Indikator Hasil Belajar (original) (raw)
Related papers
Komponen Indikator Hasil Belajar
Pada dasarnya, pengungkapan hasil belajar meliputi segenap aspek psikologis, dimana aspek tersebut berangsur berubah seiring dengan pengalaman dan proses belajar yang dijalani siswa. Akan tetapi tidak dapat semudah itu, karena terkadang untuk ranah afektif sangat sulit dilihat hasil belajarnya. Hal ini disebabkan karena hasil belajar itu ada yang bersifat tidak bisa diraba. Maka dari itu, yang dapat dilakukan oleh guru adalah mengambil cuplikan perubahan
Indikator Sarana Prasarana Pendidikan
Pemerataan sarana dan prasarana pendidikan merupakan suatu prasyarat awal dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Oleh karenanya, merupakan hal yang penting untuk mendapatkan gambaran kondisi pemerataan sarana dan prasarana pendidikan, agar kebijakan di bidang pendidikan khususnya di bidang sarana dan prasarana dapat lebih tepat arah dan tepat sasaran. Dalam tulisan ini diberikan beberapa indikator pemerataan sarana dan prasarana pendidikan, berikut contoh data dan analisis ringkasnya.
MAKALAH PENILAIAN HASIL BELAJAR
Penilaian hasil belajar merupakan salah satu kegiatan dalam dunia pendidikan yang penting. Pada satu sisi, dengan penilaian hasil belajar yang dilakukan dengan baik dapat diketahui tingkat kemajuan belajar siswa, kekurangan, kelebihan, dan posiisi siswa dalam kelompok. Pada sisi yang lain, penilaian hasil belajar yang baik akan merupakan feed back bagi guru/dosen untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan proses belajar mengajar.
MODEL PENILAIAN HASIL BELAJAR DAN KARAKTER
Naturalistic, 2018
The purpose of this article is to provide an overview of student learning and character assessment. The assessment of student learning has been focus more on mastery of material, but less attention to aspects of character. Whereas in education has two dimensions of purpose, namely to be smart and good morals. Intelligence has related to cognitive, while character has related to affective. Through this study, has expected to obtain a model of assessment that involves cognitive and affective aspects in an integrated manner. The method of study has done in compiling the article through literature study, i.e. studying the theory or opinion relating to student learning assessment. Based on this study, it concluded that: (1) Assessment of learning and character carried out independently. (2) Teachers face constraints assessing the character of students. (3) There are a number of interventions to the teacher's assessment; (4) Collaborative assessment of learning and character makes it easier for teachers and schools to make responsible decisions. (5) Assessment of learning has a positive implication on the formation of student character or otherwise. Abstrak Tujuan artikel ini adalah untuk memberikan gambaran komprehensif tentang penilaian hasil belajar dan penilaian karakter siswa. Penilaian hasil belajar siswa selama ini lebih terfokus pada penguasaan materi, tetapi kurang memperhatikan aspek karakter. Padahal dalam pendidikan memiliki dua dimensi tujuan, yaitu untuk menjadi cerdas dan berakhlah baik. Cerdas berkaitan dengan kognitif, sedangkan karakter berkaitan dengan afektif. Melalui kajian ini diharapkan diperoleh model penilaian yang melibatkan aspek kognitif dan afektif secara terpadu. Metode studi yang dilakukan dalam menyusun artikel melalui studi pustaka, yaitu mempelajari teori atau pendapat yang berhubungan dengan penilaian hasil belajar siswa. Berdasarkan kajian ini diperoleh gambaran sebagai berikut: (1) penilaian pembelajaran materi dan karakter dilakukan secara sendiri-sendiri; (2) guru mengalami kendala dalam menilai karakter siswa; (3) terdapat sejumlah intervensi terhadap guru dalam melakukan penilaian; (4) kolaborasi penilaian hasil belajar dan karakter sangat memudahkan guru, sekolah membuat keputusan yang bisa dipertanggungjawabkan; (5) penilaian hasil belajar memiliki implikasi yang positif terhadap pembentukan karakter siswa secara timbal balik. Kata kunci: guru; karakter; penilaian; siswa. A. PENDAHULUAN khir-akhir ini banyak dirasakan bahwa penilaian hasil belajar siswa tidak memberikan gambaran yang sebenarnya. Meskipun tidak seluruhnya, terdapat di beberapa sekolah yang meng-upgrade nilai untuk kepentingan tertentu. Di level SMA atau sederajat untuk kepentingan kelulusan 100% dan atau seleksi masuk perguruan tinggi. Di level SMP atau sederajat untuk kepentingan memudahkan masuk dalam pendaftaran siswa baru ke SMA atau sederajat. Demikian juga pada tingkat sekolah dasar untuk kepentingkan masuk SMP atau yang sederajat. Adanya permintaan meng-upgrade bisa dilakukan oleh orang tua atau pihak sekolah. Hal inilah yang sering menjadi peran guru dalam melakukan penilaian yang seharusnya obyektif, terintervensi oleh pihak lain, sehingga guru A