Tugas 1 Manajemen Konstruksi II - NPV, IRR, PI, BCR, BEP (Untag Semarang, 2021) (original) (raw)

Bab I Manajemen Konstruksi

Manajemen konstruksi adalah bagaimana sumber daya yang terlibat dalam proyek dapat diaplikasikan secara tepat. Sumber daya dalam proyek konstruksi dikelompokKan dalam 5M (manpower, material, mechines, money and method).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi

Proyek konstruksi sudah dikenal dan dikerjakan berabad-abad yang lalu karena itu proyek kostruksi bukanlah sesuatu yang baru bagi masyarakat. Seiring berjalannya waktu ada yang berubah dan merupakan hal baru dalam proyek konstruksi yaitu dimensi, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Sejalan dengan perubahan tersebut timbul persaingan yang ketat di dunia konstruksi, hal itu mendorong para pengusaha/praktisi untuk mencari dan menggunakan cara-cara pengelolaan, metode serta teknik yang paling baik, sehingga penggunaan sumber daya benar-benar efektif dan efisien. Adapun beberapa definisi dari proyek yang dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian, yaitu :

PENERAPAN REKAYASA NILAI (VALUE ENGINEERING) PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG II FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Gedung II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya (Tahap I), khususnya pada pekerjaan pelat dapat dilakukan VE karena dari referensi yang sudah ada, VE memberikan efek positif berupa efisiensi biaya dan waktu dan akan memberi metode terbaik tanpa mengurangi fungsi utama. Proyek ini terdiri dari 7 lantai dan membutuhkan dana sebesar Rp 12.489.795.000,00. Untuk pekerjaan pelat lantai sendiri, total biaya yang dibutuhkan adalah Rp 1.444.130.910,79 dengan total waktu 133 hari/19 minggu. Terdapat 3 alternatif yang diusulkan sebagai pengganti pekerjaan pelat eksisting yang nantinya akan dipilih berdasarkan analisis rekayasa nilai. Alternatif-alternatif tersebut adalah Alternatif 1 berupa pelat dengan tulangan atas berupa wiremesh dan tulangan bawah berupa floordeck, Alternatif 2 berupa pelat dengan tulangan atas dan bawah menggunakan wiremesh, dan Alternatif 3 yang menggunakan pelat precast halfslab. Dari hasil analisis yang telah dilakukan, dipilih pekerjaan Alternatif 1 sebagai alternatif terbaik dibandingkan dengan alternatif lainnya. Pekerjaan Alternatif 1 membutuhkan biaya perencanaan sebesar Rp 1.040.301.919,51 dan waktu pelaksanaan 43 hari untuk struktur pelat Lantai 2 sampai dengan Lantai 7, sehingga terdapat penghematan biaya sebesar Rp 403.828.991,29 dan penghematan waktu selama 90 hari dari kondisi eksisting.

ANALISA PENERAPAN METODE “EARN VALUE” dan “PROJECT CRASHING” PADA PROYEK KONSTRUKSI (Studi Kasus : Pembangunan Gedung IGD RSUD Sunan Kalijaga, Demak)

Proyek konstruksi memiliki karakteristik unik yang tidak berulang. Proses yang terjadi pada suatu proyek tidak akan berulang pada proyek lainnya. hal ini disebabkan oleh kondisi yang mempengaruhi proses suatu proyek konstruksi berbeda satu sama lain. Pengendalian (kontrol) diperlukan untuk menjaga kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan. Tiap pekerjaan yang dilaksanakan harus benar-benar diinspeksi dan dicek oleh pengawas lapangan, apakah sudah sesuai dengan spesifikasi atau belum.Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kinerja proyek dari segi waktu dan biaya penyelesaian proyek. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk memperkirakan waktu dan biaya penyelesaian proyek pada saat ditinjau serta mengetahui indeks prestasi proyek. Data yang digunakan adalah data sekunder yang didapat dari kontraktor. Data-data tersebut meliputi RAB, laporan mingguan, progress report, dan time schedule.Metode yang digunakan untuk menganalisis adalah metode nilai hasil (Earned Value Method) yang memadukan unsur jadwal, biaya, serta prestasi fisik pekerjaan, sehingga dapat mengetahui prakiraan biaya dan waktu untuk menyelesaikan proyek. Analisis dilakukan dengan bantuan software Microsoft Excell 2010. Hasil penelitian menunjukan bahwa informasi yang didapat pada saat peninjauan minggu ke-19 adalah nilai Planned Value (PV) sebesar Rp.3.981.025.497,26, nilai Earned Value sebesar Rp. 4.835.552.298, dan nilai Actual Cost sebesar Rp. 3.409.775.000,00. Pada saat peninjauan minggu ke-19 proyek mengalami keuntungan Cost Varian sebesar Rp. 1.425.777.298,00 dan nilai Cost Performance Index = 1,418. Sedangkan dari aspek jadwal proyek mengalami percepatan 5 minggu lebih awal daripada rencana. Schedule Varians sebesar Rp. 854.526.800,74 dan nilai Schedule Performance Index = 1,215. Prediksi biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek adalah sebesar Rp.4.950.908.465,70

Perhitungan Struktur Beton dan Perbandingan Perhitungan Biaya Menurut SNI DT 91-00008-2007 dan SK SNI T-15-1991-03 (Studi Kasus Gedung Bina Marga Dan Cipta Karya Kabupaten Aceh Besar)

Anterior Jurnal, 2013

Material dan biaya sangat berpengaruh dalam pembangunan suatu proyek konstruksi, maka perhitungan kebutuhan material dan biaya struktur beton ini adalah untuk mengetahui besarnya kebutuhan material dan biaya dalam pembangunan suatu gedung. Artikel ini merupakan studi kasus terhadap pembangunan gedung Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Aceh Besar, Propinsi Aceh. Bagian struktur yang ditinjau dalam penulisan ini adalah sloof, kolom, balok lantai dan ring balok. Dalam artikel ini juga dihadirkan analisis terhadap perbandingan metode dalam menghitung biaya yaitu menurut SNI DT 91-00008-2007 yang didapat dari pengelola proyek dan menurut SK SNI T-15-1991-03 yang dilakukan oleh penulis. Hasil yang diperoleh adalah bahwa terdapat perbedaan perhitungan yaitu kelebihan biaya sebesar Rp 141.315.100,00 atau 24,81% dari SNI 2007 terhadap SK SNI T-15-1991-03.

Dukungan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK Ri) Dalam Penyelesaian Sengketa Konstruksi (Merujuk Uu NO.2/2017 PSL 88)

Konstruksia

Latar belakang yang mendasari penelitian ini adalah permasalahan-permasalahan sekitar pelaksanaan konstruksi yang berhubungan dengan faktor biaya, mutu, dan waktu. Hal ini terjadi karena pelaku dalam industri konstruksi tidak mentaati apa yang sudah tertulis dan disepakati bersama dalam suatu kontrak konstruksi. Topik ini menjadi menarik ketika banyak sekali persoalan menyangkut kegiatan konstruksi yang berlaku di Indonesia tetapi penyelesaiannya merugikan salah satu pihak yang merasa sudah menjalankan tugas dan kewajibannya tanpa ada telaahan atau kajian terhadap permasalahan serupa yang bisa dijadikan acuan alternatif penyelesaian sengketa. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman bahwa Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) melalui hasil pemeriksaannya dapat mendukung penyelesaian sengketa yang sering terjadi di industri konstruksi. Dengan menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu dengan melakukan pengumpulan data primer melalui permintaan data lang...