Pengembangan Wisata Kota Semarang (original) (raw)
Related papers
Pengembangan Wisata Kota Pariwisata Masa Depan Indonesia
Mengembangkan pariwisata di perkotaan adalah usaha untuk meningkatkan pendapatan asli daerah melalui pajak hotel dan restoran, dan sekaligus meningkatkan aktivitas ekonomi di perkotaan. Pengembangan pariwisata apapun jenis dan namanya memerlukan fungsi pengelolaan yang kreatif dan inovatif berdasarkan atas perencanaan yang matang, konsisten, dan evaluasi yang terukur serta konstruktif. Pembangunan wisata kota adalah pembangunan yang terintegrasi dan holistik yang akan mewujudkan kepuasan semua pihak. Secara nyata, sebagaian besar kota-kota di Indonesia layak untuk dikembangkan sebagai kota wisata ataupun wisata kota jika dilihat dari beberapa komponen yang menjadi karakter sebuah kota. Komponen-komponen tersebut adalah adanya balai kota, kawasan jalan yang bermakna mitos dan nostaliga, monumen kota yang bermakna historis, kuliner khas kota, kampus atau universitas, mall atau pusat perbelanjaan, pasar tradisional, alunalun, taman kota, museum kota, pasar malam, dan sumberdaya lainnya. Untuk dapat menjadikannya sebagai produk wisata, diperlukan integrasi aspek-aspek terkait yang terdiri dari aspek daya tarik kota, aspek transportasi, aspek fasilitas utama dan pendukung, dan aspek kelembagaan berupa atribut sumberdaya manusia, sistem, dan kelembagaan terkait lainnya. Kota sebagai pusat bisnis merupakan centrum dari akvitas para wisatawan baik wisatawan domestik maupun mancanegara memerlukan pengelolaan dan penataan. Penataan yang mendesak untuk dilakukan adalah penataan sentra bisnis masyarakat lokal, penataan penginapan, hotel, dan sejenisnya, penataan daerah atraksi wisata baik yang given/alamiah maupun man-made/buatan dapat diarahkan pada kawasan rural atau countryside.
Strategi Pengembangan Desa Wisata Gemawang DI Kabupaten Semarang
2017
Gemawang is a village in the District of Jambu, Semarang regency, Central Java is designated as a tourist village since 2015 ago. As a tourist village, people who originally worked as factory workers turned into entrepreneurs. Various business products began to be produced by the community from honey, criping, to batik cloth has become a commodity trade Gemawang community. Based on the pre-survey results Gemawang tourism development has not been maximized. This is because there are some obstacles such as the lack of communication between stakeholders, the lack of community empowerment, until not strong institutional village-related tourism. This research aims to analyze the right strategy to develop Gemawang Tourism Village. This research uses Analytical Network Process (ANP) method. Analysis of development strategy of Gemawang Tourism Village covers management aspect, the government, infrastructure, and promotion. ANP analysis shows that from the four aspects of the Gemawang Touris...
Efficient: Indonesian Journal of Development Economics
This research is conducted in order to know what makes tourists to visit tourist destinations. The purpose of this study describes the condition and potential of tourist attraction, knowing the factors that influence tourists in deciding tourist destinations, and develop appropriate tourism development strategies. Respondents in this study were the visitors who came to Magelang regency, Surakarta city, and Semarang city as the research location and 7 keyperson from the related offices. The research method used is descriptive analysis, regression analysis and AHP. The results of the study is known that the condition and potential of tourism that has not been managed optimally. The result of regression analysis is known tourist attraction and Community Participation influence the decision of tourists in determining tourist destinations in Magelang regency. In Kota Surakarta, accessibility of infrastructure and community participation influences the decision of tourists in determining ...
Pengembangan Potensi Wisata Kuliner Situasi Covid-19 Simpang Lima Kota Semarang
2020
Sektor pariwisata sebagai kegiatan perekonomian telah menjadi andalan dan prioritas pengembangan bagi sejumlah negara, terlebih bagi negara berkembang seperti Indonesia yang memiliki potensi wilayah yang luas dengan adanya daya tarik wisata cukup besar, banyaknya keindahan alam, aneka warisan sejarah budaya dan kehidupan masyarakat. Akan tetapi kuliner-kuliner tersebut belum dikemas sedemikian rupa untuk menarik minat wisatawan. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis potensi kawasan wisata kuliner di kota Semarang Jawa Tengah dan mengidentifkasi masalah-masalah yang dihadapi dalam mengembangkan wisata kuliner dalam menunjang pariwisata di kota Semarang Jawa Tengah. Penelitian ini bersifat penelitian deskriptif dengan menggunakan data primer dan sekunder. Metode analisa data adalah deskriptif kualitatif serta menggunakan analisis SWOT. Dalam melakukan analisa data dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder maupun data primer. Data sekunder diperoleh dari beberapa pelaku kuliner...
PENGEMBANGAN EKOWISATA DI KABUPATEN MALANG
Tujuan penulisan paper ini, yaitu untuk mendeskripsikan sistem pengelolaan ekowisata yang profesional dan mendeskripsikan strategi pengembangan ekowisata agar mampu bersaing dengan wisata konvesional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu daerah yang memiliki keunggulan alam yang potensial dengan didukung oleh berbagai prasyarat untuk mengembangkan keparawisataannya khususnya dalam sektor ekowisata adalah Kabupaten Malang, sehingga Malang mendapat julukan sebagai Paris van East Java dikarenakan kondisi alamnya yang indah, iklimnya yang sejuk dan kotanya yang bersih, bagaikan kota "Paris"-nya Jawa Timur. Namun demikian, dengan berbagai potensi ekowisata yang besar tersebut, pengembangan ekowisata masih terkendala berbagai hal diantaranya adalah sarana dan prasarana infrastruktur yang belum memadai, partisipasi masayarakat lokal masih minim, kurangnya promosi, dan dukungan pemerintah yang belum bersinergi secara optimal. Berdasarkan hasil penelusuran lokasi wisata tersebut, maka lokasi wisata dapat dipetakan menjadi 5 (lima) bagian yaitu Malang Barat, Timur, Selatan A, Selatan B, dan Utara. Masing-masing wilayah memiliki karakteristik wisata sendiri. Malang Barat dan Timur memiliki karakteristik wisata wilayah pegunungan, Malang selatan memiliki karakteristik wisata wilayah kelautan, dan Malang Utara memiliki karakteristik wisata peninggalan sejarah. Adapun untuk mengatasi berbagai permasalahan ekowisata. Maka pengembangannya perlu diarahkan pada kualitas kelembagaan, pengelolaan dan pelayanan, serta kualitas pemasaran mulai dalam negeri sampai luar negeri. Sehingga di era globalisasi, ekowisata siap menghadapi persaingan dengan wisata konvesional dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta perekonomian daerah pada umumnya.
Peningkatan Nilai Tambah Desa Wisata Dalam Usaha Pengembangan Ekonomi Perdesaan Kabupaten Semarang
Media Informasi Penelitian Kabupaten Semarang
Artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor peningkatan nilai tambah desa wisata dalam usaha pengembangan ekonomi lokal di wilayah perdesaan. Studi dilakukan pada dua desa wisata di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, yaitu Desa Lerep dan Tegalwaton. Kajian dilakukan terhadap empat strategi peningkatan nilai tambah dengan mengkaji praktek eksisting pada desa wisata dan mengidentifikasi potensi yang perlu didorong menuju terwujudnya peningkatan nilai tambah produk dan jasa. Pengumpulan data dilakukan melalui metode wawancara mendalam semi terstruktur dengan pelaku dan pemangku kepentingan. Hasil studi menunjukkan bahwa Desa Lerep telah melakukan praktek-praktek yang lebih baik dalam meningkatkan nilai tambah desa wisata dibandingkan Tegalwaton, terutama dalam meningkatkan akses pasar, struktur tata kelola, dan kemitraan. Kapasitas individu, komunitas, dan kelompok usaha maupun pemerintah desa yang lebih baik berpeluang besar meningkatkan nilai tambah. Temuan studi menunju...
Upaya Pengembangan Kota Surakarta Menuju Kota Wisata Kreatif
ABSTRAK Kota Surakarta merupakan kota yang sarat akan nilai budaya yang potensial untuk dikembangkan menjadi kota wisata kreatif. Wisata kreatif merupakan sebuah konsep pariwisata yang mengubah pola pikir wisatawan dari buying product menjadi buying experience. Kota yang kreatif berisi orang-orang yang punya kombinasi pengetahuan begitu mendalam tentang kotanya, di mana banyak orang dengan kualitas yang berbeda diizinkan untuk mengembangkan diri. Penulis mengamati bahwa aspek di atas tepat untuk mendiskripsikan kota Surakarta saat ini. Kesimpulan yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah Kota Surakarta merupakan kota yang mempunyai potensi yang sangat besar untuk dapat dikembangkan menjadi kota wisata kreatif. Akar budaya yang kuat yang menjadi latar belakang pengembangannya. Untuk dapat mengembangkan Kota Surakarta menuju kota wisata kreatif maka perlu melakukan upaya pengembangan, yaitu dengan melakukan pengembangan terhadap tiga aspek penting dalam pengembangan konsep...
Pengembangan Pariwisata DI Kabupaten Tegal
2018
Kabupaten Tegal merupakan daerah lintasan yang dilalui jalur Pantura serta Tol Trans Jawa. Sebagai daerah lintasan kabupaten Tegal memiliki tingkat mobilitas yang cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan menganalisis potensi pariwisata dan menganalisis kemenarikan daya tarik wisata di kabupaten Tegal, serta mengidentifikasi upaya pemerintah dalam pengembangan pariwisata di kabupaten Tegal. Metode yang digunakan metode deskriptif. Teknik pengambilan sampel penelitian menggunakan accidental sampling dengan responden sebanyak 100 wisatawan, 5 responden untuk sampel pengelola daya tarik wisata, serta 1 responden dari pemerintah daerah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi fisik pariwisata di kabupaten Tegal termasuk termasuk dalam kategori kelas II atau mendukung, aksesibilitas kelas II atau mendukung, dan sarana prasarana kelas III atau kurang mendukung. Nilai kemenarikan tertinggi pada pariwisata di kabupaten Tegal terletak pada indikator transportasi yang digunakan dalam berwisat...
Pengembangan Kawasan Vihara Buddhagaya Watugong Sebagai Objek Wisata DI Kota Semarang
Jurnal Pengembangan Kota, 2015
Pariwisata di Indonesia merupakan sektor unggulan keempat yang menyumbangkan devisa negara paling besar setelah Minyak & Gas Bumi, Batu Bara dan Minyak Kelapa Sawit pada tahun 2013. Sektor ini terus dikembangkan sampai saat ini, seperti yang dilakukan oleh pemerintah Kota Semarang melalui program atau event wisata, seperti program "Ayo Wisata ke Semarang." Namun masih sedikit upaya pemerintah dalam pengembangan objek wisata yang telah ada. Vihara Buddhagaya Watugong memiliki berbagai atraksi wisata yang dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung, seperti arsitektur dan identitas bangunan. Namun, selama ini pengelolaan objek wisata ini belum dilakukan secara optimal, sehingga belum dapat berkembang secara signifikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi pengembangan berdasarkan aspek penawaran objek wisata dan permintaan wisatawan. Metode yang digunakan yaitu metode kuantitatif dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif untuk analisis penawaran objek wisata, A Priori Segmentation untuk menganalisis permintaan wisatawan dan analisis SWOT untuk penentuan strategi pengembangan kawasan Vihara Buddhagaya Watugong. Hasil dari penelitian ini adalah adanya ketidaksesuaian antara aspek penawaran dan permintaan wisatawan, seperti kurang beragamnya atraksi wisata, minimnya sarana wisata seperti pusat cenderamata dan warung serta minimnya ketersediaan informasi dan promosi wisata. Perlu adanya peningkatan capaian informasi bagi wisatawan, dapat berupa penyediaan buku saku informasi, leaflet atau penggunaan web blog dan media online lainnya sehingga capaian informasi kepada wisatawan dapat meningkat dan; serta membuat suatu paket wisata berupa rute-rute perjalanan wisata yang dapat dipilih oleh wisatawan yang berkunjung ke Kota Semarang sesuai dengan jenis wisata yang ingin dilakukan. Rekomendasi yang diberikan adalah perlu adanya kolaborasi antara pemerintah dan pengelola objek wisata kawasan Vihara Buddhagaya Watugong.
Potensi Pengembangan Kawasan Resapan Di Kota Semarang
2016
ABSTRAK Kawasan resapan merupakan suatu ruang yang potensial dalam rneresapkan air ke dalam tanah, sehingga dapat menambah cadangan air tanah. Tujuan penelitian untuk identifikasi potensi kawasan resapan air, mengetahui respon masyarakat dalani mengelola kawasan resapan air, dan menganalisis alternatif kebijakan pengenibangan kawasan resapan di Kota Semarang. Hasil penehtian menunjukkan bahwa areal resapan di Kota Semarang masih potensial dikembangkan berupa areal resapan hijau 52,41% dan areal resapan biru sebesar 4,74%. Luas areal resapan hijau tersebut yang efektif nieresapkan air hanya 17,31% berupa hutan dan kebun campuran sedangkan 35,17% berupa sawah dan tegalan. Selain jilt kawasan sempadan sungai 3-5 In untuk yang bertanggul dan 1015 In bagi yang tidak bertanggul, sempadan pantai 100 in dari garis pantai, sempadan mata air 200 rn, garis sempadan SUTET 15 m dan sempadan rd kereta api 15 m. Alternatif kawasan resapan dikembangkan berdasarkan pada kriteria aspek fisik, kelayak...