Education and Morality (original) (raw)
Related papers
Jurnal Islam Dan Masyarakat Kontemporari, 2014
Akta Pendaftaran Pengangkatan 1952 adalah satu-satunya mekanisme yang boleh digunakan oleh orang Islam untuk memberi pengiktirafan undangundang kepada pengangkatan yang dilakukan. Persoalannya, adakah akta tersebut dapat menangani keperluan-keperluan khusus yang dituntut dalam proses pengangkatan anak menurut perspektif Islam? Kajian ini menjawab persoalan ini dan mengenalpasti keperluan orang Islam terhadap satu peraturan khusus berkaitan pengangkatan anak. Analisis yang dilakukan terhadap Akta Pendaftaran Pengangkatan 1952 dan Enakmen-enakmen Pentadbiran Keluarga Islam di setiap negeri di Malaysia mendapati bahawa Akta Pendaftaran Pengangkatan 1952 dan Enakmen-enakmen Pentadbiran Keluarga Islam belum mencukupi untuk menangani keperluan ini. Akta tersebut lebih menjurus kepada tatacara bagaimana pendaftaran pengangkatan dilakukan. Ada syarat-syarat pendaftaran pengangkatan yang diperuntukkannya mengelirukan jika dilihat dari perspektif Islam. Enakmen-enakmen Pentadbiran Keluarga Islam pula hanya memfokuskan terhadap kewajipan memberi nafkah kepada anak angkat, sedangkan konsep pengangkatan anak adalah lebih luas. Walaupun akta dan enakmen-enakmen ini boleh digunakan untuk penjagaan kebajikan anak angkat, namun ia tidak berupaya untuk memberikan panduan kepada orang Islam tentang tatacara pengangkatan Islam. Oleh kerana umat Islam adalah golongan yang paling ramai memohon untuk mengambil anak angkat, adalah wajar sekiranya satu usaha diinisiatifkan untuk menggubal enakmen atau peraturan-peraturan khusus yang boleh dikuatkuasakan sebagai panduan yang mesti dipatuhi oleh setiap keluarga angkat Islam.
KONSEP PENDIDIKAN CINTA DALAM PERSPEKTIF ISLAM
International Conference on Global Business and Social Science, 2020
Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Islam memandang pendidikan sebagai media untuk menjadikan manusia agar memiliki nilai-nilai Islam dalam dirinya dan mengamalkannya dalam setiap perilakunya. Akan tetapi pendidikan dewasa ini lebih diorientasikan kepada usaha untuk melahirkan pekerja yang memiliki intelektual dan keahlian dalam segala bidang, akibatnya nilai (values) yang merupakan intipati utama dalam proses pendidikan terabai begitu sahaja. Akibat daripada itu terjadilah berbagai-bagai masalah sosial serta keganasan dalam kalangan remaja seperti seks bebas, hamil di luar nikah, pembuangan bayi, hilang tumpuan dalam pembelajaran, bunuh diri dan pembunuhan. Diantara puncanya yang didapati oleh sebahagian penyelidik adalah kerana pemahaman dan pengamalan cinta yang salah dalam kalangan remaja. Oleh itu, artikel ini bertujuan untuk membincangkan bagaimana konsep pendidikan cinta yang sebenar menurut Islam. Kajian ini dapat memberi kefahaman bagi peserta didik akan cinta yang sebenar. Penulis mendapati bahawa konsep pendidikan cinta dalam Islam harus memenuhi tiga prinsip utama iaitu pertama; Tauhid, pengakuan atas realiti Tuhan Yang Maha Esa dan mengabdikan dirinya hanya kepada Allah SWT sahaja. Kedua; Nubuwah iaitu seluruh pengabdian hamba kepada Allah SWT menepati cara yang ditunjukkan NabiNya. Ketiga; Pasrah bahawa seluruh pengabdian itu dilakukan hanya mengharapkan keredaanNya sahaja. Oleh itu, dapat disimpulkan bahawa cinta dalam Islam dapat diajarkan melalui tiga pilar utama iaitu Iman, Islam dan Ihsan.
PEMBENTUKAN KARAKTER (Studi Terhadap Mahasiswa UIN Suska Riau Dalam Membentuk Karakter Islami)
Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman , 2009
The Character Building : A Study on Student of UIN Suska Riau In Developing Islamic Character: Character building plays an important role in Islamic education. Even,. The main mission of Prophet Muhammad saw is to improve the moral character of Muslim society. Islamic character can be established through three stages: first, there are values absorbed from Islamic teaching. Second, these values create the formulation of thinking to be the formulation of vision. Third, this vision becomes the mentality resulting attitude. The dominant attitude in a person is character or personality. From this simple analysis, the writer finds that there are still many characters found which do not reflect Islamic values, both from student's understanding and their actualization in everyday life. Pendahuluan Tujuan utama pendidikan dalam membentuk karakter yang baik pada diri manusia dalam dunia pendidikan pada umumnya menempati prioritas utama. Terutama dalam pendidikan Islam, hal ini dapat dibuktikan dalam sejarah Islam bahwa misi utama Nabi Muhammad saw dalam menjalankan risalahnya (agama Islam) adalah untuk mendidik manusia agar menjadi manusia yang memiliki karakter yang baik (good character) atau yang sering disebut membentuk akhlakul karimah. Tokoh pendidikan Barat yang mendunia seperti Klipatrick, Licona, Brooks dan Goble seakan menggemakan kembali misi Yasmaruddin Bardansyah, Pembentukan Karakter: Studi Terhadap… 247 yang dibawa nabi Muhammad saw, bahwa moral, akhlak atau karakter adalah tujuan yang takterhindarkan dari dunia pendidikan. Begitu juga dengan marthin Luther King Jr. menyetujui pemikiran tersebut dengan mengatakan, "Intelligence plus character, that is the true aim of education." 1 Kecerdasan plus karakter itulah tujuan yang benar dari pendidikan. Sementara Mardiatmadja menyebut pendidikan karakter sebagai ruh pendidikan dalam memanusiakan manusia.2 Para tokoh pendidikan Islam masa lalu seperti Ibnu Miskawaih, Al-Qabisi, Ibn Sina, Al-Ghazali dan Al-Zarnuji menunjukkan bahwa tujuan puncak pendidikan akhlak adalah terbentuknya karakter positif dalam perilaku anak didik. Karakter positif ini tiada lain adalah penjelmaan sifat-sifat mulia Tuhan dalam kehidupan manusia.3 Penjelasan dari tokoh pendidikan diatas, ingin menunjukkan bahwa pendidikan sebagai nilai universal kehidupan memiliki tujuan pokok yang hampir disepakati disetiap zaman, pada setiap kawasan dan pada semua pemikiran. Dengan bahasa sederhana, tujuan yang disepakati itu adalah merubah manusia menjadi lebih baik dalam pengetahuan, sikap dan keterampilan. Dalam konteks lembaga pendidikan yang berbasis keislaman, sudah seharusnya mimiliki pengaruh dan dampak terhadap pembentukan good character (akhlakul karimah) bahkan bukan hanya sebagai tanggung jawab tetapi juga merupakan suatu usaha yang menjadi prioritas. Namun demikian dalam implementasinya, pembentukan karakter akhlak mulia dimaksud masih tetap cenderung pada 1 Thomas Lickona,. Educating for Character, How Our Schools Can Teach
Artikel Pemikiran Islam dan Kesehatan
ABSTRAK Makalah ini dengan judul " Peran Ajaran dan Pemikiran Islam dalam Bidang Kesehatan " ini mendeskripsikan tentang adanya peran signifikan baik secara filosofis dan subsantif ajaran dan pemikiran dalam bidang kesehatan. Aspek-aspek yang diuraikan dalam tulisan ini mencakup tentang filosofi Islam dan kesehatan, beberapa contoh dan kesimpulan mengenai ajaran dan pemikiran Islam tentang kesehatan, serta bagaimana hubungan ibadah sebagai manifestasi ajaran Islam dapat berperan atau sangat berhubungan dengan nilai-nilai kesehatan. Munculnya berbagai persoalan di bidang kesehatan di tengah-tengah masyarakat menunjukkan belum sepenuhnya pengamalan nilai-nilai ajaran dan pemikiran Islam di tengah masyarakat. Hal ini tentunya menjadi tantangan sendiri dan keadaan ini sesungguhnya belum sejalan dengan pokok ajaran dan pemikiran Islam yang sangat banyak terkait dan relevan dengan keilmuan di bidang kesehatan dan nilai-nilai kesehatan yang bersifat universal. Dengan melihat adanya peran dan hubungan yang kuat antara ajaran dan pemikiran di bidang kesehatan ini diharapkan akan semakin meningkatkan pada kesadaran untuk melaksanakan ajaran Islam melalui ibadah dalam arti yang seluas-luasnya dengan sebaik-baiknya sesuai tuntunan sehingga baik secara langsung maupun tidak langsung dapat menjaga, memelihara dan meningkatkan status kesehatan dalam seluruh dimensinya serta senantiasa dapat mensyukuri nikmat kesehatan yang tak ternilai harganya. Kata Kunci: Islam, kesehatan, filsafat, perilaku, dan ibadah.
Tradisi Islam dalam prasasti dan naskah Ulu di wilayah Pasemah, Sumatera Selatan, Indonesia
2021
Aksara Ulu merupakan aksara yang berkembang di daerah Sumatra Bagian Selatan. Asal kata ulu berarti hulu sungai atau dataran tinggi. Aksara Ulu sudah tidak digunakan lagi pada masa sekarang. Meski demikian, tulisan ini mengkaji tradisi Islam di wilayah Pasemah berdasarkan isi prasasti dan naskah beraksara Ulu. Tujuan penelitian yakni mengetahui tradisi Islam di dalam isi prasasti dan naskah. Sasaran penelitian yakni mengidentifikasi seberapa besar peranan tradisi Islam dalam mempengaruhi isi dari prasasti dan naskah. Metode penelitian meliputi pengolahan data (penelusuran sumber, wawancara, studi pustaka), deskripsi ukuran, asal, pemilik, keadaaan atau kondisi, bahasa, variasi aksara, transliterasi, terjemahan, penafsiran, sintesis, dan penyajian data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa isi prasasti dan naskah Ulu secara kuat dipengaruhi oleh tradisi Islam. Pengaruh agama Islam dalam naskah atau prasasti beraksara Ulu juga dapat dilihat dari pandangan masyarakat terhadap naskah dan ...
Proses Produksi dan Penjualan Batako dalam Perspektif Hukum Islam dan Konsumen: Sebuah Kajian Hukum
SERAMBI: Jurnal Ekonomi Manajemen dan Bisnis Islam, 2019
This article aims to examine how to review Islamic business ethics and consumer protection laws on the brick production process and how to review Islamic business ethics and consumer protection laws on the brick-making process in Nguneng Village, Wonogiri. This research is a type of field research with a qualitative approach, data collection techniques using observation and interviews related to the production process and sales of these brick blocks. Then draw conclusions using Islamic business ethics theories and consumer protection laws. Based on the results of the study, it can be concluded that 1) The production process of concrete blocks in Nguneng Village, Puhpelem District, Wonogiri Regency is not following Islamic business ethics because it does not meet the principles of Islamic business ethics because it does not pay attention to honesty, balance, free will, responsibility, and virtue in making Concrete brick. Abstrak Artikel ini bertujuan mengkaji bagaimana tinjauan etika bisnis Islam dan undang-undang perlindungan konsumen terhadap proses produksi batako dan bagaimana tinjauan etika bisnis Islam dan undang-undang perlindungan konsumen terhadap proses penjualan batako di Desa Nguneng, Wonogiri. Penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif, teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan interview terkait proses produksi dan penjualan batako tersebut. Kemudian menarik kesimpulkan dengan menggunakan teori-teori etika bisnis Islam dan Undang-undang perlindungan konsumen. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa 1) Proses produksi batako di Desa Nguneng Kecamatan Puhpelem Kabupaten Wonogiri belum sesuai dengan etika bisnis Islam karena tidak memenuhi prinsip prinsip etika bisnis Islam, karena kurang memperhatikan kejujuran, keseimbangan, kehendak bebas, tanggung jawab, dan kebajikan dalam pembuatan batako.
Aliran Pemikiran Ekonomi Islam Dunia Melayu
Ulum Islamiyyah, 2014
Makalah ini mempunyai dua tujuan utama. Pertama; meneliti aliran pemikiran ekonomi Islam kontemporari para sarjana di dunia Melayu; dan kedua; menganalisis aliran pemikiran tersebut dalam konteks konstruk teoretikal ekonomi Islam. Sarjana di dunia Melayu di sini merujuk kepada para cendekiawan di Kepulauan Melayu (Semenanjung Malaysia, Sumatera Timur, Kepulauan Indonesia, dan Borneo) dengan tumpuan khusus kepada Malaysia dan Indonesia. Ekonomi Islam yang dimaksudkan di sini pula terhad kepada ekonomi Islam anus perdana kontemporari. Kedua-dua tujuan ini dicapai melalui pendekatan kajian analisis tekstual terhadap penulisan-penulisan ekonomi Islam yang dihasilkan oleh para sarjana terpilih di Malaysia dan Indonesia. Hasil analisis ini kemudian disusun dalam bentuk tiga bahagian. Bahagian pertama membincangkan tentang konstruk teoretikal ekonomi Islam kontemporari. Bahagian kedua membincangkan tentang aliran pemikiran ekonomi Islam para sarjana Malaysia dan Indonesia. Akhir sekali, ba...
ORIENTASI FIKIH DALAM PENDIDIKAN ISLAM
Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, 2012
Fikih Orientation in Islamic Education: The transformation process in formal Islamic education institutions is more oriented Fiqh Minded which emphasizes on wrong-right, sin-reward. Furthermore, it also occurs in teaching process of informal Islamic education. Some educators or propagators use 'sin-reward' method in front of his audience. Islamic education is more oriented on dramatisation of ritual's reward; fasting in ramadhan, pilgrimage during ramadhan, and alms giving. As a result, students are influenced by paradigm of 'sin-reward'. This teaching pattern gives impact to the pattern of performing Islamic rituals which emphasizes on the form of fiqh an sich. In fact, behaviour is formed from an understanding of theological values, belief in the Almighty. This students attitude is supported by the fact or phenomenon which can be called as moral crisis among students ; the presence of student brawl, free-sex, and many others. This is due to Islamic education patterns do not emphasize on the importance of love, affection, tolerance, respect and so on. The implication of such model is that the rise of fiqh paradigm (namely single truth, single mazhab, and piety is measured by the obedience to fiqh), group or religious fanaticism, discrimination and religious conflicts. Pendahuluan Pendidikan Agama pada saat ini dihadapkan pada tantangan modernitas yang semakin complicated dan massive. Untuk menyebut beberapa tantangan modernitas adalah isu-isu pluralitas agama, etnik, globalisasi, radikalisme agama, dan konflik bernuansa SARA. Ada kesan, praktek dan proses pendidikan Islam steril dari konteks realitas, Imam Hanafi, Orientasi Fikih dalam Pendidikan Islam 17 sehingga tidak mampu memberikan kontribusi yang jelas terhadap berbagai problem yang muncul. Bahkan, muncul kritik yang lebih pedas lagi terhadap pola pendidikan Islam yang selama ini berjalan, bahwa merebaknya berbagai konflik dan kekerasan bernuansa agama antara lain merupakan pengaruh dan andil dari proses dan praktek pendidikan agama yang berjalan sekian lama sehingga sudah terinternalisasi dalam diri peserta didik. Munculnya berbagai kritik yang ditujukan kepada pendidikan Islam oleh para pemerhati dan praktisi pendidikan belakangan ini lebih dikarenakan ia dianggap tidak mampu mencetak individu muslim yang diidealkan, antara lain yang berakhlak mulia, beriman kuat, mempunyai ketrampilan sosial tinggi, dan ready to work. Selain itu, dari sisi outcome, alumni lembaga pendidikan Islam juga mempunyai kemampuan rata-rata atau bahkan lebih rendah jika dibandingkan dengan outcome lembaga pendidikan non-Islam. Lebih jauh, kritik juga ditujukan pada beberapa komponen pendidikan yang dianggap kurang memadai, seperti kurikulum yang out-of-date dan tidak kontekstual, tenaga kependidikan yang kurang qualified, sarana dan prasarana yang kurang mendukung, dan lemahnya political bargaining dalam menentukan nasib lembaga pendidikan Islam sehingga dalam setiap pengambilan keputusan tentang legislasi pendidikan, pendidikan Islam relatif dinomorduakan. Berbagai kritik dan evaluasi tersebut pada dasarnya merupakan bentuk introspeksi terhadap realitas pendidikan Islam yang masih ada ketimpangan yang sangat tajam antara das Sein dengan das Sollen, antara is dan ought-to. Pendidikan Islam yang diharapkan mampu mencetak pribadi muslim yang optimal secara fisik, ruhani, intelektual dan sosial ternyata masih jauh panggang dari api. 1 Di samping persoalan tersebut, adanya fenomena dualisme sistem pendidikan juga 1 Tujuan pendidikan ini dapat dilihat dari tulisan Abdurrahman Saleh Abdullah, Educational Theory: A Qur'anic Outlook (Makkah al-Mukarramah: Educational and Psychological Research Center, 1982).
Penerapan Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaranpendidikan Agama Islam (Pai) DI SMPN 28BANDAR Lampung
2018
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang telah disahkan oleh pemerintah pada tanggal 15 Juli 2013. Pemberlakuan kurikulum 2013 merupakan komitmen pemerintah dalam rangka usaha meningkatkan mutu Pendidikan di Indonesia. Dalam upaya pelaksanaan kurikulum 2013 yang diberlakukan pada tahun ajaran 2013-2014 pemenrintah mendapatkan bantahan yang cukup keras, baik dalam pihak guru, sekolah maupun pengamat pendidikan. Berpijak dari itulah peneliti melakukan penelitian di SMPN 28 Bandar Lampung dengan judul Penerapan Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMPN 28 Bandar Lampung. Adapun tujuan penelitian ini adalah: (1) Bagaimana Implementasi Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN 28 Bandar Lampung (2) Apa factor pendukung dan penghambat kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN 28 Bandar Lampung. Untuk mencapai tujuan tersebut, Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan mengambil latar guru Guru ...