Pola Asuh Dan Pola Makan Sebagai Faktor Risiko Stunting Balita Usia 6-24 Bulan Suku Papua Dan Non Papua DI Wilayah Kerja Puskesmas Arso III Kabupaten Keerom (original) (raw)
Related papers
Jurnal Surya Muda, 2023
Permasaalahan gizi merupakan suatu tantangan bagi negara-negara berkembang saat ini. Salah satu permasalahan gizi diantaranya adalah stunting. Balita merupakan kelompok yang rentan mengalami stunting. Berdasarkan data dari Tahunan Puskesmas Patebon II, kasus stunting tahun 2021 sebanyak 22% meningkat dari tahun 2020 yaitu 21%. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan pola asuh ibu dengan kejadian stunting pada balita umur 24-60 bulan di wilayah kerja Puskesmas Patebon II kecamatan Patebon. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan kuantitaif dengan desain Cross Sectional Study. Total responden pada penelitian ini adalah 110 ibu balita yang diambil secara simple ramdom sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 25% dari 110 balita umur 24-60 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Patebon II mengalami stunting. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh dengan kejadian stunting dengan variabel praktik pemberian makan, pemberian imunisasi, praktik kebersihan, kebiasaan aktivitas fisik dan pemanfaatan pelayanan kesehatan (Uji Gamma, p>0,05).
Health science journal, 2014
Stunting merupakan masalah gizi kronis yang muncul sebagai akibat dari keadaan kurang gizi yang terakumulasi dalam waktu yang cukup lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola asuh ibu (praktik pemberian makan, rangsangan psikososial, praktik kebersihan/Higyene, sanitasi lingkungan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan) dengan kejadian stunting anak usia 24-59 bulan di posyandu Asoka II wilayah pesisir Kelurahan Barombong Kecamatan Tamalate Kota Makassar tahun 2014. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif melalui pendekatan analitik observasional dengan desain cross-sectional. Jumlah sampel sebanyak 62 orang dengan teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar sampel (54,8%) memiliki masalah stunting dan selebihnya (45,2%) memiliki status gizi normal. Untuk pola asuh ibu, terdapat sekitar 72,6% sampel dengan praktik pemberian makan yang baik, terdapat sekitar 71,0% sampel dengan rangsangan psikososial yang baik, sekitar 67,7% sampel dengan praktik kebersihan/higyene yang baik, sekitar 53,2% sampel dengan sanitasi lingkungan yang baik dan terdapat sekitar 66,1% sampel dengan pemanfaatan pelayanan yang baik. Berdasarkan hasil uji chi-square, menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara praktik pemberian makan (P=0,007), rangsangan psikososial (P=0,000), praktik kebersihan/ higyene (P=0,000), sanitasi lingkungan (P=0,000) dan pemanfaatan pelayanan kesehatan (P=0,016) dengan kejadian stunting anak usia 24-59 bulan di posyandu Asoka II wilayah pesisir kelurahan barombong. Untuk mencegah terjadinya peningkatan prevalensi stunting terutama pada Masyarakat Pesisir, diharapkan kepada orang tua terutama para ibu atau pengasuh agar lebih intensif dalam mengasuh anak dimana pola asuh menunjukkan hubungan yang signifikan dengan kejadian stunting pada anak usia 24-59 bulan. Upaya dalam memperbaiki praktik pemberian makan, rangsangan psikososial, praktik kebersihan/higyene, sanitasi lingkungan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan memiliki peran yang besar dalam pertumbuhan tinggi badan anak.
2021
Stunting merupakan bentuk dari proses pertumbuhan yang terhambat, dan merupakan salah satu masalah gizi yang perlu mendapat perhatian serius. Pola asuh ibu yang kurang khususnya dalam pemberian asupan makanan pada anak merupakan salah satu penyebab terjadinya stunting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola asuh ibu dengan kejadian stunting pada anak usia 24-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Sekupang Kota Batam Tahun 2020. Jenis penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Informan penelitian berjumlah 7 orang yang terdiri dari 5 orang ibu yang mempunyai anak usia 24-59 bulan yang mengalami stunting, 1 orang petugas gizi dan 1 orang petugas posyandu di wilayah kerja Puskesmas Sekupang. Hasil penelitian diperoleh bahwa pola asuh ibu berdasarkan asuhan pemberian makanan, mayoritas ibu tidak memberikan ASI ekslusif, anak sudah diberikan makan dan minum di bawah umur 6 bulan, ibu memberikan sarapan pagi tetapi anak sulit makan dan lebih memilih jajan di warung, m...
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing)
Pendahuluan : : Indonesia termasuk urutan ketiga negara dengan pravelensi tertinggi di Asia untuk kasus stunting. Stunting merupakan kondisi dimana badan balita lebih pendek dibandingan dengan anak seusianya. Stunting ini dipengaruhi salah satunya dengan pola asuh ibu, apabila stunting tidak segera ditangani akan berdampak terhadap pertumbuhan dan resiko penyakit tidak menular. Tujuan: adalah untuk mengetahui hubungan pola asuh ibu dengan kejadian stunting pada balita di Desa Kertosari Wilayah Kerja Puskesmas Kertosari. Metode: : Desain penelitian ini menggunakan analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki balita yang mengalami stunting sejumlah 45 dan jumlah sampel 40 responden, yang menggunakan purposive sampling kemudian dilakukan Uji statistik dengan menggunakan Rank Spearman, dan Spss 16 for windows. Hasil: Didapatkan bahwa nilai p-value 0,030 < 0,05 maka ada hubungan pola asuh ibu dengan kejadian stunting ...
Jurnal Kebidanan Malahayati
ABSTRAK Latar Belakang :Stunting merupakan bentuk dari proses pertumbuhan yang terhambat, dan merupakan salah satu masalah gizi yang perlu mendapat perhatian. Stunting menjadi permasalahan karena berhubungan dengan meningkatnya risiko terjadinya kesakitan dan kematian, perkembangan otak suboptimal sehingga perkembangan motorik terlambat dan terhambatnya pertumbuhan mental.Tujuan penelitian :Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan antara Pola Asuh ibu dengan angka kejadian stunting usia 6-59 bulan di desa Mataram Ilir, kecamatan Seputih Surabaya di Lampung Tengah.Metode penelitian :Penelitian ini adalah survey analitik dengan menggunakan Desain penelitian Cross Sectional, Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah seluruh anak usia 6-59 bulan di Desa Mataram Ilir kecamatan Seputih Surabaya Lampung Tengah tahun 2018. Penarikan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel 237 orang.Analisa data yang dilakukan adalah univariat dan bivariat dengan uji chi-sq...
Jurnal Ilmiah PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist), 2019
Menurut WHO, prevalensi balita pendek menjadi masalah kesehatan masyarakat jika prevalensinya 20%atau lebih. Karenanya persentasi balita pendek di Indonesia masih tinggi dan merupakan masalah kesehatanyang harus di tanggulangi. Global Nutrition Report tahun 2014 menunjukkan Indonesia termasuk dalam 17negara, di antara 117 negara, yang mempunyai tiga masalah gizi yaitu stunting, wasting dan overweight padabalita (PSG, 2015). Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian analitik dengan menggunakanpendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian adalah orantua balita yang berada di PAUD Al Fitrahkec. Sei Rampah, kab. Serdang Bedagai berjumlah 32 orang, sampel diambil secara accidental sampling.Analisa data menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pola asuhorangtua adalah baik ( 56,25 %) dan status gizi pada balita mayoritas tidak stunting, kemudian hasil ujimenunjukkan bahwa ada hubungan antara pola asuh orangtua dengan kejadian Stunting ...
2020
Indonesia remains dealing with nutritional problem that seriously affects the quality of human resources. One of the nutritional problems, which is a primary concern today, is the high number of stunted toddlers. This research aims to determine the effect of nutrition upbringing and health care monitoring towards stunting of 2-5 year-old children in Sindang, Indramayu, 2019. This research was conducted using analytic observational methods with cross sectional approach. The sample chosen were 38 mothers who had 2-5 year-old children in 2019 (from January to December) in Sindang, Indramayu. The research sample is taken entirely from the population. The result shows that there is relationhsip between nutrition upbringing 55.3% and a good health care monitoring 60.5% conducted by mothers. In other words, the significant relationship are nutrition upbringing (p value = 0.024) and health care monitoring (p value = 0.022) of 2-5 year old children. There is a positive influence between nutr...
Journal of Nutrition College
Latar Belakang: Stunting merupakan masalah gizi kronis yang disebabkan oleh pemenuhan kebutuhan gizi tidak adekuat dalam jangka waktu lama sejak awal kelahiran yang memengaruhi pertumbuhan anak. Persentase stunting pada balita di Indonesia pada tahun 2021 sebesar 24,4%. Tingkat pendidikan ibu dan pola asuh gizi sebagai faktor tidak langsung dalam kejadian stunting pada balita, dikarenakan hal tersebut memengaruhi secara langsung asupan gizi balita.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan ibu dan pola asuh gizi dengan kejadian stunting pada balita di Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen. Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 57 balita dari total populasi sebanyak 187 balita yang dipilih menggunakan teknik simple random sampling di 5 posyandu. Data yang dikaji meliputi karakteristik subjek, tingkat pendidikan ibu dan pola asuh gizi. Data pendidika...
Jurnal Gizi dan Pangan Soedirman, 2022
This study aimed to analyze the relation of mothers' nutrition knowledge and attitudes and dietary patterns of children under five to the incidence of stunting among children under five in the working area of Puskemas Guntung Manggis. This study used a case-control design. It was conducted from January to August 2021. A total of 58 pairs of children under five and their mothers (29 children and their mothers in the case group and 29 in the control group) participated in this study. The data regarding mothers' nutrition knowledge and attitudes were collected through interviews using questionnaires, while the height/length of children under five was measured using a stature meter or infantometer. The data were analyzed using the chi-square test and Mann-Whitney test. The proportion of mothers with low nutrition knowledge in the case group (63,4%) was higher than in the control group. Mothers' nutrition knowledge had a significant association (p=0,002) with the incidence of stunting in children under five. Mothers with low nutrition knowledge had 8,089 times higher risks (95% CI: 1,996-32,787) of having stunted children. Mothers' nutrition attitudes (p=0,313) and dietary patterns of children under five consisting of consumption frequency of staple foods (p=0,792), fat sources (p=0,793), protein sources (p=0,430), vegetables (p=0,293), and fruits (p=0,793) had no significant relationships with the incidence of stunting in children under five. It can be concluded that mothers' nutrition knowledge was associated with the incidence of stunting in children under five in the working area of Puskesmas Guntung Manggis.