Pengembangan Manajemen Pesantren (original) (raw)

Manajemen Pengembangan Usaha Ekonomi Pesantren

LISAN AL-HAL: Jurnal Pengembangan Pemikiran dan Kebudayaan, 2017

The Successful economic of management business development has some factors that can support to organizing and controlling in economic business of Boarding Institutions Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Situbondo. Researcher can find these from two operational methods, such as the study design and qualitative approach who has a role of key instrument. To get validity obtainded data, researcher used triangulation method by several steps. Such as data analysis, researcher known that economic management of business development in Boarding Institutions Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo of Situbondo has some steps which are the organization that coordinating by an institution named Badan Usaha Milik Pesantren and the controlling one that held by the institution named Badan Pengawas Keuangan & Kekayaan Ma’had. Human Resources have an important thing to reach the successful of these situation. Based on the result of research, researcher can be gave the suggestion that we must increase the ...

Manajemen Pesantren Modern

Memahami pesantren dalam ruang lingkup manajemen pendidikan, hal ini dapat ditinjau dari beberapa sudut pandang yang mengarah pada perspektif seremonial, substansial dan religiusitas. Dalam perspektif seremonial, pesantren dipandang sebagai sebuah lembaga pendidikan yang berkenan menyelenggarakan sistem pendidikan, seperti layaknya lembaga pendidikan formal lainnya yang berperan dalam mewujudkan sebagian cita-cita dan tujuan pendidikan yang telah digariskan oleh Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Aspek yang dikembangkan dalam perspektif seremonial, pesantren tidak terlepas dari bidang lain sebagai pendukung kegiatan, yakni aspek material sebagai standar dan ukuran atas besarnya jumlah dana yang disediakan dalam mengembangkan program pesantren dan aspek material yang berhubungan dengan kelengkapan fisik yang dimiliki oleh pesantren dalam menyelenggarakan program kegiatan belajar-mengajar pada pesantren terkait yang selaras dengan tujuan pendidikan guna mengarah pada pencapaian substansial pesantren. Tujuan pendidikan yang dikembangkan oleh pesantren, secara substansial mengarah pada pembentukan kualitas hasilpendidikan yang dapat dijadikan sandaran bagi kebutuhan umat (islam) dalam melibatkan diri secara lebih mendalam akan partisipasinya sebagai stakeholder, sehingga pada gilirannya pesantren akan muncul sebagai mercusuar yang berkenan menyinari kebutuhan umat manusia bukan saja pada makna keberagamaan, tetapi pada sisi lain dari kehidupan serta peradaban manusia. Mengakar pada substansial pesantren, maka sebagai lembaga pendidikan Islam, pesantren berkenan dalam meningkatkan mutu, baik kuantitas maupun kualitas kelembagaannya, terutama dilihat dari sisi penyelenggaraannya maupun dari sisi manajemennya, sehingga proses kegiatan penyelenggaraan pendidikan yang terjadi di pesantren tersebut dapat senantiasa mengarah pada orientasi dan kualitas pendidikan yang benar-benar diharapkan oleh masyarakat. Aspek yang dikembangkan dalam menjawab tantangan pesantren secara substansial dibutuhkan beberapa perhatian antara lain: (1) aspek human resources (sumber daya manusia) sebagai perencana, pelaksana, penilai dan memberikan arah bagi tindak lanjut program yang dikembangkan oleh pesantren, (2) aspek budaya organisasi yaitu munculnya nilai dan norma yang yang sekaligus menjadi kontrol atas perkembangan dan kemajuan pesantren agar senantiasa selaras dengan norma keagamaan yang selama ini berkembang. Oleh sebab itu, tidak heran ketika muncul ke permukaan tentang salah satu pernyataan yang menjelaskan bahwa pesantren akan hidup dan mati oleh tingkat kepedulian masyarakatnya. 1 Dengan kata lain bagi pesantren yang baru tumbuh akan sangat membutuhkan masyarakat sebagai perpanjangan dari kebijakan pendidikan yang ditetapkan oleh pesantren, sehingga pesantren ini akan berkembang pesat sesuai dengan tingkat dan kepedulian masyarakatnya. Bagi pesantren berkembang, masyarakat akan menjadi tumpuan atas peningkatan dan pelayanan mutu yang diselenggarakan oleh pesanten tersebut, sehingga hubungan yang harmonis akan memberikan dampak yang sangat berarti bagi pemenuhan sarana dan fasilitas belajar santri dan pada gilirannya santri sebagai peserta didik mampu menyerap model pengajaran yang disampaikan oleh para ustadznya sebagai pendidik dan pengajar yang mengacu kepada isu dasar profesionalimenya. Prinsip ini pun dapat berlaku bagi ustadznya yang telah dibekali dengan kemampuan mendidik dan mengajar dengan di lengkapi oleh fasilitas mengajar yang permanen, sehingga masukan, proses dan hasil yang dicapai oleh kedua komponen tersebut akan lebih bermakna bagi keberhasilan dalam kegiatan proses belajar-mengajar. Pesantren dikenal sebagai lembaga dan sistem pendidikan Islam tertua di Indonesia yang tumbuh dan berkembang dimasyarakat. Dalam operasionalnya pesantren memiliki nilai-nilai pokok yang tidak dimiliki oleh lembaga lain pertama cara pandang kehidupan yang utuh (Kaffah) adalah sebagai ibadah Kedua, menuntut ilmu tidak berkesudahan (Long life edcucation yang kemudian diamalkan. Ilmu dan ibadah adalah menjadi identik baginya yang dengan sendirinya akan muncul kecintaan yang mendalam pada ilmu pengetahuan sebagai nilai utama. Ketiga keihlasan bekerja untuk tujuan bersama.

Manajemen Keuangan Pondok Pesantren

There are three factors that has significant role in the organization of Islamic boarding school system. Those are, management as the factor of efforts, the organization as the factor of Facility, and the administration as the factor of intention. These three factors give direction and cohesion in defining, controlling, organizing, supervising and assessing the implementation of the policies in an effort to organize educational activities in accordance with the aim of every Islamic boarding school. One of the components of management in an effort to Islamic boarding school is financial management. Financial management of the Islamic boarding school is an activity undertaken in order to achieve the purpose of boarding schools that had planned to develop and manage resources and sources of funding and the potential held in the boarding school system effectively and efficiently. This activity can be started from the planning, organizing, implementing up to scrutiny. In the financial ma...

Manajemen Unit Usaha Pesantren

Jurnal Pendidikan Islam HIKMAH, 2017

Globalisasi menciptakan kesulitan, dan semakin mempermudah penguasa lapangan pekerjaan berfikir ekonomis. Angka pengangguran yang semakin meningkat setiap tahun menjadi fakta bahwa lulusan lembaga pendidikan kurang kompetitif. Pendidikan telah menjadi kebutuhan penting, dan di samping itu juga menjadi tanggungjawab manusia. Agar manusiap dapat mewujudkan kehidupan yang sejahtera, maka mereka (baik yang memberikan ataupun memperoleh pendidikan hendaknya memiliki pandangan serta pemahaman tentang kewiraswastaan demi tercapainya tujuan akhir pendidikan. Dengan perkataan lain, perwujudan manusia wiraswasta menunjang pencapaian tujuan Pendidikan. Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam, lahir dengan kurikulum yang terintegratif antara agama dan umum. Keunggulan dalam proses pendidikan yang dinamis selama 24 jam memberikan pengaruh kuat terhadap pembentukan panca jiwa pesantren, seperti keikhlasan, kesederhanaan dan kemandiriaan. Jiwa kemandirian santri yang terbentuk menjadi potensi bagi pesantren dalam meningkatkan stabilitas ekonomi pesantren. Manajemen unit usaha pesantren mengandung arti sebagai proses pembentukan sebuah unit usaha berdasarkan potensi lembaga, sistem pengelolaan, hingga evaluasi terhadap pengelolaan unit usaha tersebut. Prinsip-prinsip dalam membangun unit usaha di pesantren adalah: (1) unit usaha bukan milik pribadi akan tetapi milik lembaga, pimpinan tidak berhak mengambil kebijakan sectoral terkait pengelolaan keuangan: (2) berfilosofikan administrasi yang baik mutlak untuk menjaga kepercayaan, harus ada laporan dan musyawarah rutin ked an oleh pimpinan terkait perkembangan unit usaha; (3) merekrut SDM yang memang ahli lapangan dan berasal dari internal lembaga sehingga komunikasi dapat berjalan lancar; (4) memperhatikan legalitas badan usaha untuk mengoptimalkan peluang yang ada; (5) membentuk tim ahli, minimal tenaga senior untuk memonitor perkembangan unit usaha. Kata Kunci: Manajemen, Unit Usaha, Pesantren

Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Pondok Pesantren

Jurnal Pendidikan Humaniora, 2014

Tujuan penelitian ini mendeskripsikan perencanaan, implementasi dan evaluasi pengem-bangan SDM pada pondok pesantren. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan studi multikasus. Bentuk data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh dari informan maupun dokumen-dokumen pendukung. Analisis data dilakukan melalui dua tahap yaitu analisis data kasus individu dan analisis data lintas kasus. Hasil penelitian menunjuk-kan bahwa (1) analisis kebutuhan pengembangan SDM mencakup analisis kualitas dan kuantitas, (2) implementasi pengembangan SDM dilakukan melalui rekrutmen, program pendidikan dan pelatihan, program pendidikan, dan pembentukan budaya pesantren; (3) evaluasi pengembangan SDM ditekan-kan pada perubahan sikap dan prilaku dalam menjalankan peran dan tanggung jawab. Kata kunci: manajemen pendidikan, pengembangan SDM, pondok pesantren

Manajemen Kurikulum Pondok Pesantren

Khurul Munawaroh, 2021

Pondok Pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan Islam yang keberadaannya diyakini sudah ada sejak zaman sebelum kemerdekaan Indonesia. Sistem kehidupan dan Pendidikan yang ada di dalamnya dinilai unik, karena berbeda dengan lembaga pendidikan formal. Namun tujuan pendidikan yang ingin dicapai dari pendidikan pesantren adalah sama seperti pendidikan formal yaitu adanya perubahan perilaku dan intelektual serta terwujudnya karakter yang bermakna. Seperti di jelaskan dalam UU Sisdiknas Pasal 1 ayat 1 bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Putri, 2003). 1 Untuk menginovasi pendidikan pesantren dibutuhkan kurikulum yang menunjang keberlangsungan pendidikan di pesantren. Kurikulum termasuk salah satu software yang urgen untuk diperbaharui sesuai dengan perkembangan zaman. Kurikulum adalah salah satu instrumen pendidikan yang sangat penting agar segala bentuk aktifitas pendidikan akan terarah dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. UU SISDIKNAS telah menuturkan bahwa kurikulum adalah seperangakat rencana dan pengaturan mengenai isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. 2 Dalam pendidikan Islam, kurikulum yang berkembang ditujukan untuk mencetak ulama dikemudian hari. Di dalamnya terdapat paket mata pelajaran, pengalaman dan kesempatan yang harus ditempuh oleh anak didik. Sedangkan struktur dasar dari kurikulum adalah pengajaran 1

Manajemen Pendidikan Pondok Pesantren al Quran

Dewasa ini, untuk menampung dan memenuhi kebutuhan masyarakat tentang budaya menghafal al Qur’an, banyak lembaga pendidikan Islam baik formal maupun non formal yang menyelenggarakan program tahfidzul qur’an. Khususnya pondok pesantren al Qur’an yang secara distingsi menyediakan dan menyelenggrakan program tahfidzul qur’an juga mulai tersebar seantero nusantara. Salah satu pondok pesantren al Quran tersebut seperti Pesantren Tahmidy Ilmu Qiro’at (PTIQ) al Furqon yang terletak di Kecamatan Buring, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Pengembangan Sumber Daya Manusia Di Pondok Pesantren

JPIn: Jurnal Pendidik Indonesia, 2020

Abstrak. Keberadaan sumber daya manusia sangat menentukan keefektifan pencapaian tujuan pondok pesantren. Perlu adanya pengembangan sumber daya manusia untuk meningkatkan kualitas maupun kuantitasnya. Program-program yang dirancang harus mampu mengcover peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia pada pondok pesantren. Pengembangan sumber daya manusia harus dilakukan secara sistematis untuk mengefektifkan pencapaian tujuan pengembangan. Kata Kunci: Manajemen pendidikan, sumber daya manusia, pondok pesantren. Pendahuluan Salah satu model pendidikan yang sudah diakui keberadaannya sejak ratusan tahun yang lalu adalah pondok pesantren. Keberadaan pondok pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam di Indonesia telah cukup lama dikenal dan memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan dunia pendidikan di Indonesia. Pada Era 1990-an, penelitian-penelitian yang khusus mengkaji tentang keberadaan pondok pesantren masih sangat minim. Keberadaan pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan masih belum banyak diketahui secara mendalam, meski ia telah tumbuh cukup lama ditengah-tengah masyarakat Indonesia (Sunyoto, 1990).Ketidaktahuan secara mendalam masyarakat terhadap pondok pesantren terbukti pada persoalan kecil mengenai teka-teki siapa pendiri pesantren pertama kali di Indonesia (Arifin, 2010) Dalam konteks pendidikan nasional, pesantren merupakan subsistem pendidikan nonformal, yakni pendidikan yang berlangsung diluar sistem persekolahan (Arifin, 2010). Dhofier dalam Arifin (2010) menyebutkan bahwa pondok pesantren adalah lembaga pendidikan islam yang sekurangkurangnya mempunyai tiga ciri umum, yaitu: (1) kyai sebagai figur atau

Rencana Pengembangan Lini Usaha Koperasi Pesantren

Sricommerce: Journal of Sriwijaya Community Services

Tujuan kegiatan pengabdian untuk meningkatkan pemahaman dan profesionalitas pengurus koperasi pesantren dalam mengelola usaha koperasi, sehingga unit dan jenis usaha koperasi berkembang yang juga akan berdampak pada peningkatan pendapatan usaha dan kesejahteraan pengurus koperasi. Manfaat pengabdian ini adalah membangun sinergi antara civitas akademika dan masyarakat dalam membangun perekonomian rakyat. kegiatan pengabdian ini juga meningkatkan wawasan tentang penyusunan rencana pengembangan usaha koperasi pesantren. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah metode ceramah, diskusi dan pelatihan. Hasil kegiatan pengabdian ini koperasi pesantren sudah harus dikembangkan dengan berbagai jenis usaha dengan pertimbangan aset maupun lahan yang dimiliki saat ini. Koperasi pesantren dapat menjadi media pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat pesantren dan masyarakat umum.