Membangun Nusantara dari Anak Muda Maiyah (original) (raw)

Maiyah Nusantara

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh Dimulai bulannya Rasulullah SAW, terutama dalam jangka pendek menyongsong bulan Maret dan Mei 2012, serta untuk seterusnya, saya mohon kepada para KJMN untuk bersamasama bahu membahu menyangga Nusantara. Khalifah Jamaah Maiyah Nusantara (KJMN) meneguhkan di dalam hati, fikiran: 1. Selalu eling untuk menjaga kepenuhan Allah SWT dan Rasulullah Muhammad SAW di hati, fikiran dan jiwa. 2. Selalu sadar dan peka untuk tidak berlaku menyakiti Allah SWT dan membuat sedih hati Rasulullah Muhammad SAW. 3. Memohon kepada Allah SWT perlindungan dan keselamatan bagi semua yang hidupnya menomersatukan Allah dan mensyukuri kecukupan rahmat-Nya serta nikmat syafaat Rasul-Nya, yang berupa wujud sunnah qudroh keduniaan apapun asalkan di dalam rohani cinta kepada Beliau berdua. 4. Memohon perkenan Allah SWT untuk meneguhkan mandat khilafah kepada kesungguhan perjuangan dan cita-cita rahmatan lil'alamin para KJMN. 5. Memohon peneguhan kuasa dan keadilan yang maujud atas semua yang membelakangi Allah dan Rasul-Nya, yang merusak bumi dan memperhinakan martabat manusia. 6. Memohon anugerah ma'rifatul-jihad, hidayatul-jihad dan hifdhul-jihad, sebatas hak kekhalifahan, agar menolong KJMN dalam menyusun langkah-langkah Jihad Ilahiyah yang sudah dan sedang dijalankan. 7. Memohon keluangan waktu atau kelonggaran kesempatan karena menurut batas ilmu yang diselami oleh KJMN dari hamparan ilmu Allah, diperlukan era-era yang tidak pendek untuk mewujudkan jihadul-ma'iyah. 8. Memohon tambahan ilmu, quwwah dan 'sulthan', memohon tuntunan dan panduan, agar para KJMN diperjalankan oleh Allah SWT di jalur yang tepat sebatas daya dan skala yang Allah perkenankan. 9. Memohon perlindungan bagi akar dan pohon Maiyah, bagi hutan-hutan dan taman-taman Maiyah, dari segala marabahaya dari bumi maupun angkasa.

Peradaban Maiyah dan Arus "Isme" Global

Ribuan Maiyah digelar di tiap sudut kota maupun desa selama lebih dari satu dekade terakhir, selain didasarkan atas spirit Sinau Bareng, juga menegaskan titik detoksifikasi komunal. Detoksifikasi dimaknai sebagai penetralan diri terhadap unsur racun di dalam tubuh. Apa yang didetoksifikasi bisa beraneka rupa unsur toksin yang membuat ketajaman dan kedalaman pikiran sedemikian banal. Di Maiyah detoksifikasi itu ditempuh melalui Sinau Bareng. Tulisan ini mencoba memperbincangkan Pilihan 3 Daur yang ditulis Cak Nun. Gagasan tersebut berisi kesenjangan antara maksud ciptaan Tuhan mengenai alam semesta serta manusia dan kenyataan di lapangan yang kini sedang berlangsung. Kedua hal itu dikatakan mengalami gap sedemikan rupa, sehingga keberlangsungan peradaban bangsa-negara-termasuk memaknai demokrasi, pembangunan, maupun kemajuan-mengalami distorsi luar biasa. Racun di sini merupakan hasil atas ketidaklengkapan berpikir dalam menerjemahkan ciptaan Tuhan berupa alam semesta dan manusia. Cak Nun kemudian menganalisis asal-muasalnya sejak kapan peristiwa chaos itu muncul. Ia menelisik enam fase. Pertama, sejak "revolusi distribusi antropologi" setelah banjir Nuh. Kedua, iroma dzatil 'Imad dan tenggelamnya Atlantis. Ketiga, peradaban bumi-langit Daud Sulaiman. Keempat, Ats-Tsaqafah al-Madaniyyah Rasulullah saw. Kelima, Perang Salib dan Renaisans. Keenam, Perang Dunia selama dua jilid. Keenam fase itu masih berlangsung hingga sekarang. Cak Nun menjelaskan sekarang telah masuk Perang Dunia Ketiga dengan keadaan pembusukan nilai-nilai hidup. Itu kenapa Cak Nun mengonseptualisasikan tiga pilihan daur. Pertama, Revolusi Sosial dengan jalan pembaharuan manajemen bangsa-negara yang pelaku utamanya masyarakat Maiyah. Hal tersebut ditempuh lewat makrifat tatanan kenegaraan baru. Konsekuensi logisnya "komplikasi pemerintahan baru dan pengorbanan rakyat yang tidak bisa diukur". Kedua, Revolusi Kultural yang menitikberatkan pada pendewasaan dan perluasan Sinau Bareng. Hal ini telah dan sedang diperjuangkan masyarakat Maiyah di mana pun. Orientasi utamanya adalah pembaharuan mental dan kejiwaan masyarakat dan bangsa dengan sistem negara apa pun.

Membangun Generasi Unggul Tercerahkan

Adat Minangkabau dibangun di atas "Peta Realitas", yakni Adat yang bersendi kepada "Nan Bana". Dikonstruksikan secara kebahasaan. Direkam terutama lewat bahasa lisan berupa pepatah, petatah petitih, mamang, bidal, pantun, yang secara keseluruhan dikenal sebagai Kato Pusako. Ditampilkan lewat berbagai upacara Adat serta kehidupan masyarakat se-hari-hari.

Akhlak Muslim: Membangun Karakter Generasi Muda

Jurnal Pendidikan UNIGA, 2017

Akal dan nurani seseorang dapat dilihat dari perilaku yang biasa ditampakkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, akhlak dapat menjadi ukuran untuk mengetahui keluhuran akal dan nurani seseorang. Akhlak Islami bersumber dari Al-Quran dan hadis, yang sifatnya tetap (tidak berubah-ubah) dan berlaku untuk selama-lamanya. Sementara itu, etika dan moral hanya bersumber dari adat istiadat dan pikiran manusia, yang hanya berlaku pada waktu tertentu dan di tempat tertentu saja, yang selalu berubah-ubah seiring bergantinya masa dan kepemimpinan. Dengan demikian, baik dan buruk, menurut akhlak islam, didasarkan pada al-quran dan hadis yang abadi dan universal, sedangkan menurut etika dan moral, didasarkan pada adat istiadat dan pemikiran manusia yang terbatas pada waktu dan tempat tertentu. Ibadah dan akhlak merupakan pasangan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Jika diibaratkan, ibadah dan akhlak laksana pohon dengan buahnya. Kualitas akhlak merupakan cermin dari kualitas ibadah seseorang. Setiap manusia pastilah memiliki akhlak. Dan setiap akhlak mulia merupakan buah dari ketaatan kepada Allah SWT.

Pembinaan Generasi Muda

2008

Periode antara waktu kelahiran orang tua dan anak mereka. 2. Semua anak dari seorang ayah atau ibu, atau sepasang ayah ibu, meskipun mencakup suatu jangka waktu yang panjang. 3. Perhitungan tenggang waktu historis yakni kurang lebih 30 tahun. 4. Kontemporer, siapa saja dari yang baru dilahirkan sampai dengan orang yang tertua yang hidup bersamaan pada saat yang sama. 5. Kuval (Coeval), barang siapa yang usianya sama dan dibesarkan, menjadi dewasa dan tua pada kurun waktu yang sama. Sementara itu, generasi muda atau juga sering disebut kelompok muda, dalam konteks kehidupan manusia, merupakan bagian dari suatu masyarakat dengan usia dan fungsi yang strategis. (Kurniadi, 1987). Di samping harus diakui bahwa keberadaan generasi muda atau pemuda merupakan aset M

Bela Negara Bagi Generasi Muda

2021

Oleh : YUTTAMA ARCOSION CHRISTABEL (042694408) UNIVERSITAS TERBUKA INDONESIA FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN April 2021 Kata Pengantar Pertama-tama penulis mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT yang telah mampu menyelesaikan artikel berjudul "Bela Negara Bagi Mahasiswa". Penulis juga berterima kasih kepada semua orang yang telah membantu menulis artikel ini. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Gladys Retno Maharani, S.Pd, M.Pd sebagai tutor bimbingan Pendidikan Kewarganegaraan. Dan dalam pembuatan dokumen ini, penulis ada banyak tantangan dan kendala, namun dengan bantuan berbagai pihak tantangan tersebut dapat diatasi. Penulis mencatat bahwa masih banyak kekurangan dalam menulis artikel ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan dokumen ini. Tanggapan baik dari Allah SWT dan kita semua adalah berkah Allah. Penulis menyadari bahwa dokumen ini masih jauh dari sempurna dalam persiapan dan materinya.Oleh karena itu penulis berharap review dari semua pembaca dapat membantu penulis dalam menyaring artikel selanjutnya. Akhir kata semoga artikel ini dapat bermanfaat dalam memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan tentang Bela Negara.

Tarekat Al-Idrisiyyah Dalam Membangun Akhlak Mulia Generasi Muda

Al-Fikra : Jurnal Ilmiah Keislaman, 2020

One of the tarekat that is followed and is popular among Muslims in Indonesia is the Al-Idrisiyyah Order which is based in the Tasikmalaya Idrisiyyah Islamic Boarding School. Besides managing education, Idrisiyyah Islamic Boarding School also currently has a focus of attention in the economic field by having a mini market called Qini Mart.Seeing the education system implemented in this boarding school, so the author's attention to find out and examine more deeply about the role of the Al-Idrisiyyah Tarekat in the field of Academic (education) towards the State of Indonesia. The Al-Idrisiyyah Order greatly educates the students / santriah to live a disciplined life. Because, the good quality of the young generation is seen to be able to have discipline.In terms of time, the students / students are very disciplined. This can be seen from the time they wake up, they wake up in the morning and perform the midnight prayer. Besides that, every time they pray they are always present at the mosque before the call to prayer. That is one example of the discipline adopted by the Al-Idrisiyyah Order. The research method implemented in this research is descriptive qualitative research, with a case study approach. During this research, the self is centered on one particular object which is considered as an intensive case. Collected various sources from the parties concerned to obtain case study data in this research.This study aims to provide knowledge about the history and practices of the Al-Idrisiyyah Order. Besides that, this study also intends to explain the education system implemented in Idrisiyyah Islamic Boarding Schools in developing young people.

Kiprah Macandahan Memberdayakan Literasi Pemuda untuk Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan

Jurnal Studi Pemuda, 2019

Macandahan is a grassroot youth community focuses on youth literacy skills improvement. Macandahan interprets the 6 dimensions of literacy as a capital to empower youth to be able to utilize its potential to overcome problems faced by the community. Youth empowerment is not enough to do with literacy and numerical literacy, therefore Macandahan made innovation by doing permaculture farming training through science, digital, financial and cultural literacy. That effort is to address the problem of employment dependency on the oil and gas exploration sector as well as to maintain sustainability of the coconut farming sector. Based on qualitative research data, this article seeks to understand the strategy of Macandahan to empower the youth through literacy from the perspective of Critical Youth Empowerment (CYE). The CYE perspective is used to see the efforts of Macandahan in empowering youth. Macandahan is successful in encouraging young people to learn literacy, facilitating youth t...

Maturidiyah: Kelahiran Dan Perkembangannya

2007

In discourse of theological thought, the Matturidite and the Asy’arite popularly known as Ahl al-Sunnah wal al-Jama’ah , are two schools of Islamic theology that tried to take the middle path between the conservative theological thought and the rational theological thought. However, in its method of theology, the Matturidite put a greater proportion in the use of reason compared to what the Asy’arite had done. As a result, in some of its theological thoughts, the later tended to be close to the Mu’tazilite rational theology. Social setting of the rise of this school had undoubtedly given a contribution to form its methodological style. Kata Kunci : Maturidiyah, Asy’ariah, Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah, naql , ra’yu

Menjadi Muslim Negarawan: Tantangan Generasi Muda Islam

Mencintai air merupakan kewajaran bahkan sesuatu yang sebenarnya harus dimiliki oleh setiap warga Negara. Dalam diskursus umum, biasanya di istilahkan dengan Patriotisme. Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), patriotisme diartikan sebagai sikap seseorang yg bersedia mengorbankan segala-galanya untuk kejayaan dan kemakmuran tanah airnya; semangat cinta tanah air. Patriotisme sendiri idealnya harus dimiliki oleh setiap elemen bangsa. Hal ini ditujukan sebagai bentuk rasa kepemilikian akan identitas sebagai suatu bangsa. Islam sebagai salah satu elemen terpenting dan tak terpisahkan dari Indonesia, merupakan domain yang secara konsisten menunjukkan patriotisme kepada Bangsa. Hal ini terlihat bagaimana perjuangan muslim nusantara yang bergerak di berbagai bidang dari masa pra-kolonial, masa kolonial, pra-kemerdekaan, dan pasca-kemerdekaan. Patriotisme ini ditunjukkan dengan berbagai manifestasi, yang secara umum terbagi menjadi materi dan non-materi. Secara materi, diantaranya lewat institusi pendidikan yang dibangun oleh perorangan, yayasan, komunitas, dan organisasi yang tidak terhitung jumlahnya dalam rentang dari masa masuknya Islam ke Indonesia hingga kini. Dedikasi sebagai wujud patriotisme masih dapat disaksikan dan dinikmati hingga saat ini. Dari segi non-materi, diantaranya berupa penggeloraan semangat kebangsaan, saran-saran yang solutif terhadap pemerintah, bahkan hingga hal yang paling mendasar di wala pendirian Negara yaitu persoalan perubahan sila pertama Pancasila. Pengorbanan ini tentu dilandasi ketulusan murni. Mungkin terkesan apologetik, namun konsepsi dalam ajaran Islam sendiri selalu mengajarkan akan pentingnyaa perlombaan dalam kebaikan (Q.S 2: 114; 5: 48) dan perlombaan ini dalam rangka pembangunan Negara-bangsa yang jaya (Q.S 34: 15).