Nasionalisme Jarak-jauh (original) (raw)
Related papers
Nasionalisme dapat didefinisikan yaitu sebagai suatu paham yang berpendapat, bahwa kesetian tertinggi individu harus diserahkan kepada negara kebangsaan (Hans Kohn, 1979:11). Ketidaksukaan bangsa yang terjajah terhadap pihak yang menjajah terakumulasi yang menimbulkan adanya rasa ingin bebas dan menjadi negara yang merdeka. Hal tersebut teraplikasikan dengan munculnya berbagai pergerakan. Nasionalisme pertama kalinya di perkenalkan oleh bangsa-bangsa Eropa saat mereka sedang menikmati euphoria revolusi industri. Fenomena tersebut secara otomatis merubah strata sosial dalam masyarakat. Proses peralihan terjadi pada abad ke XVII yang didahului oleh kapitalisme awal dan liberalisme.
Ta’wiluna: Jurnal Ilmu Al-Qur'an, Tafsir dan Pemikiran Islam
Gus Dur or Abdurahman Wahid is a national figure who is often referred to as the father of Pluralism due to his open attitude towards the existence of other religions in his life's journey, especially when he led as President. This paper provides an explanation of Gus Dur's views on nationalism and religious life in Indonesia. The research method used is a qualitative research method. The conclusion of this paper is that in the view of "Gus Dur", the image of nationalism is embodied in the values of Pancasila. Pancasila for Gus Dur is a series of principles that are sustainable. He considers that basically Pancasila contains good ideas about living as a nation and also religion which is absolutely to be fought for. In the life of the nation as well as the state, "Gus Dur" shows respect for the choice of religion and beliefs of other people as a reality or the principle of freedom of religion and belief in accordance with what is stated in the first part o...
Lunturnya Semangat Nasionalisme
Dalam pidato yang disampaikan pada Peringatan Hari Kemerdekaan ke-67 Republik Indonesia, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan bahwa dalam 100 tahun kedua setelah kebangkitan nasional, Indonesia dapat tampil menjadi negara maju.
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Bahkan tidak sekedar wawasan saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang lebih penting. Diharapkan dengan
Ta’wiluna: Jurnal Ilmu Al-Qur'an, Tafsir dan Pemikiran Islam
Buya Hamka is a charismatic cleric, literary, and also a great and famous politician in Indonesia, his thoughts related to the adoration for the country and the protection of the country are phenomenally evoking the spirit of nationalism in Indonesia which is very burning the spirit of the fighters, And in this study, researchers had the opportunity to find out how buya hamka nationalism is in the book of Al-Azhar Tafsir and focus on verses related to the love of the homeland and the defense of the country. This research uses the maudhu'i interpretation approach where the data obtained is derived from books or study texts relevant to the subject matter. The study also uses an analysis system, in which the author collects verses related to the problems formulated as follows, The first, how Hamka view of nationalism love the homeland and defend the country and the second how hamka nationalism views affect the interpretation of Al-Azhar especially in interpreting the verses of the...
Humaniora
Nationalism and nationality of a country life are moving into the new phase. Internet has become a new medium that opens up so many opportunities to create a sense of nationalism for the country. This paper contains a review of nationalism in the age of the Internet. This paper begins with understanding nationalism, the character of the Internet, social media and nationalism in the era of the Internet. Research method used in this paper is literature study, continued with reflective data analysis. With reflective analysis method, the authors analyzed data from the data collection has been carried out for comparison between the existing literature by circumstances or phenomena that occur, so that the conclusions of rational and scientific data can be obtained.
Reka Cetak : Rudy Masthofani, S.Kom COVER : Musthopa, S.Kom Jakarta -LAN -2015 iii + 152 hlm: 15 x 21 cm ISBN: 978-602-7594-15-9 KATA PENGANTAR Undang-Undang No 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara mengamanatkan Instansi Pemerintah untuk wajib memberikan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) selama 1 (satu) tahun masa percobaan. Tujuan dari Diklat terintegrasi ini adalah untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Dengan demikian UU ASN mengedepankan penguatan nilai-nilai dan pembangunan karakter dalam mencetak PNS. Selain itu dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS), ditetapkan bahwa salah satu jenis Diklat yang strategis untuk mewujudkan PNS sebagai bagian dari ASN yang profesional seperti tersebut di atas adalah Diklat Prajabatan. Diklat ini dilaksanakan dalam rangka membentuk nilai-nilai dasar profesi PNS. Kompetensi inilah yang kemudian berperan dalam membentuk karakter PNS yang kuat, yaitu PNS yang mampu bersikap dan bertindak profesional dalam melayani masyarakat serta berdaya saing. Dengan demikian untuk menjaga kualitas keluaran Diklat dan kesinambungan Diklat di masa depan serta dalam rangka penetapan LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA standar kualitas Diklat, khususnya untuk memfasilitasi dan mengatasi kesulitan para CPNS dalam mengikuti Diklat Prajabatan, maka Lembaga Administrasi Negara berinisiatif menyusun Modul Diklat Prajabatan ini.
Televisi Dan Nasionalisme DI Daerah Tertinggal
2020
Penelitian ini mengkaji bagaimana fenomena siaran televisi di ruang publik daerah tertinggal, khususnya di Kabupaten Lebak dan Pandegelang, Provinsi Banten. Sejalan dengan itu, penelitian ini juga akan melihat bagaimana siaran televisi berdampak terhadap sikap nasionalisme masyarakat di daerah tersebut. Daerah yang menjadi objek penelitian ini adalah Kecamatan Gunung Kencana, Kabupaten Lebak dan Kecamatan Cimanggu, Pandegelang, Provinsi Banten. Daerah tersebut menjadi pilihan sebagai objek penelitian karena Kab. Lebak adalah salah satu daerah tertinggal di Indonesia, walaupun posisinya tidak jauh dari Ibu Kota Negara. Sebagai daerah yang tidak jauh dari Ibu Kota, Kab. Lebak dan Pandegelang berpeluang menjadi daerah penyangga Ibu Kota dalam memperkokoh rasa nasionalisme. Sementara itu persoalan budaya bermedia dan secara spesifik persoalan televisi jarang diangkat sebagai permasalahan dalam kajian yang sudah ada. Persoalan dalam penelitian ini akan dianalisis menggunakan Teori Ekol...
Nasionalisme Kaum Islamophobia
Perbincangan nasionalisme sepertinya akan mudah digiring berlawanan dengan doktrin keislaman. Padahal, doktrin heterogenitas suku, bangsa, ras, dan bahasa dalam Islam, berumur dan tertulis lebih tua dari siapapun yang pertama kali memproklamirkan nasionalisme. Mesti dibedakan antara nasionalisme sebagai "produk politik" dan nasionalisme sebagai salah satu bagian dari implementasi keislaman.
Dalam setiap proses sosialisasi atau enkulturasi warga negara untuk nationalbuilding sangatlah sentral fugsi kesadaran nasional, suatu kesadaran yang menempatkan pengalaman, perilaku, serta tindakan individu dalam kerangka nasional; jadi, suatu perubahan radikal orientasi wawasan serta pandangan. Kesemuanya ditempatkan banyak sedikitnya dalam konteks nasional, baik secara sinkronis maupun diakronis. Konteks sinkronis membat serasi wawasan nasional sebagai wawasan sistematik yang mencakup berbagai aspek kehidupan, diantaranya interdependensi.