Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Margin Pemasaran Ternak Sapi Potong DI Kabupaten Kupang (original) (raw)

Analisis Indeks Koneksi Pasar dan Distribusi Margin Pada Lembaga-Lembaga Pemasaran Ternak Sapi Potong di Kabupaten Kupang Nusa Tenggara Timur Indonesia

AGRIMOR, 2020

Kegiatan lembaga perantara yang terlibat dalam pemasaran ternak sapi di Kabupaten Kupang-NTT antara lain: pembelian, pengangkutan, sortasi, standarisasi dan grading, dan sebagainya. Penelitian ini dilakukan dengan metode survai. Hasil penelitian ini : IMC antara harga ternak sapi potong di tingkat peternak dan pedagang perantara 1.0040; antara petani dan pedagang antara pulau 1.0048; antara pedagang perantara dan pedagang antar pulau 1.0714. Berarti dalam jangka pendek harga ternak sapi potong di ketiga pasar belum teritegrasi secara sempurna. Farmer’s share sudah berlangsung cukup adil, meskipun pada berbagai tingkatan pasar ternak sapi di wilayah ini belum terintegrasi secara sempurna. Rata-rata farmer’s share di wilayah penelitian adalah 75,95%. Margin pemasaran adalah 62,17%; profit margin sebesar 66.71%. Profit margin terbesar diterima pedagang perantara adalah 60.70%, pedagang antar pulau adalah 29.30%. Distribusi margin pemasaran di antara pedagang perantara dan pedagang anta...

Pemahaman Manajemen Peternak dalam Meningkatkan Produktivitas Usaha Ternak Sapi Potong di Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur

2021

Suatu penelitian telah dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan memahami interaksi kompleks antar berbagai pemangku kepentingan serta faktor-faktor pengungkit dalam meningkatkan produktivitas sapi potong di Kabupaten Kupang. Pengambilan contoh dilakukan secara bertahap. Tahap pertama penentuan empat kecamatan contoh secara purposif, tahap kedua penentuan 40 peternak dan 10 orang pedagang secara snow ball sampling dan 6 orang pejabat pemerintah dengan pendekatan wawancara. Banyaknya informan kunci tergantung pada kejenuhan informasi yang diperoleh. Perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ventana Simulation ( Vensim) PLE . Perangkat lunak tersebut digunakan membuat diagram sebab akibat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi dalam usaha ternak sapi potong dapat dikatakan bahwa interaksi antar pelaku aktual usaha sapi potong di wilayah Kabupaten Kupang hanya sebatas pengadaan ternak atau jual beli ternak antar pelaku kepentingan dalam hal ini tidak terd...

Analisis Profitabilitas Usaha Ternak Sapi Potong DI Kecamatan Amarasi Kabupaten Kupang

JURNAL NUKLEUS PETERNAKAN, 2015

Tujuan penelitian ini adalah : 1) mengidentifikasi dan menganalisis tingkat profitabilitas dari usaha ternak sapi potong di Kecamatan Amarasi Kabupaten Kupang, dan 2) mengetahui dan menganalisis efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi pada usaha ternak sapi potong di Kecamatan Amarasi Kabupaten Kupang. Pengambilan contoh dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama penentuan Desa Contoh yang dilakukan secara purposif sebanyak lima desa dengan pertimbangan bahwa memiliki populasi ternak sapi terbanyak. Tahap kedua adalah menentukan 60 peternak secara acak sederhana dari desa-desa terpilih. Data dianalisis dengan menggunakan analisis input output, analisis profitabilitas yang dicerminkan oleh nilai Gros Profit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM), dan Operating Profit Margin (OPM) dan analisis korelasiregresi. Efisiensi teknis penggunaan faktor-faktor produksi pada usaha ternak sapi potong dapat dilihat dari ∑bi yang diperoleh sedangkan efisiensi ekonomis dapat diukur dengan melihat ratio nilai produk marginal dan biaya faktor marginal. Seluruh data dianalisis dengan menggunakan Program Microsoft Office Excel 2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha ternak sapi potong mampu menghasilkan laba sebesar Rp. 12,823,688/tahun. Profitabilitas usaha ini ditunjukkan oleh GPM = 94,07 %; NPM = 79,96%; dan OPM = 94,07%. Hasil analisis regresi diperoleh persamaan regresi: Y= 11,20X 1 2,22 X 2 1,29 X 3-2,83 X 4 0,07 (R 2 = 0,70). Faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan pada usaha ternak sapi potong adalah jumlah kepemilikan ternak, biaya pakan, biaya kesehatan dan biaya tali pengikat. Secara teknis dan ekonomis penggunaan faktor faktor produksi pada usaha ternak sapi potong di Kecamatan Amarasi Kabupaten Kupang berada pada daerah efisien terlihat dari ∑bi > 1 (∑bi = 0,75) dan nilai NPM XI/ P XI <1 (NPM XI //P XI = 9,154). Oleh karena itu perlu dilakukan reorganisasi usaha untuk mencapai efisiensi dimaksud.

Jumlah Ternak Sapi Potong yang Dijual dan Biaya Pakan Memengaruhi Pendapatan Tunai Peternak di Kawasan Amfuang Kabupaten Kupang

Jurnal Veteriner, 2022

A study was conducted in the Amfoang Region, Kupang Regency with the aim of knowing the amount of cash income and the factors that influence the cash income of beef cattle farmers with different maintenance systems in the Amfoang Region, Kupang Regency. Sampling is done in stages. The first and second stages, namely the determination of two sub-districts and four sample villages, were carried out purposively with the consideration that the two sub-districts and four villages had the largest and smallest beef cattle populations and represented the highlands and lowlands in the Amfoang area. The third stage is the determination of 40 non-proportional random sample farmers in each rearing system. The analytical method used is multiple linear regression. The results showed that cash income in the tie system is 61,93% higher than in the loose grazing system. In the tie system, the cash income obtained by farmers is Rp11.646.824,95 or Rp8.088.072,88 per unit of livestock. In the loose grazing system,cash income is Rp7.157.250 or Rp5.818.902,44 per unit of livestock. Factors which has a real relationship to cash income of beef cattle business both in the tie system and in the loose grazing system, namely the number of cattle sold and the cost of feed. The factor that has the most significant effect on cash income in both the tie system and the loose system is the number of cattle sold. Therefore, to increase the cash income of farmers, the number of livestock sold must be increased.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha Ternak Sapi potong di Kecamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya

Jurnal Peternakan Indonesia (Indonesian Journal of Animal Science), 2018

Keberhasilan usaha ternak sapi potong bergantung pada tiga unsur yaitu bibit, pakan, dan manajemen atau pengelolaan. Tujuan Penelitian adalah untuk menghitung pendapatan usaha ternak sapi potong dan menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usaha ternak sapi potong di Kecamatan Sitiung Kabupaten Dharmasraya. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 43 orang peternak sapi potong. Variabel yang diukur adalah pendapataan usaha ternak sapi potong dan faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usaha ternak sapi potong di Kecamatan Sitiung Kabupaten Dharmasraya. Data dianalisis dengan menggunakan metode analisis pendapatan dan teknik ekonometri dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan pendapatan peternak dari usaha ternak sapi di Kecamatan Sitiung selama satu tahun adalah sebesar Rp. 8.579.213,-dengan rata-rata kepemilikan ternak 4,3 ekor. Variabel yang berpengaruh nyata terhadap pendapatan usaha ternak sapi potong adalah variabel biaya usaha ternak sapi potong, jumlah ternak yang dipelihara, dan sistem pemeliharaan sapi. Sementara variable pengalaman beternak dan lamanya pendidikan peternak tidak berpengaruh nyata.

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Peternak Rakyat Sapi Potong DI Kecamatan Lampasio Kabupaten Tolitoli Provinsi Sulawesi Tengah

JSEP (Journal of Social and Agricultural Economics), 2020

This research aims to determine the factors affected the income of farmer in business of beef cattle in Lampasio district, Tolitoli regency. This research applied purposive sampling technique in choosing sample. There were 36 selected sampless as respondents of three districts: Sibea, Lampasio, and Tinading. The observed variables were the characteristics of respondents’ income such as breeders’ age. Level of education, number of family, and farming experinence. The multiple regression was employed to find out the significant effect of the farmer income. The result showed that farmer age is old with low education level, with more than 7 years experience. The coefficient value of R by 0,131which means that observed variables was 13,1% whereas the value of unobserved variables in this research was 86,9%. Eventhough there is no significant variable effect to farmer income, the education effects positvively to farmer income. Keywords: income, beef cattle, multiple regression

Pengaruh Kredit Program DMAM Terhadap Efisiensi Teknis Usaha Ternak Sapi Potong di Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur

JURNAL AGRIBISAINS, 2019

Desa Mandiri Anggur Merah (Anggaran untuk Rakyat Menuju Sejahtera), yang biasa di singgkat dengan DMAM merupakat kredit program yang berasal dari Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Kredit Program DMAM ini telah berjalan sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2018 dengan tujuan sebagai stimulan yang diperuntukan bagi kegiatan usaha produktif. Sehingga penilitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh Kredit Program DMAM terhadap efisiensi teknis usaha ternak sapi potong di Kabupaten Kupang. Penelitian ini menggunakan data primer yang diambil pada 2 Kecamatan penerima Kredit Program DMAM yang masing-masing terdiri dari 2 desan dan 3 desa yaitu Desa Oesusu dan Desa Tuapanaf yang terletak di Kecamatan Takari dan Desa Pukdale, Desa Oesao dan Desa Manusak yang teretak di Kecamatan Kupang Timur dengan jumlah sampel yang diambil sebanyak 91 responden. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan fungsi produksi Stochastic Frontier. Hasil analisis menunjukan bahwa terda...

Pemasaran Ternak Sapi Potong DI Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan

Buletin Peternakan, 2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi saluran pemasaran, menghitung margin pemasaran, berat taksir dan berat timbang ternak, gross margin peternak, pedagang desa, pedagang besar dan jagal serta menentukan kebijakan strategi pemasaran. Lokasi penelitian dipilih secara purposive sampling di tiga Kecamatan yaitu Lempuing, Lempuing Jaya dan Mesuji Raya, Kabupaten Ogan Komering Ilir. Penelitian dilaksanakan bulan Juli sampai dengan Agustus 2011. Responden adalah peternak sebanyak 60 orang, pedagang desa 15 orang, pedagang besar dan jagal masingmasing 5 orang. Obyek penimbangan adalah ternak sapi yang dijual di tingkat peternak, pedagang desa, pedagang besar masing-masing 60 ekor (30 jantan dan 30 betina) dan jagal 30 ekor jantan. Metode yang digunakan adalah survei dengan pengamatan langsung dan wawancara kepada responden. Analisis deskriptif untuk margin pemasaran dan analisis kuantitatif untuk membandingkan berat taksir dengan berat timbang ternak dengan uji t. Selanjutnya membandingkan gross margin peternak, pedagang desa, pedagang besar dan jagal menggunakan one way ANOVA yang dilanjutkan dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian diperoleh ada 3 saluran pemasaran, saluran I dari peternak ke jagal melalui 2 pedagang yaitu pedagang desa dan pedagang besar, saluran II dari peternak ke jagal melalui 1 pedagang yaitu pedagang desa dan saluran III dari peternak langsung ke jagal. Margin pemasaran saluran I Rp2.562.835,00/ekor, saluran II Rp930.979,00/ekor dan saluran III Rp0,00/ekor. Tidak ada perbedaan nyata antara berat taksir sapi yang dipasarkan dan berat timbang. Terdapat perbedaan gross margin yang nyata (P<0,05) antara peternak (Rp873.833,00 a /ekor) dengan pedagang desa (Rp1.783.213,00 b /ekor) dan jagal (Rp3.256.898,00 c /ekor), sedangkan dengan pedagang besar (Rp326.736,00 a /ekor) tidak berbeda. Kebijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan gross margin peternak melalui kebijakan saluran pemasaran yaitu memilih saluran yang paling menguntungkan peternak, kebijakan harga yaitu menentukan standar harga jual ternak dan kebijakan gross margin yaitu memberikan harga input dan output yang menguntungan peternak.