Kebutuhan Prasarana Dan Sarana DI Pulau Mantehage (original) (raw)
Related papers
2019
Pulau Maitara merupakan salah satu pulau di Kota Tidore Kepulauan yang berfungsi sebagai kawasan wisata bahari, namun ketersediaan daya tarik wisata tersebut belum dapat membantu dalam mewujudkan fungsi Pulau Maitara sebagai kawasan pengembangan wisata bahari. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik prasarana sarana wisata dan mengetahui kebutuhan prasarana sarana wisata di Pulau Maitara. Identifikasi karakteristik ketersediaan prasarana dan sarana wisata dilakukan dengan pengumpulan data sekunder berupa survei instansional, data primer sebagai penguat data sekunder berupa observasi dan penyebaran kuesioner ke beberapa pihak terkait, selanjutnya untuk mengetahui kebutuhan prasarana dan sarana wisata data tersebut dianalisis menggunakan analisis deskriptif kemudian dilanjutkan dengan analisis statistik untuk melihat kebutuhan prasarana dan sarana wisata. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa ketersediaan akses jalan 74,75%, dermaga 77,2...
Nilai Penting Lamun DI Pesisir Pulau Mentehage, Kebupaten Minahasa Utara
Biofaal Journal
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Indeks Nilai Penting (INP) di Pesisir Pulau Mentehage Kabupaten Minahasa utara. Penelitian ini dilakukan pada bulanNovember 2021. Penelitian ini menggunakan metode transek kuadrat (tegak lurus pantai) yang dimodifikasi dari metode Seagrass Watch, dengan menarik transek sepanjang 25m kearah tubir dengan 3 kali ulangan pada 5 lokasi berbeda, dengan menggunakan frame kuadrat ukuran 50cm x 50cm dengan jarak antara kuadrat satu dengan yang lainnya adalah 5 m. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa di Pulau Mantehage pada lima lokasi penelitian ditemukan tujuh spesies lamun yaitu Halodule pinifolia, Cymodocea rotundata, Syringodium isoetifolium, Thalassodendron ciliatum, Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii dan Halophila spinulosa. Penelitian ini menunjukan Indeks Nilai Penting tertinggi pada lima lokasi penelitian yaitu E. acoroides dengan total INP sebesar 398.10.
Analisis Kebutuhan Infrastruktur Di Perbatasan Pulau Marore, Kabupaten Kepulauan Sangihe
2021
Infrastructure development has a vital role in fulfilling people's basic rights. The availability of infrastructure can have an effect on increasing Marore Island people's access to resources so as to increase access to resource productivity which in turn encourages economic growth. So it is necessary to do research on the analysis of infrastructure needs at the border of Marore Island, Sangihe Islands Regency, where this research aims to identify the existing infrastructure conditions on Marore Island and analyze the infrastructure needs on Marore Island as a national strategic area. The variables to be analyzed in this study include roads, electricity, telecommunications, clean water, waste water, solid waste, drainage, environmental facilities, educational facilities, health facilities, socio-cultural facilities, public service facilities and open space facilities using the distribution analysis method. frequency, comparison of minimum service standards (SPM), analysis of...
Faktor Pengembangan Sarana Dan Prasarana Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue
In overcoming the growing flow of passenger ship (ferry), a development at the Ulee Lheue ferry port has been carried out. This phase I development activities has been carried out, and has the potential to cause positive and negative impacts on the environment at the operational stage. This study aims to identify the environmental impacts of the Ulee Lheue ferry port after the 2017 development at the operational stage, and its management solutions, as well as identify the level of importance and satisfaction of passengers in the 2017 Ulee Lheue ferry port development activities. Lheue, Deah Geulumpang, Deah Baro and Alue Deah Teungoh. This research uses quantitative and qualitative methods. Environmental impacts in the operational phase that are reviewed are socioeconomic aspects and socio-cultural aspects. Data processing consisted of validity and reliability tests, while the data analysis used descriptive analysis using Statistical Product and Service Solution (SPSS) software version 22, as well as biplot analysis using Minitab version 16 software. The results showed that the impact on socio-cultural aspects was labor recruited not from the local population, and conflicts between various drivers, while the impact on the socioeconomic aspects was open business opportunities, increased economy of Banda Aceh City, open employment opportunities for security workers, and increased economy outside the City of Banda Aceh. The solution to managing the socio-cultural aspects is to add additional KP3 personnel, KP3 personnel are equipped with handy talky equipment, while the solution to the management of socioeconomic aspects is priority placement for local workers according to educational qualifications, and priority placement for local people in business opportunities. An important development activity that is already satisfied is the building of sterile fences, an important but not satisfied development activity is the lobby building, and the development activities that are not important but not satisfied are the drop off buildings
2016
Agropolitan adalah kota pertanian yang tumbuh dan berkembang yang mampu memacu berkembangnya sistem dan usaha agribisnis sehingga dapat melayani, mendorong, menarik, menghela kegiatan pembangunan pertanian (agribisnis) di wilayah sekitarnya. Kawasan agropolitan terdiri dari kota pertanian dan desa-desa sentra produksi pertanian yang ada di sekitarnya, dengan batasan yang tidak ditentukan oleh batasan administrasi pemerintahan, tetapi lebih ditentukan dengan memperhatikan skala ekonomi yang ada. Dengan kata lain kawasan agropolitan adalah kawasan agribisnis yang memiliki fasilitas perkotaan. Kecamatan Modayag dengan luas ± 219,019 Km 2 dan Kecamatan Modayag Barat ± 94,129 Km 2 merupakan kawasan yang memilikipotensi pertanian sehingga layak dikelola, dikembangkan, berorientas lingkungan dan berswasembada pangan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi prasarana dan sarana di Kecamatan Modayag sudah memenuhi syarat sebagai Kawasan Agropolitan.Metode p...
Proposal Sarana dan Prasarana DTA AL-IKHLAS
Ade R. Tamada, 2023
Dengan tidak mengurangi rasa hormat, kami sampaikan kepada Bapak bahwa di dusun Kebon Manggu Desa Cikaramas Kecamatan Tanjungmedar Kabupaten Sumedang, telah didirikan Lembaga Pendidikan Keagamaan non formal pada tanggal : 15 Juli 2008, yaitu Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) Al-Ikhlas. Dengan nomor Statistik Diniyah : 311.232.110.836, SK : Kepala Kementrian Agama Kantor Kabupaten Sumedang Nomor : KD. 10.11/5/PP.00.8/5073/2013, tanggal 26 Juli 2013. Sehubungan dengan masih banyaknya kekurangan untuk kelengkapan baik sarana dan prasana di Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) Al-Ikhlas, untuk itu perlu peningkatan serta perbaikan dari sarana dan prasarana dan biaya operasional yang sudah ada. Maka dari itu kami memberanikan diri mengajukan permohonan bantuan dana kepada Bapak.
Sarana, Prasarana, dan Muatan di Kota Makassar
Tugas Sistem Transportasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan sangat dipengaruhi oleh peran transportasi sebagai urat nadi kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Sistem jaringan transportasi dapat dilihat dari segi efektifitas, dalam arti selamat, aksebilitas tinggi, terpadu, kapasitas mencukupi, teratur, lancar dan cepat, mudah dicapai, tepat waktu, nyaman, tarif terjangkau, tertib, aman, rendah polusi serta dari segi efesiensi dalam arti beban publik rendah dan utilitas tinggi dalam satu kesatuan jaringan sistem transportasi. Pengembangan transportasi sangat penting artinya dalam menunjang dan menggerakkan dinamika pembangunan, karena transportasi berfungsi sebagai katalisator dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan pengembangan wilayah. Transportasi juga memiliki fungsi strategis dalam merekat integritas wilayah negara kesatuan RI. Jika dilihat dari aspek kepentingan publik, sistem transportasi yang meliputi transportasi darat, laut dan udara mengemban fungsi pelayanan publik dalam skala domestik maupun internasional. Untuk mengurangi masalah transportasi yang ada di Indonesia khususnya di Kota Makassar, yang pertama dilakukan adalah memperbaiki sarana transportasi massal yang ada. Jika pelayanan transportasi massal sudah baik maka orang akan beralih ke transportasi massal dari pada transportasi pribadi, dengan peralihan tersebut maka secara tidak langsung mengurangi pergerakan kemacetan lalu lintas. Dari penjelasan diatas, penulis mengangkat judul "Sistem Transportasi di Kota Makassar" yang sekiranya di dalamnya akan di bahas berbagai moda transportasi di Kota Makkasar mulai dari darat, udara dan laut
2019
Sarana dan prasarana yang ada di Desa Tapunggaya belum memadai sehingga dibutuhkan adanya penyediaan sarana dan prasarana untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Desa Tapunggaya dan melihat kontribusi perusahaan pertambangan terhadap sarana dan prasarana permukiman. Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah menganalisis kebutuhan sarana dan prasarana dasar permukiman di wilayah pesisir lingkar tambang Desa Tapunggaya. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yakni berupa analisis skoring dan analisis proyeksi penduduk. Hasil kebutuhan sarana Permukiman Pesisir di Desa Tapunggaya dalam kurun waktu 5 tahun kedepan dengan menggunakan analisis proyeksi penduduk di perlukan 1 unit posyandu untuk pelayanan kesehatan anak-anak usia belita dan 1 unit TPI agar para nelayan bisa memasarkan dan menjual hasil tangkapan mereka dan perlu adanya pembangunan dari setiap prasarana yang belum ada. Peningkatan dari beberapa sarana dan prasarana maka dibutuhkan pemeliharaan untuk pengoptimalan fungsi setiap sarana prasarana yang ada di Permukiman Pesisir Desa Tapunggaya. Melihat segi kontribusi adanya perusahaan tambang di Desa Tapunggaya Pihak perusahaan tambang hanya berkontribusi berupa pembangunan teras mesjid di Desa Tapunggaya, yang artinya bahwa pihak perusahaan pertambangan kurang berkontribusi terhadap saran dan prasrana yang ada di Desa Tapunggaya.
Pemenuhan Kebutuhan Sarana Untuk Sistem Persampahan DI Kota Malang
JURNAL ENVIROTEK, 2018
Jumlah penduduk dunia yang semakin meningkat sejalan dengan semakin banyaknya jumlah limbah sampah yang dihasilkan khususnya di perkotaan. Kota Malang yang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur dengan luas mencapai 110,06 km 2 dengan penduduk pada tahun 2015 sebesar 851.298 jiwa memiliki timbulan sampah yang tinggi. Tercatat pada tahun 2015 timbulan sampah yang dihasilkan adalah sebesar 699.128,48 m 3. Timbulan sampah ini perlu ditangani agar tidak terjadi penumpukan sampah baik di sumber maupun di tempat penampungan sementara (TPS). Kondisi pada tahun 2015 untuk sarana TPS di Kota Malang memiliki 68 TPS aktif dengan lokasi tersebar di lima kecamatan yang berbeda. TPS di Kota Malang mempunyai volume bervariasi dari 8 m 3 hingga 40 m 3. Penelitian ini akan menghitung proyeksi kebutuhan TPS dengan dasar proyeksi penduduk dan timbulan sampah serta menggunakan perhitungan kebutuhan TPS berdasarkan SNI-3242 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah di permukiman. Proyeksi dilakukan hingga tahun 2030. Hasil dari proyeksi didapatkan bahwa pada tahun 2030 Kota Malang membutuhkan minimal 288 TPS yang tersebar di lima kecamatan untuk memenuhi sasaran pelayanan persampahan sebesar 100%.