ASPEK-ASPEK KULTURAL MASYARAKAT DESA (original) (raw)

BAB I ASPEK-ASPEK KULTURAL MASYARAKAT DESA

Kebudayaan tradisional adalah kebudayaan yang terbentuk dari keanekaragaman suku-suku di Indonesia yang merupakan bagian terpenting dari kebudayaan Indonesia secara keseluruhan. Kebudayaan tradisional banyak dipengaruhi oleh sejarah dan kebiasaan atau adat masa lalu, dari proses belajarnya manusia.

PERAN KEPALA DESA DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

In the structure of governance in Indonesia, villages are the lowest form of government territory. Based on the study of history, the village is the oldest Autonomous Region. It was established before the birth area greater coordination and before the birth of Countries (royal) therefore he has the right to full autonomy. Understanding the village have been described in Law No. 32 of 2004.The village head has the duty and responsibility is very heavy in carrying out its duties and obligations in organizing governance and development that exist in villages, in addition to the village chief is expected to provide guidance for the community and the village. the role of the village chief can be interpreted less well. Because the public welfare faster when representational roles and technical roles work well. And for the next head of the village is expected to increase human resources Trucuk rural communities, as well as transportation infrastructure is an inhibiting factor in the empowerment, so that in implementing empowerment can be more easily and achieve the goal of empowerment itself.

PERAN KEPALA DESA DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT

Peran Kepala Desa dalam Pembangunan Masyarakat Desa Long Lebusan Kecamatan Sungai Boh Kabupaten Malinau tidak terlepas dari beberapa masalah, antara lain sumber daya manusia, waktu, dan dana. Masalah pembangunan didesa sangatlah dibutuhkan peranan seorang Kepala Desa dalam mengkoordinasikan pembangunan desa dan membina kehidupan masyarakat dalam memahami arti pembangunan didesa seperti koordinasi dalam pembangunan jalan, pembangunan rumah pasar, sarana pendidikan, dan koordinasi dalam pembangunan kesehatan atau puskesmas dan mebinaan kehidupan masyarakat seperti dalam membina petani dan membina karang taruna.

DIMENSI DAKWAH KULTURAL

madaniindonesia.socialriset.com, 2019

Berita di media masa seakan tidak pernah habis-habisnya memberitakan bagaimana umat Islam baik itu di level nasional maupun internasional bahkan tidak beranjak dari isu saling melemahkan posisi satu sama lain. Sepertinya sudah tidak ada lagi KEPERCAYAAN (TRUST) antara satu sama lain untuk membangun kembali peradaban Islam dan terpuruk dalam kubangan kepentingan kelompok yang fana. Terlepas dari teori konspirasi yang sengaja diciptakan untuk melemahkan umat Islam, namun tetap saja umat Islam harus lebih dewasa dan bijak dalam melihat kepentingan Islam di atas kepentingan kelompok atau golongan. Korelasi dengan kondisi diatas, pada kenyataannya di zaman sekarang hanya sedikit orang yang masih memegang teguh Islam sebagai pedoman dalam kehidupan sosial kemasyarakatan dan bernegara. Indikatornya adalah banyak terjadi penyimpangan dari tingkat masyarakat bawah sampai pada taraf pemimpin negara. Perbuatan menyimpang norma susila seperti zina, pergaulan bebas, hamil sebelum menikah, tingkat kriminalitas yang tinggi yang terjadi di level grass root sampai korupsi yang mewabah di instansi pemerintahan menjadi sebuah bukti nyata belum diterapkannya syariat Islam khususnya di tanah air kita tercinta. Untuk mewujudkan penerapan syariat Islam tersebut mutlak dibutuhkan upaya dakwah yang mencakup segala aspek kehidupan. Setiap aspek kehidupan tersebut antara lain politik, sosial-budaya, hukum dan ekonomi adalah saling terkait dan tidak dapat saling menegasikan. Dimensi Dakwah Sekilas dinamika statement diatas terkait umat muslim dimedia, memunculkan berbagai cara atau pendekatan untuk dapat menyukseskan kembali misi dakwah. Dari dinamika yang berkembang muncullah istilah Islam struktural dan Islam kultural. Dua buah istilah tersebut lahir sebagai dampak pendekatan yang berbeda. Islam struktural adalah pendekatan dakwah di mana dalam pendekatan ini memandang proses islamisasi dilakukan secara legal formal melalui struktur kelembagaan. Karena proses islamisasi ini

DIMENSI-DIMENSI MASYARAKAT MADANI: MEMBANGUN KULTUR ETIKA SOSIAL

ABSTRAK Fenomena masyarakat madani merupakan refleksi kritis dari situasi terpuruknya citra masyarakat yang mengharapkan suatu tatanan masyarakat ideal, dan dinamika yang dibangun merupakan kesadaran masyarakat untuk menempatkan etika sosial sebagai sebuah piranti di segala aspek kehidupan bermasyarakat. Oleh kerena itu, tulisan ini memfokuskan pada bahasan historisitas dalam mewujudkan visi yang ideal dari suatu masyarakat dengan bangunan etika sosial berdasarakan dimensi yang menyertai bangunan masyarakat madani, yaitu antara lain dimensi agama, dimensi budaya, dimensi ekonomi, dimensi politik dan dimensi pendidikan, sehingga setidaknya mampu memberi gambaran paradigmatik dalam mengembangkan masyarakat yang diharapkan.

MODEL PENGEMBANGAN USAHA KREATIF MASYARAKAT DESA

Tujuan penulisan makalah ini, yaitu untuk mendeskripsikan sistem pengelolaan usaha kreatif masyarakat desa yang profesional dan mendeskripsikan strategi pemasaran produk usaha kreatif masyarakat desa agar mampu bersaing di pasar bebas. Pada makalah ini penulis berharap dapat memberikan referensi bagi pemerintah (khususnya desa) dalam mengembangkan usaha kreatif yang dimiliki oleh masyarakat desa. Hal ini dikarenakan usaha kreatif yang berada pada masyarakat desa seringkali masih mengalami kendala klasik yaitu dalam hal pemasaran. Padahal sebenarnya usaha kreatif yang dimiliki masyarakat desa beraneka ragam, mulai dari kerajinan dari kayu, batik, bahkan wayang kulit. Untuk mengatasi berbagai kendala dari usaha kreatif masyarakat desa. Maka pengembangannya perlu diarahkan pada kualitas kelembagaan, pembiayaan, penguatan kualitas produksi usaha, dan kemudahan dalam pemasaran hasil produksinya mulai dalam negeri sampai luar negeri. Sehingga di era globalisasi, usaha kreatif masyarakat desa siap menghadapi era perdagangan bebas dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa serta perekonomian indonesia pada umumnya.

AKULTURASI BUDAYA ACEH PADA MASYARAKAT JAWA DI KOTA LANGSA

2012

Kehadiran etnis Jawa 1 di Aceh pada umumnya dan Langsa khususnya merupakan suatu kenyataan yang terjadi hingga saat ini dan masih tetap bertahan. Mereka telah bermigrasi ke daerah ini cukup lama. Menjalani kehidupan seperti masyarakat kebanyakan dan sudah beranak pinak. Ketika mereka datang, mereka telah membawa budayanya ke Aceh.