Kerukunan Umat Beragama di Kota Kediri Tahun 2022 (original) (raw)
Related papers
Realita : Jurnal Penelitian dan Kebudayaan Islam
The population of Kediri, especially the City of Kediri, is Muslim. Meanwhile, Christians, Catholics, Hindus, Buddhists, Confucians, and Adherents of faith developed quite significantly. This can be seen from the number of adherents, places of worship, and their activity in interfaith organizations. Therefore, to anticipate the spread of SARA issues and the threat of national disintegration, the government then formed FKUB (Forum for Religious Harmony). FKUB Kediri City was formed since 2000 which consists of 6 elements of religion, namely; Islam, Hinduism, Catholicism, Christianity, Buddhism, Confucianism. This study aims to: (1) determine the role of the Inter-religious Harmony Forum (FKUB) in the City of Kediri; and (2) knowing the role of the Inter-Religious Harmony Forum (FKUB) in efforts to overcome the emergence of socio-religious conflicts in Kediri City. Based on the calculation of the sampling technique, the number of research samples was 150 respondents. Data analysis tec...
Kerukunan Antar Umat Beragama Sebagai City Branding Harmoni Kediri the Service City
Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, 2018
Indonesia merupakan negara yang memiliki keberagamandari berbagai unsur didalamnya, mulai dari suku, agama, ras, golongan, dan budaya. Tidak mudah untuk menjaga keberagaman tersebut agar tidak mudah menimbulkan gesekan yang bisa menyebabkan perpecahan. Agama, menjadi salah satu hal yang cukup sensitif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kerukunan antarumat beragama merupakan bagian dari kerukunan nasional yang harus dijaga dan dirawat demi kesatuan, persatuan, dan kedaulatan negara. Kenanekaragaman yang dimiliki Bangsa Indonesia bisa menimbulkan konflik, baik konflik horizontal maupun konflik vertikal yang setiap saat bisa muncul dari dalam dan luar negeri. Dewasa ini marak berita mengenai konflik dengan latar agama. Adanya berita yang
Kerukunan Umat Beragama DI Kota Surakarta
2017
Tulisan ini membahas seputar hubungan antara masjid dan gereja yang berdekatan letaknya dalam mewujudkan kerukunan antarumat beragama di Kota Surakarta, dan untuk menemukan faktor-faktor pendukung dan penghambatnya. Sasaran penelitian ini adalah pengurus tempat ibadah, tokoh agama, tokoh masyarakat, serta pengurus kampung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Dengan pendekatan ini, artikel ini mendeskripsikan sebuah fenomena secara menyeluruh, mendalam, dan analitis mengenai konsep kerukunan yang telah lama dibangun oleh masyarakat pada kedua tempat ibadah tersebut. Studi ini menemukan, bahwa pengelolaan Masjid Al Furqon dan Gereja Bethel Injil Sepenuh Nafiri Sion Karangturi, Kota Surakarta menggunakan pendekatan interaksi sosial asosiatif, sehingga dapat terbangun kerukunan.Kata Kunci: Kerukunan, Muslim, Kristen, rumah ibadah
Kerukunan beragama di tengah keanekaragaman budaya merupakan aset dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Dalam perjalanan sejarah bangsa, Pancasila telah teruji sebagai alternatif yang paling tepat untuk mempersatukan masyarakat Indonesia yang sangat majemuk di bawah suatu tatanan yang inklusif dan demokratis. Sayangnya wacana mengenai Pancasila seolah lenyap seiring dengan berlangsungnya reformasi.
Legitimasi Kekuasaan Elit Agama DI Kediri
RELIGI JURNAL STUDI AGAMA-AGAMA
The role of religious elites (read: religious leaders) in the City of Kediri cannot be separated from its influence as a bearer of religious teachings. Religion as an institution that teaches values requires humans to bring it so that it can be conveyed to all humans. The role of religious leaders is dialectical with the needs of society. Although on the one hand he teaches religion, which has strict rules and restrictions, but in practice, these elites must be able to read the socio-cultural dynamics that exist in society, so that religion and society can go hand in hand without having to negate one another. On the other hand, the community is either voluntary or forced to recognize the power possessed by religious elites, in addition to fulfilling spiritual needs that can only be obtained from the elites, as well as an effort to maintain the values agreed upon by the community.
2018
Vihara Avalokitesvara yang terdapat di dusun Candih desa Polagan Galis Pamekasan, merupakan tempat peribadatan Umat Budha dalam wajah penampilan cita-cita Pancasilais. Di komleks Vihara terdapat tempat ibadah Mushallah dan pura. Kerukunan tersebut terpancar ke masyarakat Candih. Penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Vihara Avalokitesvara di sebabkan oleh kerukunan umat agama dan membawa misi pancasilaisRumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana latar belakang berdirinya Vihara Avalokitesvara Pamekasamn Madura?, (2) Bagaiman bentuk kerukunan antara umat agama Budha dan agama Islam di Vihara Avalokitesvara?, (3) Apa wujud kerjasama Vihara Avalokitesvara di masyarakat Candih Polgan Galis Pamekasan Madura. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalam metode penilitian sejarah meliputi Heuristik, Kritik, Interpretasi dan histeriografi.Hasil penelitian menunjukan bahwa latar belakang berdirinya Vihara Avalokitesvara dengan ditemukannya tiga buah patung di...
Harmonisasi Kerukunan Antar Etnis dan Penganut Agama di Lasem
FIKRAH, 2016
Artikel ini membahas kerukunan antar etnis dan antar umat beragama di Lasem. Dalam sejarahnya, interaksi sosial yang terjadi antara masyarakat Lasem pribumi dengan etnis Cina, sejak abad 14 hingga abad 16. Harmoni dan toleransi itu senantiasa berjalan dengan baik. Kedatangan etnis Cina di Lasem melahirkan kebudayaan dan pluralitas dalam masyarakat. Pluralitas itu membentuk sebuah harmonisasi kerukunan dalam beragama dan bersosial. Harmoni dan toleransi masyarakat muslim Lasem juga dapat dilihat dari interaksi penduduk asli secara baik dengan para pendatang, baik yang beragama muslim maupun non muslim. Keharmonisan terjaga karena beberapa faktor diantaranya perkawinan silang, perasaan bersaudara antarwarga, hingga terbukannya ruang-ruang sosial. Perkawinan silang antarwarga lintas etnik yang terdiri dari orang Tionghoa, pribumi Jawa dan santri, terjadi sejak hadirnya orang Tionghoa di Lasem. Dari sini nampak jelas adanya harmonisasi antar entis dan umat beragama di Lasem sejak zaman jauh sebelum Indonesia merdeka hingga sekarang ini.
Dinamika Kerukunan Umat Beragama Dalam Kepemimpinan Kesultanan Yogyakarta
Jurnal Akademika, 2014
Yogyakarta merupakan salah satu provinsi yang mempunyai hubungan kuat dengan sistem kepemimpinan kerajaan lokal. Keberadaan Yogyakarta selalu dihubungkan dengan peran kharismatik dari dua raja lokal yaitu Sri Sultan Hamengkubuwono dan Sri Paduka Paku Alam. Sejarah menyebutkan bahwa kedua pemimpin lokal tersebut sangat memengaruhi kehidupan masyarakat Yogyakarta. Sebab itu, kepemimpinan keduanya sebagai raja daerah bukan saja menunjukkan kearifan lokal tetapi juga berpengaruh terhadap kepemimpinan dalam pemerintahan yaitu sebagai gubernur dan wakil gubernur. Selain itu, Keraton Yogyakarta mempunyai nilai-nilai sakral yang sangat kuat karena raja lokal itu dan menjadi pusat peradaban masyarakat Yogyakarta. Demikian juga, Yogyakarta mempunyai karakteristik tersendiri sebagai salah satu Daerah Istimewa di Indonesia. Karakteristik itu menunjukkan keistimewaan Yogyakarta dari sisi tradisi dan kepemimpinan lokal yang bersifat patron-klien. Regulasi keistimewaan Yogyakarta itu juga berpengaruh terhadap dinamika kehidupan beragama masyarakat Yogyakarta yang berbentuk penerimaan terhadap pluralitas.
Solidaritas Etnis Tionghoa DI Kota Kendari
ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya, 2020
Penelitian ini melihat bahwa solidaritas Etnis Tionghoa di Kota Kendari dilandasi beberapa unsur-unsur dan memiliki landasan pengintegrasian solidaritas. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk solidaritas pada Etnis Tionghoa di Kota Kendari dan mendeskripsikan identitas etnis yang dijadikan sebagai simbol pengelompokan sosial. Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini yaitu menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui penelitian lapangan (field research) yang meliputi wawancara, pengamatan dan dokumentasi. Bentuk-bentuk solidaritas yang terbangun pada Etnis Tionghoa di Kota Kendari tidak dilakukan secara perorangan, melainkan berkelompok dan kerjasama. Solidaritas yang terbangun pada Etnis Tionghoa hingga saat ini tidak terlepas dari peristiwa di masa lalu yang mengharuskan Etnis Tionghoa untuk solid dibawah tekanan pemerintah dan diskriminasi dari berbagai pihak masyarakat di masa lalu. Tekanan dan diskriminasi dari ber...