Evolusi sistem dunia Internasional: Perwujudan Political Community dalam Teori kritis (Critical Theory) (original) (raw)

Kontribusi Critical Theory Dalam Perkembangan Studi Hubungan Internasional DI Indonesia

Dauliyah Journal of Islamic and International Affairs, 2017

This article examines the main theoretical contribution of critical theory in analyzing the contemporary of international relations phenomena. Empirical and conceptual applications of critical theory as a perspective in international relations study are discussed. It is argued that critical theory has specific contribution to the development of international relations studies in Indonesia.

Marketisasi masyarakat dan tatanan global penguasa (dan juga pemikiran kritis tentang Niklas Luhmann)

Politikatudományi Szemle, 2004

Masalah dalam teori Luhmann adalah bahwa tidak ada analisis dimensi dominasi masyarakat, tidak ada analisis kohesi internal atau permusuhan eksternal dari kelompok-kelompok orang dan perjuangan mereka untuk dominasi. Tanpa analisis dimensi ini, juga dimensi fungsional masyarakat hanya dapat dilihat setengahnya. Dengan koreksi-koreksi saya sebelumnya, saya sebagian besar tetap berada dalam teori sistem fungsional Luhmann tentang masyarakat, tetapi dengan dimasukkannya dimensi dominasi, ini bukan lagi masalah koreksi lebih lanjut tetapi merupakan tambahan yang nyata. Kegiatan sosial dan hasilnya tidak hanya fungsional, tetapi juga mewakili sumber daya kekuasaan yang dapat digunakan oleh individu atau sekelompok orang untuk berbagai tingkat. Uang (dan pasar) yang mengatur aktivitas ekonomi, media massa yang mengatur arus informasi secara keseluruhan, infrastruktur ilmiah yang memberikan gambaran sistematis tentang masyarakat, dan forum-forum artistik dan akademis yang mengatur kehidupan intelektual-untuk beberapa nama-tidak hanya memberikan hasil yang fungsional, tetapi juga, sebagai sumber daya sosial, memberikan kekuasaan dan dominasi pada individu-individu dan kelompok-kelompok orang yang dapat melakukan kontrol yang lebih besar terhadap mereka. Dengan kata lain, meskipun diferensiasi fungsional telah terjadi dalam masyarakat modern dan mekanisme evaluasi internal dan logika otonom telah berkembang di setiap subsistem, kelompok orang yang dominan dalam masyarakat secara keseluruhan berusaha untuk mendapatkan pengaruh atas aktivitas setiap subsistem untuk mengamankan kekuasaan mereka dan menjaga kelompok orang bawahan lainnya. Setelah ini tercapai, mereka secara sistematis mencoba untuk meminggirkan dan mengecualikan dari posisi kepemimpinan dalam subsistem fungsional isu-isu, aspirasi, dan kelompok orang yang mungkin mengancam kekuasaan mereka.

Teori Hubungan Internasional Relevan! Kritik terhadap Kritik

Perkembangan terkini telah menghadapkan teori Hubungan Internasional kepada kritik tajam yang terpusat pada relevansi kajian teoritis terhadap permasalahan internasional aktual. Penulis bermaksud membela relevansi filosofis dan praktis teori hubungan internasional sebagai sebuah produk intelektual. Metateori yang abstrak sekalipun terbukti sahih untuk diterapkan secara empiris. Argumen dikonfirmasi melalui dua tahapan pembahasan yang meliputi: (1) falsifikasi logika berfikir yang mencetuskan keraguan mengenai status aksiologis teori hubungan internasional, dan (2) menunjukkan konteks epistemologi yang mendukung validitas teori hubungan internasional sebagai referensi sosial dan kebijakan. Kata-Kata Kunci: teori Hubungan Internasional, kritik, relevansi, epistemologi, aksiologi, kebijakan.

Interpretasi Liberalis Terkait Kemunculan Organisasi Internasional

Seiring dengan perkembangan sejarah, negara-negara di dunia telah memanfaatkan organisasi internasional untuk berbagai tujuan. Salah satu tujuan tersebut adalah ketika mereka menggunakan organisasi internasional untuk meraih kepentingan yang sama dan mendapatkan keuntungan sebanyak mungkin. Aspek organisasi internasional seperti inilah yang diteliti oleh para penganut perspektif liberalisme institusionalis. Bahkan Kenneth W. Abbott dan Duncan Snidal (1998), menyatakan dalam artikelnya yang berjudul Why States Act through Formal International Organizations, bahwa semenjak berakhirnya Perang Dingin negara-negara di dunia telah memanfaatkan berbagai organisasi internasional untuk menyelesaikan permasalahan di dunia internasional. Mulai dari hal-hal yang bersifat meredakan dan menyelesaikan konflik, hingga permasalaham ekonomi dan perdagangan dunia. Berangkat dari sinilah penulis akan meyampaikan penjelasan yang cukup dapat menjelaskan mengenai liberalisme institusioalis terkait dengan munculnya organisasi internasioal dalam dunia yang semakin mengglobal ini. Menurut perspektif liberalisme institusional, organisasi internasional merupakan suatu fenomena kompleks yang melibatkan berbagai teori dalam hubungan internasional Organisasi Internasional

" Rekonfigurasi Peta Politik Global serta Pola Gerakan HMI dalam Menyikapi Globalisasi Politik " (R-Ideopolitor Stratak – Pemetaan Organisasi Politik Dunia

Globalisasi telah menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan sebagai contoh, pengaruh globalisasi terhadap peta politik dunia yang berkaitan dengan pembentukan World Bank dan International Monetary Funds (IMF). Negara-negara di dunia digambarkan semakin terintegrasi dan berkoneksi antarnegara satu dan lainnya, sehingga sekumpulan negara tersebut membutuhkan undang-undang guna mengelola keuangan dan mata uang dunia. Pada akhirnya, terbentuk kedua badan, yakni World Bank dan IMF, yang bertujuan memberikan saran secara teknis terhadap negara-negara berkembang. Selain institusi yang melihat dari sisi ekonomi, terdapat pula insitusi pemerintahan supranasional yang berada di tingkat yang lebih tinggi dari negara, seperti PBB dan Uni Eropa. Institusi-institusi tersebut menghilangkan batasan kekuasaan negara di dalam batasan itu sendiri. Narasi problema diatas menyebabkan terjadinya kesenjangan keseimbangan politik global, Maka dari itu perlu adanya studi kritis dalam menyikapi permasalahan global tersebut. Dalam makalah ini penulis mencoba menggagas konsep rekonfigurasi serta pola gerak HMI dalam menyikapi permasalahan globalisasi politik.

Teori Politik Internasional: Perspektif Realisme

Perkembangan ideologi dan politik dunia saat ini memiliki perbedaan dengan yang berkembang pada jaman dahulu, sekelompok atau sebagian masyarakat yang hidup di jaman kontemporer seperti sekarang tidak banyak dipengaruhi oleh aliran-aliran kepercayaan atau sistem paham yang kaku dalam menjelaskan realita dan dinamika sosial. Pada abad ke-18 manusia bersifat idealis semata sedangkan bergerak sekitar seratus tahun dari masa tersebut manusia lebih condong bersifat realistis. Dalam hal ini manusia hanya percaya pada kebenaran yang dicarinya melalui sistem kepercayaan yang sistematik dan komprehensif.

IDEOLOGI UTAMA DALAM EKONOMI POLITIK GLOBAL ANTARA MERKANTILISME DAN LIBERALISME

Nia Diniati , 2024

Merkantilisme, sebagai doktrin yang berusia tua, dianggap sebagai konsep sentral dalam studi ekonomi internasional karena menyumbangkan pemikiran tentang "sistem paksa" yang menjadi pondasi bagi negara-negara saat ini. Perkembangan merkantilisme klasik terkait dengan bangkitnya berbagai negara modern di Eropa dari abad ke-15 hingga ke-18. Pada masa itu, pemikiran politik dan ekonomi didominasi oleh konsep intervensi negara dalam pasar dengan tujuan meningkatkan keamanan nasional dan kepentingan nasional. Menurut penganut

Potensi Irelevansi Sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dalam Konstelasi Politik Global

Global and Policy Journal of International Relations, 2014

Many claims stating that the Unitary State of the Republic of Indonesia (NKRI) is final system. Supporter of this argument suggests that the concept of the nation-state has the final. In fact, if viewed from its historical context, system nation-state only one trend of various systems that run by human. System of city-states, kingdoms, empires, and the caliphate is an example of systems that ever existed and became a trend. This suggests that the nation-state is not absolutely necessary for the human system. In addition, the contemporary trend suggests that the nation-state is increasingly irrelevant. Various regional and transnational cooperation of various actors between states and non-state has taken over some of the traditional role of the nation-state. Existence of EU institutions give the real illustration that regionalism system began to replace the nation-state. Contemporary religious movements also brought the idea to replace the nation-state system. Therefore , it is possible that alternative systems, both of which have roots tradition from the past or an entirely new system, will be able to replace the nation-state system. Therefore , the claim that NKRI is a "final system" and " have the final ", should be reviewed.

IDEOLOGI-IDEOLOGI POLITIK DAN PANDANGAN DUNIA: SEBUAH PENGANTAR

Jim-Zam, 2023

Buku ini diterjemahkan dari buku teks perkuliahan "Political Ideologies and Worldview: an Introduction". Merupakan buku dasar tentang pengenalan terhadap ideologi-ideologi yang berkembang sejak awal hingga sekarang, serta pengaruhnya terhadap bidang politik khususnya dan bidang-bidang lain. Semoga bermanfaat.