Program Evaluasi (original) (raw)
Related papers
STIT Mumtaz Karimun, 2023
Evaluasi tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk menilai keberhasilan, tetapi juga sebagai sarana untuk mengidentifikasi area yang perlu perbaikan dan pengembangan lebih lanjut. Dengan adanya evaluasi, program pendidikan dapat terus ditingkatkan agar dapat mengakomodasi perubahan-perubahan dalam dunia pendidikan.
Evaluasi program pendidikan dan pelatihan dibutuhkan untuk menindaklanjuti program yang telah dilaksanakan sebelumnya. Dalam evaluasi ditujukan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan dalam program pendidikan dan pelatihan, sehingga ke depannya diperbaiki. Makalah ini dibuat untuk memberi wawasan kepada pembaca berkaitan tentang konsep, ragam, dan rancangan evaluasi. Sehingga, pembaca mampu mengetahui apa itu evaluasi program diklat, macam-macam evaluasi, serta mampu menerapkan rancangan evaluasi tersebut. Metode penyusunan makalah yang kami lakukan menggunakan metode diskusi. Yaitu dalam penyusunan makalah ini kami mendapatkan data dari berbagai sumber yang kemudian kami diskusikan bersama kelompok, sehingga kami dapat menyimpulkannya dalam bentuk makalah. 1. Konsep Evaluasi Evaluasi adalah suatu proses mencari data atau informasi tentang objek atau subjek yang dilaksanakan untuk tujuan pengambilan keputusan terhadap objek atau subjek (Sudjana, 2006:40). Kegiatan evaluasi merupakan salah satu tahapan dalam proses manajemen diklat. Purwanto dan Suparman (1999), evaluasi merupakan salah satu mata rantai dalam sistem diklat yang bisa dilaksanakan dari awal proses perencanaan, proses pelaksanaan, pada akhir penyelenggaraan diklat sampai dengan setelah peserta diklat itu berada di tempat kerja. Sebagai suatu tahapan dalam pengelolaan program diklat, peran evaluasi amat menetukan karena evaluasi menjadi alat bagi pemimpin organisasi untuk mengetahui apakah diklat itu sudah mencapai tujuan atau belum. Dalam konteks evaluasi program diklat, fokus evaluasi dapat diarahkan untuk menilai dua hal yaitu: 1) evaluasi penyelenggaraan diklat, dan 2) evaluasi dampak atau manfaat diklat. Jenis evaluasi dampak diklat ini dikenal dengan evaluasi pasca diklat (Holton & Baldwin, 2000). Fase evaluasi dilakukan untuk perbaikan sistem yang lebih baik lagi dengan cara mengolah data yang sudah didapat dari tahapan yang dilakukan. Evaluasi pelatihan dilakukan dengan tujuan : A. Sikap peserta pelatihan terhadap kegiatan pelatihan keseluruhan B. Peningkatan kompetensi dalam diri peserta pelatihan C. Keuntungan yang dirasakan oleh tempat pelatihan Keberhasilan suatu program diklat tidak hanya berdasarkan dan berhenti pada aktivitas perencanaan yang telah menetapkan target dan capaian serta tujuan tertentu, dan sudah dilaksanakannya program diklat tersebut. Namun, perlu upaya-upaya lanjutan berupa kajian dan evaluasi agar pada masa yang akan datang kualitas penyelenggaraan suatu pendidikan dan pelatihan akan dapat dilaksanakan dengan lebih baik. Produk suatu proses pendidikan dan pelatihan adalah berupa output atau alumni 1
Artikel Penelitian Evaluasi Program
Abstrak Evaluasi program berfungsi sebagai pembantu, pengontrol pelaksanaan program agar dapat diketahui tindak lanjut dari pelaksanaan program tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan kualitas pelaksanaan kurikulum KTSP ditinjau dari konteks, (2) mendeskripsikan kualitas pelaksanaan kurikulum KTSP ditinjau dari input, (3) mendeskripsikan kualitas pelaksanaan kurikulum KTSP ditinjau dari proses, (4) mendeskripsikan kualitas pelaksanaan kurikulum KTSP ditinjau dari output, dan (5) mendeskripsikan kualitas pelaksanaan kurikulum KTSP ditinjau dari outcome. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Adapun desain yang digunakan dalam evaluasi program ini adalah desain model CIPP dalam evaluasi program rencana kegiatan sekolah. Subjek yang diteliti adalah kepala sekolah dan staf guru SDN 1 Banjar Tegal, SDN 2 Banjar Tegal dan SDN 3 Banjar Tegal. Variabel dalam penelitian ini, meliputi: konteks, input, proses, output, dan outcome. Metode pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini, yaitu kuesioner dan wawancara. Data yang terkumpul diolah menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan metode analisis statistik deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) tingkat kualitas pelaksanaan KTSP pada aspek konteks sekolah adalah 76,76% yang artinya berada pada tingkat sedang, (2) tingkat kualitas pelaksanaan KTSP pada aspek input sekolah adalah 73,33% yang artinya berada pada tingkat sedang, (3) tingkat kualitas pelaksanaan KTSP pada aspek proses sekolah adalah 72,50% yang artinya berada pada tingkat sedang, (4) tingkat kualitas pelaksanaan KTSP pada aspek output sekolah adalah 58,44% yang artinya berada pada tingkat rendah, dan (5) tingkat kualitas pelaksanaan KTSP pada aspek outcome sekolah adalah 60,63% yang artinya berada pada tingkat sedang. Dapat disimpulkan bahwa tingkat kualitas pelaksanaan KTSP pada keseluruhan aspek di SDN 1 Banjar Tegal, SDN 2 Banjar Tegal dan SDN 3 Banjar Tegal adalah 72,25% yang artinya berada pada tingkat sedang. Abstract Evaluation of the program functions as an auxiliary controller of program implementation in order to know the follow up of the implementation of the program. Therefore, this study aims to (1) describe the quality of the implementation of the curriculum KTSP in terms of context, (2) describe the quality of the implementation of the curriculum KTSP in terms of inputs, (3) describe the quality of the implementation of the curriculum KTSP in terms of process, (4) describe the quality of implementation KTSP curriculum in terms of output, and (5) describe the quality of the implementation of the curriculum KTSP in terms of outcome. This research is a
Evaluasi Program dan Tindak Lanjut
Evaluasi Program dan Tindak Lanjut adalah salah satu komponen manajemen program yang esensial dalam program bimbingan dan konseling. tanpa adanya Evaluasi Program dan Tindak Lanjut, maka akan sulit memperbaiki layanan bimbingan yang diselenggarakan konselor. hal ini pun sesuai dengan Pengertian, Fungsi dan Tujuan BK Perkembangan.
Pusbangjaknaker Working Papers, 2024
Program Desa Migran Produktif (Desmigratif) adalah inisiatif inovatif pemerintah Indonesia untuk meningkatkan perlindungan dan kesejahteraan Pekerja Migran Indonesia (PMI) serta keluarganya. Program ini dilaksanakan sejak 2016 dengan mengutamakan empat pilar: layanan migrasi desa, usaha produktif, community parenting, dan koperasi/BUMDes. Kajian ini bertujuan untuk mengevaluasi implementasi program dari 2016 hingga 2022 serta mengidentifikasi faktor pendukung, hambatan, dan kriteria keberlanjutan. Metode evaluasi menggunakan pendekatan kuantitatif melalui skala Likert dan kualitatif dengan analisis NVIVO. Data dikumpulkan melalui survei, wawancara, dan Focus Group Discussion (FGD) di 210 desa sampel dari 503 Desmigratif. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa Program Desmigratif telah memberikan dampak signifikan pada peningkatan kesejahteraan ekonomi, sosial, dan pendidikan bagi PMI dan keluarga mereka. Pilar layanan migrasi desa berhasil mengurangi keberangkatan PMI non-prosedural melalui edukasi intensif. Namun, tantangan masih ada, seperti kurangnya sistem pendataan terintegrasi. Pilar usaha produktif memberikan kontribusi besar terhadap pengembangan ekonomi lokal melalui diversifikasi usaha dan peningkatan kapasitas PMI purna. Keterbatasan akses modal dan pasar menjadi kendala utama yang harus diatasi. Pilar community parenting efektif dalam meningkatkan kesadaran pendidikan anak-anak PMI meskipun terkendala infrastruktur pendidikan dan partisipasi masyarakat yang rendah. Pilar koperasi/BUMDes membantu pengelolaan ekonomi lokal, meskipun rendahnya kapasitas manajemen dan partisipasi masyarakat masih menjadi tantangan. Faktor pendukung keberhasilan program meliputi komitmen pemerintah daerah, dukungan teknis berkelanjutan, keterlibatan komunitas, sinergi dengan sektor swasta, dan pengembangan sistem informasi terintegrasi. Di sisi lain, hambatan meliputi kurangnya koordinasi antar instansi, ketergantungan pada insentif petugas, dan keterbatasan anggaran operasional. Analisis terhadap pengalaman di desa-desa seperti Desa Kenanga dan Desa Gembongan Mekar menunjukkan pentingnya keberlanjutan anggaran, kolaborasi lintas sektor, dan penguatan kapasitas sumber daya manusia. Kajian ini memberikan beberapa rekomendasi untuk memperkuat program, termasuk pengembangan sistem informasi terintegrasi untuk mendukung monitoring dan evaluasi, diversifikasi sumber pendanaan melalui kolaborasi dengan sektor swasta, serta peningkatan pelatihan manajemen koperasi. Pelatihan berbasis teknologi dan pemanfaatan aplikasi digital juga direkomendasikan untuk meningkatkan efisiensi program. Keberhasilan program akan sangat bergantung pada penguatan koordinasi lintas kementerian dan lembaga, komitmen kepemimpinan desa, serta partisipasi aktif masyarakat. Dengan strategi yang lebih terintegrasi, program Desmigratif memiliki potensi untuk memberikan dampak yang lebih luas dan berkelanjutan bagi kesejahteraan PMI dan keluarganya.
Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang bertujuan. Tujuan tersebut dinyatakan dalam rumusan kemampuan atau perilaku yang diharapkan dimiliki siswa setelah menyelesaikan kegiatan belajar. Untuk dapat mengetahui tercapai tidaknya tujuan pengajaran serta kualitas proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan, perlu dilakukan suatu usaha penilaian atau evaluasi terhadap proses belajar dan hasil belajar siswa. Penilaian atau evaluasi pada dasarnya ialah proses memberikan pertimbangan atau nilai tentang sesuatu berdasarkan kriteria tertentu. 1 Dalam hubungan ini, kegunaan evaluasi ialah untuk mengetahui seberapa jauh siswa telah menguasai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, dan bagian-bagian mana dari program pembelajaran yang masih lemah dan perlu diperbaiki.
Ilmu Keperawatan didasarkan pada suatu teori yang sangat las. Proses keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam praktik keperawatan. Hal ini bisa disebut sebagai suatu pendekatan problem-solving yang memerlukan ilmu, teknik, dan ketrampilan interpersonal dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan klien/ keluarga. Proses keperawatan terdiri dari lima tahap yang sequensial dan berhubungan. Antara lain yaitu pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi (Iyer et al., 1996). Tahap tersebut berintegrasi terhadap fungsi intelektual problem-solving dalam mendefinisikan suatu tindakan perawatan. dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam menilai tindakan keperawatan yang telah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan.