Agama Dan Nilai Spritualitas (original) (raw)
Related papers
Nilai-Nilai Spritualitas dan Harmoni Beragama dalam Wirid Harian Kitab Al-Aurad Al-Nura> niyyah
This research is based on religious issues that are stuck to the practice of normative zhahiriyah. Whereas the religious perfection lies precisely in the balance in practicing the religious zhahiriyah and bathiniyyah. In the religious teachings that bathiniyyah can actually grow and develop religious spirituality. Wirid al-Aura> d al-Nu> ra> niyyah taught by tariqat al-Sha> ziliyyah containing readings is assumed to foster spiriualitas, harmony of religious behavior, not monolithic and tolerant. For this reason this study aims to describe and analyze the religious arguments about wirid. Then describe and analyze the texts, meanings, and interpretations of wirid al-Aura> d al-Nu> ra> niyyah. Finally, analyze the relevance of such wirid practice in developing religious spirituality. This research uses qualitative research approach with descriptive research method and literature study. Descriptive method and literature study is used to describe the study of tasawuf and wirid in religious perspective. Then describes the data concerning wirid al-Aura> d al-Nu> ra> niyyah, translating, and interpreting the meaning of wirid readings, and analyzing their relevance to the development of religious spirituality. The results showed that the daily wird of al-Aura> d al-Nu> ra> niyyah readings such as al-Fa> tiḥah, al-Wa> qi'ah, shalawat, tahlil, tahmid, etc. as tariqat al-Sha> ziliyyah founder contained the meaning meaningful and relevant in developing religious spirituality. Wirid also as one effort in shaping the character of Islamic spirituality (Sufism). The wird that includes some form of remembrance and prayer contains an invitation to create harmony of life, pray for salvation and prosperity for all humanity regardless of religion and religious school. Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan keagamaan yang terjebak kepada pengamalan zhahiriyah yang bersifat normatif. Akan tetapi, kesempurnaan beragama justru terletak pada keseimbangan dalam mengamalkan keberagamaan yang zhahiriyah dan bathiniyyah. Di dalam ajaran agama yang bathiniyyah justru dapat menumbuhkan dan mengembangkan spiritualitas keberagamaan. Wirid al-Aura> d al-Nu> ra> niyyah yang diajarkan oleh thariqat al-Sha> ziliyyah. Di dalamnya terdapat bacaan-bacaan yang diasumsikan dapat menumbuhkan spiriualitas, keharmonisan perilaku keagamaan, tidak monolitik dan toleran. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis dalil-dalil keagamaan tentang wirid. Kemudian mendeskripsikan dan menganalisis teks, arti, dan interpretasi wirid al-Aura> d al-Nu> ra> niyyah. Kemudian, menganalisis relevansi pengamalan wirid tersebut dalam mengembangkan spiritualitas keberagamaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode
Konsep Nilai Agama Yang Terkandung Dalam Adat Istiadat
Arlan Kaharu, 2020
ABSTRAK Banyak sekali kegiatan yang berkaitan dengan nilai. Nilai adalah suatu hal yang berkaitan dengan angka, harga dan jumlah akan tetapi tidak hanya itu saja nilai juga bisa di kaitan dengan agama jadi nilai agama adalah suatu hal yang berkaitan dengan keyakinan yang dapat kita nilai sesuai agama dan keyakinan kita. Kata Kunci : Konsep Nilai, Agama, Dan Adat Istiadat PENDAHULUAN Jika kita membahas tentang konsep nilai agama maka kita tentunya akan berbicara tentang nilai yang terkandung dalam suatu agama atau keyakinan. Definisi nilai secara umum. nilai secara umum tentang suatu yang dianggap baik dimana keberadaanya dicita-citakan, di inginkan, dan di hayati, dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi tujuan kehidupan. Sementara itu menurut Djahiri (Taufiqurruhman 2015:1-2), nilai adalah harga, makna, isi dan pesan, semangat, atau jiwa yang tersurat dan tersirat dalam fakta, konsep, dan teori, sehingga bermakna secara fungsional. Agama menurut Mukti Ali (Anshari 2004:42) adalah percaya ada adanya Tuhan yang maha esa dan hukum-hukum yang diwahyukan kepada utusannya bagi kebahagiaan baik di dunia maupun diakhirat. Sementara menurut peneliti agama merupakan kepercayaan atau keyakinan yang di anut seseorang yang berfungsi sebaigai tuntunan atau jalan. Adat istiadat adalah kumpulan tata kelakuan yang paling tinggi kedudukannya karana sifatnya kekal dan terintegrasi sangat kuat terhadap masyarakat yang memilikinya, adat istiadat merupakkan tata kelakuan yang
Dimensi Spritualitas dalam Kompetensi Kepribadian Guru Pendidikan Agama Kristen
2019
Ide awal tulisan ini bermula dari tingginya ekspektasi terhadap guru Pendidikan Agama Kristen (PAK) yang diharapkan menjadi pengajar yang baik dan berperan layaknya seorang rohaniawan yang memiliki spiritualitas yang tinggi. Spiritualitas guru PAK menjadi sangat penting karena pengajaran yang dilakukannya sendiri bertujuan untuk meningkatkan spiritualitas naradidiknya. Ia mesti memiliki spiritualitas yang baik sehingga ia dapat menjadi teladan dalam pengajarannya. Berdasarkan pemikiran awal ini, muncul keinginan untuk mengkaji esensi nilai-nilai spiritualitas yang harus dimiliki oleh seorang guru PAK dalam rangka memenuhi tugas panggilannya sebagai seseorang yang memiliki profesi sebagai guru. Dengan demikian, tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan dimensi spiritualitas dalam kompetensi kepribadian guru PAK, serta upaya internalisasi nilai-nilai itu sendiri ke dalam dirinya. Untuk menghimpun informasi yang relevan dengan masalah yang dibahas, penulis melakukan kajian litaratur ...
Ketika Agama Menghampiri Sains; Mempertimbangkan Spritualitas dalam Epistemologi Islam
Abstrak: in epistemology, Islam has a concept that is established more in translating science integration. When a Muslim does a scientific activity, than he should depart from the basic intentions and intrinsic motivation that comes out of the deepest conscience to meet guidance of Allah. So that beween science and conscience is a unity and totality that lead to the soul of rabbaniyyat. While we are developing and exploring the concept of theoretical and practical, we must not just stop at the fact but also the fact behind the fact at the time of spiritual or methaphisical sense expressed in each statement of physics.
Adolescents who exhibit behaviors according to the prevailing norms and values, the teen said to have morality. While teens who show behavior contrary to the prevailing norms and values, then the teenager is said to commit immoral acts. The results of previous studies, concluded that, individuals need a controller in thinking, behaving , acting , namely religion or religiosity. Religiosity can affect every aspect of an individual's life, both psychologically and physically. This study aims to examine the relationship between religiosity and morality in adolescents at Madrasah Aliyah. This type of research uses a quantitative approach to the type of correlational research. The population numbered 93 students of Madrasah Aliyah 2012-2013 school year. The sampling technique using simple random technique, the sample in the study totaled 63 students. Analyzed using product moment. The results of this study showed a correlation coefficient ( r) of 0.775 with a significance ( p ) of 0.000, where p < 0.01. Based on data analysis, the conclusions drawn from this study is that there was a significant relationship between religiosity and morality teen Madrasah Aliyah Boarding Schools in the city of Palembang.
Agama Konvensional & Jemaat Bisu
Allah tidak pernah berada di tengah, Dia sentiasa bersama-sama kita. Realiti ini dikaburkan selalu oleh penekanan sisi objektif agama, yang diharap menghasilkan 3B (Belief, Behavior, Belonging), dimonopoli tafsirnya oleh golongan berkemahuan.
Internalisasi Nilai-Nilai Spiritual Religius
Conciencia, 2019
In Indonesia in general the community began to lead to a materialistic and hedonic attitude. They make material a measure of success and happiness. As a result, people often lose control. The more visible humans justify any means to achieve goals. In fact, true happiness and peace of mind cannot be obtained from material, position, long life and freedom. For those who do not find happiness and peace of mind with their glamor, the world seeks tranquility or happiness in its soul by reciting and following the tarekat. The practicing people believe, feel, and declare that through the practice of the teachings and practices of the tarekat this inner peace and essential happiness can be achieved. Of course, this was achieved not apart from the role of murshid who consistently guided and nurtured the spiritual practitioners through their practices and teachings. This means that spiritual education in the form of internalizing religious spiritual values instilled by the murshid to the pr...
Nilai-Nilai Religius Ibadah Puasa Dalampengembangan Kecerdasan Spiritual
2017
Nilai-nilai religious ibadah puasa dalam pengembangan kecerdasan spiritual. Nilai-nilai religious ibadah puasa adalah nilai yang yang diperoleh oleh hambahamba Allah SWT setelah berpuasa. Puasa adalah menahan diri dari sesuatu yang membukanya, satu hari lamanya mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari dengan niat dan beberapa syarat, serta dalam rangka mendidik dan melatih nafsu, danmenyiapkan diri untuk menjadi insan yang betakwa. Kecerdasan merupakan kesanggupan manusia untuk menyesuaikan diri dengan keadaan-keadaan baru dengan cepat dan tepat. Sedangkan kecerdasan spiritual (SQ) adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah dalam setiap perilaku dan kegiatan, melalui langkah-langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah menuju manusia yang seutuhnya (hanif) dan memiliki pola pemikiran tauhid (integralistik), serta berprinsip “hanya karena Allah”. Permasalahan pokok peneliitian ini adalah apakah nilai-nilai religious ibadah puasa itu dapat mengembangkan kecedasan spiritual. ...