Krisisnya Literasi Manusia Modern dalam Menghadapi Era Disrupsi Digital dan Post Truth (original) (raw)

Literasi Digital dalam Era Disrupsi

2019

Pada dua tahun terakhir, istilah disrupsi sering dibicarakan dalam forum akademis di Indonesia. Kata tersebut digunakan untuk mengambarkan perubahan kebiasaan bermedia masyarakat hingga memberi pengaruh dalam pilihan politik individu maupun kelompok. Seringkali dibicarakan dalam konotasi yang negatif. Lantas apa sesungguhnya yang disebut disrupsi?

Masyarakat Pasca-Literasi sebagai Fenomena Baru Revolusi Digital

2020

Perkembangan peradaban bisa diamati dalam konteks bagaimana individu ataupun masyarakat berinteraksi dengan informasi dalam segala bentuk relasi dan media. Dalam hal ini, peradaban manusia meniti proses bertahap dari tradisi kelisanan, dilanjutkan penemuan dan penggunaan aksara secara terbatas, hingga kemudian pembentukan budaya literasi sebagai indikator perkembangan pengetahuan objektif. Kontras dengan masyarakat kelisanan yang cenderung subjektif, naratif, memiliki penokohan yang kuat, pengetahuan bersifat personal, utuh, dan berbasis ingatan, berpola pikir kontekstual dan situational, serta berinteraksi secara lebih spontan dan intim, masyarakat literasi lebih objektif, kritislogis, tekstual, terpartisi, individualis, serta berinteraksi dengan lebih formal sekaligus pragmatis. Perubahan signifikan dari masyarakat kelisanan menuju masyarakat literasi ini justru yang memungkinkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara lebih pesat. Sayangnya, perkembangan teknologi menc...

Dampak Literasi di Era Digital

Era digital yang berkembang saat ini diharapkan dapat memudahkan manusia dalam mengakses berbagai hal termasuk dalam dunia literasi. Kegiatan literasi memiliki berbagai manfaat bagi kehidupan manusia. Di samping kemudahan akses literasi, kenyataannya teknologi juga memberikan dampak negatif terhadapnya sehingga fenomena literasi menjadi isu yang penting untuk dikaji. Artikel ini menggunakan metode penelitian studi literatur (literature study). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak teknologi terhadap literasi bagi individu. Adapun hasil dari penelitian ini adalah teknologi memiliki dampak positif dan negatif yang cukup berarti bagi seseorang dalam hal literasi. Teknologi memberikan kemudahan dalam mengakses literatur, namun di samping itu teknologi juga berdampak pada minat baca yang menurun serta memberikan pengaruh negatif terhadap kognitif individu ketika membaca literatur digital.

Literasi Digital Dan Etika Media Sosial DI Era Post-Truth

Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi

This research is an attempt to explain the post-truth phenomenon in the WhatsApp group. This research, therefore uses online etnography or netnography, it found that the widespread post-truth in the WhatsApp group marked by the spread of hoax is not mere caused by a lack of digital literacy, but rather an ethics. The fact that conversation groups are able to analyze, and evaluate political messages, but uncritical when dealing with political messages that support their political choices (candidates). As a result, they tend to believe on what they might think as thruth, even with no clarifying wheather it’s true or false. In such case, they even deliberately and consistently to share any information even though other group providing correction for many times. This research, therefore suggests that digital literacy must be integrated with communication ethics. In regard with digital literacy, indeed it’s very necessary to enhance the critical capabilities of digital media users, while...

Pentingnya Literasi Digital Bagi Kaum Milineal

Sovi Mahalaxmi Dewi, 2023

Pembelajaran literasi digital yang baik mempunyai sebagian ketentuan serta penanda yang berarti wajib dipadati untuk mewujudkannya bagi generasi milenial yang mahir menerapkan literasi digital dan mampu menghindari dampak negatif yang ditimbulkan oleh teknologi saat ini. Literasi digital ini berperan sangat penting bagi Generasi Y dalam kehidupannya, mulai dari mencari informasi di media, hingga memecahkan berbagai permasalahan baik itu bekerja maupun belajar melalui sistem digital. Namun para milenial harus memperhatikan bagaimana mereka menggunakan media digital dan mampu bersaing dengan generasi Z saat ini. Kaum Milenial harus lebih selektif, agar kita sebagai masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang berpikir kritis dan bijak dalam menggunakan media digital.

LITERASI KRITIS BERBASIS ESQ POWER: Menyoal Kaum Milenial di Era Digital

Zahir Publishing , 2023

Tampaknya kini, kemerdekaan universal yang tersenandung dalam diri anak manusia telah terpelanting ke dalam gelombang dahsyat mesin-mesin raksasa cybersociety dan cyberspace serta cyber digitalisasi. Menurut Sihitoang (2018) bahwa hanya orang yang mampu memilah informasi di antara aneka virus informasi yang menggelegar di tengah masyarakat kontemporer, yang mampu bertahan hidup. Sementara mereka yang tidak cerdas selektif berkomunikasi dan enggan melakukan filterisasi informasi, sudah pasti akan terhempas oleh gelombang digitalisasi. Hanya dengan kesadaran telaah kritis reflektif dan kecerdasan inteleksi (Intelektual Spritual) yang bisa membuat kaum milenial mampu mempertahankan eksistensinya di tengah simulasi post truth dengan berbagai ketimpangan sosialnya. Strategi literasi sebagai upaya penyelamatan kaum milenial beserta penghuni masyarakat kontemporer, harus didasarkan dengan paradigma literasi kritis berbasis IESQ Power. Pasalnya, proses penyelenggaraan literasi kritis berbasis kapitalis yang selama ini berlangsung, adalah tidak hanya berimplikasi sosial pada konteks demoralisasi, dehumanisasi dan vandalisme. Akan tetapi, juga belum mampu membuahkan ESQ Power dimaksud Ary Ginanjar Agustian, multiple intelligences dimaksud Gardner dan great people dalam bayangan Utoyo. Ketika artificial intellegence serta aneka bentuk cybercrime, cyber bullying dan cyber pornoisme sebagai potret hipersimulacrum dan hiperrealitas dibiarkan terus mengapung, maka menurut Alvin Toffler bahwa manusia kontemporer akan terjebak dalam ruang information overload dan bahkan bisa jadi lebih parah dari kondisi itu. Sedangkan Yuval Noah Harari menandaskan bahwa manusia sedang menuju kehancurannya dan manusia sendirilah yang menjadi sumber kehancuran dirinya dan sekaligus menjadi sumber petaka bagi makhluk hidup lainnya.

BERPIKIR KRITIS TERHADAP BUDAYA POST-TRUTH DI ERA DIGITAL

BERPIKIR KRITIS TERHADAP BUDAYA POST-TRUTH DI ERA DIGITAL, 2023

Era digital ini, media sosial memiliki peran yang semakin besar dalam mempengaruhi opini. Media sosial memungkinkan masyarakat untuk berinteraksi, berbagi informasi, dan membentuk opini-opini publik yang kuat. Sayangnya, di media sosial bukan hanya informasi yang benar tetapi banyak pula informasi sesat atau hoax yang beredar di berbagai media platform. Untuk menghindari kesalahan informasi, masyarakat perlu berpikir kritis dan mempertanyakan segala hal agar tidak termakan berita bohong atau hoax. Berita hoax bila dibiarkan dan diyakini atau dipercayai banyak orang akan menjadikannya post-truth. Posttruth saat ini marak terjadi dan cukup sulit diidentifikasi, oleh karena itu, artikel ini membahas bagaimana bentuk implementasi dari post-truth, pentingnya berpikir kritis hingga bahaya post-truth tanpa berpikir kritis.

Krisis Karisma Kiai di Tengah Modernitas

Jurnal Pendidikan Islam, 2020

Dalam struktur hierarki masyarakat tradisional, dahulu kiai dianggap sebagai pemilik elit sosial dan keagamaan, karenanya ia memegang peran sentral dalam masyarakat. Namun, dengan adanya modernitas yang bersifat dinamis, progresif dan transparan setidaknya telah merubah orientasi ketokohan kiai dalam masyarakat. Kiai tidak dianggap lagi sebagai agen sentral-tunggal dalam perubahan sosial masyarakat dan negara, karena sifat modernitas yang melahirkan faktor-faktor yang menyebabkan memudarnya karisma kiai, seperti: munculnya generasi muda santri yang memang berkarakter modern dan meningkatnya jumlah kelas muslim yang terdidik, munculnya intelektual muda yang kebanyakan kemampuannya melebihi sosok kemampuan karisma kiai di zaman dahulu. Fungsi karisma kiai menjadi kurang dan terbatas sehingga menggusur sosok karismatik yang dahulu begitu dihormati oleh masyarakat karena keteladanannya.