Warga Dunia: Moral Ekonomi dan Politik, Review “Another Cosmopolitanism? Law and Politics in the New Europe” karya Bonnie Honing (original) (raw)
Related papers
Book Review Kosmopolitanisme Hukum Islam
Studia Islamika, 2022
Mahmood Kooria’s Islamic Law in Circulation examines the development of postclassical Islamic law pertaining to Shafi’ism in the eastern Mediterranean and the Indian Ocean. Using the nodal point of Minhāj al-ṭālibīn, authored by 13th-century Damascene jurist Yaḥyā bin Sharaf al-Nawawī, this book circumnavigates the major narratives of Shāfiʿī legal circulation over a millennium. Based on this Mamluk-era text, Kooria traces the formation of the legal oceanic community by elucidating its enormous intertextual and intellectual networks and ramifications. The main argument of Kooria’s book is that historical Shāfiʿīsm in the postclassical Islamic communities took place not by center-periphery coercion or state conquest, but through cross-cultural negotiations between scholars and itinerant traders in maritime milieux throughout Africa, Arabia, and Asia. Shāfi’i School; Minhāj al-ṭālibīn; Jurisprudence; Islam Nusantara; India Ocean
Kosmopolitan Dalam Dunia Internasional.docx
Pada dasarnya setiap negara memiliki karakteristik tersendiri dan berbeda dengan negara lainnya. Karakteristik tersebut membentuk sebuah identitas negara sebagai suatu bangsa. Faktor yang melatarbelakangi lahirnya identitas bangsa yang kemudian menciptakan rasa nasionalisme diantaranya, adanya kesamaan agama, bahasa, etnik, dan nenek moyang, sejarah, dan budaya. Nasionalisme adalah rasa cinta terhadap bangsa dan negara yang diaktualisasikan untuk mempertahankan kedaulatan. Menurut Mayall & Simpson, nasionalisme merupakan sebuah status pikiran dimana loyalitas seorang individu benar-benar diarahkan kepada tanah airnya. pelbagai bagian dunia (KBBI). Negara Kosmopolitan didefiniskan sebagai kesatuan dari berbagai negara yang memiliki kepentingan bersama. Kosmopolitanisme menganut prinsip kepemilikan bersama berdasarkan nilai-nilai universal, sehingga masyarakat dunia memiliki persamaan hak dan kewajiban demi mencapai dunia yang adil dan sejahtera.
Keluar Dari “Teks Besar” Gagasan Post-Positivist dalam Studi Hubungan Internasional
Jurnal Hubungan Internasional, 2012
The emergence of new perspectives in the International relations study is driven by analysis unit studies which experience a fundamental change in the world of interdependency today. The old unit analysis, which emphasized "great actor" and formal started to be sued. International relations are characterized by the presence of International society which includes issues, actor also new pattern relation which very influences the explanation and description of International relations. Hierarchy of International relations has been yielding to the external problems and internal problems blurred. Post-positivist view of descent proposed as a new analytical tool in International relations which changed drastically.
FRISTANIA, 2024
Buku yang berjudul Pemikiran politik barat : sejarah, filsafat, ideologi, dan pengaruhnya terhadap dunia ke-3 memberikan pemahaman perspektif yang berbeda yakni keupayaan penulis merumuskan pemikiran dalam spektrum yang lebih luas dan mencoba memberikan bobot yang lebih seimbang bagaimana akar sejarah, ideologi, serta perkembangan yang terjadi dari "mata air" pemikiran politik barat hingga dewasa ini. Buku ini menelaah pemikiran tokoh besar dunia seperti Socrates, Plato, Aristoteles, St. Agustinus, Luther. Calvin, Machiavelli, Lock, Aquinas, Hobbes, Montesquire, Rousseau, George Wilhelm Fredrich Hegel, Karl Marx, Fredrich Engels, Lenin, Stalin, dan Khomeini.
REVIEW BUKU HAM DALAM DINAMIKA/DIMENSI HUKUM, POLITIK, EKONOMI DAN SOSIAL
Merivew dapat diartikan mengkaji atau membuat kajian dari suatu jurnal/buku. Mereview bukan meringkas tetapi memahami,mengolah referensi, membandingkan dan memberikan pendapat pribadi berdasarkan referensi ilmiah kemudian menyimpulkan dan memberi pendapat pribadi. Menurut pendapat Yons Achmad , Humas FLP Pusat mengatakan "fungsi utama mereview yaitu sebagai kritikus sehingga bisa membantu publik menilai buku. Pada kesempatan ini saya akan meriview sebuah buku yang berjudul "HAM Dalam Dinamika/Dimensi Hukum, Politik, Ekonomi dan Sosial", buku ini edisi keempat karangan dari Prof.A. Masyhur Effendi, S.H., M.S dan Taufani S. Evandri, S.H., M.H. Buku ini terdiri dari 355 halaman, dan terbagi menjadi 13 bab dan lampiran-lampiran, untuk mempermudahkan pembahasan di setiap bab nya terdapat sub bab yang memperjelas pembahasan. Buku ini berisi mengenai Hak Asasi Manusia dalam dinamika hukum, politik, ekonomi dan sosial dimana sangat kontras sekali ada di sekitar kita.
“KONSUMERISME SEBAGAI DAMPAK DARI GLOBALISASI DAN BUDAYA POP”
Masyarakat modern adalah masyarakat konsumtif. Masyarakat yang terus menerus berkonsumsi. Konsumsi telah menjadi budaya, yaitu budaya konsumsi. Dewasa kini budaya konsumerisme bukanlah hal yang baru di era globalisasi. Dengan arus globalisasi yang begitu cepat memberikan dampak pada budaya dan gaya hidup masyarakat dunia. Tidak jarang masyarakat maupun kita sendiri kerap membeli barang yang sebenarnya tidak kita butuhkan. Akar dari konsumerisme adalah agar ekonomi bisa terus berjalan dengan baik. Anggota masyarakat harus terus membeli. “Membeli”, dalam konteks ini, merupakan suatu kewajiban dan suatu tindakan individual dan berangkat dari sebuah kebutuhan. Maka, orang membeli meskipun tiddak membutuhkan barang yang dibeli. Konsumerisme kemudian tidak menjadi sesuatu yang negative, melainkan menjadi sesuatu yang positif dan dipandang sebagai sesuatu yang bernilai sosial.
Kajian Postkolonialisme Dalam Teks Drama “Jangan Menangis Indonesia” Karya Putu Wijaya
JURNAL RISET RUMPUN ILMU PENDIDIKAN
Drama Jangan Menangis Indonesia ini banyak membicarakan tentang penjajahan atau Kolonialisme, dimana-mana tidak ada ketidakadilan, penguasa sudah merajalela yang membuat rakyat ditindas semena-mena, negara bekas jajahan, apakah Indonesia telah benar-benar merdeka? Dengan masih banyaknya kesewenang-wenangan dan penindasan?. Maka peneliti mengambil teori kajian postkolonialisme untuk dijadikan titik tumpu dalam penelitian ini. Dari kata postkolonialisme ini kita bisa menebak bahwa teori ini membahas tentang bagaimana keadaan Indonesia sesudah masa penjajahan.Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis lebih jelas lagi keadaan masyarakat Indonesia pada teks drama Jangan Menangis Indonesia dengan menggunakan pendekatan postkolonialism, metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif dan hasil penelitian dalam drama yang berjudul Jangan Menangis Indonesia yaitu, Pertama bagaimana hegemoni penjajahan yang dilakukan oleh para aparat pemerintahan, Kedua Hegemoni gender meru...