PARTISIPASI GENERASI MILENIAL TERHADAP DEMOKRASI DALAM PEMILU (original) (raw)
Related papers
GENERASI MILENIEL DAN PARTISIPASI POLITIK TAHUN 2024
Age Z in Indonesia is the main Computerized Local to be available in Indonesia and will promptly move the millennial age in different ways. The enormous number of populace and qualities that are unique in relation to past ages make this gathering become a worry of many gatherings. Different studies and exploration shows that there is an extraordinary excitement for support from this gathering in governmental issues, this gathering needs various media so participatory structures can be very much obliged, this is on the grounds that there is an enormous chance that the current offices will be different acknowledge by them in this gathering. Things that are imaginative and contain components of oddity are viewed as reasonable and viewed as ready to oblige political desires for age Z, which are probably going to be disliked in Indonesia or just known by this gathering, and this will be quite difficult for all political partners in this nation, given the potential which is perfect to ultimately benefit this country that comes from this age Z bunch.
GENERASI MILENIAL dan MODERASI BERAGAMA
Laella Nur Hidayah_052_Dr. Kurnia Muhajarah, M.S.I_Fakultas Dakwah&Komunikasi_ UIN Walisongo Semarango
Bahasa Indonesia (KBBI), moderasi diartikan dengan dua pengertian yaitu pengurangan kekerasan dan penghindaran keekstreman. Sedangkan menurut istilah dijelaskan bahwa moderasi adalah sebuah sikap yang menghendaki kemaslahatan dalam segala hal tidak hanya untuk kelompok tertentu saja, tetapi untuk seluruh umat manusia dengan cara mewujudkan keadilan secara bersama atau yang dikenal dengan istilah al maslahah al-'ammah. (Dalam, n.d.) Selain itu, moderasi juga diartikan sebagai keseimbangan dalam keyakinan, sikap, perilaku, tatanan, muamalah, dan moralitas. Ini berarti bila dikaitkan dalam beragama adalah cara beragama yang sangat moderat, tidak berlebihan dalam segala perkara, tidak berlebihan dalam agama, tidak ekstrim pada keyakinan, tidak angkuh atau lemah lebut dan lain-lain. Islam pada dasarnya adalah agama yang universal, tidak terkotak-kotak oleh label tertentu, hanya saja cara pemahaman terhadap agama islam itu yang kemudian menghasilkam terma yang disebut islam fundamental, islam liberal, islam progresif, islam moderat, dan masih banyak lagi. ,صباحی( n.d.)
MENINGKATKAN KESADARAN POLITIK DIKALANGAN GENERASI MILENIAL
Vivin widya , 2023
Fenomena generasi milenial merupakan topik yang banyak dibahas karena dianggap unik. Generasi ini tidak bisa lepas dari teknologi komunikasi dan informasi khususnya internet. Namun sering juga dianggap sebagai generasi yang paling tidak peduli dengan persoalan politik, diantaranya menjadi warga negara yang tidak ikut menggunakan hak pilih mereka dalam Pemilu. Padahal generasi milenial memiliki potensi karena jumlahnya besar serta sebagai penerus pemimpin bangsa sehingga partisipasi politik mereka sangat dibutuhkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan media digital dan partisipasi politik generasi melilenial. Politik mungkin sudah tak asing lagi di Indonesia. Polemik politik yang bermacammacam sering mejadi daya tarik tersendiri di masyarakat khususnya utuk para kaum muda Indonesia. Kaum milenial sering disebut pula sebagai cikal bakal penurus bangsa. Kaum muda sangat dibutuhkan bagi kemakmuran bangsa karena diharapkan para kaum muda ini mempunyai ide-ide yang kreatif untuk bisa merubah bangsa Indonesia menjadi lebih baik. Namun, sering kali juga kaum muda sekarang menjadi sasaran bagi pemain politik. Anak muda selalu diperebutkan politikus. Mendekati anak muda dengan segala cara, demi meraup suara para pemilih pemula. Cara pemikiran kaum muda yang belum matang dan terkesan masih labil sering dimanfaatkan. Terkadang pemikiran awam tentang politik oleh anak muda malah dijadikan point emas bagi mereka. Padahal kemuda bukan hanya sekedar tampilan, muda berarti juga kaya dengan berbagai terobosan. Apalagi anak muda yang notabeni berperan sebagai pemeran paradigma pembangunan bangsa yang senantiasa mengedepankan etika yang tercantum pada nilai-nilai luhur pancasila.Anak muda jangan hanya dianggap tambang suara belaka, tapi gunakanlah suara anak muda sebagai penyambung aspirasi demi pembangunan bangsa ini agar tetap dengan nilai – nilai yang terkandung dalam pancasila itu sendiri.
MEMULAI DEMOKRASI DARI POLA ASUH KELUARGA MILENIAL
Indonesia adalah negara hukum dan negara demokrasi. Hal ini ditunjukan dengan adanya aturan yang diterbitkan oleh pemerintah yang harus dipatuhi oleh setiap warga negara juga adanya kebebasan berpendapat dimuka umum. Namun sejak terjadinya pandemi Covid-19 menurut hasil penelitian Wasisto Raharjo Jati, Staf Peneliti di Pusat Penelitian Politik,
PERAN MAHASISWA DALAM MUSYAWARAH SEBAGAI WUJUD PARTISIPASI DEMOKRASI DI PERGURUAN TINGGI
Maria Florentina Sihite, Berchah Pitoewas, Abdul Halim, 2024
Demokrasi di perguruan tinggi memainkan peran krusial dalam menciptakan lingkungan akademik yang sehat dan kondusif. Artikel ini menganalisis peran mahasiswa dalam musyawarah sebagai bentuk partisipasi demokrasi di perguruan tinggi. Musyawarah, sebagai metode pengambilan keputusan, memungkinkan mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kolaborasi, dan kepemimpinan. Namun, tantangan seperti apatisme politik dan kurangnya pemahaman tentang mekanisme demokrasi sering kali menghambat partisipasi mahasiswa. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang lebih menarik dan edukasi mengenai peran mahasiswa dalam sistem demokrasi. Penelitian ini juga membahas pentingnya organisasi kemahasiswaan dan transparansi dalam proses musyawarah untuk mendorong keterlibatan aktif mahasiswa. Selain itu, melibatkan pihak luar seperti dosen dan alumni dapat memperkaya perspektif mahasiswa dalam pengambilan keputusan. Evaluasi berkala terhadap proses musyawarah juga diperlukan untuk memastikan relevansi dengan kebutuhan mahasiswa. Dengan demikian, mahasiswa dapat menerapkan nilai-nilai yang dipelajari melalui musyawarah dalam kehidupan sosial-politik masyarakat secara luas. Kata kunci: Demokrasi, Musyawarah, Partisipasi Mahasiswa, Organisasi Kemahasiswaan, Transparansi, Evaluasi.
PERSEPSI MILENIAL TERHADAP DEMOKRASI DAN KEBIJAKAN HUKUM
sabrina frida azzara, 2023
Hasil dari penelitian ini adalah mahasiswa yang tidak setuju dengan di sahkannya RUU KUHP. Pengaduan atas permasalahan Mahasiswa yang melakukan demonstrasi menolak RUU KUHP diterima oleh Ketua DPRD Kab. Asahan H. Baharuddin Harahap, S.H, M.H dengan diadakannya diskusi terbuka di depan Kantor DPRD Kab.Asahan dan DPRD Kab.Asahan akan mengirim surat atas penolakan dari mahasiswa Asahan disahkannya RUU KUHP kepada DPRD Provinsi Sumatera Utara.Demonstrsi yang terjadi dikarenakan komunikasi politik yang tidak terjalin dengan baik antara komunikan (masyarakat) dan komunikator (pemerintahan).DPRD Kab. Asahan memberikan saran sebaiknya mahasiswa dapat mengajukan surat pengaduan ke Kantor DPRD Kab.Asahan dan tidak melakukan demonstrasi.
DEMOKRASI BAGI KAUM MILENIAL DAN GEN Z
2023
Dinamika politik Kaum Milenial dan Generasi Z (Gen Z). Struktur demografi menunjukkan bahwa mereka tergolong populasi cukup besar. Kehadiran Kaum Milenial dan Gen Z dibarengi dengan berkembangnya teknologi informasi, sehingga dijuluki sebagai Digital Native. Aktif di berbagai platform digital dan kanal media social merupakan cerminan kehidupannya. Pembelajaran sosial didapatkan melalui kanal tersebut, menghasilkan ekspresi dan kritik terhadap dinamika politik. Masih bersikap apatis dan skeptis terhadap dunia politik. Persepsinya merupakan bagian dari opini publik yang transmisi ke media sosial (sebagai perwujudan ruang public). tujuannya adalah mendeskripsikan fenomena yang terjadi media sosial dan partisipasi politik kaum Milenial dan Gen Z. Adapun hasil pembahasannya pertama, menelisik perkembangan demokrasi melalui Indeks Demokrasi Indonesia yang mengalami penurunan dari tahun 2019 yang berdampak pada persoalan menurunnya kualitas demokrasi pada aspek hak politik dan kebebasan sipil. Kedua, problem media social dan demokratisasi ditandai melubernya informasi yang berpretensi tumbuhnya praktek hoaks yang menyasar kepada pengguna Milenial dan Gen Z dan berpotensi terpapar akibat disinformasi dan hoaks. Satu sisi, tidak adanya jaminan perlindungan dan penciptaan rasa aman dari pemerintah terhadap penggunaan media sosial. Ketiga Politik partisipatif yang egaliter menjadi harapan Kaum Milenial dan Gen Z, dapat menentukan atau punya sikap terhadap politik dan menolak menjadi bagian dari skenario kekuasaan politik atau dijadikan sebagai komoditas politik. Keempat, Kaum Milenial dan Gen Z memiliki nalar politik, tetapi bentuk peran sertanya berbeda-beda. Faktanya sebagian Kaum Milenial menjadi penggiat Pemilu dan berusaha merefleksikan pengalaman politiknya dan melakukan moderasi partisipasi pengawasan, termasuk mengambil peran mengurangi resiko dan potensi kecurangan dan kelima, kemampuan literasi politik dimiliki setiap warga khususnya Kaum Milenial dan Gen Z dapat membangun kultur dan diskursus politik yang sehat agar terciptanya sistem politik yang bermartabat.
REAKTUALISASI PANCASILA PADA GENERASI MILENIAL
ABSTRAK Teknologi adalah salah satu sarana penting di era modernisasi. Segala aspek dalam kehidupan manusia tidak lepas dari adanya teknologi, termasuk dalam perkembangan generasi-generasinya. Generasi milenial adalah generasi yang tidak dapat terlepas dari gadget dan teknologi. Oleh karena itu sebagai generasi milenial, remaja dituntut aktif di dunia media sosial. Tidak dapat dipungkiri bahwa media sosial merupakan media pertukaran informasi dengan cepat dan murah, oleh karenanya media sosial menjadi pion penting sarana informasi untuk generasi milenial. Pesatnya kemajuan teknologi media sosial memudahkan masuknya berbagai macam pengaruh luar, termasuk sistem nilai dan gaya hidup yang notabene seringkali bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Sedangkan derasnya informasi yang masuk tidak berbanding lurus dengan tameng yang telah dibangun. Jika hal tersebut dibiarkan, besar kemungkinan nilai-nilai Pancasila akan tergilas habis oleh segala macam budaya global yang datang. Oleh karena itu, penting untuk melakukan reaktualisasi nilai-nilai luhur Pancasila, utamanya untuk generasi milenial.
PENTINGNYA MODERASI BERAGAMA BAGI GENERASI MILENIAL
Sebagai generasi milenial tentunya penting untuk memahami pentingya moderasi beragama bagi kehidupan sehari-hari. Karena moderasi beragama harus dijadikan sebagai sarana mewujudkan kemaslahatan kehidupan beragama dan berbangsa yang rukun,harmonis,dan damai. Namun tidak hanya itu, memberikan pemahaman terhadap generasi milenial tentang nilai moderasi beragama untuk menghadapi keragaman yang ada begitu banyak di Indonesia, dan apabila generasi milenial memahami betapa pentingnya moderasi beragama, maka persatuan dan kesatuan dalam beragama dan berbangsa akan terjaga dengan baik hingga seterusnya. Dan tidak akan khawatir karena para generasi milenial sudah paham akan moderasi beragama.