Membangun 'Civic Pluralism' (original) (raw)
Related papers
Merancang Pembangunan Pluralis
Millenium Development Goals (MDGs) sebagai salah satu upaya bersama bangsa-bangsa di dunia dalam pembangunan, sebatas berorientasi ekonomi. Secara khusus, fakta bahwa Indonesia adalah negara dengan penduduk yang beragam masih belum terakomodir dalam 8 point MDGs yang akan berakhir dan dalam 12 tujuan baru MDGs pasca 2015. Toleransi dan pluralisme sebagai konsep yang niscaya dalam masyarakat heterogen masih belum menjadi spirit dan tujuan pembangunan dunia. Sehingga, pembangunan yang pluralis masih belum mendapat tempat khusus dalam agenda Post MDGs, pun di Indonesia. Pembangunan yang pluralis dengan memperhatikan dan mengakomodir kelompok-kelompok minoritas menjadi keniscayaan dalam pembangunan. Tanpa menyantuni dan mengusahakan pluralisme, maka pembangunan akan berlangsung sia-sia, karena apa yang sudah dibangun potensial hancur karena kerentanan konflik yang melekat pada masyarakat yang heterogen.
Urgensi Pendidikan Demokrasi Dan Multikultural Bagi Masyarakat Plural
JUPE : Jurnal Pendidikan Mandala, 2019
Pendidikan demokrasi dan multikultural adalah upaya penanaman dan penumbuhan pemahaman serta kesadaran berfikir obyektif dari masyarakat dalam melihat realitas kehidupan sosial yang plural. Pluralitas sangat nampak dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang dengannya menjadikan upaya penananam dan penumbuhan pemahaman demokrasi dan multikultural menjadi penting. Pentingnya pendidikan ini akan menghindari masyarakat dari resiko pertikaian bahkan berakibat disintegratif. Resiko sosial yang sering dialami masyarakat yang plural yaitu kerapnya terjadi konflik destruktif yang mengatasnamakan kepentingan kelompok-kelompok sosial. Hal-hal lain juga yang dapat dirasakan dengan adanya pemikiran pendidikan demokrasi dan multikultural yaitu masyarakat mengetahui bahaya konflik horizontal yang kadangkala itu dapat diakibatkan oleh redahnya pemahaman dan kesadara masyarakat terhadap realitas sosial.
Critical Rewiuw Pluralisme Hambatan Atau Penguatan
Demokrasi Bangsa Indonesia" yang ditulis oleh Bapak Dr. Firdaus Syam, M.A. ini memiliki latar belakang tentang bangsa Indonesia yang hidup dan tinggal di wilayah Nusantara atau pulau (nusa) yang berserakan "dipisahkan" oleh selat dan lautan,
Membangun Kerukunan Umat Beragama Dengan Nilai-Nilai Pluralisme Gus Dur
2018
Artikel ini mencoba menjelaskan tentang implementasi nilai-nilai pluralisme Abdurrahman Wahid atau Gus Dur untuk membangun kerukunan antar umat beragama. Mendiang Gus Dur sebagaimana diketahui merupakan salah satu tokoh pegiat pluralisme di Indonesia. Karena komitmen, kiprah, dan pemikirannya tentang pluralisme ia dijuluki sebagai Bapak pluralisme Indonesia. Bagi Gus Dur, pluralisme adalah kunci utama untuk membangun masyarakat Indonesia yang plural. Pluralisme bukanlah upaya untuk menyamakan atau menyatukan agama-agama, tetapi mengakui kebenaran agama lain dengan diikuti peran aktif dalam mencapai tujuan bersama. Toleransi yang hanya  menekankan penerimaan atau pengakuan kebebasan aktifitas ibadah agama lain saja belum cukup kuat menjadi dasar membangun kerukunan. Toleransi masih cukup rawan dan riskan tersusupi provokasi dan propaganda yang memecah belah. Untuk membangun kerukunan, dibutuhkan niatan yang tulus untuk melakukan dialog dan komunikasi yang produktif lintas agama. T...
Demokrasi dan Pluralisme Politik
Keberadaan kekuasaan negara tidak terpisahkan dan bahkan berhubungan secara langsung dengan kekuasaan rakyat. Penyaluran kekuasaan rakyat dari berbagai jalur pada akhirnya bermuara pada dua jalur inti yaitu jalur partai politik dan non partai politik. Hierarki nilai demokrasi pada puncak tertinggi adalah pluralisme politik. Pluralisme politik adalah ruang demokrasi yang mampu membuka sumbatan-sumbatan agar kekuasaan dari berbagai kelompok rakyat dapat mengalir dengan bebas menuju penguasaan rakyat terhadap negara. Demokrasi telah menjamin bahwa pluralisme politik dalam sebuah negara tidak akan melahirkan negara totaliter, tidak akan menciptakan sentra kekuasaan pada golongan tertentu (seperti pada masa orde lama dan orde baru Indonesia).
Pluralisme dan Ikatan Peradaban
Membicarakan pluralisme adalah penting adanya. Karena pluralisme adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisa dihindarkan begitu saja dari kehidupan sosial dan agama. Secara sosiologi-antropologi masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang plural, terdiri dari suku, etnik, bahasa, warna kulit, budaya dan agama. Pluralisme di satu sisi dianggap sebagai ‘aset’ yang tetap harus dipertahankan dan dipelihara. Namun di sisi lain, pluralisme menjadi ‘ancaman’ dan ‘bahaya’ bagi kelangsungan hidup dalam suatu komunitas yang plural. Sikap ambivalen dari suatu pluralisme menjadi dilema yang perlu diwaspadai agar pluralisme dapat dikelola dan ditata dengan baik.
Politik Pluralitas Dan Demokratisasi Media Dalam Penguatan Masyarakat Sipil
2015
Democratization in every aspect of life as well as the impact of the demands of the process of political change is considered positive or negative impact for changes in society, especially for developing countries, which are in transition to developed countries to be desired, which characterized the openness of society. A country that is also expected to provide assurance and compliance for penyejahteraan society (welfare state). This article intends to describe theoretically the political concept of plurality in the context of Indonesian society follows the role of the media in achieving democratization and strengthening civil society. Keywords: political plurality, the democratization of the media, civil society