Ekologi Perairan Pola Longitudinal Sungai Serayu (original) (raw)

Analisis Karakteristik Pola Sedimentasi dan Perubahan Morfologi Muara Sungai Serayu

2020

Muara Sungai Serayu is located in the Cilacap district, precisely in the Adipala and Kesugihan districts. When the flow of water enters the estuary there will be a change or transition in the speed of the water flow. Slowing water flow causes sedimentation in the river mouth so that sedimentation occurs at the mouth of the river mouth. The mouth of the Serayu river estuary has undergone a morphological change due to the presence of a sand spit that covers the mouth of the river estuary so that it experiences a diversion to the area. From the results of the SED2D modeling there was a change in the base elevation in the mouth of the river mouth with the existing conditions of 11.79% - 30.20%. In the groundsill planning conditions an increase of 0.35%, resulting in a decrease in elevation of 11.56% - 30.55%. Changes in the base elevation in the jetty planning conditions decreased by 0.47% from the existing conditions, so there was a change in evelation for 1 year amounting to 0.06% - 2...

Hydrodynamic Modeling in Estuary of Banyuasin, South Sumatra (Pemodelan Pola Arus di Perairan Pesisir Banyuasin, Sumatera Selatan)

A two-dimensional model to investigate the pattern of current in estuary of Banyuasin has been developed. The properties of tide, wind, and current were measured to understand the dynamics of estuarine environment. Based on the information, the model of current simulation were performed. The simulation of model shows that offshore flow during flood tide and inland flow during ebb tide. Maximum current speed was recorded during mean-sea-level towards high tide of 0.8716 m/s, while the minimum was 0.0661 m/s observed during ebb tide. The difference current speed between model and recorded is 0.04 m/s.

Kajian Tiga Rumus Angkutan Sedimen Melayang Sungai Serayu Dibandingkan Dengan Hasil Laboratorium

JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil

Sungai Serayu adalah salah satu sungai terpanjang di pulau jawa dengan panjang sungai utama mencapai 180 km. Sungai Serayu mempunyai debit aliran yang cukup besar sehingga dapat membawa berbagai ragam partikel hasil dari erosi. Penelitian akan berfokus pada angkutan sedimen melayang (suspended load). Penelitian akan dilakukan di lLaboratorium dan akan dibandingkan dengan pendekatan rumus Einstein’s ; Lane dan Kalinske’s ; Chang, Simon dan Richardson’s. Penelitian Laboratorium dikakukan pada sirkular flum menggunakan sampel berupa lumpur yang diambil pada muara Sungai. Hasil percobaan Laboratorium menghasilkan kisaran debit angkutan sedimen melayang sebesar 0.0004 – 0.0014 kg/s/m dari debit air 0.0022 – 0.0031 m3/s. Dari ke-3 pendekatan rumus, yang paling mendekati dengan hasil Laboratorium adalah pendekatan Chang, Simon, and Richardson’s.

Bioprospektif Perairan Berdasarkan Produktivitas : Studi Kasus Estuari Sungai Serayu Cilacap, Indonesia

Biosfera, 2017

The high changes of Serayu River land use is resulting the high of load particle sedimentation into the body of water. Turbidity will accumulate in the downstream or estuaries which would have an impact on biota, especially plankton as primary productivity and secondary productivity. This research is conducted with a survey method and purposive sampling technique. Estuary Serayu River is divided into 5 stations, starts from the nearest to the sea (1) with 26 ‰ salinity and the furthest stations from the sea (5) with 8 ‰ salinity. Samples of water and plankton are taken at the time of high tide and low tide every month, for 4 months (August, September, October, and November 2016). The obtained data is analyzed by PCA to study the environmental factors towards primary productivity and secondary productivity. Based on the research result environmental factors has relation waters estuary productivity of Serayu river on the highest and lowest tide those are lightness, level TSS and pH.

Aplikasi Sebagai Penentuan Pola Spasial Breeding Place Di Sekitar Aliran Sungai Progo

Insect (informatics and security): jurnal teknik informatika, 2022

Kedekatan dengan sungai merupakan area rawan terhadap penyakit demam berdarah. Belum adanya aplikasi yang dapat menentukan sebaran breeding place yang hasilnya dikombinasikan secara spasial. Penelitian ini bertujuan membuat aplikasi, mempelajari pola spasial dan pengaruh kedekatan sungai Progo terhadap perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti. Populasi berada di empat wilayah Kabupaten Bantul yang dekat aliran sungai Progo. Ada empat desain studi yang digunakan yaitu studi assessment, experiment, observasi dan modelling. Data dianalisis dengan ArcGis 10.3. Koordinat diexport ke ArcGis untuk menvisualisasikan penyebaran breeding place sebagai variabelnya. Teknik analisa menggunakan skor dan buffer, Mean Center, Average Nearest Neighbor (ANN), Moran's Index dan regresi berbobot geografis (GWR). Hasil nilai ANN diperoleh bahwa sebaran breeding place memiliki rasio sebesar 0,442891 , Z-score sebesar-11,963454 , Moran I nilai z-score = 9,004 dan dengan metode GWR r2= 0.79. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa kedekatan dengan sungai mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangbiakan breeding place. Empat kecamatan Bantul yang dekat dengan Sungai Progo yaitu Sedayu, Pajangan, Pandak dan Srandakan. Pusat rata-rata perkembangbiakan breeding place terletak di Pajangan Kata kunci-breeding place, spasial, Sungai Progo

Analisa Pergerakan Pola Longsoran Tebing DI Belokan Sungai

Bina Darma Conference on Engineering Science (BDCES), 2020

The cliff landslide process occurs due to a continuous scouring process at the bottom of the channel. The landslide pattern that occurs is strongly influenced by flow rate, channel slope, grain diameter, water level and time. The longer the flow, the longer the scouring occurs and in severe circumstances this will cause landslides. The purpose of this study was to observe changes in the water level at the turn starting from points P1 (STA 80), P2 (STA 110), P3 (STA 140), P4 (STA 170), P5 (STA 200). This research was carried out by testing experimental models in the laboratory using artificial channels with a scale model for 30 minutes of flow time to study the pattern of cliff landslides in river bends with the resulting discharge with 2 experiments, namely (Q1 = 0.15cm3 / second), (Q2 = 3.75cm3 / second). The results of this study indicate that there is considerable erosion on the outside of the channel bends. While the deposition is clearly visible on the inside of the channel bend and the narrowing of the channel on the inside of the curve with the first experiment the maximum results of scouring (2.1cm) of sediment (3cm), the second experiment getting the maximum results of scouring (2.5cm) and (3.1cm)

Perifiton Danau Maninjau

ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 pada 5 lokasi stasiun yang mewakili kondisi lingkungan perairan Danau Maninjau, yaitu Muko-muko, Bayur, Sigiran, DM4 dan DM7. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui komposisi perifiton yang terdapat di perairan Danau Maninjau. Perifiton diambil dengan mengerik permukaan batu atau kayu yang terendam dengan luas permukaan 12 cm 2 diulang 3 (tiga) kali dikomposit. Hasil identifikasi diperoleh 71 jenis perifiton yang terdiri dari divisi Bacilariophyta 54 % (38 jenis), kelas Chlorophyta 24 % (17 jenis), Cyanophyta 18 % (13 Jenis), Dynophyta 1 % (1 jenis) dan Xanthophyta 3 % (2 jenis).Hasil perhitungan menunjukkan rata-rata indeks keanekaragaman 3,116 (sedang), sedangkan rata-rata indeks keseragaman 0,865 (tinggi) dan rata-rata indeks dominansinya 0,061 (kecil). ABSTRACT INFLUENCE OF WATER QUALITY ON THE PERIPHYITON COMPOTITIONS IN MANINJAU LAKE. This research was conducted in October 2014 at 5 sampling sites, representing the environmental conditions of Lake Maninjau waters, which were : Muko-Muko, Bayur, Sigiran, DM4 and DM7. The research objective was to determine the composition of periphyton existed in the waters of Lake Maninjau. Perifiton was taken by scraping the surface of submerged stone or wood composited of 3 x 12 cm 2 sampling area. There were 71 species of perifiton identified, consisted of Bacilariophyta 54% (38 species), Chlorophyta 24% (17 species), Cyanophyta 18% (13species), Dynophyta 1% (1 species) and Xanthophyta 3% (2 species). The calculations shows that the average diversity index value was 3.116 (medium), while the average index of uniformity was 0.865 (high) and the average index of dominance was 0.061 (small).

Pemodelan Hidrologi Longsoran di Lereng Km 1 Jalur Lintas Barat Liwa Krui Lampung Barat

ABSTRAK Kejadian longsoran di jalur lintas barat Liwa-Krui sering terjadi yang menyebabkan putusnya jalur perekonomian antar-daerah. Longsoran yang terjadi dominan berjenis longsoran translasi tanah yang diakibatkan oleh infiltrasi air hujan. Pemodelan hidrologi di salah satu lereng jalur lintas barat Liwa-Krui Km 1 telah dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui proses terjadinya longsoran dan untuk memilih solusi penanggulangan yang tepat. Metode yang digunakan adalah pemetaan geologi, analisis geoteknik, dan pemodelan hidrologi. Pemodelan hidrologi dilakukan dengan simulasi numerik yang menggunakan data laboratorium. Hasil analisis menunjukkan bahwa longsoran yang terjadi di lereng jalur lintas barat Liwa-Krui Km 1 adalah longsoran translasi dangkal yang disebabkan oleh penjenuhan tanah akibat infiltrasi air hujan. Penanggulangan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan memasang lapisan impermeabel berupa lapisan semen. Kata kunci: jalur lintas barat Liwa-Krui, longsoran, pemodelan hidrologi ABSTRACT Landslide phenomena at Liwa-Krui west cross road oftenly occur causing loss of interregional economic lines. The landslide type predominantly is soil translational slide, caused by rain water infiltration. Slope hydrological modeling at Liwa-Krui west cross road Km 1 was conducted with purposed to determine the occurrence of landslide and choose the right mitigation solution. The methodology used consists of geological mapping, geotechnical analysis, and hydrological modeling. Hydrological modeling was carried out by numerical simulation using laboratory data. The analysis show that the landslide on the Liwa-Krui west cross road slopes is translational shallow landslide, triggered by the soil saturation due to rainfall infiltration. The mitigation method that can be applied to overcome this problem is to place an impermeable layer such as cement on the slope face.

Morfologi Permukiman Pesisir pada Daerah Aliran Sungai di Kota Dumai

Fenomena-fenomena dari aktifitas normalisasi dan pemanfaatan fungsi lahan basah disekitar DAS kawasan pesisir Kota Dumai, telah mengakibatkan terjadinya percepatan aliran, sehingga cadangan air diatas permukaan tanah menjadi berkurang. Fenomena ini membuat karakterisitik lahan berubah dan berdampak pada perkembangan lahan permukiman yang ada di Kota Dumai. Perubahan bentuk lahan yang awalnya berfungsi sebagai lahan pertanian yang dominan, menjadi lahan permukiman akibat perubahan karakteristik lahan pada kawasan pesisir di Kota Dumai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui morfologi permukiman pesisir pada DAS di Kota Dumai. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan cara melihat perkembangan sejarah permukiman pada kawasan pesisir yang diakibatkan oleh fenomena-fenomena dari aktifitas normalisasi dan pemanfaatan fungsi lahan basah disekitar DAS kawasan pesisir Kota Dumai. Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa telah terjadinya pengeringan lahan basah disepanjang DAS pada pesisir Kota Dumai, hal ini dibuktikan dengan cepatnya laju pertumbuhan permukiman. Sehingga telah terjadi perubahan bentuk lahan dalam hal fungsi permukiman yang sudah bertransformasi dari lahan pertanian.

Pemodelan Sebaran Kualitas Air Estuari Wonorejo Dan Dampaknya Terhadap Ekosistem Perairan Estuari

2016

Estuary becomes the mouth of wastewater which was carried by river. However, estuarine organisms have ability to recycle nutrients in estuary rapidly and it can reproduce detritus. Wonorejo river estuary is a wide estuary in Surabaya. It becomes mangrove conservation area. Many land conversion from mangroves to ponds when the effluent passes through Wonorejo estuary to the strong pollution from neighbor river make a problem of water quality. Based on this situation, the aim of this study is to find distribution of water quality in Wonorejo river estuary, to know water quality standard based on the quality standard criteria, and to know the effect of water quality Wonorejo river estuary into estuarine ecosystem so that the strategy of coastal and estuary management can be created. A hydrodynamic and water quality model with MIKE 21 Hydrodynamics and ECO Lab module are used to examine distribution of water quality parameters in Wonorejo river estuary. Analyze the impact of water quality on estuarine ecosystem is used to create the strategy of zone management. DO concentration has interval 5,26-5,72 mg/L at high tide and 5,027-5,65 mg/L at low tide. Based on literature, this concentrations can make shrimps growth bothered. BOD concentration has interval 1,7-7 mg/L at high tide and 2,2-6,9 mg/L at low tide, this concentration shows that BOD still in safe criteria. Phosphate concentration 0,01-0,2 mg/L at high tide and 0,011 mg/L-0,201 mg/L at low tide, this concentration shows that Wonorejo estuary is fertile waters. Phenol concentration has interval 7×10-6-0,1 mg/L and 1×10-5-0,099 mg/L at low tide. Based on literature, this concentration cause damage to the respiratory system of Crustacea and clams death. Strategy of zone management in river and coastal of Wonorejo estuary are involving communities, stakeholders, and developers.

Sesar Purworejo Sebagai Batas Timur Pegunungan Serayu Selatan

Dinamika Rekayasa

Struktur ekstensional Purworejo berada di bagian timur Pegunungan Serayu Selatan. Struktur ini adalah batas Pegunungan Serayu Selatan di bagian timur. Bagaimana pengaruh struktur ini dalam hubungan geologis Pegunungan Serayu Selatan dan Pegunungan Kulon Progo merupakan permasalahan penting, untuk itu menjelaskan kondisi geologis daerah ini perlu dilakukan. Penelitian dilakukan dengan meninjau data lapangan tentang struktur dan litologi yang berkembang di daerah sekitar patahan Purworejo. Distribusi batuan Gunung Gajah Barat merupakan indikasi keberadaan struktur patahan ekstensional Purworejo. Distribusi facies-medial Gunung Gajah Barat terpotong dan menjadi sempit di barat, sedangkan ke utara sangat luas. Fasies medial Gunung Gajah Barat terdiri dari lava andesit, breksi andesit dan batupasir tufaana. Di sebelah barat, patahan normal Purworejo ditemukan batuan yang berbeda dalam bentuk breksi polimik dengan fragmen batuan andesit, blok breksi andesit, blok batu pasir karbonatan, da...

Status Kualitas Perairan Pesisir Barat Kabupaten Sorong

Jurnal Teknologi Lingkungan

Untuk mengantisipasi dampak negatif yang dapat timbul dari rencana pengembangan kawasan industridi pesisir barat Kabupaten Sorong, maka penelitian untuk mengetahui kesuburan dan keragamanplankton di perairan pesisir barat Kabupaten Sorong ini dilaksanakan. Penelitian ini mengungkapkanbahwa kualitas perairan pesisir barat Kabupaten Sorong dalam keadaan belum tercemar, dengantingkat kesuburan pada oligotrofik. Perairan ini dihuni oleh 29 jenis dari 3 kelas fitoplankton dengankelimpahan 1.231–9.895 ind/l.; dan 14 jenis dari 5 kelas zooplankton dengan kepadatan 20,96-214,50ind/l. Secara statistik, komunitas fitoplankton yang ada dalam keadaan berimbang; dan tidak ada satujenis fitoplankton yang mendominasi; demikian pula dengan kondisi zooplankton. Kelimpahanfitoplankton di perairan pesisir barat Kabupaten Sorong lebih kecil daripada di Selat Matak yangkesuburannya lebih rendah; sebaliknya kelimpahan fitoplankton di perairan pesisir barat KabupatenSorong lebih besar daripada di Teluk Ja...

Analisa Spasial Pencemaran Logam Berat Pada Sedimen Dan Biota Air DI Muara Sungai Serayu Kabupaten Cilacap

2014

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis secara spasial pencemaran logam berat Cd, Pb, dan Fe pada sedimen dan biota (kerang) yang hidup di muara Sungai Serayu. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan April sampai Juli 2013. Lokasi penelitian adalah di muara Sungai Serayu di Kabupaten Cilacap. Pengambilan sampel terdiri dari 2 stasiun, yaitu stasiun 1 pada muara sungai (estuarin) dan stasiun 2 pada area 3 km sebelum estuarin. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif expo de facto. Metode pengambilan sampel menggunakan Sample Survey Method.Variabel penelitian adalah kandungan logam berat Pb, Cd, dan Fe sedimen dan kerang di muara Sungai Serayu. Analisis logam berat menggunakan Atomic Absorbtion Spectrofotometer (AAS). Variabel pendukung adalah temperatur air, pH air, dan salinitas air pada lokasi penelitian yang diukur secara in situ. Analisa data dilakukan secara deskriptif kualitatif, yaitu membandingkan kandungan logam berat sedimen dan kerang di lokasi penelitian...

Interpretasi Pola Arus Permukaan Di Perairan Barat Pulau Sumatera

Jurnal Laut Pulau, 2023

Dinamika arus permukaan di perairan barat Sumatera sangat menarik untuk dikaji, karena letaknya yang berhadapan dengan Samudera Hindia. Tujuan penelitian ini untuk mengtinterpretasikan pola arus permukaan selama musim barat pada bulan Desember 2021-Februari 2022. Data arus yang digunakan diperoleh dari situs Marine Copernicus yang merupakan data harian selama tiga bulan, dengan resolusi spasial 0,083° × 0,083° dalam sistem koordinat WGS 84 (EPSG 4326). Pengolahan data arus menggunakan software Panoply v4. Hasil output dari panoply berupa gambar arah pergerakan arus, akan digunakan untuk menganalisa arah dan kecepatan arus serta untuk menjawab interpretasi pola arus permukaan di periran barat Pulau Sumatera. Hasil penelitian yang diperoleh adalah kecepatan maksimum arus permukaan selama musim barat bervariasi antara 0.9-1.5 m/s. pola pergerakan arus dominan menunjukkan arus bergerak dari arah barat (Benua Asia) menuju ke timur (Benua Australia). Pergerakan arus permukaan selama musim barat juga memperlihatkan adanya arus Eddy yang ditandai dengan pusaran arus pada hasil output gambar pada bulan Desember-Februari.Perbedaan kecepatan angin dapat disebabkan karena variasi kecepatan angin yang bertiup selama musim barat berlangsung.

Dampak Perubahan Landuse terhadap Debit Puncak Banjir Sungai Serayu Hulu

Techno (Jurnal Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto), 2021

Peningkatan populasi yang cepat menghasilkan penambahan pembangunan penduduk dan infrastruktur yang dibutuhkan. Perkembangan ini akhirnya akan menghasilkan peningkatan permukaan kedap air sehingga kecepatan aliran di permukaan meningkat. Peningkatan kecepatan aliran selanjutnya dapat menyebabkan perubahan puncak limpasan. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana kondisi perubahan penggunaan lahan di DAS Serayu Hulu dan debit puncak Sungai Serayu Hulu dititik kontrol Waduk Mrica Banjarnegara pada tahun 2009 – 2018 dan bagaimana prediksi perubahan penggunaan lahan di DAS Serayu Hulu dan debit puncak Sungai Serayu Hulu dititik kontrol Waduk Mrica Banjarnegara pada tahun 2019 – 2028. Analisis dilaksanakan menggunakan metode statistika dan archGIS 10.3. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan tataguna lahan daerah bervegetasi DAS Serayu Hulu tahun 2018 menempati luas 62.149,45 Ha dengan debit puncak pada tahun 2018 adalah 163,32 (m3/dt). Prediksi perubahan tataguna ...