Strategi Pemecahan Masalah Open-Ended Siswa Berpikir Kreatif Matematis Tinggi (original) (raw)

Berpikir Kreatif Siswa dalam Memecahkan Masalah Open-Ended pada Materi Bangun Datar SMP

Jurnal Cendekia : Jurnal Pendidikan Matematika

Tujuan penelitian ini ialah mendeskripsikan berpikir kreatif dalam memecahkan masalah open-ended pada materi bangun datar. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif pada metode kualitatif. Penelitian dilaksanakn di MTsN 1 Kota Malang pada kelas VII-M, dengan menyaring siswa menjadi tiga yang mewakili ketiga aspek berpikir kreatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara tes masalah open-ended bangun datar dan wawancara. Hasil penelitian menjelaskan bahwa ketiga subyek dengan mampu menyelesaikan masalah open-ended bangun datar dengan baik dan berbagai kemampuan siswa dalam memenuhi aspek berpikir kreatif yaitu fluency, flexibility, dan novelty. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses berpikir kreatif siswa berbeda-beda. Subjek TBS, AFS, dan ABW pada aspek fluency dapat memecahkan masalah dengan menghasilkan jawaban yang benar dan tepat yaitu memecah bangun menjadi beberapa bangun datar untuk menentukan luas bangun yang dibentuk oleh Bima. Aspek flexibility TBS dan AFS ...

Eningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa melalui Pendekatan Open-ended

Gamatika, 2013

Penelitian ini bertujuan peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa melalui pembelajaran dengan pendekatan open-ended problem dalam proses pembelajaran. Subjek penelitian adalah siswa SMP Negeri 18 Pekanbaru. Penelitian ini berupaya memperbaiki pola pembelajaran yang biasa (konvensional) dengan menerapkan pendekatan open-ended problem melalui aktivitas pemecahan masalah, Suatu penelitian eksperimen dilakukan untuk melihat peningkatan pembelajaran matematika dengan pendekatan openended terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan berpikir kreatif siswa pada pembelajaran bidang segi empat setelah mereka diberikan perlakuan pembelajaran dengan pendekatan open-ended problem.

Berpikir Kreatif Siswa Dalam Memecahkan Masalah Open Ended Ditinjau Dari Gaya Belajar Visual

2020

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan berpikir kreatif siswa SMP dalam memecahkan masalah matematika open ended ditinjau dari gaya belajar visual. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, dengan subjek penelitiannya adalah satu siswa SMP kelas VIII perempuan yang memiliki gaya belajar visual. Instrumen penelitian ini adalah soal tes gaya belajar, soal tes pemecahan masalah dan pedoman wawancara. Teknik pengambilan data dengan teknik tes dan wawancara. Analisis data dengan menggunakan tahapan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek memenuhi indikator berpikir kreatif fluency pada tahap memahami masalah yaitu menyebutkan yang diketahui dan yang ditanyakan, menceritakan ulang soal dengan kalimatnya sendiri. Pada tahap merencanakan penyelesaian subjek memenuhi indikator fluency yaitu menjelaskan cara yang digunakan untuk menyelesaiakan masalah. Pada tahap melaksanakan rencana, subjek juga memenuhi indika...

Kemampuan Representasi Matematis Siswa Saat Menyelesaikan Masalah Open Ended

Kontinu: Jurnal Penelitian Didaktik Matematika

Sifat matematika yang abstrak membutuhkan representasi untuk menemukan ide dan solusi dari masalah matematika. Masalah matematika tersebut disajikan dalam bentuk masalah open ended. Oleh karenanya perlu diketahui bagaimana kemampuan representasi matematis siswa dalam menyelesaikan masalah open ended. Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kemampuan representasi matematis siswa dalam menyelesaikan masalah open ended. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 8 Kota Malang. Instrumen utama adalah peneliti sendiri dan instrumen pendukung adalah lembar masalah matematika dan lembar pedoman wawancara semi terstruktur. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan fakta bahwa kemampuan representasi siswa dalam menyelesaikan masalah open ended masih sangat rendah walaupun siswa mampu merepresentasikan masalah yang diberikan. Representasi siswa terhadap masalah ini pun bermacam-macam namun siswa belum mampu memberikan representasi yang berbeda terhadap masalah yang sama. Selain itu representasi yang diberikan siswa belum utuh karena siswa tidak dapat menafsirkan kembali atau tidak dapat memberikan kesimpulan dari proses penyelesaian yang telah dilakukan. Kata kunci: Kemampuan representasi; Masalah open ended.

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Open Ended

Asimtot : Jurnal Kependidikan Matematika

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan soal open-ended. Subyek dalam penelitian ini adalah satu orang siswa Kelas VIII SMPN 6 Amarasi Kabupaten Kupang. Pemilihan subyek berdasarkan hasil diskusi antara peneliti dan guru mata pelajaran matematika. Data yang dikumpulkan dari hasil tes pemecahan masalah dan hasil wawancara. Analisis data meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Untuk mengecek keabsahan data digunakan triangulasi waktu. Hasil analisis diperoleh kesimpulan subyek perempuan berkemampuan matematika tinggi mampu mengerjakan soal yang diberikan. Dalam aspek kelancaran (fluency), subyek dapat langsung mengerjakan soal yang diberikan dan menemukan 5 jawaban yang berbeda-beda. Dalam aspek keluwesan (flexibility) subyek menggunakan cara lain untuk menemukan harga pensil dan pulpen. Namun dalam kedua aspek ini (fluency dan flexibility) subyek menyelesaikan persoalan dengan cara yang biasa atau yan...

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP dalam Menyelesaikan Soal Open-Ended

Jurnal Review Pembelajaran Matematika

This study aims to determine students’ creative thinking skills to solve arithmetic progression and series with the open-ended method. The study uses a qualitative method with a case study approach. The subjects in this study were three students of junior high school have high mathematical abilities. Data were collected by tests, interviews, field notes, and documentation. Data were analyzed using the triangulation method to gain a deeper understanding of the subject under study. The results of this study show that the student's ability to creative thinking because it meets three indicators of creative thinking, namely fluency, flexibility, and novelty. For the research conducted to get good results, the subject should find answers that can be categorized in creative thinking indicators in the form of novelty.

Berpikir Kreatif Siswa Dalam Menyelesaikan Permasalahan Kontroversial Matematis

AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika

Hakikat belajar matematika adalah menumbuhkembangkan proses berpikir siswa. Kemampuan berpikir kreatif sangat diperlukan dalam mengatasi beranekaragam permasalahan matematis. Salah satu permasalahan matematis yang menuntut kemampuan berpikir kreatif adalah permasalahan kontroversial matematis. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan model berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan permasalahan kontroversial matematis. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Subjek penelitian berjumlah 181 siswa yang terdiri dari siswa kelas 7 dan 8 MTs Surya Buana Malang, Jawa Timur. Instrumen penelitian yang digunakan terdiri dari empat permasalahan kontroversial matematis pada materi geometri yang disusun tim peneliti. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tiga level model berpikir kreatif siswa ketika menyelesaikan permasalahan kontroversial matematis meliputi imitasi, modifikasi, dan konstruksi. Pada level imitasi, subjek meniru prosedur penyelesaian masalah yang terkesan masuk nalar dengan cara menggambarkan pemecahan masalah, mengadopsi konsep penyelesaian sebelumnya, dan mendayagunakan logika saja. Pada level modifikasi, subjek mengubah objek, konsep, dan prosedur untuk menghasilkan penyelesaian. Pada level konstruksi, subjek mengembangkan hasil analisis terhadap objek maupun konsep menjadi sebuah prosedur penyelesaian masalah baru. Selain itu, setiap level model berpikir kreatif pada penelitian ini sangat dipengaruhi karakteristik dari permasalahan kontroversial, yakni perbedaan sudut pandang. Sehingga, kecenderungan subjek dalam mengimitasi, memodifikasi, dan mengkonstruksi pemecahan masalah sangat berbeda dengan permasalahan matematis lainnya. Kata kunci: Berpikir kreatif; permasalahan kontroversial; permasalahan kontroversial matematis; proses berpikir.

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Open Ended Ditinjau Dari Kemampuan Matematika

JUPIKA: JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA

The research describes the students' creative thinking ability in solving open-ended questions based on mathematics ability. Indicators of the ability to think creatively used in this study are fluency, flexibility, and novelty. This research is qualitative descriptive research. The subjects in this study were eighth-grade students of Baitul Fattah Junior High School, Sambikerep, Surabaya, 2019/2020 school year. The instruments used were the mathematics ability test, creative thinking ability test, and interview. The sum of the subjects who do the mathematics ability test is 30 students, the researcher chooses six students for the creative thinking test. Of the six students, three students were select to be an interview. There are five levels of TKBK (Creative Thinking Ability Level), namely fourth level (very creative), third level (creative), second level (quite creatives), first-level (less creative), and level 0 (not creatives). Based on the results of the analysis and discu...

Koneksi Matematis Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Open-Ended

Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan

The purpose of this study is to describe the mathematical connection processes of Junior High School students in solving open-ended problems. The type of this research is descriptive qualitative. The data of this research were obtained through tests and interviews. The mathematical connections processes can be seen when students solve open ended mathematics story problems. The connection processes are based on three types of connections, namely concepts connections, procedures connection, and modelling connections. The research concluded that students can use all known information and connect the information so that they get the solution. The process of students' mathematical connection is happened when the students were able to change the mathematical story problem into mathematical model and to connect mathematical concepts and procedures. However, in general, students only solve one solution even the problem was open ended. The reason is that the students rarely have experience in solving open ended mathematics problem. Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk mendiskripsikan proses koneksi matematis siswa SMP dalam menyelesaikan masalah open-ended. Sumber data penelitian ini dari hasil tes masalah open-ended dan hasil wawancara. Koneksi matematis dapat dilihat ketika siswa menyelesaikan soal cerita matematika yang open ended. Proses koneksi matematis siswa dianalisis berdasarkan tiga tipe koneksi, yaitu koneksi konsep, koneksi prosedur dan koneksi pemodelan matematika. Penelitian ini menyimpulkan bahwa siswa dapat menggunakan informasi yang diketahui dan mengoneksikan informasi tersebut sehingga diperoleh penyelesaian. Proses koneksi matematis siswa terjadi ketika siswa mampu mengubah soal ke dalam model matematis dan siswa mampu menghubungkan konsep dan prosedur matematika. Tetapi umumnya siswa hanya menjawab satu penyelesaian walaupun soalnya open ended. Alasannya adalah karena siswa jarang memperoleh pengalaman menyelesaikan soal open-ended.

Pengaruh Pendekatan Open-Ended Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Mahasiswa PGSD

Symmetry: Pasundan Journal of Research in Mathematics Learning and Education

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji apakah pencapaian dan peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis antara mahasiswa yang menggunakan pendekatan open-ended lebih baik dari pada mahasiswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen karena pada penelitian ini subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi peneliti menerima keadaan subjek apa adanya, dengan desain nonequivalent pretest-postest control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa program studi PGSD dari satu diantara perguruan tinggi yang berada di Jawa Barat dengan sampel terdiri dari 2 kelas. Kelas pertama merupakan kelas eksperimen yang memperoleh pembelajaran matematika menggunakan pendekatan open-ended dan kelas kedua merupakan kelas kontrol yang memperoleh pembelajaran konvensional. Pengambilan data menggunakan pretest, posttest dan rataan gain ternormalisasi antara kedua kelompok sampel. Analisis data dilakukan terhadap nilai pretes...