Analisis Tingkat Kenyamanan Dan Estetika Ruang Terbuka Hijau Alun-Alun Kabupaten Situbondo (original) (raw)
Related papers
Analisis Kepuasan Pengunjung Terhadap Ruang Terbuka Hijau DI Alun-Alun Kapuas Kota Pontianak
2019
Alun-alun Kapuas adalah taman kota yang ditetapkan Dinas Pertamanan sebagai Ruang Terbuka Hijau di Kota Pontianak. Saat ini tingkat keamanannya sangat rendah karena tidak adanya petugas parkir, kurangnya kebersihan di lokasi, fasilitas dalam kondisi kurang layak digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kepuasan pengunjung dari aksesibilitas, fasilitas, dan manajemen/pelayanan di Alun-Alun Kapuas Kota Pontianak dengan menggunakan 4 variabel penilaian, yaitu dari karakteristik pengunjung terdiri dari indikator pemanfaatan dan pengguna, aksesibilitas dan fasilitas, serta manajemen/pelayanan. Adapun metode analisis yang digunakan, yaitu metode kuantitatif dengan teknik analisis scoring. Dari hasil penelitian yang terdiri dari 3 sasaran, sasaran 1 menunjukkan dominasi pengunjung adalah jenis kelamin perempuan dengan rentang umur 18-25. Asal pengunjung dari Kota Pontianak. Hari kunjungan yang dominan merupakan hari libur, dengan waktu kunjungan malam hari, dan lama k...
Analisis Ruang Terbuka Hijau Publik di Kabupaten Pringsewu Tahun 2014
2016
The purpose of this research was to analyze the availability of the public green open space area on Pringsewu year 2014, with the point of study are: the region size, the public green open space area size and distribution of the public green open space area. This research used qualitative method. Reserch object was the public green open space area. The region analysis unit consisted of 9 subdistrict which was divied into 3 zone there were east zone, central zone, and west zone. Data were collectied by documentation, non structure interview, and observation. The data analysis used description about availability of the public green open space 20% from the region size of Pringsewu regency. Result of the research indicate that the public green open space on Pringsewu regency has already fulfill the necessary standart of the public green open space which is 20% from the region size.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ketersediaan ruang terbuka hijau publik di Kabupaten Pringsewu ...
Evaluasi Fungsi Ekologis Dan Estetika Beberapa Ruang Terbuka Hijau Publik DI Kota Tasikmalaya
2019
Ruang terbuka hijau (RTH) sebagai ameliorasi iklim penting keberadaannya dalam suatu kota terutama kota yang saat ini mengalami peningkatan penduduk yang signifikan seperti Kota Tasikmalaya. Peningkatan penduduk dapat menyebabkan turunnya kualitas lingkungan. Keberadaan RTH publik sangat penting untuk memberikan kawasan rekreasi yang nyaman namun tiga RTH publik yang menjadi pusat rekreasi masyarakat Kota Tasikmalaya belum memberikan kenyamanan thermal dan estetika yang optimal menurut sebagian masyarakat. Tujuan penelitian yaitu mengidentifikasi jenis dan fungsi tanaman, mengevaluasi fungsi ekologis dan estetika RTH, dan menyusun rekomendasi perbaikan penataan tanaman untuk RTH. Penelitian ini dilakukan di tiga RTH, di antaranya Alun-alun, Taman Kota, dan Kompleks Olahraga Wiradadaha Tasikmalaya. Metode penelitian yang dilakukan yaitu inventarisasi, analisis data inventarisasi dengan Key Performance Index (KPI); Thermal Humidity Index (THI); Scenic Beauty Estimation (SBE); deskriptif, serta menyusun rekomendasi perbaikan penataan tanaman. Hasil penelitian menunjukkan Kompleks Olahraga Wiradadaha memiliki jenis dan jumlah tanaman terbanyak. Kompleks Olahraga Wiradadaha menjadi RTH terbaik dalam fungsi modifikasi suhu, kontrol kelembaban, dan peredam kebisingan sementara Taman Kota menjadi RTH terbaik dalam penahan angin dibandingkan dengan dua RTH lainnya. Ketiga RTH telah terkualifikasi sebagai area nyaman berdasarkan standar kenyamanan THI dan baku mutu tingkat kebisingan kawasan rekreasi. Ketiga RTH mampu menurunkan suhu rata-rata sebesar 1.4 ˚C, meningkatkan kelembaban rata-rata sebesar 8%, serta meredam kebisingan rata-rata sebesar 4.4 dB. Taman Kota merupakan RTH dengan kualitas estetika lanskap terbaik dan Kompleks Olahraga Wiradadaha merupakan RTH dengan kualitas estetika lanskap terburuk. Pengunjung cukup puas dengan kondisi RTH saat ini tapi akan lebih baik bila ditambahkan tanaman peneduh khususnya untuk Alun-alun dan Taman Kota, penambahan tanaman estetika, dan fasilitas yang memadai. Alun-alun dan Taman Kota membutuhkan lebih banyak tanaman peneduh. Ketiga RTH perlu penambahan tanaman estetika untuk meningkatkan estetika lanskap. Ketiga RTH juga perlu penataan komposisi dan tata letak elemen lanskap yang lebih baik. Kata kunci: fungsi estetika, fungsi ekologi, evaluasi, ruang terbuka hijau ABSTRACT INTAN NUR FATHONAH. The Evaluation of Some Public Green Open Spaces Ecological and Aesthetical Functions in Tasikmalaya City. Supervised by TATI BUDIARTI. The existance of green open space as climate amelioration is important in a city with high growth of population such as Tasikmalaya City. Population growth can decreasing environmental quality. The public green open spaces existence is important to give a comfortable recreation area but the three green open spaces, central recreation area of Tasikmalaya society, have not met optimal thermal and aesthetic comfort yet as society preference. The aims of this research is to identify species and function of vegetation, evaluate ecological and aesthetic functions of the green open spaces, and give vegetation improvement recommendations for the green open spaces. This research located in Alun-alun, Taman Kota, and Kompleks Olahraga Wiradadaha Tasikmalaya City. The research methods are inventory, analyse the inventory data by Key Performance Index (KPI); Thermal Humidity Index (THI); Scenic Beauty Estimation (SBE); descriptive, and give the vegetation improvement recommendation. The research result showed that Kompleks Olahraga Wiradadaha has the most species and quantity of vegetation. Kompleks Olahraga Wiradada is the best in modification, humidity control, and noise reducing function meanwhile Taman Kota is the best in wind barrier function than other green open spaces. The three green open spaces qualified as a termal comfort zone based on standard THI and they also have meet the standard noise of recreaction area. Overall they can decreasing the average themperature untill 1.4 ˚C, increasing the average humidity untill 8 %, and reducing the average noise untill 4.4. Taman Kota has the best quality of landscape aesthetic and Kompleks Olahraga Wiradadaha has the worst quality of landscape aesthetic. Visitors satisfied enough with the green open spaces but those can be better with more shaded vegetation especialy in Alun-alun and Taman Kota, more aesthetic vegetation, and better facilitation. Alun-alun and Taman Kota need more shaded vegetation. The three green open spaces need more variation in aesthetic vegetation, and a better landscape elements composition and layouting.
Evaluasi Ruang Publik Berdasarkan Aspek Kenyamanan (Studi Kasus: Taman Riyadhah Kota Lhokseumawe)
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Arsitektur dan Perencanaan
Sebuah ruang publik yang nyaman, aman dan dapat menjadi ruang untuk melakukan interaksi sosial disebut ruang publik yang convivial. Tujuan dari ruang publik itu sendiri yaitu untuk terpenuhinya kebutuhan masyarakat kota. Keberhasilan suatu ruang publik salah satunya dapat dilihat dari ada atau tidak adanya aktivitas di dalam ruang publik tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan meningkatkan kualitas kenyamanan beraktivitas di taman kota sebagai ruang publik. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data menggunakan kuesioner tertutup. Analisis data menggunakan teori Shaftoe (2008), kemudian diberi bobot berdasarkan skala Likert. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi saran atau rekomendasi ruang publik yang convivial serta sesuai dengan kebutuhan masyarakat Kota Lhokseumawe.Evaluation of Public Spaces Based on Convenience Aspects (Case Study: Riyadhah Park, Lhokseumawe City)A public space that is comfortable, safe and can be a spa...
Evaluasi Ruang Terbuka Hijau di Kota Pekanbaru
Planta Tropika: Journal of Agro Science, 2015
Perkembangan kota sering menggeser keberadaan ruang publik, sehingga kuantitas dan kualitas ruang terbuka khususnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) saat ini mengalami penurunan yang sangat signifikan dan mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan hidup perkotaan yang berdampak ke berbagai sendi kehidupan perkotaan antara lain sering terjadinya banjir, peningkatan pencemaran udara, dan menurunnya produktivitas masyarakat akibat terbatasnya ruang yang tersedia untuk interaksi sosial (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, 2010). Secara sistem, RTH kota berfungsi menunjang keamanan, kesejahteraan, peningkatan kualitas lingkungan dan pelestarian alam. RTH kota pada umumnya terdiri dari ruang pergerakan linear atau koridor dan ruang pulau atau oasis (
Kajian Sebaran & Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau DI Perkotaan Tondano
2019
Berdasarkan amanat UU No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, di dalam wilayah kabupaten atau perkotaan harus memuat rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau (RTH) sebesar 30% dari luas wilayah. RTH yang dimaksud adalah RTH publik dan RTH privat dengan proporsi masing-masing 20% dan 10%. Baik RTH publik maupun privat memiliki fungsi utama sebagai fungsi ekologis dan fungsi tambahan diantaranya sosial & budaya, ekonomi, dan estetika. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kondisi eksisting sebaran ruang terbuka hijau dan menganalisis ketersediaan ruang terbuka hijau di Perkotaan Tondano. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan analisis spasial. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada Peraturan Menteri PU No: 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan RTH perkotaan yaitu RTH Publik dan RTH Privat. Tahapan analisis data dilakukan secara bertahap yaitu 1) memetakan seb...
2021
Green Open Space is spaces in a city or a wider area both in the form of area or in the form of elongated lanes areas where the use is more open in nature in the form of buildings. This study aims to determine the state and value of public perceptions about the benefits of green open space. The method used in this study uses a hygrometer and anemometer. The material used is a questionnaire. This research method uses descriptive quantitative method and through direct observation in the field. The results of the study show the average yields of temperatures 29 and 29 in each park. Humidity 70 and 71 wind speeds 0.20 and 0.23 for abiotic factors. While the biotic factor were 25 vegetation in the city of Blambangan and 37 in the city of Sritanjung. The Blambangan city has very high perception value to esthetical and sustainable plants. Sritanjung city has very high perception value to only esthetical plants. Keywords:Vegetation, Green Open Space, Public Perception ABSTRAK Ruang Ter...
Evaluasi Mengenai Kuantitas Dan Kualitas Ruang Terbuka Hijau DI Wilayah Dki Jakarta
Menara, 2012
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi ruang terbuka hijau (RTH) di wilayah DKI Jakarta, evaluasi yang dilakukan adalah dari segi kuantitas dan kualitas. Kuantitas yaitu jumlah ruang terbuka hijau (RTH) dan kualitas yaitu sejauh mana pemanfaatan dan kondisi ruang terbuka hijau (RTH) di wilayah DKI Jakarta. Penelitian ini dilakukan di seluruh wilayah Kotamadya di DKI Jakarta pada bulan Februari hingga Juni 2011. Pada penilitian ini digunakan populasi berupa seluruh wilayah DKI Jakarta dan sample berupa beberapa wilayah ruang terbuka hijau yang ada di setiap wilayah Kotamadya di DKI Jakarta tergantung dengan bentuk yang dikembangkan di setiap wilayah administratif. Pada penelitian ini akan mengkaji kesesuaian data yang ada pada Dinas Tata Ruang DKI dengan kebenaran data langsung di lapangan.. Pada penelitian ini juga akan dikaji seberapa besar pemanfaatan ruang terbuka hijau dan bagaimana kondisi ruang terbuka hijau (RTH) di wilayah DKI Jakarta. Dari penelitian, pendataan dan survey langsung di lapangan didapat jumlah ruang terbuka hijau (RTH) di wilayah DKI Jakarta sebesar 9,12%. Jumlah tersebut masih jauh dari target Pemda DKI Jakarta itu sendiri yakni 13,84%. Dari pengamatan secara kualitas, didapatkan pemanfaatan dan kondisi yang berbeda-beda dari setiap RTH di setiap wilayah. Bentuk RTH yang dikembangkan di setiap wilayah adminstratif di DKI Jakarta juga berbeda-beda tergantung dengan tujuan pemanfaatannya. Beberapa RTH yang disurvei terlihat dalam kondisi memprihatinkan terutama pada RTH pemukiman dan kondisi yang cukup baik terlihat pada Taman, baik taman bangunan umum, taman interaksi, maupun taman rekreasi.
Ruang, 2021
Taman kota merupakan salah satu jenis ruang terbuka hijau publik. Studi berlokasi di Taman Kota Gajahwong Kota Yogyakarta yang mencakup tiga taman kota, yaitu Gajahwong Educational Park, Taman Wifi, dan Taman Krida. Taman Kota Gajahwong merupakan taman kota yang layak bagi Kota Yogyakarta karena keberadaan taman dan pola penggunaan lahan yang strategis. Namun, beberapa bagian taman nampak belum termanfaatkan optimal yang dilihat dari sepinya pengunjung taman. Untuk itu, penelitian bertujuan untuk menilai kelayakan taman kota berdasarkan karakteristik fisik di Taman Kota Gajahwong Kota Yogyakarta. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Stratified Random Sampling dengan total sampel sebanyak 90 responden. Analisis menunjukkan bahwa Gajahwong Educational Park (GEP) merupakan model taman kota yang layak untuk dijadikan sebagai model ruang terbuka hijau publik yang baik berdasarkan variabel k...
Persepsi Remaja Terhadap Atribut Kenyamanan Pada Setting Alun-Alun Purwokerto Sebelum DI Renovasi
2020
Pemahaman suatu lingkungan fisik, didasarkan pada persepsi pengguna terhadap properti yang ada di dalam settingnya. Persepsi tidak bersifat pasif dalam menerima masukan yang berupa stimulus yang berasal dari luar diri manusia. Selanjutnya melalui keberadaan properti yang ada di dalam setting yang berlaku sebagai stimulus, akan dikirimkan dari mata ke otak untuk dipahami dan diberi makna berdasarkan pengalaman masing-masing pengguna. Dengan demikian dapat dirumuskan tentang dugaan penyebab munculnya makna ganda pada fenomena setting alun-alun Purwokerto, yaitu adanya perbedaan persepsi sebagai akibat pegeseran fungsi dalam konsepsi ruang berkumpul. Adapun perbedaan persepsi yang dimaksud, menyangkut faktor internal individu (pengguna alun-alun, dalam hal ini remaja) yang berupa motiv, harapan, dan minat remaja terhadap setting alun-alun. Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan keterkaitan antara persepsi remaja terhadap atribut ruang berkumpul pada setting alun-alun Purwoke...