KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN AGRO WISATA (original) (raw)
Related papers
KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN EKOWISATA
The Cacaban dam area consists of the main land and territorial waters. The Cacaban dam has also multifunction consisting of irrigation water supplier and tourism object area. Related to that point, the tourism which is developed in Cacaban dam area must be a tourism that can support the its function. Ecotourism is one of the tourism which support conservation effort. This tourism is also give a good appreciation to its environment, culture, history and local community participation. The ecotourism development in Cacaban dam area is initiated as an effort for tourism development that can support the conservation of Cacaban dam. The type of research is descriptive qualitative approach. The aspect of research include land’s exploitation, ecotourism potential and the policy of ecotourism development concept in Cacaban dam area. The Cacaban has forestry and agriculture potential. The current condition of catchment area of Cacaban dam is 6.792,71 hectare. From all of the wide of catchment area 49 % is forestry and 16 % that is mostly in bad condition. The utilization of bad land in catchment area is dominated by shifting function from forestry to agriculture by farmers (23 %). Up to now the efforts of conservation does not show the good result yet, because there are some conflict of interest between forestry development and agriculture. The development of forestry land will decrease the agricultural land and vice versa. Based on that point, the approach of agroforest (wanatani) can be used as one of the ecotourism development in Cacaban dam area. In addition, there are still more potential such as water tourism object, culture and education available there. In developing an ecotourism in Cacaban dam area is really depend on stakeholder’s participation. According to that point, it’s needed an executive corporation of ecotourism in order to organize all stakeholder’s interest. This research recommends (a) to develop ecotourism attraction in Cacaban dam area, (b) to improve infrastructure sevices and facilities supporting the attraction of ecotourism, (c) to improve of product promotion and provide market expansion, (d) to improve local economic and to developed human resource and (e) to obtain support of local goverment in developing ecotourism.
PENGEMBANGAN KAWASAN DESA WISATA
LEISURE GUMELAR S. SASTRAYUDA ( 2010) 1 KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN DESA WISATA 1. Latar Belakang Pariwisata adalah suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan masyarakat sehingga membawa berbagai dampak terhadap masyarakat setempat, bahkan pariwisata dikatakan mempunyai energy trigger yang luar biasa, yang membuat masyarakat setempat mengalami metamorphose dalam berbagai aspeknya. Di samping berbagai dampak yang dinilai positif, hampir semua penelitian juga menunjukkan adanya berbagai dampak yang tidak diharapkan, seperti semakin buruknya kesenjangan pendapatan antara kelompok masyarakat, memburuknya ketimpangan ekonomi, dan lain-lain. Dampak-dampak negatif tersebut di atas disebabkan karena pengembangan pariwisata semata-mata dilakukan dengan pendekatan ekonomi dan pariwisata dipersepsikan sebagai instrumen untuk meningkatkan pendapatan, terutama oleh bidang usaha swasta dan pemerintah. Sementara itu banyak pakar yang mengadari bahwa pariwisata, meskipun membutuhkan lingkungan yang baik, namun bilamana dalam pengembangannya tidak memperhatikan daya dukung lingkungan dan kerentanan lingkungan terhadap jumlah wisatawan akan menimbulkan dampak negatif. Dengan tingginya wisatawan yang berkarakter Nature Based, pada satu sisi sangat positif dan bermanfaat, akan tetapi pada sisi lain terlihat belum adanya pendalaman terhadap fungsi lingkungan atau masih banyak masyarakat yang belum sadar akan pentingnya "Nature Related Tourism". Salah satu faktor terpenting untuk HAND OUT MATA KULIAH CONCEPT RESORT AND LEISURE, STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN RESORT AND LEISURE GUMELAR S. SASTRAYUDA ( 2010) 2 menangani hal tersebut yaitu dengan cara merubah prilaku pengunjung dari sekedar mengetahui menuju kepada suatu pemahaman keterkaitan alur dengan kehidupan manusia, dan pendalaman terhadap sumber daya alam hayati atau ekosistemnya menjadi satu prioritas utama dibandingkan dengan hanya memikirkan luas kawasan atau keindahan kawasan saja. Sejalan dengan dinamika, gerak perkembangan pariwisata merambah dalam berbagai terminologi seperti, sustainable tourism development, village tourism, ecotourism, merupakan pendekatan pengembangan kepariwisataan yang berupaya untuk menjamin agar wisata dapat dilaksanakan di daerah tujuan wisata bukan perkotaan. Salah satu pendekatan pengembangan wisata alternatif adalah desa wisata untuk pembangunan pedesaan yang berkelanjutan dalam bidang pariwisata. Ramuan utama desa wisata diwujudkan dalam gaya hidup dan kualitas hidup masyarakatnya. Keaslian juga dipengaruhi keadaan ekonomi, fisik dan sosial daerah pedesaan tersebut, misalnya ruang, warisan budaya, kegiatan pertanian, bentangan alam, jasa, pariwisata sejarah dan budaya, serta pengalaman yang unik dan eksotis khas daerah. Dengan demikian, pemodelan desa wisata harus terus dan secara kreatif mengembangkan identitas atau ciri khas daerah. Ramuan penting lainnya dalam upaya pengembangan desa wisata yang berkelanjutan yaitu pelibatan atau partisipasi masyarakat setempat, pengembangan mutu produk wisata pedesaan, pembinaan kelompok pengusaha setepat. Keaslian akan memberikan manfaat bersaing bagi produk wisata pedesaan. Unsurunsur keaslian produk wisata yang utama adalah kualitas asli, keorisinalan, keunikan, ciri khas daerah dan kebanggaan daerah diwujudkan dalam gaya hidup dan kualitas hidup masyarakatnya secara khusus berkaitan dengan prilaku, integritas, keramahan dan HAND OUT MATA KULIAH CONCEPT RESORT AND LEISURE, STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN RESORT AND LEISURE GUMELAR S. SASTRAYUDA ( 2010) 3 kesungguhan penduduk yang tinggal dan berkembang menjadi milik masyarakat desa tersebut. Oleh sebab itu, pemodelan desa wisata bagi pembangunan pedesaan yang berkelanjutan harus terus secara kreatif mengembangkan identitas atau ciri khas yang baru bagi desa untuk memenuhi tujuan pemecahan masalah yang berkaitan dengan krisis ekonomi daerah pedesaan, semakin bertambah akibat adanya berbagai kekuatan yang rumit, yang menyebabkan baik berkurangnya kesempatan kerja maupun peningkatan kekayaan masyarakat desa, salah satu jalan keluar yang dapat mengatasi krisis tersebut adalah melalui pembangunan industri desa wisata skala kecil, sehingga mampu bersaing dan unggul dalam pembangunan daerah pedesaan, dan dalam penciptaan lapangan kerja baru serta peningkatan kesejahteraan masyarakat. Prinsip pengembangan desa wisata adalah sebagai salah satu produk wisata alternatif yang dapat memberikan dorongan bagi pembangunan pedesaan yang berkelanjutan serta memiliki prinsipprinsip pengelolaan antara lain, ialah: (1) memanfaatkan sarana dan prasarana masyarakat setempat, (2) menguntungkan masyarakat setempat, (3) berskala kecil untuk memudahkan terjalinnya hubungan timbal balik dengan masyarakat setempat, (4) melibatkan masyarakat setempat, (5) menerapkan pengembangan produk wisata pedesaan, dan beberapa kriteria yang mendasarinya seperti antara lain: 1. Penyediaan fasilitas dan prasarana yang dimiliki masyarakat lokal yang biasanya mendorong peran serta masyarakat dan menjamin adanya akses ke sumber fisik merupakan batu loncatan untuk berkembangnya desa wisata. 2. Mendorong peningkatan pendapatan dari sektor pertanian dan kegiatan ekonomi tradisional lainnya. HAND OUT MATA KULIAH CONCEPT RESORT AND LEISURE, STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN RESORT AND LEISURE GUMELAR S. SASTRAYUDA ( 2010) 4 3. Penduduk setempat memiliki peranan yang efektif dalam proses pembuatan keputusan tentang bentuk pariwisata yang memanfaatkan kawasan lingkungan dan penduduk setempat memperoleh pembagian pendapatan yang pantas dari kegiatan pariwisata. 4. Mendorong perkembangan kewirausahaan masyarakat setempat. Sedangkan dalam prinsip perencanaan yang perlu dimasukkan dalam "prelemenay, planning" yaitu (1) meskipun berada di wilayah pariwisata tak semua tempat dan zona lingkungan harus menjadi daya tarik wisata dan (2) potensi desa wisata tergantung juga kepada kemauan masyarakat setempat untuk bertindak kreatif, inovatif, dan kooperatif. Tidak semua kegiatan pariwisata yang dilaksanakan di desa adalah benar-benar bersifat desa wisata, oleh karena itu agar dapat menjadi pusat perhatian pengunjung, desa tersebut pada hakikatnya harus memiliki hal yang penting, antara lain: 1. Keunikan, keaslian, sifat khas 2. Letaknya berdekatan dengan daerah alam yang luar biasa 3. Berkaitan dengan kelompok atau masyarakat berbudaya yang secara hakiki menarik minat pengunjung 4. Memiliki peluang untuk berkembang baik dari sisi prasarana dasar, maupun sarana lainnya. Perencanaan pariwisata di desa bukanlah tugas yang mudah terutama dalam keadaan yang mempunyai lingkungan alam dan budaya yang peka. HAND OUT MATA KULIAH CONCEPT RESORT AND LEISURE, STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN RESORT AND LEISURE GUMELAR S. SASTRAYUDA ( 2010) 5
PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA SECARA UMUM
Beberapa konsep pengembangan (pembangunan) pariwisata yang dianggap benar dan ramah terhadap lingkungan (sosial, alam dan budaya) diantaranya adalah pariwisata berkelanjutan dan pariwisata berbasis komunitas. Kedua konsep pengembangan inilah yang saat ini menjadi acuan baik bagi kalangan akademisi maupun praktisi. Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) adalah pembangunan yang berguna untuk memenuhi kebutuhan dalam kehidupan saat ini tanpa perlu merusak atau menurunkan kemampuan generasi yang akan datang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada dasarnya pembangunan berkelanjutan merupakan strategi pembangunan yang memberikan batasan pada laju pemanfaatan ekosistem alamiah dan sumberdaya yang ada didalamnya. Dengan kata lain, pembangunan berkelanjutan adalah semacam strategi dalam pemanfaatan ekosistem alamiah dengan cara tertentu sehingga kapasitas fungsionalnya tidak rusak untuk memberikan manfaat bagi kehidupan umat manusia. Pembangunan berkelanjutan tidak saja untuk kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan, tetapi juga untuk kesejahteraan masyarakat generasi mendatang. Dengan demikian diharapkan bahwa kita tidak saja mampu melaksanakan pengelolaan pembangunan yang ditugaskan (to do the thing right), tetapi juga dituntut untuk mampu mengelolanya dengan suatu lingkup yang lebih menyeluruh (to do the right thing
Bnyak bentang alam yang memiliki keunikan tersendiri namun belum dimanfaatkan secara optimal, bahkan banyak yang belum tersentuh sama sekali karena keterbatasan informasi, pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola bentang alam sebagai objek wisata yang mampu menarik minat wisatawan.
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI PANGUMBAHAN DENGAN KONSEP EKOWISATA
merupakan wilayah perencanaan dan pembangunan wisata bahari di dalam RIPPARDA (Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah) berdasarkan Perda Kab. Sukabumi No. 10 Tahun 2010 pasal 49 serta memiliki keunikan yang belum tentu dimiliki oleh pantai lain seperti atraksi pelepasan tukik, karakter ombak yang sesuai dengan olahraga surfing, Karakter ombak di beberapa titik pantai sesuai untuk olahraga Surfing, ekosistem terumbu karang yang baik, kegiatan masyarakat lokal Desa Pangumbahan yakni kegiatan peternakan, pertanian dan perikanan dengan mayoritas sebagai nelayan karena garis pantai yang luas yang menghubungkan langsung ke Samudra Hindia. Namun potensi dan daya tarik yang dimiliki pantai penyu Pangumbahan ini juga perlu adanya penyediaan fasilitas dan akomodasi penunjang kawasan ekowisata sehingga jika ditata akan menjadi kawasan dengan daya tarik lebih. Penulis melakukan beberapa analisis seperti analisis kebijakan, analisis lokasi, analisis tapak, analisis komponen geopark dan ekowisata, analisis best practice, analisis kegiatan wisata, analisis persepsi dan preferensi dan analisis kebutuhan ruang sehingga menghasilkan usulan atau rencana penataan Kawasan Wisata Pantai Pangumbahan Dengan Konsep Ekowisata.
STRATEGI PENGEMBANGAN DESA PANGSAN SEBAGAI DESA WISATA
The development of tourism in Badung Regency which is focused in South Badung needs to be equalized by developing the potentials of the rural areas, one of which is Pangsan Village, as superiority in North Badung; otherwise, tourism will never equally benefit all the areas. However, the potentials the Pangsan Village has in tourism have not been developed yet. This study aims at (1) identifying the potentials as a tourist attraction; (2) analyzing the internal and external environment, and (3) formulating the strategies used and programs created to develop Pangsan Village as a tourist destination. The result of analysis of internal and external environment indicated that Pangsan Village was categorized as fair (on cell V), that is using the general strategies of market penetration and product development. From the SWOT analysis, the alternative strategies were the SO (Strengths Opportunities) strategy which could be tourism product development and market penetration; the ST (Strengths Threats) which could be applied by improving security and comfort, and strengthening the specific characteristics of Pangsan Village; the WO (Weaknesses Opportunities) strategy which could be applied by developing the basic and supporting facilities and infrastructure, strengthening collaboration and promotion; the WT strategy (Weaknesses Threats) which could be applied by developing the human resources and the groups that were aware of tourism " Kelompok Sadar Wisata ". Keywords: equality of usefulness of tourism, developmental strategy, tourist village
KAJIAN TEKNIS KASUS INVESTASI PEMANFAATAN RUANG -PERUMAHAN VILLA AGRO TIRTA WISATA DI BINTAN
Berdasarkan surat permohonan kajian teknis dari CV RAFI BISMA, Bapak Ardi Gunawan bernomor: 030/PERUM-CV.RB/X/2016 tertanggal 14 Oktober Ttahun 2016 tentang Permohonan Kajian terkait investasi pembangunan Villa Agro Tirta Wisata di Kampung Sido Mulyo Desa Sebong Kecamatan Teluk Sebong sebagaimana terlampir pada laporan kajian ini teknis ini. Berikut ini adalah hasil kajian awal yang akan disampaikan kepada Kementerian Agraria dan Tata Ruang Cq. Bapak Direktur Jenderal Tata Ruang di Jakarta, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Kabupaten Bintan, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Kepulauan Riau dan Dewan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam Bintan Karimun, serta Dewan Kawasan Nasional KEK/PBPB melalui Kementerian Koordinator Bidang Ekonomi di Jakarta.
PENGEMBANGAN LOKASI WISATA PANGO-PANGOMELALUI TANAMAN AGRO-WISATA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA
Penetapan Lokasi Pango-Pango sebagai ODTW (Obyek Daerah Tujuan Wisata) Agro oleh pemerintah daerah menjadi langkah awal untuk peningkatan pemberdayakan masyarakat setempat. Usaha ini harus dibarengi dengan penataan lokasi secara baik dengan melibatkan seluruh stakeholders seperti masyarakat, pemerintah daerah, investor dan para penggiat parawisata. Pemberdayaan masyarakat sebagai salah satu stakeholders juga belum dilibatkan secara maksimal. Masyarakat setempat belum mengatahui apa yang akan dilaksanakan dan dilokasi mana mereka dapat berperan aktif. Salah satu program pemerdayaan yang dilaksnakan melalui Program KKN-PPM bekerjasama dengan kelompok tani Donda adalah membuat kebun agrowisata buah Tamarello pada dua lokasi kebun milik kelompok tani. Luas lokasi adalah kurang lebih ½ ha, dengan jumlah pohon tanaman sebanyak 350 batang. Kebun contoh ini diharapkan dapat memacu masyarakat khususnya kelompok tani untuk mempersiapkan kebun mereka menjadi kebun wisata sejalan dengan konsep pemerintah daerah. Di samping kebun contoh tamarello, Program KKN-PPM juga telah mendampingi pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Ceria Santung . Kegiatan tersebut meningkatkan semangat belajar dan bermain anak-anak guna memberikan dorongan dan motivasi mempersiapkan masa depan mereka. Selain itu Peserta KKN-PPM juga telah menerima masterplan lokasi inti ODTW Pango-Pango dari pemerintah daerah yang akan disosialisasi kepada masyarakat pada tahap berikutnya.