PUSAT BAHASA (original) (raw)

PUSAT SUMBER BELAJAR

Secara sederhana bila kita urai Pusat Sumber Belajar (PSB) adalah tempat atau lembaga dimana berbagai sumber belajar diorganisasikan ke dalam sistem pembelajaran guna memenuhi kebutuhan belajar siswa dan kebutuhan mengajar guru. Dengan demikian Pusat Sumber Belajar akan menjadi sistem pendukung dalam pencapaian tujuan atau kompetensi pembelajaran. Adanya kata diorganisasikan, ini memberi penegasan bahwa Pusat Sumber Belajar berbeda dengan Sumber Belajar. Oleh karena itu, tempat kumpulan sumber belajar belum dapat disebut Pusat Sumber belajar. Bila kita mengutip pendapat F. Persifal dan H. Elington, pusat sumber belajar adalah tempat atau bangunan yang dirancang secara khusus untuk tujuan menyimpan, merawat, mengembangkan, dan memanfaatkan berbagai sumber belajar, baik untuk kebutuhan belajar secara individual maupun kelompok. Oleh karena itu Ricard N. Tuker (1979), menyebutnya sebagai media center. Tempat atau departemen yang memberikan fasilitas pendidikan,

PUSAT KEBUDAYAAN SUNDA DI BANDUNG

2001

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2001 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap bangsa di dunia memiliki cirri dan adapt kebiyasaan yang disebut kebudayaan. Kebudayaan merupakan hasil karya dan pengetahuan yang dimiliki manusia dan terbentuk atas beberapa unsure. Unsure-unsur tersebut ada yang memberikan sifat khusus atau cirri yang berbeda antara suatu daerah (bangsa) dengan daerah (bangsa) lain. Menurut Koentjaraningrat (1974) :

BAHASA

Tidak lama ini, orang tidak lagi berpikir tentang bahasa dialek sebagai bahasa kedua karena bahasa mereka dianggap tidak lebih dari bentuk penyimpangan, kesalahan, atau ketidakefektifan sebagian dari bahasa ibu. Barubaru ini hanya beberapa orang telah berfikir remeh sedangkan orang kulit putih keturunan bangsa Perancis menganggap bahasa mereka sendiri yang benar dan tidak lebih "orang bawahan/rendah, serampangan, rusak, menurunkan kualitas, bahasa lama yang dipakai", menurut Loreto Todd (1974). Baru-baru ini beberapa orang telah siap untuk mempertimbangkan pengaruh bahasa kedua dalam pembelajaran sebagai bentuk ketidaksempurnaan, menyimpang, atau tidak benar dari bahasa yang mereka pelajari. Sebelum melakukannya yang dilihat sekarang sebagai langkah awal penting menuju penyelidikan obyektif seluruh fenomena belajar dan penggunaan bahasa kedua. Hanya dengan memperlakukan bahasabahasa pembelajaran sebagai fenomena yang dipelajari dalam dirinya sendiri sehingga kami berharap untuk mengembangkan pemahaman tentang proses pemerolehan bahasa kedua, karena hanya dengan memperlakukan bahasa anak sebagai sebuah fenomena yang akan diteliti dalam diri sendiri benar sehingga kami bisa berharap untuk memahami sesuatu tentang proses perolehan bahasa pertama dan digunakan bayi sebagai bahasa.

PAJANAN BAHASA

2018

The second language (Language 2) or L2 is a type of language that is not a mother tongue (main language) for speakers, but is often used in the surrounding environment of speakers as an advanced communication medium. The second language is different from foreign languages, because foreign languages are additional languages that are learned by speakers, but are not applied in the area of the speaker. Some of the second languages are used in various countries as formal languages (lingua franca). Indonesian is one example of a second language that is used as a national conversation language with a local language as a native language. The following table lists the second language according to the number of speakers. Second language acquisition is not the same as first language acquisition. In the first language acquisition students start from the beginning (when they have not mastered any language) and the development of this language acquisition is in line with their physical and psychological development. In the acquisition of second language, students have mastered the first language well and the development of second language acquisition is not in line with their physical and psychological development. In addition, the first language acquisition is done informally with very high motivation (students need this first language to be able to communicate with people

Pusat Bahasa Universitas Diponegoro

Imaji, 2014

Dalam menghadapi tantangan global, manusia modern dituntut untuk dapat menjalin jaringan seluas-luasnya baik di dalam maupun luar negeri. Kemudian bahasa menjadi hal terpenting bagi manusia dalam berkomunikasi. Indonesia sebagai salah satu negara anggota ASEAN akan turut melaksanakan AFTA (ASEAN Free Trade Area) pada tahun 2015. Untuk itu Indonesia perlu menyiapkan sumber daya manusia yang mampu bersaing dalam program tersebut maupun tantangan global lainnya. Universitas Diponegoro sebagai perguruan tinggi negeri terbesar di Jawa Tengah memiliki peran besar dalam mencetak sumber daya manusia yang berkualitas dan siap terjun ke masyarakat. Kerja sama dengan universitas-universitas luar negeri semakin ditingkatkan untuk menyerap berbagai informasi dari seluruh dunia. Pusat Bahasa Universitas Diponegoro menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam hal kemampuan berbahasa asing.

RAGAM BAHASA

Ragam Bahasa Baku dan Tidak Baku Ragam Bahasa Lisan dan Tulisan Penggolongan Ragam Bahasa

Kontak Bahasa

PENDAHULUAN Objek kajian linguistik meliputi kajian linguistik mikro dan makro. Kajian linguistik mikro terdiri dari struktur intern bahasa atau sosok bahasa itu sendiri; sedangkan kajian linguistik makro mengkaji bahasa dalam hubungannya dengan faktor-faktor di luar bahasa. Faktor-faktor di luar bahasa terkait dengan segala hal yang berkaitan dengan kegiatan manusia di dalam masyarakat bahasa, sebab tidak ada kegiatan yang dilakukan tanpa berhubungan dengan bahasa. Kajian yang berkaitan dengan linguistk makro sangat luas dan beragam, seperti penerjemahan, penyusunan kamus, pendidikan bahasa dan masih banyak kajian yang lainnya. Salah satu hal yang akan dibahas dalam makalah ini adalah bahasa yang erat kaitannya dengan kegiatan sosial di dalam masyarakat atau hubungan bahasa dengan masyarakat. Beragamnya kegiatan sosial masyarakat mengharuskan mereka untuk berkomunikasi satu sama lain, baik itu dengan anggota masyarakatnya ataupun dengan anggota dari masyarakat lain, padahal secara umum diketahui bahwa bahasa yang digunakan antar masyarakat yang satu dengan yang lain bisa berbeda, sehingga peristiwa inilah yang kemudian menyebabkan terjadinya kontak bahasa. Kontak bahasa merupakan peristiwa dimana terjadi penggunaan lebih dari satu bahasa dalam waktu dan tempat yang bersamaan. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya kontak bahasa. Makalah ini akan membahas mengenai faktor-faktor tersebut dengan disertai contoh-contoh masyarakat yang mengalami kontak bahasa serta akibat yang ditimbulkan dari adanya kontak bahasa. BAB II PEMBAHASAN 1. A. Pengertian Thomason (2001: 1) berpendapat bahwa kontak bahasa adalah peristiwa penggunaan lebih dari satu bahasa dalam tempat dan waktu yang sama. Penggunaan bahasa ini tidak menuntut penutur untuk berbicara dengan lancar sebagai dwibahasawan atau multibahasawan, namun terjadinya komunikasi antara penutur dua bahasa yang berbeda pun sudah dikategorikan sebagai peristiwa kontak bahasa. Sebagai contoh, ketika dua kelompok wisatawan saling meminjamkan alat masak selama dua atau tiga jam, mereka pasti akan berusaha untuk saling berkomunikasi satu sama lain. Peristiwa komunikasi ini, meskipun mungkin dalam bentuk yang sangat sederhana, sudah masuk dalam kategori kontak bahasa. 1. B. Faktor Penyebab Kontak Bahasa Thomason (2001: 17-21) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kontak bahasa dapat dikelompokan menjadi lima, yaitu : 1. a. Adanya dua kelompok yang berpindah ke daerah yang tak berpenghuni kemudian mereka bertemu disana Dalam kasus ini, kedua kelompok bukan merupakan kelompok pribumi sehingga satu sama lain tidak menjajah atau merambah wilayah masing-masing. Antartika, sebagai tempat