Prospek Pengembangan dan Teknologi Pengolahan Beras Siger (tiwul dan oyek Yang Telah dimodernisasi).pdf (original) (raw)
Related papers
Efektivitas Transfer Teknologi Beras Siger bagi Peningkatan Kualitas Tiwul Tradisional
ABSTRAK Beras siger adalah produk beras analog ubi kayu yang mengadopsi proses pembuatan tiwul tetapi dengan penampakan (bentuk yang lebih seragam, warna yang relatif lebih cerah) dan cita-rasa yang lebih baik. Produk beras siger ini pada dasarnya merupakan produk tiwul instan yang telah dimodernisasi. Karena diproses dengan metode yang sama, beras siger memiliki karakteristik sebagai pangan fungsional seperti halnya tiwul tradisional. Dalam rangka transfer teknologi pengolahan beras siger, telah dikembangkan sentra percontohan pengolahan beras siger Di Desa Margomulyo Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian bertujuan 1) mengkaji efektivitas transfer teknologi beras siger terhadap peningkatan produktivitas usaha pengrajin beras tiwul tradisional 2) mengkaji komposisi komponen fungsional beras siger hasil transfer teknologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) kegiatan transfer teknologi telah mampu meningkatkan produktivitas usaha yang tercermin dari peningkatan kapasitas produksi dari 10 kg menjadi 100 kg per minggu; peningkatan harga jual produk dari Rp 8.000/kg menjadi Rp 10.000/kg; peningkatan keuntungan usaha per minggu dari Rp 20.000 menjadi Rp 350.000; perluasan jangkauan pemasaran dari hanya Desa Margomulyo menjadi Kabupaten Lampung Selatan dan Kota Bandar Lampung 2) beras siger hasil transfer teknologi memiliki karakteristik sebagai pangan fungsional yang tercermin dari tingginya kandungan serat pangan (14,95%) dan pati resisten (7,78%); serta lebih lambat tercerna tubuh karena memiliki daya cerna pati yang rendah (17,65%).
Prosiding Seminar Nasional PengembanganTeknologi Pertanian Politeknik Negeri Lampung 08 Oktober 2018, 2018
Cassava cracker (eyek-eyek) is a traditional snack made from cassava which can be developed as an effort to diversify products from the Siger Rice (modified tiwul) business because of the similarity of raw materials and equipment. The study aims to modernize the processing of the cassava cracker (eyek-eyek) and examine the increase in the productivity of the siger rice business by the modernization of the cassava cracker (eyek-eyek) processing. The study was carried out in three stages, namely 1) modernization of cassava cracker (eyek-eyek) processing using mechanical/semi-mechanical equipment in the form of grated machines, press equipment, and forming equipment, 2) productivity improvement analysis of cassava cracker (eyek-eyek) 3) analysis of business productivity improvement of siger rice. The analysis results showed that modernization of the cassava cracker (eyek-eyek)
Kajian Potensi Beras Siger (Tiwul Instan) Fortifikasi sebagai Pangan Fungsional
Prosiding Seminar Nasional Swasembada Pangan Politeknik Negeri Lampung, 2015
The research aims to study the potential of fortified "siger" rice as functional food using non-fortified "siger" rice and rice paddy as a comparison. "Siger" rice fortification is done by the addition of 50% corn flour, with the main parameters of the test is the protein, crude fiber, dietary fiber, digestable starch, and resistant starch content. The results showed that fortification of "siger" rice will increase the protein content of rice siger (1,02% to 4,97%), crude fiber content (4,45% to 4,75%), and digestable starch content (17,65% to 19,59%); but decrease dietary fiber content (14,95% to 14,82%) and resistant starch content (7,78% to 6,84%). The study further showed that fortification "siger" rice with 50% corn flour will increase the nutrient content of "siger" rice and has characterize as a functional food. PENDAHULUAN Tiwul merupakan produk pangan pokok berbahan baku ubi kayu yang bagi sebagian masyarakat di Provinsi Lampung dijadikan alternatif sebagai selingan pangan pokok pengganti beras, dan pangan fungsional bagi penderita diabetes karena nilai indeks glikemiknya yang relatif rendah (Hasan, dkk., 2011). Hasil kajian Hidayat, dkk. (2012 b) menunjukkan bahwa upaya untuk memperluas pemasaran dan penggunaan beras tiwul sangat prospektif dilakukan dengan mempromosikan aspek manfaatnya bagi kesehatan. Melalui kerjasama dengan Badan Ketahanan Pangan Provinsi Lampung, Hidayat, dkk. (2012 a) mengembangkan produk beras siger. Beras siger adalah produk beras singkong yang mengadopsi proses pembuatan tiwul tetapi dengan penampakan (bentuk yang lebih seragam, warna yang relatif lebih cerah) dan cita-rasa yang lebih baik. Produk beras siger ini pada dasarnya merupakan produk beras tiwul instan modifikasi. Karena diproses dengan metode yang sama, beras siger ini memiliki kandungan gizi dan karakteristik fungsional yang sama dengan tiwul. Hasil penelitian Septiyani (2012), menunjukkan bahwa beras analog berbahan baku singkong tidak memiliki nilai indeks glikemik yang rendah seperti halnya tiwul yang diproses dengan metode tradisional.
Analisis Nilai Tambah Dan Kelayakan Pengembangan Agroindustri Beras Siger
2013
The purposes of this research are to analyze the added value and the feasibility of ‘siger’ rice agroindustry development. ‘Siger’ rice is rice that made of cassava in the form of granules such as rice. This research uses a case study method on SU (a micro enterprise)’s siger rice agroindustry at Pinang Jaya village of Kemiling Disrict of Bandar Lampung City and SS (a small enterprise)’s siger rice agroindustry at Pancasila Village of Natar District of South Lampung Regency. The research location was chosen purposively based on the quantity of workers. The data was analyzed by quantitative and descriptive qualitative. The results of this research showed that SU’s siger rice agroindustry gave an added value of Rp3,065.38 per kg of raw materials (2.04 times of its price). Meanwhile, SS’s siger rice agroindustry gave an added value of Rp1,508.04/kg of raw materials (1.68 times of its price). The agroindustry of SU’s and SS’s siger rice were profitable and feasible to be developed...
Beras Siger Tiwul sebagai Pangan Fungsional dengan kandungan IG rendah
Penelitian bertujuan mengkaji potensi aneka varian beras siger sebagai pangan fungsional dengan kandungan indeks glikemik rendah. Penelitian dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu (1) tahap pembuatan aneka varian beras siger, (2) tahap pengujian kandungan senyawa fungsional aneka varian beras siger, dan (3) tahap pengujian kandungan indeks glikemik aneka varian beras siger. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beras siger aneka varian memiliki nilai indeks glikemik yang rendah (34,21 hingga 37,50). Rendahnya nilai indeks glikemik ini merupakan kontribusi dari tingginya kandungan serat kasar (3,85% hingga 4,78%), serat pangan (10,74% hingga 14,95%), pati resisten (6,12% hingga 7,78%), serta rendahnya daya cerna pati (10,23% hingga 19,87%).
Beras Siger (Tiwul Modification) is cassava-based rice analogues which adopts the Tiwul processing but with sightings (more uniform, brighter colors) and flavor better. Currently all of variant Tiwul processed with granulation method known as Beras Siger and known black Beras Siger, yellow Beras Siger, and white Beras Siger. The main difference of processing between Beras Siger variants is slice thickness of cassava to be used as raw material. The research aims to gain the optimal of slice thickness of cassava to increasing the yield and characteristics of Beras Siger. The study was conducted using a completely randomized design with four treatments of slice thickness (0.3 ± 0.05 cm; 1.0 ± 0.1 cm; 2.0 ± 0,1 cm; and 3.5 ± 0.5 cm), with five replications. The results showed that cassava slices with thickness of 0.3 ± 0.1 cm will produce Beras Siger with lower yield (20.75 ± 0.48%), lower HCN content (3.82 ± 1.03 ppm) and lower starch content (78.03 ± 0.26%) but has more white color (57,80 ± 1,29%), higher crude fiber (5.84 ± 0.18%) and higher dietary fiber content (14.20 ± 0.39%) than other treatments. PENDAHULUAN Beras siger adalah produk beras singkong yang mengadopsi proses pembuatan tiwul tetapi dengan penampakan (bentuk yang lebih seragam, warna yang relatif lebih cerah) dan cita-rasa yang lebih baik (Hidayat, dkk., 2012). Produk beras siger ini pada dasarnya merupakan produk beras tiwul instan yang telah dimodernisasi karena diproses secara mekanik menggunakan mesin perajang, mesin penggiling tepung, dan granulator. Salah satu kelebihan produk beras siger sebagai pangan pokok pengganti beras adalah memiliki karakteristik sebagai pangan fungsional khususnya bagi konsumen yang menjalankan diet diabetes dan kolesterol (Hidayat, dkk., 2016). Sesuai dengan tuntutan konsumen, saat ini seluruh aneka varian produk tiwul dan oyek yang diproses secara mekanik dengan metode granulasi dikenal sebagai Beras Siger dan dikenal adanya varian beras siger hitam, beras siger kuning, dan beras siger putih. Menurut Hidayat (2016), beras siger hitam diproses dengan metode pembuatan tiwul tradisional yaitu, singkong diiris dalam bentuk potongan-potongan besar (gaplek) dan akibat waktu pengeringan yang lama pada permukaan gaplek akan ditumbuhi kapang yang berwarna hitam. Beras siger kuning diproses dengan metode pembuatan tiwul tetapi singkong diiris dalam bentuk chips dengan ketebalan 1-2 cm dan karena waktu pengeringannya lebih cepat maka pada permukaan chips tidak ditumbuhi kapang. Adapun beras siger
Jurnal Penelitian Pertanian Terapan, 2017
Beras Siger (Tiwul Modification) is cassava-based rice analogues which adopts the Tiwulprocessing but with sightings (more uniform, brighter colors) and flavor better. Currently allof variant Tiwul processed with granulation method known as Beras Siger and known blackBeras Siger, yellow Beras Siger, and white Beras Siger. The main difference of processingbetween Beras Siger variants is slice thickness of cassava to be used as raw material. Theresearch aims to gain the optimal of slice thickness of cassava to increasing the yield andcharacteristics of Beras Siger. The study was conducted using a completely randomizeddesign with four treatments of slice thickness (0.3 ± 0.05 cm; 1.0 ± 0.1 cm; 2.0 ± 0,1 cm; and3.5 ± 0.5 cm), with five replications. The results showed that cassava slices with thickness of0.3 ± 0.1 cm will produce Beras Siger with lower yield (20.75 ± 0.48%), lower HCN content(3.82 ± 1.03 ppm) and lower starch content (78.03 ± 0.26%) but has more white color (57,80± 1,29...
Abstrak— Beras siger adalah produk beras singkong yang mengadopsi proses pembuatan tiwul tetapi dengan penampakan (bentuk yang lebih seragam, warna yang relatif lebih cerah) dan cita-rasa yang lebih baik. Penelitian bertujuan mengembangkan produk brownies berbahan baku tepung beras siger dan mengkaji peningkatan produktivitas usaha beras siger dengan adanya usaha pengolahan brownies beras siger tersebut. Penelitian dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu 1) pembuatan produk brownies standar (berbahan baku terigu), 2) pengembangan produk brownies berbahan baku tepung beras siger, 3) analisis peningkatan produktivitas usaha beras siger. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tepung beras siger pada konsentrasi 70%, merupakan konsentrasi optimal untuk menghasilkan produk brownies dengan karakteristik organoleptik yang tidak berbeda nyata dengan produk brownies berbahan baku terigu. Pengembangan usaha pengolahan brownies beras siger telah meningkatkan produktivitas usaha yang tercermin dari peningkatan pendapatan usaha per bulan (Rp 4.000.000 menjadi Rp 6.500.000), keuntungan usaha per bulan (Rp 1.400.000 menjadi 2.100.000), dan jumlah tenaga kerja yang terlibat (2 orang menjadi 3 orang). Kata kunci— brownies, beras siger, tiwul modifikasi Abstract— Siger rice is a cassava-based rice analogues that adopts tiwul making process but with appearance (a more uniform shape, relatively brighter color) and better taste. The objective of the research was to develop brownies made from siger rice flour and to study the increasing productivity of siger rice business. The research was conducted in three stages: 1) making standard brownies (made from wheat flour), 2) development of brownies made from siger rice flour, 3) analysis of productivity improvement of siger rice business. The results showed that the use of siger rice flour as 70%, was the optimal concentration to produce brownies with organoleptic characteristics that are not significantly different from the brownies products made from wheat flour. The development of siger brownies processing business has increased the business productivity as reflected by the increase in business income per month (Rp 4.000.000 to Rp 6.500.000), business profit per month (Rp 1.400.000 to 2.100.000), the amount of labor (2 people to 3 people).
2017
This research aims to analyze consumen’s behavior and strategies in the development of siger rice agroindustry. This research used a case study method.The samples are stakeholder on agroindustry and consumen of siger rice. Technique sampling for consumers is snowballing. The method of data analyzes used descriptive analysis and SWOT analysis. The results of this research showed that: The consumen’s satisfaction that seen from the repay of siger rice product and consumers have information and knowledge about the characteristics of siger rice, Combination value IFE was 0.19 and value of EFE was-0.05 in the IE matrix shows that the position the businessin quadran II. Its mean the agroindustry are in the a readiversification. The best priority strategies for developing the agroindustry are in creasing the capital of agroindustry from agroindustry fund and government institutions to fullfill the demand of siger rice. ...