Pemberian Gamal Tambahan dalam Ransum Meningkatkan Neraca Nitrogen dan Populasi Mikrob Proteolitik Rumen Sapi Bali (ENHANCEMENT PROVISION OF GLIRICIDIA SEPIUM IN DIET INCREASE NITROGEN BALANCE AND POPULATION OF RUMEN PROTEOLITIK MICROORGANISM OF BALI CATT (original) (raw)

SUPLEMENTASI GAMAL SEBAGAI RUMEN DEGRADABLE PROTEIN (RDP) UNTUK MENINGKATKAN KECERNAAN (In Vitro) RANSUM TERNAK RUMINANSIA YANG MENGANDUNG JERAMI PADI

Majalah Ilmiah Peternakan, 2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performans kelinci jantan lokal (Lepus nigricollis) yang diberi ransum dengan kandungan energi termetabolis berbeda. Percobaan dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan empat perlakuan dan empat ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini adalah: ransum dengan kandungan energi termetabolis 2200 K.kal/kg (R1), 2500 K.kal/kg (R2), 2800 K.kal/kg (R3) dan 3100 K.kal/kg (R4). Ransum dibuat iso protein dengan kandungan protein kasar 16%. Kelinci yang dipergunakan adalah kelinci jantan lokal lepas sapih dengan umur 4-5 minggu. Variabel yang diamati adalah koefisien cerna bahan kering, efisiensi perubahan GE menjadi DE, berat badan akhir, konsumsi ransum, pertambahan berat badan dan konsumsi air minum. Tidak terjadi perbedaan yang nyata (P>0,05) pada perlakuan ransum terhadap variabel koefisien cerna bahan kering, efisiensi perubahan GE menjadi DE dan konsumsi air minum. Kelinci yang mendapat perlakuan ransum R1 menghasilkan berat badan akhir paling rendah yang berbeda nyata (P<0,05) dibandingkan dengan R2, R3 dan R4. Konsumsi ransum pada kelinci yang mendapat perlakuan R1 paling rendah yang berbeda nyata (P<0,05) dibandingkan dengan R2, R3 dan R4. Kelinci yang mendapat perlakuan R3 menghasilkan pertambahan berat lebih tinggi (P<0,05) daripada R2 dan R1 namun perlakuan R3 berbeda tidak nyata (P>0,05) dibandingkan dengan R4. Nilai konversi ransum pada kelinci yang mendapat perlakuan R1 paling tinggi yang berbeda nyata (P<0,05) dibandingkan dengan R2, R3 dan R4. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ransum dengan kandungan energi termetabolis 2800 K.kal/kg (R3) menghasilkan performans lebih tinggi daripada 2200 K.kal/kg (R1), 2500 K.kal/kg (R2) dan 3100 K.kal/kg (R4).

Diet Increase Nitrogen Balance and Population of Rumen Proteolitik Microorganism of Bali Cattle )

2015

This research aimed to study the effect of different forage composition in diet on nitrogen balance and microbial population of Bali cattle. Randomized Block Design consisted of four feed treatments with 3 block of weight live as replicates were used in this study. Body weight of male bali cattle used ranged between 181-265 kg. These four treatments based on dry matter were: A (45% elephant grass + 0% rice straw + 15% glyricidia + 10% calliandra + 30% concentrate); B (30% elephant grass +10% rice straw + 20% glyricidia + 10% calliandra+ 30% concentrate) ; C (15% elephant grass +20% rice straw + 25% glyricidia +10% calliandra + 30% concentrate) and D (0%elephant grass + 30% rice straw + 30% glyricidia + 10% calliandra+ 30% concentrate) . Variables measured were nitrogen balance and rumen microbial population. The collected data were analyzed by analysis of variance. The result showed that nitrogen intake in cattle fed with diet C was significantly (P<0.05) higher than these in oth...

DEKOMPOSISI JERAMI PADI OLEH BIAKAN CAMPURAN BAKTERI SELULOLISIS DAN PENAMBAT NITROGEN(Suatu Percobaan Laboratorium)DECOMPOSITION OF RICE STRAW BY MIXED CULTURE OF CELLULOLYTIC AND NITROGEN FIXING BACTERIA(Laboratory Experiment)

2005

The objective of this research was to know the ability of mixed culture of cellulolytic and nitrogen-fixing bacteria to increase decomposition rate of rice straw. A Completely Randomized Design with five replications was used in laboratory experiment. The treatments were a) synergetic cellulolytic bacteria (S2+S7), b) synergetic cellulolytic bacteria + Azotobacter, c) synergetic cellulolytic bacteria + Azospirillum, d) synergetic cellulolytic bacteria + Azotobacter + Azospirillum. The result showed that the nitrogen-fixing bacteria grown in mixed culture with cellulolytic bacteria could increase the decomposition rate of rice straw. This was proved by decreasing dry weight of the straw and higher decreasing of cellulose and lignin content than synergetic cellulolytic bacteria treatment. Mixed culture of synergetic cellulolytic and nitrogen-fixing bacteria showed that k (constant of the rate for decreasing total rice straw dry weight) was 0.0401 and k value for synergetic cellulolyti...

Kadar Glukosa, Ureum Dan Lipida Darah Sapi Bali Yang Diberi Ransum Difermentasi Dengan Inokulan Bakteri Lignoselulolitik Rumen Dan Rayap

2016

The study aimed to determine the effect of ration fermented inoculant lignocellulolytic bacteria rumen and termites on levels of glucose, urea and blood lipids bali cattle have held in Station Research of Animal Husbandry Faculty, Udayana University, Bukit Jimbaran. The research used three elected superior inoculant (BR 23 T 14 , BR 24 T 13 , BR 34 T 12 ) result research by Mudita et al . (Unpublished). The experiment was conducted using a randomized block design (RBD) with three treatments and three groups as replication. The treatments were RF1 was ration fermented with superior inoculant 1 (BR 23 T 14 ), RF2 was ration fermented with superior inoculant 2 (BR 24 T 13 ) and RF3 was ration fermented with superior inoculant 3 (BR 34 T 12 ). The variables measured include concentration level of glucose, urea, cholesterol, triglycerides, HDL and LDL blood of Bali cattle. The results showed that the ration fermented by third superior inoculant (RF1, RF2 and RF3) capable of producing con...

Efek Perbedaan Sumber Protein dan Rasio Urea-Molases dalam Pakan Suplemen yang Ditambahkan dalam Ransum Terhadap Produksi Mikrobia Rumen Secara In Vitro

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan bahan pakan sumber protein (bungkil kedelai dan daun lamtoro) yang disusun dalam pakan suplemen terhadap sintesis mikrobia rumen yang tercermin dari proses fermentasi dan produksi N mikrobia rumen secara in vitro. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Pertanian UNS dan Laboratorium Biokimia Nutrisi, Fakultas Peternakan UGM, selama 10 bulan. Rumput lapangan sebagai ransum basal dan pakan suplemen disusun dengan komposisi yang berbeda, urea : molases = 1:5, 1:6, 1:7, bungkil kedelai (BK) dan daun lamtoro (DL). Adapun susunan ke 6 perlakuan yang diterapkan adalah T1(BK). Penelitian ini dilakukan dengan metode in vitro gas test (Menke dan Steingass, 1979), sumber inokulum yang digunakan diambil dari sapi berfistula rumen. Pengambilan cairan rumen dilakukan sebelum pakan pagi hari didistribusikan.

KANDUNGAN NUTRIEN RANSUM SAPI BALI BERBASIS LIMBAH PERTANIAN YANG DIFERMENTASI DENGAN INOKULAN DARI CAIRAN RUMEN DAN RAYAP (Termites sp)

2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan teknologi fermentasi ransum dengan inokulan dari cairan rumen dan rayap (Termites sp) terhadap kandungan nutrien ransum sapi bali berbasis limbah pertanian dan untuk mengetahui formula inokulan yang mampu menghasilkan ransum dengan kandungan nutrien yang lebih baik. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan,. Perlakuan terdiri atas: ransum tanpa fermentasi (RB0), ransum terfermentasi inokulan mengandung 10% cairan rumen dan 0,3% rayap (RBR1T3), ransum terfermentasi inokulan mengandung 20% cairan rumen dan 0,2% rayap (RBR2T2), ransum terfermentasi inokulan mengandung 20% cairan rumen dan 0,3% rayap (RBR2T3). Variabel yang diamati pada penelitian ini adalah kandungan bahan kering (BK), abu, bahan organik (BO), protein kasar (PK), dan serat kasar (SK). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan RBR2T2 dan RBR2T3 nyata (P 0,05) dengan RBR1T3. Perlakuan RBR2T3 mempunyai kandungan ser...

Pemberian Ransum Berenergi Tinggi Memperbaiki Performans Induk dan Menambah Bobot Lahir Pedet Sapi Bali (PROVISION HIGHER LEVEL OF ENERGY RATION IMPROVE CATTLE PERFORMANCE AND CALVES BIRTH WEIGHT)

Jurnal Veteriner

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh level energi ransum pada sapi bali bunting tujuh bulan terhadap bobot lahir pedet. Penelitian dilakukan di Stasiun Penelitian Sobangan, Mengwi, Badung, Bali pada 12 ekor induk bunting fase pre-calving (dua bulan menjelang kelahiran) dengan bobot badan induk sekitar 300 kg/ekor. Perlakuan yang diberikan adalah empat jenis ransum iso protein 10% dengan level energi berbeda (2000, 2100, 2200, dan 2300 kkal ME/kg) sebagai perlakuan A, B, C dan D. Peubah yang diamati: pertambahan bobot badan, konsumsi bahan kering (BK), bahan organik (BO), konsumsi energi, protein kasar (PK), serat kasar (SK), dan bobot lahir pedet. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok.. Hasil penelitian menunjukkan konsumsi BK bervariasi dari 5175,80-5366,80 g/h. Konsumsi BO mulai dari 4438,54-4610,44 g/e/h. Bobot lahir pedet juga tertinggi pada induk dengan perlakuan D yaitu 18 kg/e. Semua perbedaan ini secara statistika tidak nyata (P>0,05). Konsumsi energi nyata (P<0,05) tertinggi pada perlakuan D yaitu 19,320,65 kkal GE/h. Simpulan dari hasil penelitian ini adalah pemberian energi ransum dari 2000-2300 kkal ME/kg meningkatkan konsumsi energi, memprbaiki performans sapi bali bunting tujuh bulan dan menambah bobott lahir pedet sehingga menjadi 18 kg.