PENGEMBANGAN MICROLEARNING UNTUK KONTEN DIGITAL PEMBELAJARAN DARING (original) (raw)
Related papers
PENINGKATAN KINERJA MELALUI TRAINING DI ERA DIGITAL
European Research Studies Journal (ERSJ)- ISSN :1108-2976, 2017
In Digital Era learning/training can be done any-where, any-time, and by any-one; training does not need classroom and teacher, it is mean more efficient. Many companies considered to organize training, so the purpose of this research is to determine the influence of training interventions toward the improvement of the work performance in the era of digitalization. The survey method used was correlation between the independent variable (X) training intervention and dependent variable (Y) employees’ performance. Regression analysis is used to determine the model of the relationship between the variable Y (employee performance) and X (intervention training), While the correlation analysis to determine whether the relations between the variable Y (employee performance) and X (training intervention). The target of population in this studies 357 employees in Ministry of Finance Tax Court Secretariat Indonesia and the total number of research sample sis 100 employees. Data are retrieved by using of non-instrument test (questionnaire) using the Likert scale. The results of the research are : (a) in era digitalization progress of training intervention still give positive influence and strong as an instrument to enhance employee performance, the correlation between training intervention and employee performance is 0,67; (b)training intervention ‘cannot be ignored’ as an instrument to increase employees working performance (c)increased employee performance can be predicted by intervention training by using simple regression model of Y= 1.5 + 0.6 X; (d) training contribute to the achievement of employee performance as much as 45 %, while the remaining 55 % of other factor. Keywords: training, intervention, performance.
ISOLASI DIGITAL : SISI GELAP PEMBELAJARAN DARING
SEMINAR SALING DIDIK (Sains, Lingkungan dan Pendidikan), 2020
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yang bertujuan untuk mengetahui persepsi mahasiswa terkait kendala selama pembelajaran daring yang berkaitan dengan isolasi digital. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner semi terbuka, dan wawancara. Informan dalam penelitian ini adalah mahasiswa pendidikan biologi Universitas Borneo Tarakan. Berdasarkan hasil pengelompokan permasalahan pembelajaran daring dibagi menjadi 4 masalah yang terkait isolasi digital: kompleksitas perkuliahan yang susah dikemas dalam pembelajaran daring, platform yang tidak familiar, jaringan internet, dan permasalahan gawai. Hasil yang didapatkan sebanyak 75,7% informan menjawab bukan permasalahan teknis yang menyebabkan pembelajaran daring menjadi hal yang merugikan. Namun, kompleksitas matakuliah yang tidak bisa dikemas dalam pembelajaran daring merupakan penyebab utama. Hal ini terjadi dari sisi dosen yang kurang maksimal dalam mengelola konten dalam sebuah media digital atau keterbatasan jam perkuliahan. Kata Kunci: Isolasi Digital, Pembelajaran Daring
MEMBANGUN JARINGAN DAN KOLABORASI USAHA MIKRO MELALUI LITERASI DIGITAL PADA KUBE KULINER ASAHAN
Abdul Karim Syahputra, 2023
In the era of globalization and rapidly developing information technology, Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) need to adopt digital literacy to improve business competitiveness and sustainability. Digital literacy is the ability to obtain, understand, and use digital information from a variety of sources. It includes the ability of an individual or organization to interact with digital and information technologies effectively. In the context of MSMEs, digital literacy involves skills in using business software, e-commerce platforms, social media, and other digital tools to expand markets, optimize business operations, and build fruitful collaborations. MSMEs face challenges such as limited access to a wider market, limited resources, and lack of strong collaborative networks. Therefore, digital literacy can be a potential strategy for MSMEs to compete and grow in the digital economy. Therefore, this activity will help MSMEs, especially KUBE Culinary Asahan, utilize digital literacy to build useful networks and collaborations. It is expected that the results of this activity will provide practical guidance for KUBE Culinary Asahan in using digital literacy for their business growth and success.
PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN MELALUI INTERVESI TRAINING DI ERA DIGITAL
European Research Studies Journal (ERSJ), ISSN : 1108-2976, 2017
In Digital Era learning/training can be done any-where, any-time, and by any-one; training does not need classroom and teacher, it is mean more efficient. Many companies considered to organize training, so the purpose of this research is to determine the influence of training interventions toward the improvement of the work performance in the era of digitalization. The survey method used was correlation between the independent variable (X) training intervention and dependent variable (Y) employees’ performance. Regression analysis is used to determine the model of the relationship between the variable Y (employee performance) and X (intervention training), While the correlation analysis to determine whether the relations between the variable Y (employee performance) and X (training intervention). The target of population in this studies 357 employees in Ministry of Finance Tax Court Secretariat Indonesia and the total number of research sample sis 100 employees. Data are retrieved by using of non-instrument test (questionnaire) using the Likert scale. The results of the research are : (a) in era digitalization progress of training intervention still give positive influence and strong as an instrument to enhance employee performance, the correlation between training intervention and employee performance is 0,67; (b)training intervention ‘cannot be ignored’ as an instrument to increase employees working performance (c)increased employee performance can be predicted by intervention training by using simple regression model of Y= 1.5 + 0.6 X; (d) training contribute to the achievement of employee performance as much as 45 %, while the remaining 55 % of other factor. Keywords: training, intervention, performance.
RANCANGAN PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SD
2024
Pengembangan media pembelajaran yang akan kami buat dan kami kembangkan di dasari oleh wawancara yang dilakukan di Sdn Banjarsari 01 Kabupaten Bogor Pada 1 Oktober 2024 dari wawancara tersebut kami menemukan masalah khususnya pembelajaran IPAS di sekolah tersebut dan belum adanya kesesuain media pembelajaran khususnya pada mata Pelajaran IPAS media yang ada di sekolah tersebut pun belum efektif dan sempurna pembelajaran IPAS khususnya pada tema ekosistem dan rantai makanan, sering kali siswa di sekolah dasar belum memahami mengenai rantai makanan dan menghadapi kesulitan memahami konsep abstrak ini terjadi karena siswa disekolah itu keterbatasan media pembelajaran yang mampu memvisualisasikan hubungan antarorganisme dalam ekosistem secara konkret. seperti contoh, mempelajari rantai makanan melibatkan interaksi yang meliputi produsen, konsumen, dan dekomposer. tanpa media yang menarik dan interaktif, siswa akan cenderung kehilangan minat dan bosan untuk belajar mengenai rantai makanan tersebut maka dari itu kami membuat dan merancang media pop- up book selain itu pop up book penting untuk di kembangkan sebagai media pembelajaran sebagai kebutuhan dan memiliki manfaat yang sangat besar bagi siswa siswi. Khususnya media ini dapat digunakan oleh siswa tunarunggu yang ada di sekolah dasar khusus nya di Sdn Banjarsari 01 manfaat pop up book ini yaitu Pop-up book membantu menyajikan konsep ekosistem dan rantai makanan dengan cara yang nyata dan mudah dipahami. Siswa dapat melihat hubungan antarorganisme secara langsung melalui gambar 3D yang interaktif. Siswa tunarunggu pun dapat melihatnya dan menggunakan media tersebus untuk meningkatkan Motivasi dan Minat Belajar. Desain pop-up yang menarik dan menyenangkan mampu menarik perhatian siswa, membuat mereka lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran Selain itu kami memilih media digital untuk media digital mata pelajaran IPAS mengenai tema ekosistem rantai makanan media digital yang dipilih adalah Kahoot adalah permainan sederhana namun menyenangkan yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan pembelajaran dan pelatihan sebagai media penilaian atau sekadar menikmati proses pembelajaran Kahoot dapat diterapkan pada semua mata pelajaran, termasuk pembelajaran IPAS karena Kahoot ini dirancang untuk berlatih mengenai materi yang di pelajari agar pembelajaran interaktif, dan menyenangkan terutama untuk topik seperti rantai makanan dalam mata pelajaran IPAS kahoot ini dapat membantu siswa untuk mengigat dan memahami lebih dalam mengenai materi yang di ajarkan tadi serta sebagai evaluasi sejauh mana pemahaman siswa terkait materi yang di ajarkan Game-Based learning seperti kahoot merupakan salah satu dari banyak cara untuk memungkinkan pengalaman belajar dan meningkatkan partisipasi siswa dalam berkolaborasi dalam kegiatan belajar kahoot pun bisa digunakan oleh siswa tunarunggu dengan memperjelas pertanyaan dan jawaban menggunakan gambar simbol penggunaan aplikasi Kahoot juga diharapkan dapat meningkatkan semangat dan motivasi siswa dalam pembelajaran dengan adanya media pembelajaran yang bervariasi pembelajaran akan lebih menarik dan mengurangi kebosanan pada siswa pengembangan media ini di harapkan dapat memberikan pengalaman belajar yang positif bagi siswa khususnya di SDN Banjarsari 01.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DARING
ALAT Laptop, Handphone, tablet dan lain lain SUMBER Buku guru dan siswa Modul, bahan ajar, internet, dan sumber lain yang relevan PENDAHULUAN Guru memberi salam dan mengajak peserta didik berdoa bersama (Religious) Guru mengecek kehadiran peserta didik (melalui Whattsapp group, Zoom, Google Classroom, Telegram atau media daring lainnya) Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran tentang topik yang akan diajarkan Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan langkah pembelajaran KEGIATAN INTI Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat, mengamati, membaca dan menuliskannya kembali. Mereka diberi tayangan dan bahan bacaan (melalui Whattsapp group, Zoom, Google Classroom, Telegram atau media daring lainnya) terkait materi Letak, luas dan iklim di Benua Asia dan Benua lainnya. (Literasi) Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang belum dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik. Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi Letak, luas dan iklim di Benua Asia dan Benua lainnya. (HOTS) Peserta didik diberi kesempatan untuk mendiskusikan, mengumpulkan informasi, mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi mengenai Letak, luas dan iklim di Benua Asia dan Benua lainnya.(Collecting information and Problem solving) Melalui Whattsapp group, Zoom, Google Classroom, Telegram atau media daring lainnya, Peserta didik mempresentasikan hasil kerjanya kemudian ditanggapi peserta didik yang lainnya (Communication) Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait Letak, luas dan iklim di Benua Asia dan Benua lainnya, Peserta didik kemudian diberi kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami (Creativity) PENUTUP Guru bersama peserta didik merefleksikan pengalaman belajar Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya dan berdoa C, PENILAIAN (ASESMEN) Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu dari pengamatan sikap, tes pengetahuan (berupa tes tulis) dan presentasi unjuk kerja/hasil karya atau projek dengan rubrik penilain sebagai nilai ketrampilan.