ALIH KODE DALAM BAHASA SUMBAWA TALIWANG DI CAKRANEGARA (CODE SWITCHING IN SUMBAWA TALIWANG LANGUAGE AT CAKRANEGARA (original) (raw)

LAPORAN PENELITIAN ILMIAH ALIH KODE CAMPUR KODE ANTARA BAHASA INDONESIA SUNDA DAN NTB

Manusia menggunakan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi. Bahasa itu sendiri mempunyai tugas guna memenuhi salah satu kebutuhan sosial manusia, juga menghubungkan manusia satu dengan manusia lain di dalam peristiwa social tertentu. Peran penting bahasa dalam kehidupan manusia saat ini disadari sebagai kehidupan primer dalam kehidupan sosial manusia itu sendiri. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang sifatnya arbitrer (manasuka), yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan juga untuk mengidentifikasikan diri (KBBI: 2007). Saat ini, sebagian besar manusia adalah dwibahasawan. Individu dikatakan dwibahasawan karena mampu menguasai dua bahasa atau lebih dalam komunikasinya. Individu sebagai dwibahasawan yang dimaksud selain menguasai bahasa Jawa sebagai bahasa ibu, juga menguasai bahasa Indonesia sebagai Bahasa komunikasi. Bahkan, tidak sedikit dari mereka menerapkan bahasa asing, misalnya bahasa Inggris, bahasa Prancis, ataupun bahasa asing lainnya. Bahasa asing yang dimaksud merupakan bahasa yang dipelajari yang banyak diterapkan dalam komunikasi guru-siswa dalam proses belajar mengajar di kelas. Fenomena dwibahasa dapat terjadi kapan saja dan dimana saja seorang individu berada. Seorang individu dapat menjadi dwibahasawan pada waktu anakanak dan juga pada waktu dewasa. Sedangkan peristiwa tersebut dapat ditemukan dalam lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan desa, ataupun di tempat-tempat lainnya. Apabila ditinjau dari beberapa aspek, kita kenal beberapa jenis kedwibahasaan, diantaranya jenis kedwibahasaan apabila ditinjau dari segi ketersebaran, tingkat kedwibahasaan, cara

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA TUTURAN DI PERTELEVISIAN INDONESIA (Code Mixing and Code Swtiching on the Speech of Indonesian Television)

2016

The research aims to describe code switching and code mixing that are used by speakers in some programs of Indonesian television. The subject of this research is languages used in Indonesian television, while the object is code switching and code mixing as well as spoken by television hosts, juries, and contestants on the singing competition show at Indonesian television channels. The method used is scrutinized by using recording and noting techniques. The result shows that languages undergoing code switching and code mixing in speech of television in Indonesian televisions are English, Arabic, Javanese, and Makassarese language. The type of code switching found is foreign language to Indonesian language. Furthermore, the type of code mixing found is inner code-mixing and outer code-mixing by using Indonesian language, local languages, and foreign languages through the insertion of word, phrase, iteration, and expression.

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE BAHASA JAWA DALAM CERBUNG MULIH NDESA KARYA SURYADI WS (Suatu Kajian Sosiolinguistik)

2017

The problems addressed in this research were: (1) what are the forms of code switching and code mixing in Serial Mulih Ndeso by Suryadi WS? (2) what are the functions of code switching and code mixing in Serial Mulih Ndeso by Suryadi WS? And (3) what factors does contribute to the appearance of code switching and code mixing in Serial Mulih Ndeso by Suryadi WS? The objectives of research were: (1) to describe the forms of code switching and code mixing in Serial Mulih Ndeso by Suryadi WS, (2) to describe the functions of code switching and code mixing in Serial Mulih Ndeso by Suryadi WS, and (3) to describe the factors contributing to the appearance of code switching and code mixing in Serial Mulih Ndeso by Suryadi WS. This study was a descriptive qualitative research using sociolinguistic approach. The data source of research was a serial entitled Mulih Ndesa by Suryadi WS contained regularly in Javanese language magazine, Panjebar Semangat, from edition Nos. 27 (July 4, 2015) to 5...

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SMP PERBATASAN CIREBON-KUNINGAN (Code Switching and Code Mixing of Learning Activities in the Junior High School of Cirebon-Kuningan Border)

Jalabahasa, 2018

ABSTRAK Alih kode dan campur kode juga dibutuhkan guru dan siswa dalam interaksi kegiatan pembelajaran. Tanpa alih kode dan campur kode yang baik, pembelajaran tidak akan berlangsung efektif. Alih kode dan campur kode sering dilakukan oleh dwibahasawan dan multibahasawan. Salah satu daerah yang memiliki dwibahasawan dan multibahaswan adalah daerah perbatasan Cirebon-Kuningan. Masyarakat di Kota Cirebon menggunakan dua bahasa, salah satunya adalah bahasa Jawa Cirebon karena letaknya berbatasan dengan Jawa Tengah. Ada juga masyarakat Cirebon yang menggunakan bahasa Sunda, khususnya masyarakat yang tinggal di perbatasan Cirebon-Kuningan. Peneliti tertarik meneliti alih kode dan campur kode guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran di SMP perbatasan Cirebon-Kuningan dengan mengambil data dalam kegiatan pembelajaran di kelas VII SMP dan MTs. Peneliti mengambil data pada kelas VII karena siswa pada masa ini sedang mengalami masa transisi (peralihan). Data dikumpulkan dengan metode simak dengan teknik simak bebas libat cakap. Wujud pilihan kode dianalisis menggunakan teknik baca markah dan teknik ganti. Berdasarkan hasil analisis data, wujud pemilihan kode dalam kegiatan pembelajaran di SMP perbatasan Cirebon-Kuningan berupa alih kode dan campur kode. ABSTRACT Code switching and code mixing are also needed by teachers and students in the interaction of learning activities. Without any good code switching and code mixing, the learning will not take place effectively. Code switching and code mixing are often done by bilingual and multilingual. An area with bilingual and multilingual is the border of Cirebon Kuningan. The People in Cirebon City use two languages; one of them is Cirebon Javanese because its location is on the border of Central Java. There are also people of Cirebon who use Sundanese especially the people who live on the border of Cirebon-Kuningan. Researcher was interested in studying the code switching and code mixing of teachers and students in the learning activities of junior high school on the border of Cirebon-Kuningan by taking data in class VII SMP and MTs. Researcher took data in class VII because the students were at a transition period. The data were collected using simak method and simak bebas libat cakap technique. The form of code choice was analyzed using mark reading technique and change technique. Based on the results of data analysis, the form of code selections in the learning activities of the junior high school on the border of Cirebon-Kuningan were code switching and code mixing.

PENGGUNAAN ALIH KODE (CODE SWITCHING) DAN CAMPUR KODE (CODE MIXING) SEBAGAI STRATEGI DAYA TARIK IKLAN PADA MAJALAH GAYA HIDUP COSMOPOLITAN

Saat ini, fenomena penggunaan bahasa inggris dalam bahasa periklanan banyak ditemukan di berbagai media. Penggunaan bahasa inggris ini dapat ditemui di dalam slogan (tagline), judul (headline) maupun isi (bodycopy) iklan. Dalam ranah bahasa, penggunaan dan percampuran dua bahasa ini disebut dengan alih kode (code switching) dan campur kode (code mixing). Kedua kode tersebut banyak dijadikan strategi kreatif pengiklan untuk mempersuasi audiens spesifik yang sesuai target pemasaran potensial mereka. Menggunakan metode analisis isi (content analysis), penelitian ini ingin melihat seberapa besar penggunaan alih kode dan campur kode pada iklan media cetak yang terdapat pada majalah gaya hidup Cosmopolitan. Selain itu, peneliti juga melihat seberapa besar penggunaan alih kode dan campur kode tersebut dengan pendekatan unsur daya tarik rasional iklan yang terdiri atas feature, competitive advantage, favorable price, news, dan popularity appeal (Belch, 2001). Hasil penelitian menunjukkan iklan-iklan yang menggunakan alih kode dan campur kode dalam majalah gaya hidup Cosmopolitan lebih banyak untuk tujuan makna simbolisnya dan sebagai strategi daya tarik rasional-atribut produk.

ALIH KODE DAN SILANG KODE: STRATEGI KOMUNIKASI DALAM BAHASA JAWA 1

CONFERENCE INTERNATIONAL ON APPLIED LINGUISTICS (CONAPLIN) - UPI BANDUNG, 2009

Abstrak Paper ini mencoba melihat fenomena pilihan dan penggunaan kode dalam bahasa Jawa. Sebagai bahasa yang hidup dalam situasi diglosia, bahasa Jawa dikenal sebagai bahasa yang mengenal tingkat tutur tinggi dan rendah. Tingkat tutur tinggi atau kode tinggi (krama) dan tingkat tutur rendah atau kode rendah (ngoko) dalam bahasa Jawa itulah yang menjadikan bahasa Jawa termasuk dalam kategori diglosia bahasa atau bahasa yang hidup dalam situasi diglosia. Jika kita cermati, fenomena pilihan dan penggunaan kode dalam diglosia bahasa Jawa dengan menggunakan teori kode, yakni teori alih kode (code switching) atau campur kode (code mixing), ternyata ada sesuatu yag sangat menarik dan sekaligus belum banyak digali dan dibahas selama ini dalam kajian-kajian tentang kode dan pilihan kode dalam bahasa-diglosia bahasa, terutama bahasa Jawa. Selama ini fenomena pilihan dan penggunaan kode dalam diglosia bahasa, yakni bahasa yang mengenal tingkat tutur tinggi dan rendah, ternyata digeneralisasi sebagaimana fenomena yang terjadi dalam dwibahasawan non-diglosia atau kedwibahasaan non-diglosia. Artinya fenomena pilihan dan pengguaan kode dalam situasi diglosia harus dibedakan secara hati-hati dengan fenomena pilihan dan penggunaan kode dalam dwibahasawan dan kedwibahasaan non-diglosia. Mengingat status tingkat tutur tinggi (kode tinggi) dan tingkat tutur rendah (kode rendah), maka pilihan dan penggunaan kode dalam diglosia bahasa atau bahasa yang hidup dalam situasi diglosia, harus dibedakan secara hati-hati dengan fenomena pilihan dan penggunaan kode dalam dwibahasawan non-doglosia. Fenomena pilihan dan penggunaan kode tinggi (krama) dan kode rendah (ngoko) dalam bahasa Jawa memungkinkan terjadinya peristiwa alih kode (code switching), campur kode (code mixing), sekaligus silang kode (code crossing). Jika kode tinggi dan kode rendah digunakan oleh dua penutur dalam sebuah percakapan, katakanlah penutur 1 (memakai kode tinggi) dan penutur 2 (memakai kode rendah), maka fenemona yang terjadi bukan hanya fenomena alih kode atau campur kode, tetapi fenomena lintas kode atau silang kode (code crossing). Kata kunci: strategi percakapan, alih kode, silang kode, diglosia bahasa Jawa. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peneliti ingin mengawali pembicaraan ini dengan contoh sepotong percakapan dalam bahasa Jawa (seterusnya: BJ) yang dilakukan oleh seorang majikan dengan seorang pembantu rumah tangga yang bekerja dan dipekerjakan dalam keluarga itu. Ujaran majikan pada (1) dalam bentuk huruf kecil tegak sebagai ilustrasi bentuk kode rendah (R atau Low)