Digital Counter Hegemony Komunitas Seni Digital (original) (raw)

Digital Activism: Counter Hegemony dalam Karya Seni

This study looks in detail how the digital activities of Biennale East Java is a form of criticism as a silent resistance to the hegemony of ideology, norms, rules to the myths that exist in society, especially the modern society of Indonesia is always connected in the Internet society critical social theory Marxism in mind and Gramsci perspective (Carroll & Ratner, 2010). Using the qualitative research approach and research method of Digital Etnometodologi (Heather, 2012) with gramscian hegemony analysis, it is purposed the research objectives, firstly, to describe how social movement process in digital format by Biennale East Java. Second, see in detail the process of digital communication media production on digital artwork created by artists Biennale East Java. Third, describe Digital Counter hegemony form by digital artist Biennale East Java in digital art work. The benefit of this research is to obtain a preposition of hegemonic theory in the digital world in digital art created by digital artists, or can be called Digital Counter Hegemony for theoretical and practical benefits, providing detailed description of the process of digital social movement, the process of producing digital communication media to the analysis of digital works Biennale East Java as a form of Counter hegemony. Keywords: Social Change, Global Identity, Digital Activism, Counter Hegemony

Perlawanan Hegemoni Budaya dan Mitos pada Karya Seni Rupa Digital Biennale Jatim

Biokultur

Penelitian ini menganalisis praktik seni melalui karya seni rupa digital yang dilakukan oleh seniman digital yang tergabung pada komunitas seni Biennale Jatim. Karya seni yang dianalisis ini untuk melihat secara mendalam dan eksploratif bagaimana ekspresi perlawanan dominasi dan hegemoni budaya, dominasi mitos yang melembaga pada masyarakat. Dengan pendekatan studi kualitatif melalui metode etnografi digital, peneliti melakukan eksplorasi secara medalam dengan observasi partisipasi proses penciptaan karya dan instalasi karya seni pada pameran Biennale Jatim 7. Dua karya seni yang dianalisis pada penelitian ini menunjukkan sebuah temuan penelitian yaitu gambaran nyata tentang perlawanan atas hegemoni (counter hegemony) lewat karya-karya seni. Perlawanan terhadap kondisi sosial masyarakat dan perlawanan terhadap budaya dan mitos pada masyarakat. Para seniman muda yang tergabung di komunitas seni digital Biennale Jawa Timur ini mengganggap praktik seni pada budaya Barat telah melakukan...

Perlawanan Hegemoni Budaya dan Mitos pada Karya Seni Rupa Digital Biennale Jatim (Counter Hegemony of Cultural and Myths in the East Java Biennale Digital Artwork)

Biokultur, 2020

Penelitian ini menganalisis praktik seni melalui karya seni rupa digital yang dilakukan oleh seniman digital yang tergabung pada komunitas seni Biennale Jatim. Karya seni yang dianalisis ini untuk memahami secara mendalam dan eksploratif bagaimana ekspresi perlawanan dominasi dan hegemoni budaya, dominasi mitos yang melembaga pada masyarakat. Dengan pendekatan studi kualitatif melalui metode etnografi digital, peneliti melakukan eksplorasi secara medalam dengan observasi partisipasi proses penciptaan karya dan instalasi karya seni pada pameran Biennale Jatim 7. Dua karya seni yang dianalisis pada penelitian ini menunjukkan sebuah temuan bahwa gambaran nyata tentang perlawanan atas hegemoni (counter hegemony) lewat karya-karya seni. Perlawanan terhadap kondisi sosial masyarakat dan perlawanan terhadap budaya dan mitos pada masyarakat. Para seniman muda yang tergabung di komunitas seni digital Biennale Jawa Timur ini mengganggap praktik seni pada budaya Barat telah melakukan alienisasi terhadap masyarakat di Indonesia terutama masyarakat seni. Sebagai dampaknya, masyarakat Indonesia yang memiliki kultur sosial sangat berbeda dengan Barat, menjadi kaum yang inferior. Implikasi analisis teoritik yang dihasilkan pada penelitian ini yaitu kritik tersendiri untuk teori hegemoni Gramsci yang dikembangkan lagi oleh Cox dan Schilthuis (2012), teori perlawanan hegemoni (counter hegemony) Cox tidak dikupas secara detil untuk kelompok masyarakat yang pada dasarnya terbentuk kritis secara natural seperti kelompok seni modern yaitu komunitas seni Biennale Jawa Timur. Komunitas seni Biennale Jawa Timur ini melakukan proses penciptaan karya bersama masyarakat dengan melakukan praksis seni dan fungsi seni bersama masyarakat lewat penciptaan karya melalui pemberdayaan masyarakat. Komunitas ini melakukannya melalui penciptaan karya seni dan membangun jejaring komunitas (network community). Kata kunci: etnografi digital, praktik seni, karya seni digital, hegemoni budaya, perlawanan hegemoni dan mitos

Musium Seni Digital

Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa)

BSD City is an area that is planned to be a pioneer of the Integrated Smart Digital City, triggered by the population of BSD which is dominated by millennials and alpha generations who grow up following technological developments. Millennials have a high level of anxiety, stress and depression. To reduce high levels of stress art has an important role where art can change one's emotions and behavior, have a positive impact on stress management, reduce anxiety levels and improve mood. Digital technology has allowed art to go beyond existing boundaries, so that art in the present and in the future will be more dynamic, flexible in accordance with the character of the millennials generation. Therefore, this design aims to provide a forum for interaction between art and humans and among fellow human beings from various groups by utilizing technological advances to maximize the interactions that occur and foster creative thinking and self-expression through digital art. The design is...

Hak Cipta Dan Karya Seni DI Era Digital

Acintya Jurnal Penelitian Seni Budaya

In the past two decades, art and technology have increasingly become inseparable. Technology, in this case the internet, has produced a new era known as the digital era followed by the emergence of many problems, one of which is in the field of copyright. There are many cases of copyright infringement committed by art creators and the public both consciously and unconsciously due to lack of knowledge about copyright. Moreover, all the required information, now, is available on the Internet. This condition gives a big opportunity to plagiarize an art work. Through literature studies, this study focuses on the perspective of the limitations and exceptions of arts work copyright in the digital age and explains the concepts of regulation and protection. The results of this study will be very useful in developing the course content of Etika Profesi (Professional Ethics) and HAKI (IPR) in Visual Communication Design Study Program, the Faculty of Fine Arts and Design. Keywords: Copyright, ...

Dakwah Digital Untuk Generasi Milenial

Jurnal Dakwah

Technology influences people's lives today, particularly to the rise of global culture and instantaneous lifestyles. Technological developments also influence the da'wah model by which morality among the millennial generation grows along with their process of selves identity seeking. Through the development of technology, it is undeniable that the contents of radicalism, extremism can spread and is able to enter all aspects of life. This study aims to answer the query of how religion is understood and practiced by the millennial generation and how da'wah can be carried out in the millennial era. This research uses a descriptive qualitative approach, through in-depth interviews with several informants who have been determined based on purposive sampling. The study found that religion can be interpreted as a way of life so able to prevent its adherent from mistakes. Keywords: Religion, Da'wah Method, Millennial Generation, Millennial Da'wah.Perkembangan teknologi m...

Seni Budaya dalam Lanskap Digital Masa Depan

Forum “Big Data dan Babak Baru Seni Rupa” dalam rangka Dies Natalis Program Studi Pengkajian Seni Pertunjukan & Seni Rupa, Universitas Gajah Mada, 2021

Sebagai salah satu elemen budaya, seni juga ber-evolusi. Terdapat interaksi yang kuat antara seni dengan teknologi yang menjadi bagian budaya di mana kesenian tersebut ter-ekspresikan. Mengingat ekspresi budaya sendiri merupakan pegari dari interaksi kode-kode informasi sosial, berbagai perkembangan teknologi informasi tak pelak memberikan banyak perubahan perkembangan ekspresi seni. Tantangan seni budaya dalam lanskap digital masa depan tercermin dalam bagaimana kita menata budaya sebagai basis data, big data karya seni budaya kita (informatika seni), sekaligus bagaimana kita menata kreasi dan seni informatika, eksplorasi seni budaya kita di ke-maya-an dunia digital yang semakin hari semakin nyata.

Menangkal Rasisme DI Era Digital

2020

Racism is an attitude created by humans towards humans to create a degree of limitation among humans through culture, skin, or anything that they think is strange/different in their groups. In this article, we want to emphasize the people's awareness of racism that occurs starting from among young people. According to the Central Statistics Agency, in Indonesia alone there are 1340 ethnic groups in Indonesia. Because there are so many ethnic groups in Indonesia, Indonesia is called a plural state. The method used is qualitative, namely interviews and quantitative questionnaires because the writer needs to get resources from people who are experts in their fields and also need to know the situation about racism in the vicinity.

Pertarungan Persepsi Budaya Maya Dalam Masyarakat Digital

Mediakom : Jurnal Ilmu Komunikasi, 2019

Persepsi budaya masyarakat dari berbagai latar belakang dapat dipertukarkan secara cepat dan tanpa batas oleh media siber atau dikenal dengan new media. Bahkan, media online telah membentuk budaya masyarakat maya (cyberculture) yang perilakunya banyak dikendalikan oleh persepsi budaya sebagaimana dipertukarkan dalam ruang-ruang maya. Dunia maya menjadi salah satu kekuatan bagi masyarakatnya untuk membangun persepsi budaya. Dengan kekuatan akses yang cepat, tanpa batas, murah, dan mampu diakses kapan saja dan dimana saja, perilaku budaya online akhirnya mampu menggeser budaya offline tersebut. Budaya-budaya nyata mulai digeser dengan cukup pertemuan di dunia maya. Melalui kajian deskriptif ini, diperlukan sikap arif bagi masyarakat yang berada di alam jagad maya agar memiliki persepsi positif dalam membangun komunikasi di dunia mereka. Sikap ini diperlukan agar manusia tetap bisa menjaga martabat budaya yang konstruktif sehingga dapat melawan budaya maya yang merusak, seperti berita hoax, penyebaran ujaran kebencian di media sosial, hingga membangun komunitas masyarakat virtual yang beradab.

Kelompok Sasaran Kegiatan Literasi Digital

JURNAL ILMU KOMUNIKASI

Bila beberapa tahun yang lalu kegiatan-kegiatan media literasi hanya berfokus pada televisi, maka setidaknya satu dekade terakhir mulai beralih pada berbagai masalah yang timbul karena hadirnya internet. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari semakin pesatnya perkembangan teknologi digital yang membuat banyak hal menjadi lebih mudah diakses hanya dengan satu perangkat digital saja. Namun hal ini tidak diiringi oleh “kesadaran” para pengguna media tersebut sehingga muncul berbagai masalah. Berangkat dari kekhawatiran ini, maka kalangan akademisi khususnya ilmu komunikasi melakukan riset yang beragam yang kemudian menjadi data “besar” bagi Jaringan Peneliti Literasi Digital (JAPELIDI) untuk melakukan penelitian lanjutan. Penelitian bersama ini, menggunakan metode desk study dan teknik dokumentasi dilakukan dengan memanfaatkan data sekunder dan case study (melalui FGD atau wawancara mendalam terhadap pemangku kepentingan literasi digital di Indonesia. Dengan menggunakan teori-teori media l...