rancangan pembelajaran berpikir kreatif (original) (raw)
Related papers
DESIGN THINKING SEBAGAI STRATEGI PENGEMBANGAN RENCANA PEMBELAJARAN KREATIF PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
2020
Pembelajaran kreatif untuk saat ini dibutuhkan di setiap jenjang pendidikan , terlebih pada Pendidikan Anak Usia Dini. Kreativitas dalam pembelajaran bagi anak usia dini perlu diterapkan lebih awal. Oleh karena itu untuk mwujudkan pembelajaran yang kreatif maka dibutuhkan pula seorang guru yang kreatif dan mampu menciptakan desain pengajaran yang kreatif. Pembelajaran yang kreatif ini mampu merangsang peserta didik agar terlibat aktif ,sehingga tujuan kompetensi pun akan tercapai. Untuk mencapai tujuan kompetensi dengan pembelajaran yang kreatif maka dibutuhkan strategi-strategi yang perlu dilakukan seperti melatih cara berpikir anak dengan memberikan pertanyaan yang mampu meningkatkan pola pikirnya sesuai dengan konsep pembelajaran kreatif. PEMBAHASAN A. Pengertian Design Thinking. Design thinking mengkolaborasikan proses-proses sistematis yang berpusat pada manusia sebagai penggunanya melalui proses terencana sehingga menghasilkan perubahan perilaku dan kondisi yang sesuai harapan. Terdapat empat pilar dalam Design thinking, yakni pilar keseimbangan, kerangka berpikir, penguunaan alat/toolkits dan pola pendekatan.(Glinski, 2012) Design thinking merupakan suatu pola pikir yang digunakan dalam pemecahan suatu masalah dengan menggabungkan berbagai bidang ilmu agar dapat menyelesaikan masalah secara kompleks dan mendapatkan sebuah solusi atas permasalahan tersebut. Design thinking juga dikembangkan dalam berbagai bidang seperti dunia bisnis, pengembangan produk, sosial, budaya, keputusan politik.Design Thinking juga diterapkan dalam bidang pendidikan, seperti dalam pembelajaran kreatif pada Pendidikan Anak Usia Dini. B. Pendidikan Anak Usia Dini Menurut Prof. Marjorry Ebbeck (1991) seorang pakar anak usia dini dari australia menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah pelayanan pada anak mulai dari lahir sampai usia delapan tahun. Sedangkan menurut undang-undang tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak agar anak memiliki kesiapan dalam mengikuti pendidikan lebih lanjut. (Rahman, 2005)
2020
Penelitian ini bertujuan untuk memahami metode mind mapping dan perannya dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Penelitian dilakukan karena siswa kelas IV SDN Cigasong I, tempat peneliti mengajar, mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal yang menuntut berpikir kreatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka, dimana peneliti mengumpulkan data dari berbagai sumber bacaan terkait pembelajaran yang menggunakan mind mapping dan kemampuan berpikir kreatif. Penelitian difokuskan pada membuat rancangan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) metode mind mapping, untuk mata pelajaran IPA yang berfokus pada peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa yang mencakup kemampuan menampilkan keaslian (originality), kemampuan menampilkan kelancaran (fluency), dan kemampuan melengkapi penguraian (elaboration). Penelitian ini secara detail menjelaskan tahap pembuatan mind mapping, pembuatan RPP mind mapping, serta menyampaikan tantangan dan solusi yang m...
Berpikir Kreatif Siswa Impulsif
2017
Berpikir kreatif adalah kemampuan untuk menghasilkan beragam jawaban dan ide baru dalam memandang suatu masalah. Berpikir kreatif siswa dipengaruhi oleh gaya kognitif. Salah satu gaya kognitif siswa adalah gaya kognitif impulsif. Siswa dengan gaya kognitif impulsif memiliki karakteristik cepat dalam merespon tetapi cenderung kurang cermat dalam memroses suatu informasi. Dalam makalah ini akan dideskripsikan berpikir kreatif siswa impulsif pada materi luas daerah bangun datar. Subyek dalam penelitian ini adalah satu orang siswa impulsif yang sudah mempelajari materi luas daerah bangun datar. Selanjutnya, siswa impulsif diminta mengerjakan tes berpikir kreatif. Dari tes tersebut, diperoleh hasil bahwa berpikir kreatif siswa impulsif masih kurang. Hal ini dapat dilihat dari empat aspek berpikir kreatif yaitu kelancaran, keluwesan, keaslian, dan keterincian. Kelancaran siswa impulsif sudah terlihat dari 5 bangun datar yang telah dibuat dengan benar. Keluwesa juga sudah muncul pada adany...
Jurnal kajian teknologi pendidikan, 2023
Metode design thinking digunakan sebagai pendekatan utama dalam pengembangan model pembelajaran untuk menggalakkan kreativitas dan inovasi pada mahasiswa. Model ini mengadopsi model pengembangan desain instruksional oleh Walter Dick & Lou Carey dan terdiri dari 5 tahap: Penemuan, Penafsiran, Penetapan Ide, Eksperimen, dan Evaluasi. Validitas model pembelajaran ini telah diverifikasi oleh ahli materi dan ahli media, dan hasilnya menunjukkan tingkat kesesuaian yang tinggi. Uji coba pada kelompok besar mahasiswa menegaskan kevalidan dan kegunaan model pembelajaran proyek berdasarkan metode design thinking. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model ini memenuhi persyaratan validitas, kepraktisan, dan efektivitas. Analisis statistik menunjukkan adanya perbedaan signifikan dalam keterampilan berpikir kreatif mahasiswa setelah menerapkan model pembelajaran ini. Uji coba kepada mahasiswa mengindikasikan bahwa model pembelajaran proyek berbasis metode design thinking adalah valid dan pantas diimplementasikan dalam pembelajaran, serta mendapatkan tanggapan positif dari mahasiswa. Oleh karena itu, model ini dapat diterapkan dalam pembelajaran untuk memberdayakan keterampilan berpikir kreatif mahasiswa dalam mata kuliah inovasi media pembelajaran.
Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif dalam Pembelajaran
Abstrak. Pengembangan kemampuan berpikir kristis dan kreatif serta memecahkan masalah yang berkaitan dengan kehidupan siswa adalah penting. Kesadaran ini perlu dijadikan pijakan dalam pengembangan kurikulum dengan mengedepankan pembelajaran konstekstual. Untuk itu para guru perlu berbuat, merancang secara serius pembelajaran yang didasarkan pada premis proses belajar. Kemampuan berpikir kristis dan kreatif dapat dikembangkan melalui kegiatan pembelajaran. Kemampuan itu da mencakup beberapa hal, diantaranya, (1) membuat keputusan dan menyelesaikan masalah dengan bijak, (2) mengaplikasikan pengetahuan, pengalaman dan kemahiran berfikir secara lebih praktik baik di dalam atau di luar sekolah, (3) menghasilkan idea atau ciptaan yang kreatif dan inovatif, (4) mengatasi cara-cara berfikir yang terburu-buru, kabur dan sempit, (5) meningkatkan aspek kognitif dan afektif, dan (6) bersikap terbuka dalam menerima dan memberi pendapat, membuat pertimbangan berdasarkan alasan dan bukti, serta berani memberi pandangan dan kritik
CARA KREATIF MENDESAIN PEMBELAJARAN
The problem originated from the gap of learning needs. The gap is a problem to be solved. Therefore, the gaps become a necessity in designing learning, so learning is the best solution is implemented. Mistakes in the world of learning is still a big case. There are still many teachers who are planning or designing learning begins from the determination of the material in advance, rather than goals to be achieved. Thus, learning does not have clear patterns and routines tend only needs to complete a particular material. Associated with the design of learning, the teacher's role is to create and understand the syntax learning.Creation of syntax-based learning will facilitate understanding of the implementation of learning by other teachers or by students themselves. Syntax learning is operational steps described by the theory of instructional design. Syntax based learning often experienced constructivist understanding of adaptation according to need. It is important to refine the recursive syntax, flexible, and dynamic. Principles contained in the basic components of instructional design are: 1) students who need to know include, their characteristics, initial and prerequisite skills, 2) learning objectives; 3) analysis of learning; 4) learning strategies; 5) teaching materials; and 6) assessment of learning outcomes.
Potensi Berpikir Kreatif Siswa SMA
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan
This study aims to determine the potential of the creative thinking abilities of Pamekasan high school students in work and energy. This research method uses descriptive methods with research subjects consisting of 175 students. The test used is an essay about 4 questions with a reliability value of 0.6. The results showed that the potential for students' creative thinking abilities was quite creative with a percentage of 48%. The flexible thinking indicator gets the highest score of 89% and the elaboration of thinking gets the lowest percentage of 26%. This shows that students can produce various ideas in other uses, but still have difficulty detailing their ideas. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi kemampuan berpikir kreatif siswa SMA Pamekasan pada materi usaha dan energi. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan subjek penelitian yang terdiri dari 175 siswa. Instrument yang digunakan berupa empat soal uraian dengan koefisien reliabilitas 0,6. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi kemampuan berpikir kreatif siswa tergolong cukup kreatif dengan persentasenya 48%. Adapun indikator berpikir luwes mendapatkan skor tertinggi yaitu 89% dan berpikir elaborasi mendapatkan persentase terendah yaitu 26%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa mampu dalam menghasilkan berbagai ide-ide dalam pemanfaatan lainnya, namun masih kesulitan merinci idenya.