Hubungan Antara Personal Hygiene Dengan Kejadian Kecacingan Murid MI Ma’Arif Nu Banteran Kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas Tahun 2017 (original) (raw)
Related papers
Mandala of Health, 2019
Kecacingan merupakan salah satu penyebab infeksi yang sering dijumpai di negara tropis, seperti Indonesia. Gejala kecacingan yang tidak khas menyebabkan keberadaan cacing di dalam tubuh penderita tidak diketahui dan sering diabaikan. Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas merupakan salah satu daerah yang memiliki faktor risiko infeksi kecacingan khususnya Soil Transmitted Helmiths (STHs) pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi kecacingan dan hubungan perilaku kebersihan perorangan dengan kejadian kecacingan pada siswa SD Susukan, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas. Identifikasi telur cacing parasit usus dilakukan menggunakan pemeriksaan feses metode apung. Uji Chi square dilakukan untuk melihat adanya hubungan antara variabel perilaku kebersihan perorangan siswa SD Susukan dengan kejadian infeksi kecacingan. Prevalensi kecacingan di SD Susukan, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas adalah sebesar 6,8% dengan spesies yang ditemukan adalah A. lumbricoides dan Hymenolepis sp. Tidak terdapat hubungan antara variabel perilaku kebersihan perorangan siswa SD dengan kejadian infeksi kecacingan (p=0,197).
Jurnal Keperawatan, 2013
Dewormy is a chronic endemic disease caused one or more worms that enter into the human body, with the highest prevalence found in children. Dewormy can be affected by several factors, namely environmental factors, personal hygiene (cleanliness), social economy, and the level of knowledge of the parents. Personal Hygiene is an act to maintain the cleanliness of one's health and well-being, both physical and psychic. The research was carried out with methods, selection of cross-sectional samples performed 3 stages, namely with proportional stratified sampling, purposive sampling and simple random sampling. A sample of 110 respondents.Analyzed data with chi-square statistical test of the significance level (α) of 0.05.. The results showed that out of 110 study subjects, known to students with good personal hygiene status as many as 82 people (74.5%) and less well as many as 28 people (25.5%). Laboratory results for the category of positive Dewormy amounted to 20% (22 people) and the negative category Dewormy is equal to 80% (88 people). 22 students who positively Dewormy, known around 16 people (72,7,1%) with poor personal hygiene, and about 6 people (27.3%) with good personal hygiene.The conclusion of this research that there is a meaningful relationship between personal hygiene with Dewormy on primary school student with p value = 0.001.
Hubungan Sanitasi Diri dengan Kejadian Kecacingan pada Siswa SDN X Paseban, Jakarta Pusat
Infeksi kecacingan yang disebabkan oleh soil transmitted helminths (STH) merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Upaya pemberantasan dan pencegahan penyakit kecacingan di Indonesia secara nasional dimulai tahun 1975 dan berhasil menurunkan prevalensi pada tahun 2003 sampai 8,9%. Namun pada dekade terakhir terjadi peningkatan prevalensi kecacingan termasuk di DKI Jakarta yang merupakan ibu kota Indonesia, terutama pada anak usia Sekolah Dasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan jenis cacing yang menginfeksi siswa di SDN Paseban Jakarta Pusat serta mengetahui faktor yang mempengaruhi infeksi tersebut. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2010 terhadap 113 siswa. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi kecacingan siswa SDN Paseban Jakarta Pusat adalah 11,5% dengan spesies Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura serta infeksi campur A. lumbricoides dan T. trichiura. Faktor yang mempengaruhi kecacingan adalah umur, kelas dan kebiasaan cuci tangan sebelum makan sementara kejadian kecacingan tidak ditentukan oleh jenis kelamin, perilaku suka jajan, kebiasaan bermain di tanah dan kebersihan kuku.
Hubungan Higiene Perorangan dengan Kejadian Kecacingan pada Murid SD Negeri Abe Pantai Jayapura
ABSTRAK ABSTRACT Kecacingan merupakan salah satu penyakit berbasis lingkungan yang menjadi masalah bagi kesehatan masyarakat. Kecacingan dapat disebabkan oleh sejumlah cacing perut yang ditularkan melalui tanah disebut Soil Transmitted Helminths (STH) seperti cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus) dan cacing cambuk (Trichuris trichiura). Higiene perorangan dan sanitasi lingkungan yang kurang baik pada anak-anak merupakan faktor yang memudahkan penularan kecacingan.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan higiene perorangan dengan kejadian kecacingan pada murid SD Negeri Abe Pantai Jayapura. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik, dengan rancangan potong lintang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh murid SD Negeri Abe Pantai Jayapura yang berjumlah 384 orang. Sampel yang terkumpul sebanyak 70 orang yang diambil secara stratified random sampling. Cara pemeriksaan tinja secara kualitatif dengan metode langsung (direct) menggunakan larutan lugol. Analisa data menggunakan uji statistik chi-square. Hasil penelitian diperoleh murid yang positif kecacingan sebanyak 50%, infeksi kecacingan terbanyak adalah Ascaris lumbricoides 48,5%, Trichuris trichiura 28,6%, Cacing Tambang 14,3%, dan infeksi campuran yang disebabkan oleh dua spesies atau lebih sebanyak 8,6%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan higiene perorangan dengan kejadian kecacingan pada murid SD Negeri Abe Pantai Jayapura (P Value = 0,47 dengan RP = 1,26, CI 95% 0,79-2,01). Kata Kunci : Kecacingan, Higiene Perorangan Helmints infection is an environmental based diasease and become a public health problem. and caused by Soil Transmitted Helminthes (STH) such as Ascaris lumbricoides, Ancylostoma duodenale, Necator americanus and Trishuris trichiura. Personal hygiene and environmental sanitation are factors that contributed in worm infection. The aim of the research is to identify the relation between personal hygiene and worm infection among students of SD Negeri Abe Pantai Jayapura. An analytic and cross sectional study was conducted. Seventy stool samples were collected randomly and examine direct methode. Data was analyzed using chi-square. Results: 50% samples have worm infection, 48,5%, Ascaris lumbricoides, 28,6% Trichuris trichiura, 14,3% hook worm and 8,6% samples have mixed infection. No relation between personal hygiene and worm infection among students of SD Negeri Abe Pantai Jayapura (p>0,05).
UNM Environmental Journals, 2019
This study aims to find out (1) hand washing related to the worm incidence of Makassar elementary school students, (2) nail hygiene associated with the incidence of helminthiasis in Makassar city elementary school students, (3) the use of footwear related to the incidence of helminthiasis in Makassar elementary school students , (4) the factors most associated with the incidence of helminthiasis in students of the elementary school in Makassar. The method used was analytic observational and laboratory with cross sectional design. The location of the study was carried out at Barombong Elementary School in Makassar City. The analysis used was Chi square then continued with logistic regression. The results of this study indicate that (1) hand washing is related to the incidence of helminthiasis in students of the Barombong Elementary School in Makassar City with a value (p = 0.011), (2) Nail hygiene associated with the incidence of helminthiasis in Makassar Barombong Elementary School ...
Journal of Nursing and Public Health, 2016
World Health Organization (WHO) juga menyebutkan bahwa angka kejadian keputihan di Eropa hanya 25% saja sedangkan di Indonesia Lebih dari 70% wanita mengalami keputihan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keputihan antara lain dapat disebabkan oleh kurang baiknya pesonal hygiene, pengetahuan dan sikap yang kurang baik mengenai keputihan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan praktek personal hygiene dengan kejadian keputihan remaja putri di SMAN 4 Kota Bengkulu. Metode penelitian ini menggunakan desian deskriptif analitik, menggunakan desain cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi SMAN 4 Bengkulu pada yang berjumlah 499 orang dengan jumlah sampel 77 responden diambil dengan teknik random sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan skunder, dianalisis dengan univariat menggunakan tabel distribusi frekuensi dan bivariat menggunakan uji chi scuare. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Hamp...
Jurnal Besurek JIDAN
Di Indonesia angka keputihan setiap tahunnya selalu meningkat hingga mencapai 70% pada tahun 2018, dan masalah kesehatan reproduksi yang sering terjadi pada masa remaja putri yaitu terjadinya keputihan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan personal hygiene dengan kejadian keputihan di SMA Negeri 03 Kota Bengkulu Tahun 2022. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa perempuan kelas XI di SMA Negeri 03 Kota Bengkulu yang diambil secara teknik purposive sampling dan di dapatkan jumlah responden sebanyak 67 siswa. Data dianalisis menggunakan uji chi squeare. Hasil penelitian menunjukkan dari 67 responden yang mempunyai pengetahuan baik 19 orang (28,4%), responden yang berpengetahuan cukup 21 orang (31,3%) dan responden yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 27 orang (40,3%). Berdasarkan hasil penelitian dari 67 responden yang mengalami keputihan sebanyak 31 orang (46,3%) dan responden yang tidak menga...
2015
Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene yang berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Tarwoto, Wartonah, 2006 : 78). Higienitas perorangan yang berkaitan dengan infeksi kecacingan dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari, seperti : kebiasaan buang air besar (BAB) di sembarang tempat, kebiasaan menghisap jari tangan, kebiasaan memotong kuku, bermain di tanah atau pasir, makan makanan yang belum dicuci atau dimasak dan minum air yang belum direbus, kebiasaan mencuci tangan, kebiasaan memakai alas kaki. Kebiasaan atau faktor tersebut mempunyai peranan penting dalam penyebaran telur cacing. Faktor higienitas perorangan yang berperan terhadap terjadinya kecacingan : i. Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun Mencuci tangan dengan sabun akan menjadikan tangan lebih bersih dibandingkan hanya dengan menggunakan air bersih saja, ini dapat dilakukan sebelum makan dan setelah buang air besar (Halder et al , 2010). Kebiasaan cuci tangan sebelum makan menggunakan air sabun mempunyai peranan penting dalam kaitannya dengan pencegahan infeksi kecacingan karena dengan menggunakan air dan sabun dapat lebih efektif menghilangkan kotoran, debu dan telur cacing yang menempel pada permukaan kulit dan kuku pada kedua
JURNAL KESMAS DAN GIZI (JKG), 2020
Health behavior is all activities of a person that can be observed or which cannot be observed that are related for health care and improvement. Helminthiasis is the infectious of disease whose prevalence is very high in Indonesia, especially intestinal worms that are transmitted through soil (Soil Transmitted Helminth ).Worm disease is widespread in both rural and urban areas. The problem of this research there is relationship between behavior and personal hygiene of the mother with helminthiasis incident in infants in the work area of Galang Public Health Center in 2019. the type of research used is using survey research that is analytical survey with a cross sectional survey approach to learn the correlation dynamics between risk factors by effects, by approach, observation data colletion in the same time (point time approach). Population of the research 160 mothers the sample of this research is 62 mothers that have baby in Galang Public Health Center . the variable of the resea...
SPIRAKEL, 2021
Penularan kecacingan pada anak usia sekolah dasar dapat terjadi dikarenakan perilaku higiene pribadi yang kurang baik. Salah satu kunci keberhasilan penanggulangan kecacingan adalah dengan memperbaiki perilaku higiene pribadi pada masyarakat terutama pada kelompok yang paling rentan tertular yaitu anak usia sekolah dasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat prevalensi kecacingan pada murid SDN Muara Pagatan Ujung serta mengidentifikasi faktor perilaku anak dalam menjaga kebersihan pribadi yang diduga berisiko terhadap penularan kecacingan. Penelitian dengan desain potong lintang dilakukan di SDN Muara Pagatan Ujung, Kecamatan Kusan Hilir Kabupaten Tanah Bumbu pada bulan Desember tahun 2016. Sampel merupakan total sampling dari seluruh populasi siswa SDN Muara Pagatan Ujung. Data yang dikumpulkan berupa hasil pemeriksaan feses dan hasil wawancara pada siswa. Diketahui prevalensi kecacingan sebesar 13%. Hasil wawancara beberapa faktor perilaku higiene siswa terhadap k...