Pelatihan Massage Punggung Untuk Mengurangi Intensitas Nyeri Dismenorea Primer (original) (raw)

Yoga Untuk Penurunan Nyeri Pada Dismenore Primer

2023

Primary dysmenorrhea is one of the most common menstrual disorders, complaints begin to be felt around 6-12 months after menarche, even without gynecological abnormalities, dysmenorrhea makes women feel uncomfortable. The purpose of this community service is to provide knowledge about menstruation, as well as nonpharmacological therapy in the form of yoga. Community service during the Covid-19 pandemic as an effort to improve reproductive health when the situation made it impossible for people to come to health facilities except for very important and urgent conditions for help, so it was carried out boldly by utilizing the Whatts App media and Zoom meetings for 3 months which was attended by 158 participants. The application of Yoga for 12 weeks can reduce pain caused by dysmenorrhea ABSTRAK Dismenore primer merupakan salah satu gangguan haid yang banyak dijumpai, keluhan mulai dirasakan sekitar 6-12 bulan setelah menarche, meskipun tanpa kelianan ginekologis, dismenore membuat perempuan merasa tidak nyaman. Tujuan pengabdian masyaraka ini adalah untuk memberikan pengetahuan mengenai menstruasi, serta terapi non farmakologis dalam bentuk oleh raga Yoga. Pengabdian masyarakat pada masa pandemi Covid-19 sebagai upaya meningkatkan Kesehatan reproduksi ketika situasi tidak memungkinkan bagi masyarakat untuk datang ke fasilitas Kesehatan kecuali pada kondisi yang sangat penting dan urgen dilakukan pertolongan, sehingga dilaksanakan secara daring dengan memanfaatkan media Whatts App dan Zoom meeting selama 3 bulan yang diikuti oleh 158 peserta. Penerapan Yoga selama 12 minggu dapat menurunkan nyeri yang disebabkan oleh dismenore.

Yoga Untuk Pengurangan Intensitas Nyeri Dismenorea

2018

Abstrak Dismenorea adalah kondisi medis yang terjadi saat haid, dapat menganggu aktivitas dan memerlukan pengobatan yang mempunyai gejala nyeri atau rasa sakit di daerah perut maupun punggung. Hasil studi pendahuluan di Pondok Pesantren Al Mas’udiyyah Putri 2 Blater Jimbaran Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang, 300 santriwati yang sudah haid, terdapat 210 (70%) yang mengalami dismenorea, ada beberapa cara untuk mengobati dismenorea mulai yaitu terapi farmakologi dan non farmakologi. Salah satu metode non farmakologi yoga dapat digunakan untuk mengurangi nyeri dismenorea. Desain penelitian ini adalah pre eksperimental pre-post design. Penelitian dilaksanakan tanggal 8–31 Januari 2018. Populasi yaitu seluruh santriwati yang dismenorea. Sampel sejumlah 17 responden. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan NRS. Analisis data yang digunakan Uji T-test. Rata-rata intensitas nyeri di...

Teknik Effleurage Massage terhadap Nyeri Dissmenore

Jurnal Kebidanan Harapan Ibu Pekalongan, 2020

Complaints of dissmenorrhea occur in 60-90% of adolescents and are the most frequent causes of absenteeism from lectures and reduced daily activities. Dissmenorrhea that is felt in the form of pain or cyclic pain along with menstruation and often feels like cramps in the stomach and can spread to the back, accompanied by nausea and vomiting. Handling of dissmenorrhea can be done by means of the effleurage technique, the effleurage technique to stimulate the stimulation of the stomach that is experiencing pain which can provide a comfortable effect. This type of research used a quasi-experimental, quasi-experimental research design, the population in this study used a random sampling technique with a total of 15. The results of the normality test of menstrual pain data before treatment were 0.33 and after treatment was 0.14 which means p> 0.05. This shows that the data is normally distributed, so the statistical test used is the Paired T-test. Based on the Paired T-test significan...

Pengaruh Stimulus Kutaneus Slow-Stroke Back Massage Terhadap Skala Nyeri Dismenore Primer Pada Mahasiswi Stikes Amanah di Padang

NERS Jurnal Keperawatan, 2017

Puberty in girls is indicated by a menstruation. Each adolescent girls have a different experience of their periods. Some girls get period without any complaints, but some of them accompanied with dysmenorrhea which resulted in a sense of discomfort in the form of pain that can interfere their daily activities. According to AHCPR (Agency for Health Care Policy and Research), pain management that can be performed by nurses are nonpharmacological therapy, one of which is cutaneous stimulation, Slow-Stroke Back Massage. This study aimed to investigate the direct effect of cutaneous stimulus: Slow-Stroke Back Massage on primary dysmenorrhea pain scale. Design for this reasearc is a quasi experiment in one group (one group pre test-post test design). Subjects in this study were 12 female nursing students of Stikes Amanah Padang who have met criteria of the study. Subjects had been taught about technique of slow-stroke back message, and practice during their period when dysmenorrhea felt for 1 week. Previously, pain experience during menstruation assessed using a scale Numerical Rating Scales (NRS). Data were analyzed using paired t-test. This study showed that more than half of female students (75%) were experienced a moderate level of dysmenorrhea pain with pain scale was 5.67 ± 1.56 before being given cutaneous stimulus slow-stroke back massage (pretest). After given the slowstroke back message (posttest), more than half (58.2%) experienced a mild level of pain dysmenorrhea with pain scale was 4 ± 2.09. The cutaneous stimulus slow-stroke back message can reduce dysmenorrhea pain scale of nursing students in STIKes Amanah Padang.

Pengurangan Nyeri Dismenore Primer pada Remaja Putri dengan Kompres Hangat

Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai, 2017

Background: The incidence of dysmenorrhea in the world is very high. On average more than 50% of women in each country experience dysmenorrhea. Purpose:: This study aims to determine the effect of warm compresses on reducing primary dysmenorrhea pain in adolescent girls at SMA Negeri 4 Metro City in 2017. Methods: This research study is a one group pretest posttest design experiment conducted in April 2017. Warm compresses as a variable intervention and pain dysmenorrhea as effect variables. The study population was all young women who experienced primary dysmenorrhea with a sample of 23 people taken by consecutive sampling technique. Data collection by observation. Bivariate analysis using non parametric dependent statistical tests with Wilcoxon test. Results: The results showed the average of primary dysmenorrhea pain before a warm compress with a scale of 7.48, after a warm compress with a scale of 4.74 and there is an effect of a warm compress on the reduction of primary dysmeno...

Penurunan Nyeri Dismenorea Primer melalui Kompres Hangat pada Remaja

Jurnal Keperawatan Padjadjaran, 2015

Angka kejadian dismenorea primer pada remaja wanita usia 14-19 tahun di Indonesia sekitar 54, 89 %. Di SMA Negeri I Cimahi pada tahun 2014, jumlah siswi kelas XI 167 orang, sebanyak 161 orang (96,4%) siswi mengalami dismenorea. Dampak dismenorea berat menyebabkan (27,7%) siswi tidak dapat mengikuti proses pembelajaran, tidak masuk sekolah, dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Beratnya dismenorea dibutuhkan penanganan non farmakologi yang cukup terjangkau, hemat dan efisien, salah satunya menggunakan kompres hangat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompres hangat terhadap dismenorea primer pada remaja. Metode penelitian yang digunakan adalah quasy experiment dengan pendekatan one group pretest-posttest design. Populasi penelitian remaja kelas XI SMA Negeri 1 Cimahi tahun 2014 yang mengalami dismenorea sebanyak 83 orang. Sebanyak 18 responden diambil sebagai sampel melalui teknik simple random sampling. Untuk mengukur skala nyeri digunakan Verbal Descriptor Scale (VDS), tingkat nyeri diukur sebelum dan setelah kompres hangat dengan suhu air 46°C selama 20 menit. Data analisis dengan uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata tingkat nyeri dismenorea sebelum kompres 6.5 dengan standar deviasi 1.654 dan setelah kompres hangat 4.22 dengan standar deviasi 1.665. Hasil uji statistik menunjukkan terdapat perbedaan pada tingkat sebelum dan sesudah kompres hangat pada remaja. Disarankan bagi pihak puskesmas dan sekolah untuk meningkatkan frekuensi penyuluhan tentang penanganan nyeri dismenorea pada remaja dengan metode non farmakologi yang murah, mudah, efektif dan efisien menggunakan kompres hangat dan agar sekolah memfasilitasi peralatan untuk kompres hangat.

Pelatihan Hipnoterapi Untuk Menurunkan Nyeri Dismenorea pada Siswi SMA PGRI I Kota Lubuklinggau

Journal of Community Engagement in Health

Di Indonesia prevalensi dismenore pada usia remaja sebesar 64,25% yang terdiri dari 54,89% dismenore primer dan 9,36% dismenore sekunder (Santoso, 2008). Secara farmakologi, penatalaksanaan adalah dengan pemberian obat-obat analgetik seperti golongan obat Nonsteroidal Antiinflammatory Drugs (NSAID) dapat meredakan nyeri. Salah satu pengobatan non farmakologi adalah dengan hipnoterapi merupakan aplikasi hipnosis dalam menyembuhkan masalah mental dan fisik (psikosomatis) seperti halnya nyeri, kecemasan, dan lain-lain. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk melatih dan memberi penanganan non farmakologi kepada siswi SMA PGRI 1 Kota Lubuklinggau untuk menurunkan nyeri dismenorea Penanganan dismenorea ini diharapkan dapat diterapkan dan dilanjutkan. Pelatihan ini rencananya akan diikuti oleh siswi SMA PGRI I Kota Lubuklinggau berjumlah 38 orang. Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini adalah terselenggaranya pelatihan hipnoterapi untuk menurunkan nyeri dismenorea.

Literature Review: Mengkaji Pengaruh Akupresur Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Dismenorea

Scientific Proceedings of Islamic and Complementary Medicine

Dysmenorrhea atau sering dikenal dengan nyeri dan kram haid merupakan permasalahan umum yang masih sering terjadi pada hampir keseluruhan wanita yang berada pada rentang usia reproduksi. Angka kejadian penderita dysmenorrhea yang ada di Indonesia mencapai 64,5% dengan kasus paling banyak ditemukan saat remaja, yaitu sekitar usia 17-24 tahun. Kondisi ini sering dikaitkan dengan gejala - gejala lain yang biasanya sering terjadi sebelum memasuki waktu menstruasi seperti rasa mual, muntah, sakit kepala, diare, berkeringat dan denyut jantung yang abnormal. Ada beberapa management nyeri yang bisa digunakan untuk mengatasi dismenorrhea, salah satunya adalah dengan menggunakan teknik akupresur. Akupresur merupakan salah satu cara efektif non farmakologis untuk mengurangi intensitas nyeri saat dismenorrhea yaitu dengan menekan titik meridian. Literature mancanegara ditelusuri melalui sarana media elektronik dengan penuntun kata kunci. Artikel yang terseleksi sejumlah 8, yang masing – masin...