Efek Perbedaan Sumber Protein dan Rasio Urea-Molases dalam Pakan Suplemen yang Ditambahkan dalam Ransum Terhadap Produksi Mikrobia Rumen Secara In Vitro (original) (raw)
Related papers
Jurnal Nutrisi Ternak Tropis
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui proporsi terbaik dari pengaruh penambahan ragi tape dalam UMB sebagai sumber probiotik terhadap sintesis protein mikroba rumen dan produksi gas secara in vitro. Materi pada penelitian ini adalah bahan penyusun UMB yang terdiri dari molasses, semen, pollard, urea, mineral mix, garam, ragi tape. Metode pengukuran produksi gas secara in vitro menggunakan cairan rumen yang diambil dari sapi PFH berfistula. Sampel rumput gajah diambil dari Laboratorium Lapang Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya dan konsentrat dari KUD Pujon. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari empat perlakuan dan tiga ulangan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA), apabila hasil uji menunjukkan adanya perbedaan maka dilakukan uji lanjutan menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD). Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan penambahan ragi tape pada permbuatan UMB memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai produksi gas total inkubasi 48 jam dan nilai potensi produksi gas (b), serta tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap nilai laju produksi gas (c) dan sintesis protein mikroba rumen. Perlakuan terbaik ada pada P2 yaitu UMB dengan penambahan ragi tape sebesar 4%. Berdasarkan hasil penelitian ini maka disarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut secara in vivo untuk mengetahui respon.
Jurnal Veteriner, 2015
This research aimed to study the effect of different forage composition in diet on nitrogen balance andmicrobial population of Bali cattle. Randomized Block Design consisted of four feed treatments with 3block of weight live as replicates were used in this study. Body weight of male bali cattle used rangedbetween 181-265 kg. These four treatments based on dry matter were: A (45% elephant grass + 0% ricestraw + 15% glyricidia + 10% calliandra + 30% concentrate); B (30% elephant grass +10% rice straw + 20%glyricidia + 10% calliandra+ 30% concentrate) ; C (15% elephant grass +20% rice straw + 25% glyricidia+10% calliandra + 30% concentrate) and D (0%elephant grass + 30% rice straw + 30% glyricidia + 10%calliandra+ 30% concentrate) . Variables measured were nitrogen balance and rumen microbial population.The collected data were analyzed by analysis of variance. The result showed that nitrogen intake in cattlefed with diet C was significantly (P 0.05) among all treatments, but the popula...
Jurnal Ilmu Ternak, 2017
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji interaksi antara pemberian minyak jagung dan suplementasi urea pada ransum terhadap profil cairan rumen sapi FH. Materi penelitian adalah cairan rumen, rumput gajah dan konsentrat (40%:60%), urea dan minyak jagung. Penelitian dilakukan secara in vitro menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial dengan 2 faktor yaitu 2 perlakuan faktor urea dan 3 perlakuan faktor minyak jagung dengan 3 ulangan. Variabel yang diamati adalah KcBK, KcBO, pH, n-NH 3 dan total mikroba rumen. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada interaksi antara pemberian minyak jagung dan suplementasi urea pada rerata KcBK, KcBO, n-NH 3 dan total mikroba rumen. Rata-rata pH akibat pemberian minyak jagung dan suplementasi urea untuk L0P1,
Majalah Ilmiah Peternakan, 2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performans kelinci jantan lokal (Lepus nigricollis) yang diberi ransum dengan kandungan energi termetabolis berbeda. Percobaan dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan empat perlakuan dan empat ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini adalah: ransum dengan kandungan energi termetabolis 2200 K.kal/kg (R1), 2500 K.kal/kg (R2), 2800 K.kal/kg (R3) dan 3100 K.kal/kg (R4). Ransum dibuat iso protein dengan kandungan protein kasar 16%. Kelinci yang dipergunakan adalah kelinci jantan lokal lepas sapih dengan umur 4-5 minggu. Variabel yang diamati adalah koefisien cerna bahan kering, efisiensi perubahan GE menjadi DE, berat badan akhir, konsumsi ransum, pertambahan berat badan dan konsumsi air minum. Tidak terjadi perbedaan yang nyata (P>0,05) pada perlakuan ransum terhadap variabel koefisien cerna bahan kering, efisiensi perubahan GE menjadi DE dan konsumsi air minum. Kelinci yang mendapat perlakuan ransum R1 menghasilkan berat badan akhir paling rendah yang berbeda nyata (P<0,05) dibandingkan dengan R2, R3 dan R4. Konsumsi ransum pada kelinci yang mendapat perlakuan R1 paling rendah yang berbeda nyata (P<0,05) dibandingkan dengan R2, R3 dan R4. Kelinci yang mendapat perlakuan R3 menghasilkan pertambahan berat lebih tinggi (P<0,05) daripada R2 dan R1 namun perlakuan R3 berbeda tidak nyata (P>0,05) dibandingkan dengan R4. Nilai konversi ransum pada kelinci yang mendapat perlakuan R1 paling tinggi yang berbeda nyata (P<0,05) dibandingkan dengan R2, R3 dan R4. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ransum dengan kandungan energi termetabolis 2800 K.kal/kg (R3) menghasilkan performans lebih tinggi daripada 2200 K.kal/kg (R1), 2500 K.kal/kg (R2) dan 3100 K.kal/kg (R4).
Buletin Peternakan, 2014
Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi formaldehid pada pembuatan undegraded protein (UDP) yang digunakan untuk mensuplementasi pelet pakan lengkap terhadap aktivitas mikrobia rumen secara in vitro. Hasil sisa tanaman pertanian dan hasil samping pengolahannya digunakan untuk menyusun pelet pakan lengkap yang mengandung 12% protein kasar (PK) dan 62% total digestible nutrients (TDN). Cairan rumen untuk percobaan in vitro kecernaan bahan kering (KcBK) dan kecernaan bahan organik (KcBO) dan in vitro produksi gas diambil dari 2 ekor sapi Peranakan Ongole betina umur 2-3 tahun yang difistula pada bagian rumennya. Konsentrasi formaldehid 0; 0,5; 1,0; 1,5; dan 2,0% (volume/berat) digunakan untuk memproteksi bungkil kedelai pada pembuatan UDP, masing-masing adalah K-0, K-0,5, K-1,0, K-1,5, dan K-2,0. Tingkat proteksi bungkil kedelai diuji pada sampel UDP terhadap degradasi bahan kering dan organik secara in vitro. Selanjutnya UDP yang paling baik digunakan untuk mensuplementasi pelet pakan lengkap. Aktivitas mikrobia rumen dari berbagai tingkat suplementasi UDP 0; 2,5; 5,0; 7,5; dan 10% bahan kering (berat/berat) pada pelet pakan lengkap berturut-turut adalah S-0, S-2,5, S-5,0, S-7,5, dan S-10,0 diuji secara in vitro produksi gas meliputi: produksi gas, sintesis protein mikrobia, produksi dan proporsi asam lemak volatil. Data hasil penelitian dianalisis variansi menurut Rancangan Acak Lengkap pola searah. Beda antar rerata diuji dengan Duncan's Multiple Range Test. Hasil penelitian menunjukkan KcBK (%) bungkil kedelai tidak diproteksi K-0 lebih tinggi (P<0,05) dibanding K-0,5, dan K-0,5 lebih tinggi (P<0,05) dibanding K-1,0, K-1,5 dan K-2,0. KcBO bungkil kedelai tidak diproteksi lebih tinggi (P<0,05) dibanding K-0,5, dan K-0,5 lebih tinggi (P<0,05) dibanding K-1,0, K-1,5, dan K-2,0. Perbedaan tingkat suplementasi tidak mempengaruhi produksi gas antar perlakuan pada S-0, S-2,5, S-5,0, S-7,5 dan S-10. Sintesis protein mikrobia mg/ml cairan rumen tidak berbeda pada suplementasi UDP S-0, S-2,5, S-5,0, dan S-7,5, namun S-10 lebih rendah (P<0,05) 0,273 mg/ml. Tingkat suplementasi UDP tidak mempengaruhi konsentrasi asam lemak volatil total (mmol). Proporsi asam asetat S-0 lebih rendah (P<0,05) dibanding S-5,0 dan S-7,5, tetapi proporsi asam propionat S-0 lebih tinggi (P<0,05) dibanding S-5,0, S-7,5, dan S-10,0. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan formaldehid pada tingkat 1% lebih baik dalam pembuatan UDP. Tingkat suplementasi UDP pada pelet pakan lengkap sampai 7,5% tanpa mempengaruhi aktivitas mikrobia rumen.
Penyuluhan Pembuatan Urea Molasses Block (UMB) Sebagai Pakan Supplement Untuk Ternak Ruminansia
JURNAL KARYA PENGABDIAN, 2020
Pakan ruminansia yang berasal dari sisa panen memiliki kualitas rendah karena terlalu banyak kandungan bahan kering yang terkonsumsi. Kekurangan kualitas pakan menurunkan produktivitas ternak. Salah satu cara meningkatkan produktifitas ternak adalah dengan cara memperbaiki kualitas pakan ternak. Seperti pemberian Urea Molasses Block(UMB) sebagai makanan tambahan ternak. Karena itulah mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Mataram (Unram) melakukan kegiatan pembuatan Urea Molasses Block(UMB) di Desa Pejanggik, Kecamatan Praya Tengah, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB). Metode kegiatan adalah berbentuk penyuluhan yaitu tim pelaksana melakukan kegiatan penyuluhan dan demonstrasi pembuatan langsung UMB di depan warga setempat. Hasilnya peserta penyuluhan menyambut pembuatan UMB ini secara antusias. Karena pemberian UMB dapat meningkatkan pencernaan pakan berkualitas rendah sehingga secara umum dapat meningkatkan performa hewan ternak seperti produksi susu, bobot badan, dan reproduksi.
2016
The study aimed to determine the effect of ration fermented inoculant lignocellulolytic bacteria rumen and termites on levels of glucose, urea and blood lipids bali cattle have held in Station Research of Animal Husbandry Faculty, Udayana University, Bukit Jimbaran. The research used three elected superior inoculant (BR 23 T 14 , BR 24 T 13 , BR 34 T 12 ) result research by Mudita et al . (Unpublished). The experiment was conducted using a randomized block design (RBD) with three treatments and three groups as replication. The treatments were RF1 was ration fermented with superior inoculant 1 (BR 23 T 14 ), RF2 was ration fermented with superior inoculant 2 (BR 24 T 13 ) and RF3 was ration fermented with superior inoculant 3 (BR 34 T 12 ). The variables measured include concentration level of glucose, urea, cholesterol, triglycerides, HDL and LDL blood of Bali cattle. The results showed that the ration fermented by third superior inoculant (RF1, RF2 and RF3) capable of producing con...