Strategi dan Implementasi Program CSR dalam Memberdayakan Ekonomi Lokal pada Program Bantuan Modal Kerja Bergulir UMKM (original) (raw)

Analisis Implementasi Program Modal Bergulir Dalam Meningkatkan Kemakmuran UMKM Pada BAZNAS Sumatera Utara

Al-Qasd Journal, 2022

Program Modal bergulir adalah salah satu bantuan dari BAZNAS Sumatera Utara dibidang ekonomi yang dananya berasal dari dana infak dan sedekah untuk usaha produktif ataupun modal kerja. Penelitian ini bertujuan untuk memahami implementasi program modal bergulir dalam meningkatkan kemakmuran UMKM Pada BAZNAS Sumatera Utara. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang berorientasi pada studi kasus/ lapangan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ialah dokumentasi, observasi, interview atau wawancara dan studi pustaka. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa penerapan program modal bergulir dalam meningkatkan kemakmuran UMKM pada BAZNAS Sumatera Utara telah tercapai. Dimana, modal pinjaman yang diberikan kepada pelaku UMKM oleh BAZNAS Sumatera Utara dapat memberikan keuntungan kepada pelaku UMKM tersebut dikarenakan Program ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengembangkan kehidupan agar hidupnya lebih baik dan berdaya sehingga penerima (mustahik) nantinya diharapkan menjadi pemberi (muzaki) agar dapat mengurangi kemiskinan.

Strategi Pengembangan UMKM Berbasis Kearifan Lokal Dalam Mendukung Perekonomian Daerah Pasca Pandemi Covid-19

MBIA

Research and development of small and medium enterprises based on local wisdom in supporting the regional economy after the COVID-19 pandemic (a case study of the Sambas district) aims to determine the appropriate strategy to be implemented to empower local SMEs in the Sambas area, which is divided into three fields, namely weaving, rattan, and pandanus. The number of samples for each field is 27 for weaving, 32 for rattan, and 4 for pandanus. Meanwhile, the analysis used in this research is through the analysis of Force Field Analysis (FFA) and Strength, Weakness, Opportunity, and Threat (SWOT). Based on the FFA analysis, it was found that the main driving factors were the selling price of the product, the price of raw materials, and advances in information technology, while the critical inhibiting factors were online marketing, total turnover, and business management. Based on the SWOT analysis through the EFAS and IFAS matrices, there are similarities in strategy taking: product ...

Program CSR Berbasis Pemberdayaan Masyarakat Menuju Kemandirian Ekonomi Pasca Tambang di Desa Sarij aya

Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2016

Corporate Social Responsibility (CSR), is the company’s commitment to contribute to sustainable economicdevelopment by taking into account the social aspects and the environment. PT Pertamina EP as one of themajor industrial companies operating internationally and has a fundamental problem in the implementationof their CSR, namely how the planning and implementation of the CSR program, as well as throughany indicator PT Pertamina EP is able to apply a good CSR refers to the MDGs documents, regulations regulations and ISO 26000. this study aimed to measure the effi ciency of the implementation as well as the response and participation in the implementation of CSR programs conducted.

Strategi dinas koperasi dan usaha kecil menengah dalam pemberdayaan umkm

KINERJA

Penelitian ini dimaksud untuk mengetahui bagaimana strategi pemerintah dalam menerapkan memberdayakan Usaha Mikro Kecil Menengah disingkat UMKM yang dilaksanakan oleh Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Bandung, untuk menampung dan sedikit referensi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat khususnya pelaku UMKM dan pemerintah. Metode yang digunakan adalah menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik Pengumpulan Data yang digunakan oleh peneliti dalam menganalisis permasalahn tersebut yaitu dengan studi pustaka, dan studi lapangan yang terdiri dari observasi, wawancara, pengumpulan data dokumentasi. Aktivitas dalam analisis data yaitu reduction data (reduksi data), display data (penyajian data), conclution drawing/verification (verifikasi). Hasil kajian artikel yaitu dalam melaksanakan pemberdayaan yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Bandung dengan indikator Teori Strategi Stephen P. Robbins masih dalam proses cukup baik. Kata Kunci: Dinas koperasi; ukm; kabupaten bandung; umkm Strategi dinas koperasi dan usaha kecil menengah dalam pemberdayaan umkm Abtract This study is intended to find out how the government's strategy in implementing empowering Micro, Small and Medium Enterprises abbreviated is carried out by the Department of Cooperatives and Small and Medium Enterprises in Bandung Regency, to accommodate and a few references to solve problems that exist in society, especially Micro, Small and Medium Enterprises and the government. The method used is descriptive method with a qualitative approach. Data collection techniques used by researchers in analyzing the problem are literature studies, and field studies consisting of observations, interviews, and documentation data collection. Activities in data analysis are data reduction (data reduction), data display (data presentation), conclusion drawing/verification (verification). The results of the article review are that in implementing the empowerment carried out by the Department of Cooperatives and Small and Medium Enterprises, Bandung Regency with indicators of Stephen P. Robbins' Strategy Theory is still in a fairly good process.

Jamkrida Kalbar Fokus Pemberdayaan UMKM

segera mendirikan lembaga penjamin kredit daerah, yaitu PT Jamkrida Kalbar dalam rangka pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Hal ini disampaikan Wakil Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), Christiandy Sanjaya ketika membuka Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Daerah BPD Hipmi Kalbar di Hotel Kapuas Palace, 25-26 Januari 2014. "Saya berharap lembaga tersebut telah dapat melakukan kegiatan operasionalnya pada akhir tahun 2014 ini. Untuk itu, saya mengharapkan dukungandan kerjasama dari para pelaku UMKM, karena nantinya PT Jamkrida Kalbar akan melakukan kegiatannya antara lain memberikan penjaminan terutama kepada para pelaku UMKM di daerah ini," ujarnya, Minggu (26/1/2014) Menurut Christiandy, pemerintah daerah menyadari banyak UMKM di Kalbar yang layak dari segi usahanya tapi tidak bankable. Dengan kehadiran PT Jamkrida Kalbar diharapkan permasalahan permodalan yang selama ini selalu menjadi hambatan bagi UMKM dapat teratasi. Sebab secara umum, dalam tubuh UMKM masih terdapat keterbatasan dan permasalahan seperti keterbatasan pada sumber permodalan, manajemen dan pemasaran. Oleh karena itu membangun dan memberdayakan UMKM tentu merupakan tugas dan tantangan bersama, sehingga diharapkan Hipmi lebih aktif lagi melakukan pembinaan kepada para anggotanya terutama pelaku UMKM yang ada di Kalbar. Jumlah UMKM di Kalbar yang terdata per 3 Desember 2012 mencapai 79.380 unit usaha, terdiri dari 62.924 usaha mikro, 14.928 usaha kecil, dan 1.528 usaha menengah. Jumlah tersebut akan jauh lebih banyak jika pendataan lebih teliti dan komprehensif.

TELAAH YURIDIS PENERAPAN KONSEP QUADRUPLEHELIX PADA PELAKSANAAN CSR BAGI UMKM

Jurnal Legislasi Indonesia, 2020

Corporate Social Responsibility (CSR) reflects companies' commitment to contribute to sustainable economic development. The CSR implementation is one of the means to develop Micro, Small, and Medium Enterprises (MSMEs). Today, the implementation of CSR to promote MSMEs is carried out individually by companies, governments, universities, and society, so that it is ineffective and inefficient. To realize an effective and efficient CSR implementation so that the benefits can be felt optimally, a new concept is needed. The research method used in this research was juridical normative with the technique of collecting legal materials through a literature study of positive laws regulating CSR and MSMEs, supported by field data. The results showed that in the CSR implementation, Quadruplehelix Concept can be used. The concept integrates and collaborates systematically the CSR actors, in this case, academica, goverment, business, dan civil society. Quadruplehelix Concept can overcome the weakness of a CSR actor with the strength of the others. The implementation is also more focused on specific goals. A legal umbrella is needed in forms of laws or collaborative agreements among CSR actors in the CSR implementation using the Quadruplehelix Concept.

Strategi Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Berbasis " Community Based Economic Development " (Studi pada pelaku UMKM di Kecamatan Sukodono Kabupaten Sidoarjo

Abstrak  Melihat kondisi eksisting UMKM di Kecamatan Sukodono Kabupaten Sidoarjo yang belum mempunyai sentra atau kampung-kampung UMKM dalam jenis usahanya seperti di kecamatan lainnya, maka keberhasilan pengembangan dan kemajuan usaha dalam pemberdayaannya perlu dipikirkan strategi yang tepat. Untuk itu strategi pemberdayaan bagi pelaku UMKM di Kecamatan Sukodono yang akan dilakukan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo yang tepat adalah dengan pendekatan strategi pemberdayaan UMKM berbasis komunitas. Komunitas UMKM yang ada di Kecamatan Sukodono adalah, Komunitas Usaha dalam skala mikro dengan jumlah 4.410 pelaku, skala kecil dengan jumlah 968 pelaku dan skala menengah dengan jumlah 327 pelaku. Yang merupakan prioritas penting dan mendesak (Priotitas I) adalah dilakukan pada pelaku UMKM pada skala Mikro karena pada jenis UMKM ini di Kecamatan Sukodono jumlahnya paling banyak yaitu sejumlah 4.410 pelaku 77,3%). Selain itu pelaku UMKM pada skala mikro memiliki problema yang dihadapi sangat komplek dan sumberdaya yang dimiliki sangat besar dan potensial, problema yang utama dihadapi adalah masalah Sumber daya Manusia (SDM). Selanjutnya pada skala prioritas II yaitu Mendesak tapi tidak penting dilakukan pada UMKM dengan skala kecil dengan jumlah pelaku sebanyak 968 pelaku (17%) karena para pelaku UMKM pada skala ini memiliki problema tidak sekomplek yang dihadapi pada pelaku UMKM skala mikro dan tingkat pendidikan rata-rata yang dimiliki SLTA ke atas, dengan asumsi aspek SDM sudah jarang ditemui problema yang kompleks. Problema yang dihadapi oleh para pelaku UMKM pada skala kecil ini yang perlu dipikirkan adalah masalah permodalan dan pemasaran. Sedangkan pada skala prioritas III yaitu Penting tetapi tidak mendesak dilakukan pada UMKM dengan skala menengah karena memang jumlahnya tidak sebanyak pada pelaku UMKM skala mikro dan kecil. Walaupun demikian juga perlu dilakukan pemberdayaannya agar memilki daya saing dan posisi tawar yang kuat di bursa pasar yang penuh persaingan di era global saat ini. Abstract Looking at the existing condition of UMKM in Sukodono Subdistrict Sidoarjo Regency which hasn't owned the UMKM centra or villages in its kind of business, therefore it needs to be thought about the suitable strategy to succeed the development and business progress in its empowerment. The empowerment strategy for UMKM agents in Sukodono Subdistrict that Sidoarjo regency government will do is the approaching UMKM empowerment strategy based on community. The UMKM community in Sukodono subdistrict consists of Business Community in micro level with 4.410 agents, small level with 968 agents, and middle level with 327 agents. The one which is important and urgent priority (priority I) is done to the UMKM agents in micro level because the number of agents is the most in Sukodono subdistrict with 4.410 or 77,3%. Besides, the UMKM agents in micro level have complicated problems and many potential human resources. The main problem is on the human resources. While the priority II which is urgent but unimportant is done to the UMKM agents in small level with the number of agents 968 or 17%, because the problems faced on this level are not as complicated as the one of micro level and the education rate is more than senior high school level, which has assumption that it is rarely found complicated problems on the human resources. The problems faced on this level are financial capital and marketing. The priority III which is important but not urgent is done to the UMKM agents in middle level because the number of agents is less than those in micro and small levels. Nevertheless, the empowerment needs to be done too on this level so that it has strong bargaining position and competitiveness in the stock market which is full of competition on this globalization era.

Strategi Pemasaran Pembiayaan Warung Mikro Modal Kerjadi BSM KC Ajibarang Banyumas

2017

Bank Syariah Mandiri KC Ajibarang Banyumas memiliki produk yang khusus diberikan kepada para pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) untuk menambah modal usahanya yang disebut “Pembiayaan Warung Mikro Modal Kerja”. Dari sekian banyak bank syariah yang menyediakan fasilitas pembiayaan, BSM KC Ajibarang Banyumas termasuk bank yang mempunyai nasabah pembiayaan yang banyak. Hal ini tentu tidak lepas dari strategi pemasaran yang diterapkan oleh BSM KC Ajibarang Banyumas dalam memasarkan produknya. Dengan demikian, yang menjadi alasan menarik untuk penyusun teliti. Penelitian ini merupakan penelitian field research (penelitian lapangan) yang dilakukan di BSM KC Ajibarang Banyumas, dengan teknik pengumpulan data kualitatif, yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Kemudian data tersebut dianalisis menggunakan metode deskriptif-kualitatif.. Dalam memasarkan produk pembiayaan warung mikro modal kerja, BSM KC Ajibarang Banyumas memperhatikan inti pemasaran strategis modern yaitu segme...

Strategi Pemberdayaan Masyarakat Dan Ekonomi Di Masa Pandemi Melalui Program UMKM Bangkit Di LAZ Yatim Mandiri Cabang Sidoarjo

Jurnal Masharif Al-Syariah: Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah, 2021

This study aims to provide a model of community and economic empowerment strategies during the pandemic carried out by LAZ Yatim Mandiri Sidoarjo Branch. So far, most LAZs do have a program focus that is not only for mustahiq, but often the programs seem sudden that are not programmed. Not so for LAZ Yatim Mandiri Sidoarjo Branch which has a very effective community and economic empowerment strategy because it has an efficient management pattern, based on proportionality and a sustainable economy. This is important for research because an empowerment strategy has not been formulated that can be used as a model for other LAZs in the midst of the general economic downturn. This research uses a qualitative approach with the type of field research. Which is collecting data directly to the field using data collection techniques through interviews and documentation. The results of this study indicate