Kajian Pertumbuhan Dan Hasil Tiga Varietas Bawang Merah Pada Berbagai Kepadatan Populasi Yang Ditanam DI Lahan Kering Marginal Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Hulu Sungai Selatan (original) (raw)
Related papers
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia, 2019
[PERFORMANCE OF GROWTH AND ANALYSIS OF FARM BUSINESS THREE SHALLOT VARIETIES : CASE STUDY IN SELUPU REJANG REJANG LEBONG REGENCY PROVINSI BENGKULU]. The results of shallots from one region to another in Indonesia are very varied, which is partly due to differences in varieties cultivated. However, high productivity does not necessarily lead to high income. The research aims to compare the productivity and farming of three varieties of shallots, namely Maja Cipanas, Batu Ijo, and Selupu Merah. This research was conducted in June - July 2018 in Air Duku Village, Selupu Rejang District, Rejang Lebong Regency. Data collected includes agronomic performance (plant height, wet tuber/clump weight, number of tubers/clump, tuber weight, and tuber diameter) and farm economic performance (input, output, and income costs). The results showed that the wet tuber productivity of the greatest Selupu Merah varieties compared to Batu Ijo and Maja Cipanas, respectively, amounted to 24.47 tons/ha, 22...
Pengkajian bertujuan untuk mendapatkan varietas bawang merah yang adaptip di agroekosistem dataran rendah lahan kering. Lokasi pengkajian di KP. Monterado kabupaten Bengkayang Kalbar dan dilaksanakan pada bulan Mei-September tahun 2010. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Acak kelompok, sebagai perlakuannya 6 macam varietas bawang merah yang diuji adaptasikan: 1) Bauji, 2) Super Philip, 3) Moujung, 4) Bali Karet, 5) Sumenep dan 6) Thailand. Ulangan 3 kali, setiap unit percobaan /ulangan menggunakan 2 petak, setiap petak berukuran 1 x 14 m2 dengan rata-rata jumlah populasi per petak 240 tanaman. Hasil menunjukan: varietas bawang merah terdapat perbedaan yang nyata terhadap daya tumbuh, keragaan agronomis dan komponen hasil. Varietas Thailand, daya tumbuhnya lebih baik dan lebih cepat dibandingkan varietas yang lain (91,44%). Varietas Moujung dan Sumenep tinggi tanamannya lebih tinggi (25,99-26,65 cm), sedangkan varietas Super Philip, Bauji, Thailand,Moujung dan Sumenep menghasilkan jumlah anakan dan jumlah daun lebih banyak serta ada perbedaan dengan Bali Karet. Produksi varietas Moujung dan Sumenep hasilnya tinggi serta ada beda dengan varietas yang lain (6,34-8,02 ton/ha). Jumlah umbi per rumpun varietas Moujung paling banyak (8,87) dan berbeda dengan Bali Karet (4,53) tetapi tidak berbeda dengan Bauji,Super Philip,Sumenep dan Thailand. Diameter umbi paling besar adalah varietas Sumenep (28,30 mm), bobot per umbi Varietas Moujung ,Bali Karet dan Sumenep lebih berat dan ada beda dengan Bauji,Super Philip dan Thailand. Varietas yang toleran terhadap layu Fusarium adalah Moujung, Bali Karet dan Sumenep sedangkan yang toleran terhadap Alternaria adalah Moujung dan Sumenep.
Pengkajian Adaptasi Varietas-Varietas Bawang Merah Pada Lahan Gambut Di Kalimantan Barat
Pengkajian bertujuan untuk mendapatkan varietas-varietas bawang merah yang adaptip di agroekosistem dataran rendah lahan gambut. Lokasi pengkajian di kabupaten Kuburaya Kalbar dan dilaksanakan pada bulan Mei tahun 2010. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Acak kelompok, sebagai perlakuannya 6 macam varietas bawang merah yang diuji adaptasikan: 1) Bauji, 2) Super Philip, 3) Moujung, 4) Bali Karet, 5) Sumenep dan 6) Thailand. Ulangan 3 kali, setiap unit percobaan /ulangan menggunakan 2 petak dan setiap petak berukuran 1 x 14 m 2 dengan rata-rata jumlah populasi per petak 240 tanaman. Pengamatan meliputi: daya tumbuh, tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah anakan, komponen hasil (jumlah umbi/rumpun,diameter umbi, berat panen brangkasan + umbi basah/ha dan berat brangkasan + umbi kering/ha) dan hama penyakit. Hasil menunjukan: varietas bawang merah terdapat perbedaan yang nyata terhadap daya tumbuh, keragaan agronomis dan komponen hasil. Varietas Bauji dan Thailand daya tumbuhnya lebih baik dan lebih cepat dibandingkan varietas yang lain (98,87-98,88%). Varietas Moujung tinggi tanamannya lebih tinggi (20,22 cm), sedangkan varietas Super Philip, Bauji dan Thailand menghasilkan jumlah anakan dan jumlah daun lebih banyak serta ada perbedaan dengan varietas lain. Berat brangkasan + umbi basah untuk varietas Moujung, Bali Karet dan Sumenep hasilnya tinggi serta ada beda dengan varietas yang lain (41,73-50, 27ton/ha), dan berat brangkasan + umbi kering pada varietas Bali Karet hasilnya paling tinggi dibandingkan varietas yang lain yaitu 16,37 ton/ha, varietas Sumenep 12,43 ton/ha, varietas Moujung 11,10 ton/ha, varietas Bauji,Super Philip dan Thailand hasilnya lebih rendah (6,5 -8,13 ton/ha). Jumlah umbi per rumpun varietas Moujung dan Sumenep rata-rata sekitar 4,07-4,67 dan berbeda dengan varietas lain, diameter umbi paling besar adalah varietas Bali Karet. Varietas yang rentan terhadap serangan layu Fusarium adalah Moujung sedangkan yang rentan terhadap Alternaria adalah Bauji, Super Philip dan Thailand (tingkat serangan 25%-40%).
Jurnal Hilirisasi IPTEKS
Tanaman bawang merah memiliki potensi pengembangan sangat baik. Permintaan pasar akan komoditi tanaman bawang merah cenderung meningkat berkaitan dengan pertumbuhan jumlah penduduk,. tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini ialah meningkatkan produksi tanaman bawang merah ngungun jorong Gantiang Utara dengan cara yang efektif dan efisien melalui pemberian YUYAOST dan Trichoderma. Metode pelaksanaan kegiatan meliputi survei pendahuluan pendekatan sosial, penyuluhan, pelatihan, dan pembuatan demplot. Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat khususnya kelompok tani ngungun jorong Gantiang Utara. Antusias dan partisipasi aktif dari masyarakat sangat menunjang keberhasilan dari kegiatan ini. Pertumbuhan dan hasil produksi yang terbaik didapatkan pada perlakuan YUYAOST. Dalam penerapan teknologi menggunakan YUYAOST dan Trichoderma sangat membantu percepatan tumbuhan tanaman bawang merah. Penggunaan YUYAOST sangat disarankan karena selain mudah untuk didapatkan juga memberikan ...
Rantai Pasok Bawang Merah Varietas Sumenep Dan Mitigasi Risikonya
Jurnal Social Economic of Agriculture, 2019
Sidamulya Village is a center for producing shallots in Jalaksana District, Kuningan Regency. In the village there is a Mekarjaya 1 farmer group that has marketed its products, namely sumenep fried onions to the fried onion industry. The demand for sumenep shallots is continuous every day, so the supply of shallots must be continuous as well. There were several actors involved in the shallot supply chain that have a business process and bear certain risks. Therefore this study was conducted to analyze the risks that arise from each supply chain actor, as well as mitigation to minimize losses caused by using the House of Risk (HOR) method. The results showed that there were 17 priority risks consisting of 4 risks to farmers, 4 risks to dealers, 4 risks to PO Mekar Wangi and 5 risks to POSedap Wangi. The risk mitigation that can be done by the Mekarjaya Farmers Group 1 is the use of pesticides, the risk mitigation that can be carried out by the dealer is to inform farmers about settin...
Jurnal Hortikultura, 2016
ABSTRAK. Masalah utama dalam produksi biji bawang merah (TSS) di Indonesia ialah kemampuan berbunga dan menghasilkan biji TSS masih rendah dan faktor iklim terutama panjang hari yang pendek (<12 jam) dan rerata temperatur udara yang cukup tinggi (>18 o C) di Indonesia kurang mendukung terjadinya inisiasi pembungaan. Aplikasi giberelin (GA 3) dapat menggantikan seluruh atau sebagian fungsi temperatur rendah dan hari panjang untuk inisiasi pembungaan. Penelitian lapangan dilakukan di dataran tinggi Malino, Sulawesi Selatan dari Bulan Februari sampai Oktober 2012, untuk mengetahui pengaruh varietas-varietas bawang merah Balitsa dan cara aplikasi GA 3 terhadap pembungaan dan hasil biji bawang merah. Rancangan percobaan yang digunakan ialah petak terpisah dengan empat ulangan. Petak utama ialah dua varietas bawang merah Balitsa (Mentes dan Pancasona). Anak petak ialah empat cara aplikasi GA 3 (tanpa, perendaman bibit dalam GA 3 , penyemprotan tanaman dengan GA 3 pada umur 3 dan 5 minggu setelah tanam, dan kombinasi perendaman bibit dan penyemprotan tanaman dengan GA 3). Konsentrasi GA 3 yang digunakan ialah 200 ppm. Sebelum ditanam, umbi bibit berukuran besar (5 g/umbi) diberi perlakuan vernalisasi (10 o C) selama 4 minggu. Pemupukan yang diberikan ialah 1000 kg/ha NPK 16-16-16 dan 15 t/ha pupuk kandang. Tanaman tagetes ditanam di sekeliling petak-petak percobaan untuk menarik serangga polinator. Naungan plastik transparan dipasang setelah tanaman bawang merah berbunga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi antara varietas dan cara aplikasi GA 3 terhadap pertumbuhan tanaman, pembungaan, pembuahan/polinasi, dan hasil biji bawang merah. Varietas bawang merah Pancasona menghasilkan jumlah tanaman yang berbunga dan jumlah umbel bunga per petak tidak berbeda nyata dengan varietas Mentes, namun jumlah umbel bunga yang berbuah dan hasil biji TSS per petaknya nyata lebih tinggi. Cara aplikasi GA 3 paling baik dan efisien terhadap pembungaan, pembuahan, dan hasil biji bawang merah (TSS) ialah perendaman umbi bibit selama 30 menit pada larutan 200 ppm GA 3. Hasil biji TSS paling tinggi terdapat pada varietas Pancasona dengan cara perendaman umbi bibit sebelum tanam pada larutan 200 ppm GA 3 selama 30 menit, yaitu sebesar 205,66 g/12 m 2 atau setara 137,11 kg/ha (efisiensi lahan 80%). Hasil penelitian diharapkan bermanfaat bagi petani untuk mandiri memproduksi benih bawang merah yang sehat dan berdaya hasil tinggi.
The ability to grow each varieties of shallot in a particular environment is the ability to adapt to the nature of the environment such as climate and soil physical properties that affect the growth, production, and root conditions. The purpose of this research was to see the capability of shallot adaptation on peat soil sand environment. The research used Randomized Block Design (RBD 3x3) consisted of three varieties of shallot namely Bima Brebes, Super Philip, and Pikatan. Parameters of land characteristics included temperature and humidity of air at position 10 cm above and below ground. Parameters of soil physical characteristic included weight of contents, moisture content, and
Budi Daya Bawang Merah Pada Lahan Gambut
Selodang Mayang: Jurnal Ilmiah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir
The study was conducted in January 2020 at the Indragiri Tembilahan Islamic University experimental garden, aimed to find out the influence of the combination of alluvial soil and peat soil as a planting medium on the growth and production of onions (Allium ascollanicum L), to find out the best combination of alluvial soil and peat soil as a planting medium for the growth and production of onions (Alluium ascalonicum L). The research design used is a non-factorial randomized group (RAK) design, consisting of 7 treatments consisting of and 3 repeats. A0 = Peat Soil, A1 = Alluvial Soil, A2 = Peat Soil + 2 Kg Manure, A3 = Alluvial Soil + 2 Kg Manure, A4 = Peat Soil + Alluvial Soil (1:1) + 2 Kg Manure, A5 = Peat soil + Alluvial Soil (1:2) +2 Kg Manure, A6 = Peat soil + Alluvial Soil (2:1) + 2 Kg Manure. The data obtained is analyzed statistically using diversity fingerprint analysis (test F) and continued with Tukey HSD at the level of 5%. The results showed that Treatment A5 is the bes...
2019
Pertanian merupakan salah satu sumber mata pencaharian terbesar di Indonesia, yaitu kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati terkhususnya dalam pembudidayaan tanaman untuk menghasilkan bahan pangan, obat-obatan dll. Salah satu tanaman yang sering dimanfaatkan dalam bidang pertanian yaitu tanaman bawang merah. Kabupaten Enrekang merupakan salah satu kabupaten yang dikembangkan sebagai sentra produksi terbesar bawang merah. Tetapi masih banyak petani yang memiliki lahan yang tidak produktif seperti lahan berbatu sehingga masih menjadi kendala dalam memproduksi bawang merah yang berkualitas. Hal ini menjadi suatu hambatan bagi petani yang memiliki lahan berbatu untuk memilih variteas bawang merah yang cocok untuk di tanam di lahan tersebut disebabkan kurang dan terbatasanya pengetahuan petani sehingga perlu adanya media bantu berupa sistem pendukung keputusan yang dapat membantu memilih varietas yang baik untuk lahan berbatu. Penelitian ini membangun sebuah perangkat lunak sistem penduk...
Lansuna, Varietas Unggul Baru Bawang Merah di Provinsi Sulawesi Utara
Comm. Horticulturae Journal, 2018
Shallot (Allium ascalonicum var. aggregatum) is one of the most important vegetables which has high economic value with high demand. The increasing of demand must be followed by the increasing of supply with shallot central production optimization at out of Java Island like North Sulawesi. Using the suitable variety with the local agro-ecosystem is the way to optimize shallot production. Lansuna is the new variety which obtained from mass selection of local shallots in North Sulawesi. The objective of this research is to identified the performance of Lansuna as the new variety compared with national commercial variety, Bima Brebes. The research is done through observation method in four village in West Tompaso subdistrict, Minahasa District, North Sulawesi Province. Results of this research showed that Lansuna obviously has better performance compared with Bima Brebes. Lansuna tuber weight per plant is 127.26 g higher than Bima Brebes 76.95 g. Lansuna has a round shape tuber with outer diameter at the center, color of dry tuber skin is N57B (vivid purplish red) and Bima Brebes has oval shape tuber with outer diameter at the bottom, color of dry tuber skin is 61D (deep purplish pink). The agroecosystem condition in North Sulawesi which is at medium until high altitude (600-1100 above sea level) allegedly very suitable for Lansuna compared with Bima Brebes which usually planted in low altitude (< 500 above sea level).