekonomi. Pentingnya memahami sikap orang lain menentukan terjadinya perubahan pada diri seseorang, karena perubahan merupakan suatu proses belajar dalam diri seseorang untuk menerima hal baru baginya. Sikap akan sangat berguna bagi seseorang, karena sikap itu akan mengarahkan secara langsung perilaku yang dihasilkan. Dalam hal ini Margono Slamet, (1973, 26), menyebutkan bahwa sikap seseorang akan memberikan tanggapannya terhadap apa yang ia lihat, atau yang ia ketahui. Dengan demikian manakala sikap seseorang itu positif maka perilaku orang itu terhadap respon yang diberikan akan positif. Demikian sebaliknya jika sikap seseorang itu negatif maka perilaku yang akan ditunjukkan terhadap respon yang diberikan akan negatif. Jadi sikap seseorang terhadap suatu obyek dapat diperkirakan dari perilaku yang tampak pada dirinya. Dalam proses perubahannya, secara langsung maupun tidak langsung mewarnai perilaku individu itu sendiri. Perilaku Konatif, Perilaku Volisional dan Perilaku Normatif William F. O'neil (2002: 50) menjelaskan konsep perilaku merupakan kajian yang sangat sulit, karena ketiga istilah itu sering dikacaukan. Perilaku Konatif adalah perilaku yang secara tersirat memiliki tujuan, namun tidak secara sadar bertujuan semacam itu. Perilaku Volisional adalah perilaku konatif yang disadari, dimana individu benar-benar punya tujuan dibenaknya. Sedangkan Perilaku Normatif adalah perilaku yang diarahkan, secara tersirat ataupun secara gamblang, oleh gagasan-gagasan tertentu (konsep-konsep abstrak atau sudut pandang) yang berkaitan dengan apa yang umumnya dianggap baik atau dikehendaki. Dalam arti tertentu, semua perilaku pada awalnya bersifat konatif. Sebagian perilaku konatif menjadi disadari (atau memuat niat yang jelas) dan menjadi vilisional. Sebagian perilaku volisional didasarkan pada pemikiran yang lebih tinggi yang melibatkan ungkapan-ungkapan abstrak tentang apa yang baik dan apa yang buruk, benar atau salah, dan menjadi normatif. Pada puncaknya perilaku pun memantulkan perpaduan dari ketiganya. Semua perilaku normative lahir dari volisional, dan yang volisional ini berkembang dari konatif. Konsep Keyakinan dan Perilaku Keyakinan-keyakinan individu dan perilakunya selaras sehingga taraf tertentu, kepemilikannya atas keyakinan-keyakinan itu dikuatkan atau dibenarkan dengan corak-corak perilaku yang sesuai. Dalam analisis akhir , bagaimanapun, perilaku mengesankan keyakinan; seseorang adalah apa yang dilakukannya, dan bukan apa yang katanya ia lakukan. Carl Rogers dalam William F. O'neil (2002: 52) menjelaskan ada tiga alasan mendasar mengapa pertanyaan di atas adalah benar: Keyakinan pada puncaknya adalah sebuah segi dari perilaku. Perilaku adalah sebuah kategori yang jauh lebih luas, yang meliputi keyakinan sebagai salah satu aspeknya. Hanya sebagian kecil saja dari perilaku yang