Masyarakat Jawa: antara Islam dan Tradisi (Sebuah Pengantar) (original) (raw)

TRADISI SLAMETAN PADA MASYARAKAT JAWA MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

2023

Tulisan ini membahas tentang perjalanan dan signifikansi tradisi slametan dalam masyarakat Jawa dan mengaitkannya dengan evolusi agama serta kebudayaan Islam di Indonesia. Dimulai dengan penjelasan mengenai evolusi agama Islam dan pengaruhnya terhadap budaya lokal, membahas siklus, pola, makna, serta berbagai macam variasi slametan dalam masyarakat Jawa. Disertai dengan penafsiran Islam terhadap tradisi ini serta dorongan masyarakat Jawa dalam mempertahankannya. Tulisan ini mencoba untuk menggali aspek sosial, budaya, dan keagamaan dari tradisi slametan masyarakat Jawa. Dengan menyoroti aspek kebersamaan, penjagaan warisan adat, doa, dan antusiasme. Tulisan ini juga memberikan wawasan tentang pentingnya tradisi slametan bagi masyarakat Jawa serta relevansinya dengan nilai-nilai Islam.

Tradisi Jawa Pengaruhnya Terhadap Orang Kristen dan Tinjauan Dari Sudut Pandang Alkitab

Skenoo : Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen

Humans are social beings who live in the community, in society there are cultural values ​​that bind to unite them. In it there are traditions that must be carried out. Javanese traditions influence on Christians and views from a biblical point of view. The method used is descriptive qualitative which aims to introduce Javanese tradition and see it from a biblical point of view. As a result, the Javanese still use tradition, and tradition is attached to the life of the Javanese, re-examining traditions with Bible truth. Because the tradition is man-made to honor his ancestors, while the Bible says: "God who made the earth and all that is in it, He who is Lord of heaven and earth, does not live in temples made by human hands" (Acts 17:24). ).

AKULTURASI ISLAM DAN BUDAYA JAWA

ABSTRAK Kemunculan dan perkembangan Islam di Dunia Indo-Melayu (termasuk di dalamnya adalah Jawa) menimbulkan transformasi kebudayaan-peradaban lokal. Transformasi suatu kebudayaan-peradaban melalui pergantian agama dimungkinkan, karena Islam bukan hanya menekankan keimanan yang benar, tetapi juga tingkah yang baik, yang pada giliranya harus diejawantahkan setiap Muslim dalam berbagai aspek kehidupan, dan tentu saja termasuk aspek budaya di dalamnya. Masuknya Islam ke Jawa, dalam konteks kebudayaan membawa dampak pada akulturasi Islam dan budaya Jawa, yaitu budaya yang telah hidup dan berkembang selama masa kejayaan kerajaan-kerajaan Hindu Jawa. Akulturasi Islam dan budaya Jawa dapat dilihat pada batu nisan, arsitektur (seni bangunan), seni sastra, seni ukir, dan berbagai tradisi perayaan hari-hari besar Islam. akulturasi Islam dan budaya Jawa dapat dilihat dalam setiap era kesultanan (kerajaan Islam) yang ada di Jawa, baik era Demak, era Pajang, maupun era Mataram Islam. Pada era Demak, akulturasi antara Islam dan budaya Jawa terjadi dalam banyak hal, misalnya, arsitektur, seni ukir,

Tradisi Tedhak Siten Masyarakat Jawa Ditinjau dari Ajaran Islam Studi Kasus Desa Parbalongan, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun

ANWARUL

This research is motivated by the many traditions that exist in Indonesia, especially the Javanese. Being one of the traditions of the Javanese people, namely the Tedhak Siten tradition. Of course, an area like Parbalogan Village has challenges between culture and religion. So, it can be observed directly the procession and Islamic view of the Tedhak Siten tradition. The formulation of the research problem is first, explaining how the procession of the Tedhak Siten tradition is. Second, an analysis of Islamic views on Tedhak Siten in the people of Parbalogan Village. This study aims to explore and find out how the Tedhak Siten tradition procession in Parbalongan Village and how the Islamic view of the Tedhak Siten tradition in Parbalogan Village. This research is a qualitative research oriented to field research (Library Research) using an Anthropological approach, and the theory is Ethnicity. Sources of data generated from the results of interviews, observations, and documentation....

MASJID YANG TERBELAH: Kontestasi Antar Aliran Islam dalam Masyarakat Jawa

2018

Fenomena bahwa ada ragam kebenaran didukung oleh kenya ta an masyarakat bahwa dalam komunitas­komunitas ke aga ma an yang di posisikan salah dapat kita temukan individu­in di vidu yang dianggap orang saleh. Dalam tiga kelompok ke aga ma an yang menjadi objek studi dari buku ini ­­­yaitu Islam NU, Islam Muhammadiyah, dan Islam Tauhid­­ kita menjumpai orang ­ orang yang dianggap sebagai orang­orang utama, yaitu ti pe ideal cara beragama dan tempat bertanya para anggotanya. Namun demikian, mereka yang dianggap orang utama (orang sa leh) oleh setiap kelompok, seringkali dianggap sebagai orang “se sat” oleh kelompok yang lain, seperti pemimpin Islam Tauhid yang dianggap “salah” oleh kelompok NU dan Muhammadiyah. To koh Muhammadiyah dianggap “salah” oleh kelompok Islam Tauhid dan NU. Demikian juga dengan Islam NU yang dianggap “kurang Islam” oleh kelompok Islam Tauhid dan Muhammadiyah. Kelompok­kelompok tersebut mengklaim kelompoknya yang paling benar dan menyalahkan kelompok lain yang memiliki pe ma ha man keagamaan yang berbeda. Dengan demikian, klaim bah wa kelompoknya yang paling benar merupakan kebenaran sub jektif yang diobjektifkan dengan narasi­narasi pembenar baik ber sumber dari al­Qur’an, hadis, dan sumber­sumber keagamaan lain nya. Nampaknya tidak salah jika dikatakan bahwa munculnya kelompok-kelompok Islam tersebut merupakan kontestasi kebenaran, bukan antara Islam yang salah dengan Islam yang benar.

KEBUDAYAAN ISLAM BERCORAK JAWA (Adaptasi Islam dalam Kebudayaan Jawa

Javanese Islam is not a religious sect in Islam, but only a product from adaptation process of Islam in the Java community culture. This is possible because the values of Islam it's self is universal, so inclusive to be adapted in various people cultures. The characteristic of Islam in Java are Sufism. It's mutual fusion between Islam and Javanese culture. The emergence Javanese Islam has enriched interpretation of Islam, specially in Islamic cultural development. A. Pendahuluan Agama Islam diturunkan guna menjadi petunjuk bagi manusia dan sebagai rahmat bagi seru sekalian alam. Fungsi tersebut mengandaikan pentingnya misi penyebarluasan Islam sehingga umat Islam memiliki kewajiban menyebarluaskan misi di masyaraikat untuk mencapai kebaikan universal , dan terciptanya tatanan hidup masyarakat yang berbudaya dan berperadaban. Artinya bagaimana nilai-nilai luhur agama itu termanifestasi dalam realitas kehidupan. Apa yang menjadi persoalan adalah bagaimana ajaran agama dapat bergumul dengan budaya lokal dan ditafsirkannya sesuai bahasa dan tradisi local. Dalam perspektif anthropologi budaya, setiap manusia dan masyarakat tidak dapat menghindarkan diri dari upaya menafsirkan obyek yang disandarkan pada kondisi histories yang mempengaruhinya. 1 Hal ini berarti bahwa manusia dan masyarakat memiliki kemampuan memahami dan menginterpretasikan suatu obyek (termasuk agama) dengan berbekal pada kondisi histories dan tradisi yang melingkupinya. Apalagi penafsiran obyek itu terkait dengan ajaran Islam yang diakui sebagai ajaran universal yaitu ajaran yang kontekstual baik dari sisi waktu maupun tempat. Dalam kesejarahan Islam, agama ini menyebar dengan mendapat banyak tantangan-tantangan yang berbeda-beda antara daerah yang satu dengan yang lainnya disebabkan perpedaan kulturr-kultur masyaraakat yang berbeda. Tantangan-tantangan tidak harus ditanggapi secara konfrontatif tetapi dapat mengambil jalan adaptif-kompromis. Di Jawa, tantangan-tantangan muncul dari tradisi mistik Jawa dan budaya Jawa-Hindu. Namun demikian, atas kepekaan intelektual dan kultural para wali, Islam dihadirkan di Jawa dengan wajah yang santun , adaptif dan tidak