Ketika Agama Menghampiri Sains; Mempertimbangkan Spritualitas dalam Epistemologi Islam (original) (raw)
Related papers
Epistemologi Ilmu dalam Prespektif Islam
Kelompok 4 FKM UMG , 2023
Pendidikan Islam merupakan suatu hal yang sangat penting dikembangkan, mengingat pendidikan menjadi landasan utama untuk membangun peradaban masyarakat dan kemajuan suatu bangsa. Maka pandangan secara filosofis pendidikan Islam penting dikembangkan untuk memberikan kemajuan pada dunia pendidikan kontemporer. Untuk terciptanya segala fungsi dari pendidikan yang dapat terintegrasi pada diri pribadi muslim, maka konsep pendidikan yang aktual dan selaras dengan dasar pendidikan Islamlah yang kiranya dapat membawa pribadi setiap muslim kepada tujuan akhir pendidikan yang ingin dicapai, reformasi pendidikan Islam merupakan suatu kemajuan berfikir yang membawa adanya upaya untuk memperbaharui konsep dan terus mengadakan aktualisasi dalam rangka merespon perkembangan zaman yang selalu statis dan dinamis. Dalam perkembangan filsafat Islam, epistemologi menjadi suatu bidang disiplin baru ilmu yang mengkaji sejauh mana pengetahuan dan makrifat manusia sesuaidengan hakikat, objek luar, dan realitas eksternal
SPIRITUALITAS SAINS DALAM ISLAM: Mengungkap Teologi Saintifik Islam
Abstrak: Artikel ini membahas pemikiran Islam tentang teologi saintifik yang sering menjadi perdebatan para ilmuwan. Sebagian pakar berpendapat bahwa al-Qur'an memotivasi umatnya untuk mencintai sains. Pakar lain berpandangan bahwa ayat-ayat al-Qur'an memberikan sinyal-sinyal sains. Pada perkembangan terakhir menguat geliat umat Islam tentang perlunya islamisasi sains. Pendekatan dalam artikel ini adalah pendekatan teologi sains yang mengupas visi dan relasi sains dan Islam. Dalam konteks ini, Islam bukan hanya mendorong umatnya untuk mencintai sains, akan tetapi memberikan sinyal sains yang kalau diungkap akan menghasilkan karya sains yang memberikan kontribusi bagi peradaban manusia. Penulis menyimpulkan bahwa eksistensi sains memperoleh dukungan signifikan dalam ajaran Islam hingga menjadi bagian integral yang tak terpisahkan dari sistem teologi Islam. Abstract: The Spirituality of Science in Islam: Revealing Islamic Scientific Theology. This article discusses Islamic scientific theology that often debated by scholars. Some Islamic scholars argue that Islam through al-Qur'an motivates believers to love science and thus their works do not contradict withal-Qur'an. Others argued that al-Qur'an only provides signs of science and encourages people to solve the puzzles of science. Nowadays the need for islamization of science has grown stronger among Islamic thinkers. This article uses a theological approach to explore the relation of science and Islam. As such, al-Qur'an not only encouraged people to love science but also the signals of science that will produce works of science that contribute to human civilization. In short, the existence of theological science gained significant support in the teachings of Islam to be an integral part of the system of Islamic theology.
ULUL ALBAB Jurnal Studi Islam
Epistemologi, dalam paradigm sains, sebenarnya merupakan cabang filsafat yang secara khusus diminati semenjak abad ke-17 M. Namun, ketika memasuki paroh abad ke 20 ini, epistemologi telah mengalami perkembangan pesat dan b eg itu beragam ke arah berbagai jurusan. Sebab utamanya adalah tumbuhnya cabang-cabang ilmu pengetahuan secara terns menerus tan pa henti. 1 Sebagai ciri khas yang patut mendapat perhatian dalam perkembangan epistemologi pada masa modern adalah munculn ya pandan gan barn mengenai pengetahuan. Pandangan itu dikemukakan oleh Prancis Bacon (I 561-1626) bahwa pengetahuan manusia; Human kncrwledge adalah Human Pcrwer. 2 Pengetahuan baru berarti dan berguna apabila dapat memberi nilai positif manusia dalam penguasaan atas alam. Sebagai akibatnya, ilmu pengetahuan selama masa modern sangat mempengaruhi dan mengubah pandangan manusia dan dunianya.
Akar Timbulnya Dikotomi Ilmu dalam Dunia Islam
Jurnal kependidikan Islam, 2011
Pendidikan Islam tidak mengkontraskan ilmu agama dan ilmu umum, ilmu dan agama mempunyai huhungan yang erat, keduanya tak bisa dipisahkan dan saling melengkapi. Manusia bebas menuntut ilmu dan mengembangkan telcnologi tetapi semua itu harus didasari oleh agama. Ilmu pengetahuan dan teknolot idak selayaknya justru menjerumuskan manusia. Tin^nya ilmu yang dilandasi oleh keimanan dan kesaiehan akan menghasilkan teknologi yang amat bermanfaat bagi keseimbangan dan kelestarian hidup umat manusia dan alam semesta secara universal dan menjadi amal yang bemilai tinggi disisi Allah. Kata Kunci: Dikotomi Ilmu, Dunia Islam. Pendahuluan ' Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya. Dikotomi: Pembagian dua bagian, pembelahan dua, barcabang dua bagian, Atau pembagian didua kelompok yang saling bertentangan.
Epistemologi Ilmu dari Sudut Pandang Islam dan Sains Sekuler
Secara umum epistemologi dapat dijelaskan sebagai cabang filsafat membahas ruang lingkup dan batas-batas pengetahuan. Study ini mencari jalan untuk memecahkan pertanyaan-pertanyaan mendasar yang meliputi pengkajian sumber-sumber watak, dan kebenaran pengetahuan, yaitu apa yang dapat diketahui oleh akal manusia? Darimanakah kita memperoleh ilmu pengetahuan? Apakah kita dapat diandalkan atau harus puas hanya dengan pendapat-pendapat dan sangkaan-sangkaan? Apakah kemampuan kita terbatas dalam mengetahui fakta pengalaman indera, atau kita ini dapat mengetahui yang lebih jauh dari pada apa yang diungkapkan oleh indra? 1 Epistimologi membahas tentang sumber-sumber ilmu dan bagaimana manusia bisa meraih ilmu. Ilmu atau knowledge merupakan sesuatu yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia. Namun, dalam pemahaman mengenai sumber dan cara memperoleh ilmu ini terdapat perbedaan, sehingga nantinya menimbulkan ilmu yang bersifat agama dan ilmu yang sifatnya duniawi. Perbedaan ini disebabkan oleh substansi dari ilmu pengetahuan duniawi, yang diidentikkan kepada ilmu pengetahuan barat-modern, meskipun peradaban barat ini menghasilkan ilmu yang bermanfaat, namun disadari atau tidak ilmu ini juga menyebabkan kerusakan dalam kehidupan manusia khususnya terhadap keyakinan umat Islam. Karena ilmu barat-sekuler, tidak dibangun di atas wahyu dan kepercayaan agama, namun berdasarkan tradisi budaya yang diperkuat dengan spekulasi filosofis yang terkait dengan kehidupan sekuler yang memusatkan manusia sebagai makhluk rasional.2 B. Pembahasan
Agama vs Ilmu Agama: Sebuah Pembacaan Teori Epistemologis Abdul Karim Soroush
TAJDID: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Kemanusiaan
Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan teori penyusutan dan pengembangan yang digagas Abdul Karim Soroush dalam konteks historis dan fungsional. Tulisan ini disusun berdasarkan penelitian pustaka dengan membaca dan menganalisis kritis di antara karya intelektual asal Iran ini dan tulisan-tulisan lainnya yang memiliki tema serupa. Dengan mengambil wilayah pembahasan historis, tulisan ini menyimpulkan bahwa teori epistemologis Soroush tidak hanya bekerja untuk membedakan agama dengan ilmu agama: melainkan bagaimana ia juga mencoba mendamaikan dunia(wi) dan ukhra(wi) sebagai tindak lanjut dari gagasan kaum revivalis yang (menurutnya) belum matang sempurna. Kata kunci: penyusutan dan pengembangan, agama, ilmu agama.
Kontribusi Filsafat Ilmu Dalam Studi Ilmu Agama Islam: Telaah Pendekatan Fenomenologi
ULUMUNA, 2010
Islamic studies is considered both religious and scientific activities. As scientific activities it needs to establish its scientific bases through the study of philosophy of science. From the perspective of philosophy of science, almost all types of knowledge experience what is called a shifting of paradigm. Islamic studies is not exception, so that changes, re-formulations, and improvement of its epistemological design and construction are very possible. Thus, Islamic studies are not static, but dynamic. It always faces current challenges of changing times and styles that are always experienced by Muslims and human being in general. This means that Islamic studies that used to apply purely normative and empirical approaches to phenomena of human religiosity should shift to phenomenological one. The approach is worth to broaden insights and open new horizons in search for the essence and the fundamental structure of human religiousity. Abstrak: Studi ilmu agama Islam dipandang sebagai kegiatan keagamaan dan keilmuan sekaligus. Ketika dipandang sebagai kegiatan keilmuan, maka ia perlu memapankan pondasi keilmiahannya melalui telaah filsafat ilmu. Menurut filsafat ilmu, hampir semua jenis ilmu pengetahuan, mengalami apa yang disebut dengan shifting of paradigm. Studi ilmu agama Islam bukan pengecualian, sehingga sangat mungkin terjadi perubahan, perumusan kembali, dan penyempurnaan terhadap rancang bangun epistemologi keilmuannya. Dengan demikian, studi ilmu agama Islam sebenarnya tidak bersifat statis, tetapi dinamis. Ia selalu menghadapi tantangan-tantangan terkini dari perubahan zaman yang selalu dialami oleh kaum muslimin dan umat manusia pada umumnya. Itu berarti bahwa studi ilmu agama Islam yang dahulunya melulu bersifat normatif dan empiris terhadap fenomena keberagamaan manusia perlu beranjak ke arah pendekatan yang lebih bersifat fenomenologis. Pendekatan itu bermakna untuk memperluas wawasan dan membuka cakrawala baru dalam mencari esensi dan struktur dasat keberagamaan manusia.
Mendudukkan Kembali Makna Ilmu dan Sains dalam Islam
Tasfiyah, 2020
This article tries to explain the fundamental differences between science and knowledge. There has been a confusion of terms between them such as the usage of the term 'science' to indicate 'knowledge' and vise versa. Semantic differences of the terms influence the confusion of meanings and terms agreed by scientists and language experts. Then the definitions of the both terms need to be explored and examined to avoid confusion and disordered thinking. Furthermore, the source of science is al-Qur'an and Hadith, while the fundamental source of knowledge is an empirical object. The recent advances in modern science and knowledge need to be observed, looking at what the Western civilization has done to separate religion and science because they have misunderstood the meaning of science which is could not be separated from religion.
2015
Abstrak: Sebagai agama yang memiliki dimensi keilmuan yang universal, Islam harus dipahami dari segala aspek dengan tanpa meninggalkan esensi-esensi yang terkandung didalamnya. Kejumudan dalam berpikir akan berkonsekwensi terhadap pengkristalan hukum sehingga tidak mampu mengakomodir setiap peristiwa-peristiwa yang hadir kemudian. Dalam relevansinya dengan perkembangan zaman, Islam harus mampu mengikuti arah dan tujuan perkembangan tersebut. Keberadaan Islam sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin harus mampu diapliasikan dalam konteks yang lebih universal dan komperhensif. Pemahaman yang bernuansa indoktrinasi sedikit demi sedikit untuk ditinggalkan, sehingga pola pikir generasi muslim yang akan datang mampu membangun secara kreatif hukum yang relevan tanpa meninggalkan hukum yang sudah ada sebagai bahan komparatif dan dasarnya. Ilmu harus dipahami sebagai kebutuhan prioritas dalam kehidupan muslim di era modern ini. Baik al-Qur’an maupun hadits memberikan sebuah gambaran tentang p...